tag:blogger.com,1999:blog-22677163713899779022024-03-18T21:47:26.007-07:00Portal SkandalSentiasa PANAS, Sentiasa MengasikkanDon Carloshttp://www.blogger.com/profile/04730135461159300754noreply@blogger.comBlogger26125tag:blogger.com,1999:blog-2267716371389977902.post-66566574006133119982009-01-12T23:55:00.000-08:002009-01-13T01:17:53.156-08:00No Money No Honey - Exotic Thai GirlsGuys lets face the fact and embrace the testosterone. <a href="http://thespiderwebsystem.com/anwar78">SEX SELLS</a>. What's the highly searched words in Google, MSN and Yahoo? Sex, Porn and any words which relates to it. Be it in the US, China or India. Sex is the word that is getting the most coverage.<br />If you are looking for a good company, great time and to satisfy your lust. Look no further. Pack your bags and head to Thailand. Go anywhere in Thailand. Bangkok, Phuket, Pattaya or Koh Samui. You will satisfy your lust anywhere you go.<br />Lets talk a bit about Thailand before going to the interesting part, which are the girls. Yehaa...<br /><br /><span style="font-weight: bold;font-size:130%;" >What can you expect in <a href="http://thespiderwebsystem.com/anwar78"><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Thailand</span></a>?</span><br /><br />Beautiful Beaches<br />Cheap Beers<br />Gorgeous Islands<br />Awesome Food<br />Hot, Petite, Gorgeous, Sex Ready Babes.<br /><br />There's a really famous T-shirt prints in Thailand. "Good Guys Do to <a href="http://thespiderwebsystem.com/anwar78">Heaven</a>, Bad Guys Go to <a href="http://thespiderwebsystem.com/anwar78">Phuket</a>"<br /><br />And what does that spell. What happens in <a href="http://thespiderwebsystem.com/anwar78">Thailand</a>, Stays in <a href="http://thespiderwebsystem.com/anwar78">Thailand</a>.<br /><br />Lets checkout some hot babes that you can expect in Thailand.<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZYeruAAIpxhabAr5Lmp5q-XsIiB5iGftMuHjP0Vn7Ly-E_rMLz4lJJe6poEi3eCX39iIEMUA2bbfP1Qtqt0tv65fNCUdVxM4QnX3IIU24ybpXdRyobDHnZ_k58fiyWgASpSSd1ATbSo1g/s1600-h/thai"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 240px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZYeruAAIpxhabAr5Lmp5q-XsIiB5iGftMuHjP0Vn7Ly-E_rMLz4lJJe6poEi3eCX39iIEMUA2bbfP1Qtqt0tv65fNCUdVxM4QnX3IIU24ybpXdRyobDHnZ_k58fiyWgASpSSd1ATbSo1g/s320/thai" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5290703413049075938" border="0" /></a><br /><p><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_6n6OFh7651UJPsUSt5ueDEi2FCvmsWw8AEKLeuOsgOD-GonFmzRLIpxKE8LmGe4hG9flQLNwzsLcneLERWiAncdIYxytwudsuF-GtBCTVGR-9XQdl9RwJ9jSPCalEOSuGgjj1-kXakZo/s1600-h/thai2"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 214px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_6n6OFh7651UJPsUSt5ueDEi2FCvmsWw8AEKLeuOsgOD-GonFmzRLIpxKE8LmGe4hG9flQLNwzsLcneLERWiAncdIYxytwudsuF-GtBCTVGR-9XQdl9RwJ9jSPCalEOSuGgjj1-kXakZo/s320/thai2" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5290703920520585794" border="0" /></a></p><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><p>They are really, really <a href="http://thespiderwebsystem.com/anwar78">HOT......</a></p><br /><br /><br /><br />Your journey will only be <a href="http://thespiderwebsystem.com/anwar78">SWEET</a> if you have some cash to splurge. Remember<br /><br />"<span style="color: rgb(255, 0, 0); font-weight: bold;">NO <a style="color: rgb(255, 0, 0);" href="http://thespiderwebsystem.com/anwar78">MONEY</a></span> <span style="font-weight: bold;">NO <a style="color: rgb(0, 0, 0);" href="http://thespiderwebsystem.com/anwar78">HONEY</a></span>"<br /><br />The more money you have. The more babes you can get. Fuck assured.<br /><br />Make some cash here...<br /><span style=";font-family:courier new;font-size:180%;" ><br /><a style="font-weight: bold;" href="http://thespiderwebsystem.com/anwar78">BE MY CASH MACHINE <<-CLICK HERE</a></span>Don Carloshttp://www.blogger.com/profile/04730135461159300754noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2267716371389977902.post-31537088494638572292009-01-12T19:06:00.000-08:002009-01-12T19:06:01.002-08:00Berasmara Dalam Kereta<span style="font-family: arial;">Peristiwa ini berlaku sewaktu aku bekerja di JB di mana aku telah dilantik menjadi ketua untuk menganjurkan company family day. Seperti tradisinya hanya orang bujang akan menjadi jawatankuasa penganjur. Sebagai ketua aku telah menetapkan aktiviti dan melantik ahli jawatankuasa yang lain.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Nak dijadikan cerita dua minggu sebelum function kami perlu ke beach resort yang sudah ditempah untuk memastikan persediaanya berjalan lancar. Kami 6 orang, 3 lelaki dan 3 wanita akan kesana yaitu aku, Roy dan Khan sementara wanita pula <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Nurool</a> (nama sebenar) awekku, Mimi dan Leen.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Kami bertolak jam 3 petang selepas mendapat kebenaran Personnel Manager dengan dua kereta. Kami sampai jam 5 petang. Setelah 2-3 jam berbincang dengan pengurusan hotel kami pun berangkat pulang kira kira pukul 8 malam. Sebelum pulang aku memberi isyarat kepada Roy aku nak balik berdua dengan <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Nurool</a> aja. Terpaksalah Roy tumpang kereta Khan, dia pun faham.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;"><a href="http://portalskandal.blogspot.com">Nurool</a> ni memang lawa baru aja grade dan masih 6 bulan bekerja di sini. Berasal dari utara. Budaknya berkulit putih bertubuh langsing tinggi dan bila tersenyum amat manis sekali. Habis budak jantan kat sini nak tackle dia tapi sudah rezeki aku agaknya. Tapi part paling seksi buah dadanya yang menonjol dan punggungnya yang melentik agak tonggek. Tambahan lagi dia nia jenis outspoken dan boleh diajak sembang dan bergurau tentang seks. Tak keterlaluan aku katakan sudah ber gelen gelen air maniku habis melancap bermodalkan <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Nurool</a>.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Berbalik pada kisah kami. Oleh kerana perjalanan kami agak jauh kami berbual supaya tidak mengantuk dalam masa yang sama tangan aku mengambil kesempatan meraba-raba peha dan sekali sekala buah dada <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Nurool</a>. <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Nurool</a> tak kisah sebab kami sudah selalu ringan-ringan kadang-kadang tu dalam office pun jadi. <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Nurool</a> pulak menyandarkan kepalanya ke bahuku sementara tangannya mengosok gosok pehaku.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Sambil tu <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Nurool</a> mencium-cium aku lama kelamaan batang konekku pun bangun stim, senak perutku bila adikku tu mengeras dalam seluar jeans. Aku bagitau <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Nurool</a> supaya membuka seluarku sebab aku sudah tak tahan. <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Nurool</a> pulak nakal diramas-ramas, dilurut dari atas kebawah batang pelirku. Makin mencanak kerasnya. Aku makin tak selesa sebab aku tak boleh respons kat <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Nurool</a> kerana sedang memandu.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Jadi aku memutuskan untuk cari port yang sesuai dan beromen sebelum meneruskan perjalanan. Aku memberhentikan kereta disebuah kawasan taman yang sunyi dan aku yakin tak dilihat orang. Bila kereta sudah parking senanglah kami beromen, aku segera memeluk <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Nurool</a>, kami berkucup-kucupan penuh mesra tanganku meraba-raba buah dada <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Nurool</a> yang mengkal pejal dibaluti coli nipis. Tangan <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Nurool</a> pula masih mengurut-urut batang pelirku.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Kami terus berkucup dan berkulum-lulum lidah sambil tanganku membuka satu persatu butang blouse yang dipakainya, kemudian tanganku menyelinap masuk ke dalam coli dan meramas perlahan-lahan buah dada sambil mengentel-gentel putingnya. Tanganku tak henti-henti menguli payudara <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Nurool</a> hingga buah dadanya kemerah-merahan dan keras mengkal terpacak. Setelah puas berkulum lidah aku meneruskan dengan mecium dan menjilat-jilat pipi tengkuk, cuping telinga hingga kelehernya semua aku kerjakan sampai birat-birat. Aku teruskan lagi dengan mulutku menghisap sebelah buah dada <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Nurool</a> sementara tanganku meramas yang sebelah lagi.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Aku lihat <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Nurool</a> sudah gelisah nafasnya turun naik kencang sesekali mendengus-dengus matanya pula tertutup rapat menikmati rangsangan tangan dan mulutku ke atas buah dadanya. Aku hisap dan ramas buah dadanya hingga lenjun dengan air liurku. Aku teruskan lagi dengan tanganku merayap keperutnya yang rata, ke pusat hingga ketendunnya yang tembam dan masih ditutupi skirt labuh yang dipakainya.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Sewaktu tanganku cuba menyentuh bahagian sulitnya <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Nurool</a> menolak tanganku melarangku daripada meneruskannya. Memangpun sebelum ini aku tak pernah menyentuh bahagian sulitnya, tapi kali ini aku amat terangsang untuk melihat sendiri faraj <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Nurool</a>. Maklumlah dia ni memang lawa dan putih melepak orangnya.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Aku memujuk rayu <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Nurool</a> agar membenarkan aku menyentuh farajnya. Aku katakan padanya yang aku amat mencintainya dan tak akan merosakkanya dan aku berjanji hanya nak menyentuhnya tak lebih dari itu. Akhirnya <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Nurool</a> terpedaya dengan pujuk rayuku dengan syarat aku hanya menyentuh tanpa memasukkan jari atau batang pelirku ke dalam rongga farajnya.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Tanganku mula meraba-raba faraj <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Nurool</a> daripada luar skirtnya aku dapat merasakan pantatnya beransur-ansur mengembang bila kuusap-usap hingga menjadi semakin tembam walaupun masih ditutupi skirt. Beransur ansur aku masukkan tanganku kecelah pehanya kuusap-usap peha lembut dan gebu hingga kepangkalnya. Apabila sampai kepangkal peha aku menekup faraj <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Nurool</a> dengan tapak tanganku. Penuh tapak tanganku, 'memang besar pantat budak ni' getus hatiku. Aku dapat merasakan panties <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Nurool</a> dan lembab dengan cairan ghairah daripada farajnya. Tanganku mula bergerak ke atas dan ke bawah mengikut alur pantatnya sementara mulutku masih mengerjakan buah dadanya. Makin lama makin banyak cairan hingga basah pantiesnya, tapak tanganku pula dan semakin lenjun dibuatnya.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Aku segera menyelak pantiesnya dan melurutkan jari tengahku ke alur farajnya. Pantat nya betul betul sudah lenjun aku terus melurut-lurut jari jemariku ke atas adan kebawah hingga menyentuh biji kelentitnya. Pantatnya begitu hangat dan basah sambil terasa bibir farajnya mengemut-ngemut menahan asakan berahi jemariku.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Kali ini <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Nurool</a> tak lagi mendengus malah mengerang-ngerang kesedapan setiap kali jariku mengentel biji kelentitnya sambil tangannya meramas-ramas badanku. Sesekali tangan <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Nurool</a> menahan tanganku agar terus mengentel biji kelentitnya. Aku juga amat terangsang menyebabkan batangku mencanak sekali. Aku cuba merapatkan mulutku kefarajnya tetapi agak sukar kerana kami berada ditempat duduk depan kereta jadi pergerakan dan aksi kami amat terbatas.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Aku segera memusingkan badan <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Nurool</a> supaya menyandar ke dinding kereta sementara kaki kanannya kuletakkan ke konsol kaki kirinya kuletakkan ke dash board. <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Nurool</a> agak kurang selesa tapi sebab sudah syok dia akur sahaja. Dalam samar-samar aku dapat melihat dengan jelas farajnya yang menjadi idamanku selama ini. Farajnya amat tembam tersembul dan merah merekah. Kelihatan amat dijaga rapi hanya bulu-bulu nipis menutupi bahagian atas sementara bahagian bibir farajnya bersih dicukur. Dalam posisi mengangkang jelas kelihatan saluran faraj <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Nurool</a> sudah terbuka sambil mengalirkan cairan jernih yang membasahi keseluruhan permukaan faraj dan meleleh hingga ke duburnya.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Aku amat terangsang lalu menyuakan mukaku kecelah kelengkangnya. Lidahku menjilat-jilat seluruh farajnya, kelentit dan duburnya hingga habis cairannya aku hisap. Habis aku gigit kelentit dan menyedut pantat <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Nurool</a> hingga birat-birat kukerjakan. Akhirnya <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Nurool</a> tak dapat menahan lagi nafsunya nafasnya semakin pantas tubuhnya kejang kedua tangannya memaut kemas menekan kepalaku diikuti farajnya mengemut ngemut sebelum membuakkan cairan faraj dengan banyak sekali. <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Nurool</a> mencapai klimaksnya. Habis mulut dan muka aku dipenuhi lendi daripada farajnya.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Tubuh <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Nurool</a> sudah kelihatan amat lesu dan longlai tersandar dikerusi kereta, matanya kuyu memandangku kosong sambil tersenyum kepuasan tapi aku belum puas lagi. Nafsuku membuak-buak ingin merodok rongga dara <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Nurool</a> dengan batang pelirku yang sudah terhunus keras, walaupun aku sudah berjanji tak nak merosakkannya tapi atas desakan nafsu yang membuak-buak aku tak peduli lagi. Aku tengok <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Nurool</a> pun sudah pasrah dan lemas dalam lautan nikmat seksual seperti meminta aku meneruskan kembara hingga kepuncaknya. Oleh kerana kami di dalam kereta yang agak sempit untuk bersenggama jadi aku memberi isyarat kepada <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Nurool</a> supaya merangkak ke kerusi belakang pula.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Ketika merangkak aku memerhatikan punggung <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Nurool</a> yang putih melepak dan menonggek amat menghairahkan nafsuku. Aku menyuruh <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Nurool</a> menyandar ke pintu kereta sambil membuka kangkangnya. Aku membongkok menghampirinya kucium mulut dan berkulum lidah, tanganku pula meramas lembut buah dadanya sementara tangan sebelah lagi memaut erat pinggang <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Nurool</a> yang ramping. <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Nurool</a> juga memaut erat pinggangku sementara sebelah tangannya mengusap dadaku sambil mengentel puntingnya. Aku betul betul sudah steam tapi cuba bertenang sambil mengawal keadaan. Aku acukan batang pelirku yang keras seperti batu tepat ke lubang farajnya, kutusukkan perlahan sekadar melepasi kepala butuhku yang dang kembang macam cendawan. Aku terasa amat hangat dan ketat sekali kemutan faraj <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Nurool</a> sehingga batangku tersekat walaupun farajnya tak henti-henti mengeluarkan pelincir. Memang masih dara lagi <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Nurool</a> ni bisik hatiku memandangkan begitu sukar aku memasukkan batangku tambahan pula saiz batangku memang agak besar.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Aku teruskan menusuk pelirku keluar masuk setakat yang dapat, <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Nurool</a> pulak mendesah dan mengerang kesedapan setiap kali aku tusukkan senjataku ke dalam pantatnya.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">"Ohh.. Ohh.. Abangg.. Seedapnya bang.. Oohh.. Abang pelan sikit <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Nurool</a> tak tahan.. Sakitt.. Oohh.." Begitulah keluhnya.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Apabila aku merasakan lubang pantatnya sudah semakin kembang aku tusukkan lebih dalam lagi hingga satu ketika kepala butuhku terasa seperti telah menembusi lapisan kulit, diikuti raungan daripada <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Nurool</a>.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">"Aduuhh.. Oohh.. Sakiit Bang aduhh." <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Nurool</a> menahan kesakitan dalam kelazatan, aku lihat dia mengalirkan air mata barangkali memang sakit ketika aku mengoyakkan selaput daranya.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Apabila <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Nurool</a> dan agak tenang aku terus tusukkan batang pelirku hingga santak kepangkal rahim. <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Nurool</a> meraung lagi penuh kenikmatan, aku membiarkan batangku seketika di dalam untuk menikmati kemutan faraj <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Nurool</a> yang amat kejap dan berturut-turut. Kemudian aku meneruskan dengan acara sorong tarik, aku menyorong dengan perlahan hingga santak dan menarik batang pelirku dengan pantas bertalu-talu. Punggung <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Nurool</a> terangkat-angkat mengikut irama hayunanku menambahkan lagi kenikmatan persetubuhan. <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Nurool</a> begitu terangsang hingga klimaks beberapa kali, dia meraung kesedapan sambil tangannya menarik narik rambutku.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">"Ohh.. Ohh.. Ooohh.. Arghh.." Itu saja yang kedengaran dari mulut mungil <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Nurool</a> yang pantatnya sedang aku kerjakan.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Setelah puas memantat dalam posisi menelentang aku menyuruh <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Nurool</a> menungging. Ku ramas ramas punggungnya yang montok dan kubuka kangkangnya seluas-luas hingga tersembul farajnya. Kulihat farajnya sudah banjir dengan lendir lalu ku suakan mulutku menjilat cipapnya hingga ke dubur hingga hampir kering kukerjakan. Dalam posisi doggy style terus aku tusukkan seluruh batangku ke dalam lubang farajnya hingga santak kepangkal rahimnya. Aku menghayun dengan pantas dan bertalu-talu hingga menghasilkan bunyi berdecap-decup batang pelirku berlaga dengan pantat <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Nurool</a>. Sambil menghayun batang pelirku ke dalam faraj tanganku sibuk menguli buah dadanya mulutku pula mengigit tengkuknya. Betul-betul 3 dalam 1. Punggung <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Nurool</a> pula maju mundur mengikut hala tusukan, terkemut-kemut farajnya menahan asakan batangku. Badan kami berdua sudah lenjun bermandi peluh maklumlah bersenggama dalam kereta, buka tingkap sikit aja cukup-cukup untuk udara bernafas. Tiba-tiba pantat <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Nurool</a> mengemut begitu kuat sekali dan meraung penuh ghairah mencapai klimaks yang entah keberapa.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Akibatnya kepala butuhku terangsang yang amat sangat, aku seperti tak dapat mengawal keadaan, nafasku kencang jantung berdegup pantas kepala butuhku pula berdenyut seperti nak terpancut. <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Nurool</a> seperti mengerti keadaanku meminta aku pancut diluar farajnya.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">"Abangg.. Buang kat luarr.. Oohh.. Pless.." Rayunya.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Dengan pantas aku mencabut pelirku dan cuba bertenang mengawal pernafasan supaya tidak terpancut dahulu sebab aku belum puas lagi menyetubuhi pantat <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Nurool</a>. Lagi pula aku tak mahu memancurkan air maniku ke dalam pantat <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Nurool</a>, buatnya dia mengandung naya aku. Jadi aku meminta <a href="http://portalskandal.blogspot.com">nurool</a> mengisap saja pelirku hingga memancutkan air mani.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Aku menyandar sementara <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Nurool</a> membongkok mencapai pelirku. Dia cuba memasukkan keseluruhan batangku namun tak dapat sebab terlalu panjang. <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Nurool</a> mengulom batangku dengan lahap sekali sambil tangannya melancapkan bahagian batang pelir yang tak muat dimulutnya. Jilatan dari lidah kasap <a href="http://portalskandal.blogspot.com">nurool</a> serta urutan jemarinya yang lembut ke atas batang pelirku amat menghairahkan sekali. Mataku terpejam menahan kesedapan oral seks sambil tanganku meramas ramas punggung <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Nurool</a> yang pejal dan menonggek. Sesekali jariku mengusap lubang dubur dan hujung farajnya. Terangkat punggung <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Nurool</a> bila jejariku menusuk nusuk lubang buntutnya.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Setelah hampir 10 minit batangku dikerjakan <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Nurool</a>, aku sudah tak dapat nak menahan lagi kepala butuhku terasa berdenyut-denyut, uraturat pelirku terasa amat tegang diikuti rasa sensasi yang amat sangat hingga akhirnya aku memancutkan keseluruhan air mani ke dalam rongga halkum <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Nurool</a>. <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Nurool</a> awalya cuba mencabut mulutnya tapi tanganku lebih pantas menekan kepalanya hingga kesemua air maniku habis ditelannya.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Aku amat puas kerana dapat menyetubuhi pantat <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Nurool</a> gadis pujaanku, walaupun aku terpaksa melakukannya.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Tamat</span>Don Carloshttp://www.blogger.com/profile/04730135461159300754noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2267716371389977902.post-45955320537860701312009-01-12T18:23:00.000-08:002009-01-12T18:23:01.162-08:00Aku Balun Anak Boss Aku<span style="font-family: arial;">Pada suatu hari waktu itu Nadia tidak kesekolah kerana terjatuh dari basikal yg mengakibatkan kakinya luka sedikit. Dan hari itu juga nasib aku amat baik kerana ayah dan ibunya telah ke KL bagi urusan perkahwinan salah seorang ahli keluarganya dan juga pada hari itu kedua org gajinya balik ke kampung. Maka tinggalah aku dan Nadia sahaja dirumah.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Peluang ini tidak aku biarkan berlalu, dibenak kepala aku anak raja ini mesti aku dapat hari ini. Berputar putar kepala aku mencari idea bagaimana menarik Nadia utk bersembang dengan aku. Akhirnya aku mendapat satu idea kononya aku hendak melihat luka dikakinya.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Nadia yang pada ketika itu hanya memakai baju tidur berwarna putih yg jelas menampakan seluar dalam serta bentuk tubuh badannya jika di sinari oleh cahaya matahari pagi. Aku memanggil Nadia dan kataku aku nak melihat luka dikakinya. Nadia tidak banyak bersoal dan terus dihulurkan kakinya kepada aku. Tanpa banyak bicara aku memegang kaki Nadia sambil mengurut ngurut bahagian tapak kakinya. Dan aku berpura pura mengatakan kesian dan macam macam lagi utk menyakinkan dia yg aku ini baik terhadapnya.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Mula mula aku urut sambill menggaru tapak kakinya bagi menimbulkan kegelian dan memang benar dia kegelian tapi masih tidak berganjak dari aku, terus aku mengusap betisnya dan aku hingga sampai ke peha. Dia tersentak dan mengatakan yg dia hanya sakit di kaki sahaja tapi aku beritau dia yg mungkin bhg peha dia juga akan sakit jika tidak di gosok.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Setelah dia yakin dengan kata kata aku tadi maka aku teruskan mengusap peha nya dan sekali sekali aku sentuh kemaluanya dan sengaja juga aku jolokan jari aku ke lubang juburnya. Walaupun pada ketika itu dia memakai seuar dalam. Aku melihat dia merasa sesuatu kelainan dan kemungkinan dia juga ingin tau apa yg aku nak lakukan terhadap dirinya.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Batang aku tamat keras sekali ketika itu, lalu aku katakan kpd Nadia dia perlu membuka baju dan seluar dlm nya kerana kalau tidak luka nya tadi akan merebak ke badan. Dipendekan cerita setelah hampir 2 jam aku memujuknya maka diapun mengikut apa yg aku katakana. Maka terserlahlah dihadapan aku sekujur tubuh anak gadis sunti berusia 10 tahun dalam keadaan berbogel.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Teteknya yg hanya sebesar duri kekabu itu ku usap perlahan lahan dan sambil itu ku gosok juga pantatnya yg tidak ada seurat pun bulu. Dia diam sahaja tapi aku tau dia suka. Pendek kata apa sahaja yg aku lakukan dia hanya diam. Aku pun menyuruh dia meniarap sambil mengangkat sedikit punggung nya, apa lagi terus ke hulurkan lidah aku masuk ke lubang juburnya, aku jilat juburnya sahaja selama 10 minit sambil menggetel kelentit nya. Pada ketika itu aku melihat kakinya bergerak gerak tanda kegelian lalu aku Tanya kepadanya sedapke apa yg aku lakukan ini, dia hanya menggangguk tanda bersetuju.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Selepas menjilat juburnya aku menyuruh dia terlentang sambil aku ambilkan kusyen utuk mengalas tubuhnya, nah pada ketika itu aku dapat melihat sepenuhnya lubang pantat Nadia yg begitu indah sekali dan kemerahan. Aku terus menjilat sambil tangan aku menjolok masuk ke lubang juburnya, dia dia tapi seronok aku rasa.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Setelah aku benar benar pasti maka kutanyakan kepadanya bolehtak aku membuka seluar aku, dia diam.. Aku terus membuka seuarku dan tertegaklah batang aku sambil kutunjukan kepadanya. Aku katakana yg aku akan masukan batang aku ini ke juburnya, kali ini dia mengganguk.. Tanpa berlengah kutusukan btg aku ke lubang nikmat itu tetapi hanya kepala takuk aku sahaja yg masuk, walaubagaimanapun aku dapat rasa kemutan lubang nikmata anak raja ini.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Oleh kerana aku terlampau stim air mani aku keluar dengan cepatnya menembusi masuk ke jubur Nadia. Tewas aku kali ini dengan gadis 10 tahun yang aku rasa masih mau adingan ini dipanjangkan. Aku beritau Nadia nanti sekeja lagi aku akan buat lagi benda ini dia menganguk dan jelas aku lihat dia mengaharapkan peristiwa yg tak pernah dialaminya itu berulang sebentar lagi. Aku menyuruh Nadia masuk ke biliknya dan mandi kerana kataku aku akan keluar utk mengambil ABG dan adiknya disekolah.</span><br /><br /><br /><span style="font-family: arial;">Jam 4 Petang</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Seperti biasa ketiga tiga anak raja ini akan kesekolah semula dan pada ketika itu org gajinya yang baru balik sedang sibuk mengemas di dapur dan aku duduk di meja sambil minum dan berborak dengan makcik yang aku panggil mak jah. Sementara anak org gaji itu tidur mungkin keletihan.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Apa yang aku sangkakan pagi tadi memang benar, aku melihat Nadia keluar masuk dapur dan sekali sekali memandang kearah aku dia seolah olah cuba memberitau aku yang dia menunggu aku.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Spontan batang aku segar semula, oleh kerana aku biasa dengan keluarga di raja ini maka kebebasan aku didlm rumah juga tidak terhad, dengan berpura pura utk menonton TV aku kini telah berada di ruang tamu rumah tersebut, jaraknya dari dapur tidaklah jauh tetapi ruang makan yang besar telah memisahkan mak jah dengan aku, ertinya diatak akan dengar apa yg berlaku di ruang tamu, dan kebiasaanya mak jah tak akan ke ruang tamu ini sekiranya tidak ada keperluan dan mak jah juga akan tidur selepas mengemas.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Nadia duduk diatas sopa dan kali ini dia memakai seluar blouse berwarna coklat. Aku terus duduk disebelahnya sambil tangan aku mengusap telinga nya. Dia diam, aku suruh dia berbaring di sofa dan aku meriba kaki Nadia, kuusap dan ku cium kakinya sambil menjilat serta menyedut ibu jari kaki Nadia. M</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">emang dia memang bersedia jerana kali ini aku lihat dia tidak memakai seluar dalam, aku mulakan dengan menjolok jolok lubang juburnya kerana aku tau nafsu dia datang dari situ, setelah beberapa minit aku suruh Nadia berdiri dan menonggeng dihadapan aku maka kali ini kedua dua lubang Nadia tersembul di hadapan mata aku.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Aku jilat aku hisap dan aku sedut pantat dan lubang juburnya, dan kali ini aku tidak lagi teragak agak utk menjilat kelentit kecil anak raja ini. Nadia merintih kecil sambil menolak pantatnya ke mulut aku. Reaksi ini membuatkan aku lebih tercabar, ertinya anak raja yg berumur 10 tahun ini sedang dilamun nikmat yang amat sangat.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Aku terus membuka zip seluar aku dan mengeluarkan batang aku, sambil menyuruh Nadia berpusing dan duduk untuk mengulum batang aku, Nadia tidak membantah sambil membuka mulutnya menati batang aku menerjah masuk. Selepas batang aku beremdam didalam mulutnya utk beberapa ketika aku menyuruh Nadia berdiri semula, dan aku mengucup bibirnya yang penuh dengan air mazi aku, Nadia membiarkan sahaja apa yang aku lakukan dan ini membuatkan aku benar benar selesa.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Ku kulum lidahnya, mencium pipi dan menggigit manja hidung nya sambil tangan aku mengorek pantat Nadia yang telah ada sedikit air. Aku mengangkat Nadia untuk duduk diatas ribaan ku, dengan keadaan terkangkang diatas ribaan aku pantat Nadia terbuka sedikit, dan ini menyenangkan aku untuk memasukan batang aku ke dasarnya. Yang pasti hampir separuh btg aku berada didalam pantat anak raja ini, aku dapat melihat bagaimana dia mengetap bibirnya tanda sakit, aku lantas mencium manja mulutnya danbertanyakan adakah dia merasakan kesakitan itu, dia mengganguk, aku katakana adakah dia suka atau mau aku berhenti dan kali ini dia membuka suaranya dengan mengatakan jangan berhenti.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Tetapi posisi sebegini tidak aku gemari kerana bimbang pantat Nadia mungkin akan pecah lalu aku menyuruh dia menonggeng semula. Hampir setengah jam aku menghayun pantat Nadia dengan seluruh batang aku telah menembusi dasar pantatnya, berulang kali ku dengar Nadia merintih kesedapan walaupun nikmat itu masih belum dia ketahui sebenarnya, aku klimaks sekali lagi. Nadia pula kelihatan sedikit pucat kerana keletihan menonggeng tadi ataupun kesakitan di pantatnya.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Setelah selesai adingan tadi akupun menyuruh Nadia mandi dan membersihkan sedikit darah yang mengalir dan aku mengemaskan semula diri aku untuk pergi meninggalkan sebuah kisah yang amat aku ingati dalam hidup aku ini.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">*****</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Peristiwa ini berulang hampir setiap hari yang setelah Nadia membuat keputusan untuk tidak lagi ke sekolah pada waktu petang dengan alasan dia tidak berminat utk bersukan lagi. Dan Nadia telah menjadi tempat aku melepaskan nafsu aku selama hampir 9 bulan sebelum aku berpindah semula ke kuala Lumpur. Kini dia berusia 20 tahun dan aku 38 tahun, namum aktiviti aku membelasah pantat budak semakin menjadi jadi.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Tamat</span>Don Carloshttp://www.blogger.com/profile/04730135461159300754noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2267716371389977902.post-77085320715110309482009-01-11T18:16:00.000-08:002009-01-11T18:17:22.026-08:00Azurra - Episode 2<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="PT-BR"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="PT-BR">Celah pantatnya kini tampak agak lebih merah. Seluruh kelangkangnya itu nampak basah penuh dengan air liur bercampur lendir yang kental. Mmm.. Mmm.. <span style="" lang="NO-BOK">Aku jilati seluruh permukaan bukit pantatnya itu..!<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">"Ooohh.. I dahh.. </span>Tak tahan!!" rengek <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Iza</a>.</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">Aku tidak memperdulikan erangannya. Mulut dan lidah ku terus bermaharaja lela di seluruh pantat <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Iza</a> sehingga hampir lumat tempat tu mulut kukerjakan. <span style="" lang="NO-BOK">Beberapa urat bulu pantat <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Iza</a> termasuk ke dalam mulut ku dan aku rasa bibir ku panas terkena air dari pantatnya. </span>Aku tengok jam sudah pukul 1.00 pagi.</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">Lidahku masih lagi bermain dengan biji kelentit yang terjojol itu dan jari ku mula nak mainkan peranan. Perlahan aku masukkan jari telunjuk ku ke dalam liang yang panas lagi berair dan aku dapat rasakan satu kemutan yang kuat menyepit jari telunjuk ku. Punggung <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Iza</a> terangkat bila jari ku makin ke dalam. Aku tak tolak masuk jauh sebab aku nak batang aku meresmikannya. Aku cabut jari aku keluar dan kedua tangan ku merangkul punggung <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Iza</a> dan aku tarik punggungnya naik ke atas sehingga pantatnya terdorong ke mulutku.</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">Sepantas kita kilat kedua-dua tangan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Iza</a> mencengkam rambut ku dan dia terbangun menahan kesedapan.. <span style="" lang="NO-BOK">Tubuhnya masih menggil bila aku melepaskan mulut ku dari pantatnya. Aku bangun berdiri di depan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Iza</a> sambil melucutkan seluar dalam aku. Tersergamlah batang aku yang sudah keras sekerasnya. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Iza</a> senyum.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">"Hmm.. Panjang..!!" kata dia tersenyum.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">Aku biarkan sahaja sambil <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Iza</a> mendekatkan muka dan mulut dia ke batangku. Dia membuka mulut dan memasukkan batang aku dalam mulutnya.. Digenggamnya batangku.. Dan mula menjilat-jilat kepala itu. Di dalam mulutnya aku terasa kepalaku dipermainkan oleh lidah <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Iza</a>.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">Aku sudah terasa batangku menegang dan tegak keras. Kulihat tangannya di bawah manakala tangan kanan di atas memegang batang kebanggaanku.. Seinci lebih terkeluar dari genggamannya. Yang itulah yang dijilat oleh </span><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span style="" lang="NO-BOK">Iza</span></a><span style="" lang="NO-BOK">. Bagai nak gila aku cuba menahan sedapnya. </span><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span style="" lang="NO-BOK">Iza</span></a><span style=""> <span lang="NO-BOK">melepaskan batangku.. Ternyata sudah tegak dan keras. Lantas itu.. Dia mula menyedut.. Dan menghisap.. </span></span>Sedikit sedikit..</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">"Mmmph.. Mmpphh.. Srrtt.. Srrt..!!" bunyi mulut <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Iza</a>.</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">Mulutnya yang kecil itu menyukarkan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Iza</a> untuk memasukkan kesemua batang aku yang panjang dan besar itu. Beberapa kali dia mencuba tetapi baru separuh masuk sudah mengenai anak tekaknya.</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span style="" lang="NO-BOK">Iza</span></a><span style="" lang="NO-BOK"> terus menghisap kon aku dengan mulutnya yang bercampur air liurnya.. Dia melurut lurutkan lidah dia ke atas batang aku hingga ke buah zakar. Dia kemudiannya menyedut pula buah zakar aku..<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">"Aduhh.. Sss.. </span><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span style="" lang="NO-BOK">Iza</span></a><span style="" lang="NO-BOK">a perlahan.. Senak I..!!" kata aku pada </span><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span style="" lang="NO-BOK">Iza</span></a><span style="" lang="NO-BOK">.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">Dia terhenti dan menukar konsentrasinya kembali kepada kepala batang aku. Di situ dia menguak-nguakkan mulut kepala batang aku dengan menggunakan lidahnya.. Dan sesekali dia memasukkan seluruh batang ku ke dalam mulutnya.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">"Mmm.. Ooo..!!" aku pula mengeluh kesedapan.</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">Tiba-tiba </span><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span style="" lang="NO-BOK">Iza</span></a><span style="" lang="NO-BOK"> berhenti mengulum batang aku dan dia membisikkan sesuatu kepadaku.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">"I tak pernah buat macam ni dengan orang lain selain my husband. I tahu apa yang kita buat ni salah, tapi I sudah tak tahan.. </span>Dan ini adalah rahsia kita berdua..!!"</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">Aku cuma tersenyum mengiyakan permintaannya. Aku mula membaringkan </span><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span style="" lang="NO-BOK">Iza</span></a><span style="" lang="NO-BOK"> dan menguakkan kakinya dan melapikkan punggung </span><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span style="" lang="NO-BOK">Iza</span></a><span style="" lang="NO-BOK"> dengan bantal. Pantatnya yang telah basah lencun kini terbentang indah dihadapanku.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">Perlahan-lahan aku bergerak ke celah kangkang </span><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span style="" lang="NO-BOK">Iza</span></a><span style="" lang="NO-BOK"> dan meletakkan kepala butuhku tepat di muka bibir pantatnya yang mula berdenyut menantikan tujahan. </span>Aku merebahkan diriku diatas perut <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Iza</a>.</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">Untuk mengurangkan berat badan, aku sangga badanku dengan sikuku. Dalam keadaan meniarap di atas perut </span><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span style="" lang="NO-BOK">Iza</span></a><span style="" lang="NO-BOK"> aku mula mengisap dan menjilat puting teteknya. Dia benar-benar dalam kelazatan. Tangannya kuat merangkul kepala dan rambutku. Nafasnya berbunyi kuat. Dadanya bergelombang laksana lautan dipukul badai. Batang pelirku belum ku masukkan lagi. Namun begitu ianya sudah lama tegang dan keras.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">Aku membuka bibir pantat </span><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span style="" lang="NO-BOK">Iza</span></a><span style="" lang="NO-BOK"> yang comel itu dan mula menusukkan zakarku ke dalam apomnya yang lencun itu.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">"Aaahh.. Hhhgghh.!!" <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Iza</a> merintih menahan sakit dan nikmat bila batangku mula menerobos masuk ke dalam pantatnya yang masih sempit. <span style="" lang="NO-BOK">Aku sendiri merasa betapa nikmatnya pantat <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Iza</a>. Basah dan hangat beserta kemutannya yang kuat.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">Aku kembali menggomoli dan menyeludu buah dadanya. </span><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span style="" lang="NO-BOK">Iza</span></a><span style="" lang="NO-BOK"> mendesah menahan kegelian dan kenikmatan. Aku mulakan sorong dan tarik kat dalam pantat </span><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span style="" lang="NO-BOK">Iza</span></a><span style="" lang="NO-BOK"> berkali-kali.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">"Argh.. Sedappnya..!!" jerit <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Iza</a> bila keseluruhan batang ku telah meneroka hingga ke dasar pantatnya. Aku membiarkan seketika zakarku berendam di dalamnya.</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">Ketika itu diangkat tubuhnya sambil memeluk tubuhku. Kami berbalas kuluman. Batangku masih terpacak dalam lembah larangannya yang lembut dan melazatkan itu. Betapa nikmatnya kurasakan.</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">"Aaahh.. Ssseeddaappnya..!" rintihan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Iza</a> membuatkan aku lebih terangsang.</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">Akupun terus sorong tarik batangku mengesel liang pantatnya atas, bawah, kiri dan kanan mencari tempat yang membuatkan nafsunya lebih terangsang. Tangannya mencengkam erat cadar sambil matanya terbeliak dan mulutnya mengerang kesedapan.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">"Lagii.. Sedappnya.. Ahh.. Aghh..!!" erangannya semakin kuat.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">Aku terus menikam pantat </span><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span style="" lang="NO-BOK">Iza</span></a><span style="" lang="NO-BOK"> dengan sekuat hati. Batangku keluar masuk dengan laju dibantu oleh pantat <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Iza</a> yang licin dan basah. Permainan kami menjadi lebih hebat kerana <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Iza</a> turut membalas setiap tujahan batangku ke pantatnya dengan mengangkat-angkat dan menggerakkan punggungnya. Seketika kemudian aku mencabut batangku dan memintanya menonggeng. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Iza</a> berlutut di atas tilam dan aku berdiri di belakangnya lalu merodok masuk senjataku.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">"Ohh.. Sedapnya, please do it hard to me.. Agghh.. Sedapnya macam ni..!!"Aku semakin kuat mendayung.</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">Agak <st1:place st="on"><st1:city st="on">lima</st1:city></st1:place> minit <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Iza</a> nak mencuba teknik 'riding'pula. Aku menuruti kemahuannya. Sebelum menunggang aku, dia sudah membasahi pelirku dengan air liurnya. Aku bantu dia memasukkan batangku ke dalam lubang pukinya. Walaupun lambat sikit, tetapi dia berjaya dan tanpa rasa sakit atau ngilu.</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">Sebaik sahaja dia memulakan henjutan, aku juga mula meramas-ramas buah dadanya. Dua tindakan berpadu dalam satu aksi. Batangku terasa licin. Ini maknanya lendir masih banyak dalam lubang pantatnya. Kupegang erat buah dadanya. Dalam keadaan itu, aku gunakan Ibu jariku menggentel-gentel puting payudara <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Iza</a>.</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">"Ohh.. Hngg.." rengek mulut <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Iza</a> pada setiap henjutan yang dilakukan.</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">Ternyata dia sudah mula berahi dan penat. Apa tidaknya, nafasnya sudah mula sesak. Lubangnya terasa ketat. Tanganku masih meraba dan meramas-ramas buah dadanya. Dalam pada itu, sekali-sekala aku tujah juga batangku. Sebentar kemudian aku suruh dia gantung punggungnya. Maksudku, angkat sikit supaya aku dapat menujah lubang pantatnya. <span style="" lang="NO-BOK">Dia bercangkung dan aku mula menujah sambil tanganku terus-terusan menggentel puting teteknya.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">"Ohh.. Sedapp.. Sedapnya!!" rengeknya bertalu-talu.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">Aku berhenti menujah apabila aku dapati lubang pantatnya ketat semula. Kalau aku teruskan dia akan 'cum'dan sampai ke puncak atau climax terlebih dahulu.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">"Ah..! kenapa henti. I tengah sedap nii. Please..!!" rayu <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Iza</a> apabila aku berhenti menojah tadi.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">"Sabar.. Sayang I terasa penatlah" jawabku berpura-pura.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">Sudah tiga kali dia nak sampai ke puncak. Ketiga-tiganya aku sekat dengan berbagai cara. Sebenarnya, air maniku juga sudah nak terpancut, sekiranya aku teruskan menojah-nojah tadi. Aku mahu biar lebih lama batang pelirku berendam dalam lubangnya. Kekadang lebih enak dan menyeronokkan direndam daripada terus-terusan menghenjut.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">Dia masih lagi di atas. Dengan kedua-dua tapak tangannya di atas dadaku, dia membongkok sedikit. Aku tidak jemu-jemu bermain dengan buah dadanya yang tegang dan bulat itu. </span>Apabila kugentel-gentel puting teteknya, badannya mula mengeliat kesedapan. Pelirku juga semacam dicas semula.</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">"Cepatlah.. <span style="" lang="NO-BOK">Sedap ni..!!" rayu <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Iza</a> sekali lagi.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">Dengan perlahan-lahan, aku mula menojah-nojah lubang pantatnya. Turun naik turun naik bertalu-talu. Kemudian semakin lama semakin laju.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">"Sedapp.. Sedapp..!!" dia merintih lagi.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">Aku kemudiannya mencabut batangku dan membaringkannya semula. Aku mengangkangkan kaki <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Iza</a> seluasnya dan terus menjunamkan batangku ke dalam lurah larangannya.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">"Agghh..!!" <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Iza</a> mengerang kesedapan tatkala keseluruhan batangku memasuki pantatnya.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">Batangku keluar masuk dengan laju ke dalam pantat <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Iza</a>. Semakin lama semakin laju. Aku semakin melajukan dayunganku dan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Iza</a> mula mengerang kuat. Aku tahu <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Iza</a> akan klimax. Aku juga sedemikian. Tahap bertahanku akan berakhir..<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">"I nak lepas.. Dalam!!" aku <st1:place st="on"><st1:country-region st="on">cuba</st1:country-region></st1:place> mengujinya.</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">"Jaannggann.. Nanti.. Ngandung.. Lepass luaarr!!" <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Iza</a> menjerit halus membantah permintaanku.</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">Dayunganku semakin laju. Apabila terasa aku hampir memancutkan air maniku dengan pantas aku mencabut batangku dari pantat <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Iza</a>.. Oohh.. Dearr.. Dan serentak dengan itu aku memancutkan air maniku. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Iza</a> seakan tersentak tatkala pancutan maniku yang pekat, laju dan banyak itu terkena buah dadanya. Sepantas itu juga aku menghalakan batangku ke mukanya. Berjejes air pekat kena sebahagian pipinya yang gebu dan ditumbuhi jerawat galak itu.</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Iza</a> tersenyum kepuasan membiarkan air nikmat itu kering ditubuhnya.. Hampir <st1:city st="on"><st1:place st="on">lima</st1:place></st1:city> minit barulah <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Iza</a> bangun semula lalu meniarap di atas badanku. Dikucupnya bibirku sambil menggeselkan pantatnya dengan batangku. Batangku mulai mencanak semula.</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">Perlahan-lahan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Iza</a> turun hingga bibirnya bersentuhan dengan batang aku. Terus dijilatnya saki baki air maniku dan dikulumnya zakarku. Aku merasa ngilu bila batangku bersentuhan dengan lidah dan gigi <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Iza</a>. Sekali lagi aku memancutkan air maniku tapi kali ini di dalam mulut <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Iza</a>. Aku terdampar keletihan dan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Iza</a> segera berlari ke bilik air memuntahkan maniku yang bergenang dalam mulutnya.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">"Tidur sini le.. I sejuk..!!" bisiknya setelah kembali dari bilik air. Aku segera memeluknya dan akhirnya kami tertidur keletihan.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">Aku terjaga ketika jam menunjukkan hampir pukul enam setengah pagi. Aku bergegas keluar dari rumahnya membawa seribu kenangan.. Ohh <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Iza</a> aku sayangkanmu!<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">Tamat</p>Don Carloshttp://www.blogger.com/profile/04730135461159300754noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2267716371389977902.post-3614165679095345052009-01-11T18:14:00.000-08:002009-01-11T18:15:47.179-08:00Azurra - Episode 1<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="PT-BR"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="PT-BR">Aku pun tak tahu macamana aku boleh terpikat dengan wanita ini. <span style="" lang="NO-BOK">Semuanya bermula bila membuka e-mailku dan menerima salam perkenalan dari seseorang yang bernama <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Azurra</a>. </span>Hampir setiap minggu aku menerima e-mail darinya.</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">Setelah dua bulan, hubungan cinta maya kami semakin hebat. <span style="" lang="PT-BR">Aku kemudiannya menerima dua keping gambar separuh bogel darinya. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Azurra</a> memberitahu itulah dirinya. Namun aku sedikit kecewa kerana wajahnya dihitamkan. Mana mungkin aku tahu siapa dia sebenarnya. Melihat gambarnya aku dapat membayangkan bentuk tubuhnya yang menawan itu, sepasang buah dadanya agak besar dan mengkal dengan puting nya yang berwarna coklat kemerah-merahan itu cukup memberahikan aku..<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="PT-BR"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="PT-BR"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Azurra</a> juga turut menceritakan hal peribadinya kepadaku. Katanya dia selalu ditinggalkan keseorangan.. </span>Suaminya asyik out-station dengan tugas. Bila balik terus main.. <span style="" lang="FR">Lepas tu tidur.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="FR"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="FR">Bulan ketiga teka-teki siapa <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Azurra</a> terjawab. Dia meminta aku berjanji tidak akan mendedahkan identitinya kepada sesiapa jua. Ketika itu isteriku pulang bercuti dikampung bersama anak-anakku. Alangkah terkejutnya aku bila gambar terbarunya mendedahkan siapa <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Azurra</a> sebenarnya! </span><span style="" lang="PT-BR">Dia juga memberi nombor handphonenya.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="PT-BR"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="PT-BR">Rupa-rupanya <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Azurra</a> adalah <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Iza</a>.. Jiran sebelah rumahku, sudah bersuami dan mempunyai dua orang anak berusia lima dan dua tahun. Ha<a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Iza</a> seorang guru manakala suaminya bekerja disektor swasta. Walaupun baru sembilan bulan kami berjiran namun dia agak peramah terutama terhadap isteriku berbanding suaminya yang pendiam. </span><span style="" lang="NO-BOK">Aku segera menghubunginya.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">"You ni serious ke..?" tanyaku.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">"Yes.. I betul-betul ni. </span>Selalu I melancap.. Bayangkan you!" selamba dia menjawab.</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">Dia memberitahu suaminya kini berkursus diKL. Patutle lama tak nampak.. Inilah peluang yang ku tunggu-tunggu untuk menjamah tubuhnya. <span style="" lang="NO-BOK">Aku mencadangkan kami bertemu malam ini.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">"Kat rumah I.. Boleh?" usulnya. Aku setuju sahaja.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">Lewat malam itu aku menyelinap masuk kerumahnya melalui pintu belakang yang dibiarkannya sedikit renggang.. Terpegun aku seketika melihat tubuhnya yang hanya dibaluti baju tidur nipis warna putih jenama Victoria Secret dan kedua-dua bahagian sulitnya bersalut dengan bra dan underwear warna hitam. Jelas kelihatan bahagian-bahagian yang terbonjol itu..<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Iza</a> terus memelukku. Aku segera membalas pelukannya. Aku menyentuh pipinya dengan hidungku. Licin dan lembut. Perlahan-lahan aku mengucup bibirnya. Dia masih kaku dan agak malu. Aku mula mengulum lidahnya dan menghisapnya perlahan-lahan sambil merangkul lehernya.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">Aku terasa ombak dadanya kencang bila aku semakin merapatkan badanku. Rangkulan kemas aku longgarkan agar tanganku dapat meramas-ramas buah dadanya. Merasakan dia hampir terjatuh <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Iza</a> lantas menolak tubuhku dan memberi isyarat masuk ke dalam bilik tengah. Mungkin dia takut anaknya akan tersedar.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">Dengan bersahaja aku mendukungnya sambil mulutku mengulum bibirnya sehingga sampai ke dalam bilik. Entahlah mengapa, aku begitu berani buat begitu.. Aku rebahkan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Iza</a> di atas tilam yang empuk itu. Aku terus merapatkan mulut ku telinganya sambil berbisik,<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">"Malam ini adalah malam untuk kita berdua..!!".<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">Kucupan demi kucupan dan tangan aku mula menjalar di dada <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Iza</a>. Boleh tahan besar, memang padat dan hebat. Aku meramas-meramas buah dadanya yang masih dibaluti coli sambil mengulum lidahnya. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Iza</a> membalas kulumanku.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">Setelah puas berkuluman dan ramas-meramas, aku terus melucutkan baju tidur <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Iza</a>. Kini tubuhnya hanya ditutupi dengan bra dan panties sahaja. Aku tak dapat gambarkan betapa cantik tubuhnya yang berkulit putih melepak itu. Aku terus menghisap telinga dan seluruh tubuhnya.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">"Aaahhgghh..!!" dia merengek manja.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">Aku melucutkan pakaianku.. Hanya yang tinggal seluar dalam sahaja. Aku makin berani.. Tak sabar rasanya nak ku jamah daging mentah yang terhidang..<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">Kemudian tanganku meraba belakang <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Iza</a> mencari hook colinya. Dia melentikkan sedikit badannya agar memudahkan aku untuk membukanya dan buah dada <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Iza</a> yang telah tegang itu memudahkan colinya terbuka. Ku lihat putingnya berwarna coklat kemerahan dan sudah menegak. Aku uli secukupnya kedua buah dadanya yang kenyal dan montok itu.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">Dengan rakus aku hisap buah dadanya. Mula-mula sebelah kiri dengan yang sebelah lagi kuuli seperti Mamak uli tepung roti canai. Sudah puas aku hisap yang sebelah kiri, aku pindah pula ke sebelah kanan. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Iza</a> masa tu memang sudah stim habis. Dia merintih dan menggeliat antara geli dan nikmat.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">"Mmm.. Mmm..!!" erangnya perlahan.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">Aku terus memainkan kedua puting buah dadanya dengan hujung jemariku.. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Iza</a> menggeliat lagi.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">"Mmm sedapp.." <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Iza</a> semakin mendesah tak karuan bila aku meramas-ramas buah dadanya dengan lembut.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">"Aaww.. Nngg..!!", <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Iza</a> mengerang dan kedua tangannya memegang kain cadar dengan kuat.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">Aku semakin menggila.. Tak puas kuramas lalu mulutku mulai menjilati kedua buah dadanya secara berganti-ganti. Seluruh permukaan buah dadanya basah. Kugigit-gigit puting buah dadanya sambil meramas-ramas kedua-dua gunung kepunyaan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Iza</a>.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">"Ooohh.. Oouww.." erangnya.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">Aku tak peduli.. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Iza</a> menjerit kecil sambil menggeliat ke kiri dan kanan, sesekali kedua jemari tangannya memegang dan meramas rambutku.. Kedua tanganku tetap meramas buah dada <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Iza</a> sambil menghisapnya.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">Di dalam mulut, puting buah dadanya kupilin-pilin dengan lidahku sambil terus menghisap. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Iza</a> hanya mampu mendesis, mengerang, dan beberapa kali menjerit perlahan ketika gigiku menggigit lembut putingnya. Beberapa tempat di kedua bulatan buah dadanya nampak berwarna kemerahan bekas hisapan dan garis-garis kecil bekas gigitanku.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">Setelah cukup puas, bibir dan lidahku kini merayap turun ke bawah. Kutinggalkan kedua belah buah dadanya yang basah dan penuh dengan lukisan bekas gigitanku dan hisapanku, terlalu jelas dengan warna kulitnya yang putih. Ketika lidahku bermain diatas pusatnya, <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Iza</a> mulai mengerang-erang kecil keenakan, bau tubuhnya yang harum bercampur dengan peluh menambah nafsuku yang semakin memuncak. Kukucup dan kubasahi seluruh perutnya yang putih melepak itu dengan air liurku.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">Aku undur kebawah lagi.. Dengan cepat lidah dan bibirku yang tak pernah lepas dari kulit tubuhnya itu telah berada diatas bukit pantatnya yang indah mempersona. Sebelum aku masuk ke kawasan larangannya, aku pusingkan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Iza</a> ke belakang. Aku tarik sikit underwearnya kebawah. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Iza</a> yang memang sudah tenggelam di lautan asmara, semakin suka dengan cara aku. Aku jilat sampai ke lutut sebelum aku pusingkan dia semula.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">Bila aku sudah pusingkan dia, kulihat underwearnya sudah lencun. Aku perasan dari tadi lagi tapi bila aku tengok kali ni memang basah sungguh. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Iza</a> memang sudah sampai masa untuk mencari kepuasan yang optima tapi aku belum nak lagi. Macam biasa, perlahan-lahan aku jilat dari lutut nya naik ke pangkal peha. Sampai je ke tempat yang masih berbalut tu aku berhenti. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Iza</a> seakan faham yang aku suruh dia lucutkan seluar dalamnya. Dia pun melorotkannya kebawah.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">Aku sambung balik kerja aku dan kali ini dikawasan taman larangannya.. Memang basah tempat tu. Tak pernah aku tengok tempat tu begitu punya banjir. Tapi aku tengok dia nih memang jenis banyak air. Fuhh!! Sedapnya, tak terkata.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">"Buka sayangg.." pintaku.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">"Oooh.." <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Iza</a> hanya merintih perlahan bila Aku membuka kelangkangnya. </span>Kelihatannya dia sudah lemas, tapi aku tahu dia belum orgasme walaupun sudah terangsang..</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">Aku memperbetulkan posisi kepalaku diatas kelangkang <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Iza</a>. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Iza</a> membuka kedua belah pehanya lebar-lebar.. Wajahnya yang manis kelihatan kusut dan rambutnya tampak tak terurus. Kedua matanya tetap terpejam rapat namum bibirnya kelihatan basah merekah indah sekali.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">Aku tersenyum senang, sebentar lagi kau akan merasakan kenikmatan yang kuidam selama ini.. Menyetubuhi bini orang sepuasnya. Kuhayati beberapa saat keindahan pantatnya itu. Bibir pantatnya agak rapat sehingga susah untuk aku melihat lubangnya. Aahh.. Betapa nikmatnya menanti saat celah dan liang pantatnya mengemut batangku.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">Seterusnya tanpa kuduga kedua tangan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Iza</a> menekan kepalaku ke arah pantatnya. Hidungku menjunam diantara kedua bibir pantatnya.. Empuk dan hangat. Kuhidu sepuas-puasnya bauan itu, sementara bibirku mengucup bahagian bawah bibir pantatnya dengan penuh bernafsu. Aku seludu pantatnya dengan mulutku, sementara jemari kedua tanganku merayap ke pehanya dan meramas ponggongnya yang bulat dengan ganas.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Iza</a> menjerit-jerit nikmat tak karuan, tubuhnya menggeliat hebat dan kekadang melonjak-lonjak kencang, beberapa kali kedua pehanya mengepit kepalaku yang asyik berkulum dengan bibir pantatnya.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">"Mmm.. Ohh.. Hgghh.." <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Iza</a> mengerang dan merintih lagi.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">Kedua tangannya bergerak meramas rambutku, sambil menggoyang-goyangkan bahunya. Kekadang ponggongnya dinaikkannya sambil terkejang nikmat kekadang digoyangkan ponggongnya seirama dengan nyonyotanku kepada pantatnya.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">"Oouhh.. Yaahh.. Yaahah.. Huhuhu.. Huhu..!!" <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Iza</a> makin kuat merintih. Namun hujan yang semakin lebat menenggelamkan suaranya.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">Terkadang <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Iza</a> seperti menangis.. Mungkin tidak berdaya menahan kenikmatan yang kuhasilkan pada pantatnya. Tubuhnya menggeliat hebat dan kepala <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Iza</a> berpaling kekiri dan kekanan dengan cepat, mulutnya mendesis dan mengerang tak karuan.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">Aku semakin bersemangat melihat reaksinya. Mulutku semakin buas, dengan nafas tersekat-sekat kusingkap bibir dengan jemari tangan kananku.. Mmm.. Kulihat daging berwarna merah yang basah oleh air liurku bercampur dengan cairan air mazinya.</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">Kuusap dengan lembut bibir pantatnya. Kemudian lalu kusingkap kembali perlahan-perlahan bibir nakalnya itu, celah merahnya kembali terlihat, atas liang pantatnya kulihat ada tonjolan daging kecil juga berwarna kemerahan.</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">Itulah bahagian paling sensitif. Kujulurkan lidahku dan mulai menjilat batu permata itu. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span style="" lang="NO-BOK">Iza</span></a><span style="" lang="NO-BOK"> menjerit keras sambil kedua kakinya menyentak-nyentakkan ke bawah. </span><a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Iza</a> mengejang dengan hebat.. Dengan kemas aku memegang kedua belah pehanya dengan kuat lalu sekali lagi kulekatkan bibir dan hidungku diatas celah kedua bibir pantatnya, kujulurkan lidahku keluar sepanjang mungkin lalu kuteluskan lidahku menembusi apitan bibir pantatnya dan kembali menjilat nikmat permatanya.</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">"Hgghggh.. Hhghghghg.. Ssshsh..!!" <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Iza</a> menjerit kesedapan dan mendesis panjang.</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">Tubuhnya kembali mengejang.. Ponggongnya diangkat-angkat ke atas sehingga lebih senang lidahku menyelusup masuk dan mengulit-ulit batu permatanya.. <span style="" lang="NO-BOK">Tiba-tiba kudengar </span><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span style="" lang="NO-BOK">Iza</span></a><span style="" lang="NO-BOK"> seperti terisak dan kurasakan terdapat lelehan hangat singgah ke bibir mulutku. Aku mengulit permatanya sehingga tubuh </span><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span style="" lang="NO-BOK">Iza</span></a><span style="" lang="NO-BOK"> mulai terkulai lemah dan akhirnya ponggongnya pun jatuh kembali ke katil. </span><a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Iza</a> mengeluh tak menentu menghayati kenikmatan syurga dunia.</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">Ke bagian 2</p>Don Carloshttp://www.blogger.com/profile/04730135461159300754noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2267716371389977902.post-2406932771686352982009-01-11T18:09:00.000-08:002009-01-11T18:10:51.214-08:00Ayu Yang Jelita<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="PT-BR"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="PT-BR">Kisah ini berlaku kira kira 2 bulan yang lepas, <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a> adalah kawan chat Yahoo! dan aku temui dia beberapa minggu sebelum itu di dalam room selangor. Dipendekkan kata, selepas puas mengayat <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a>, dia telah bersetuju mengikut aku ke dalam sebuah bilik di hotel summit subang dan berasmara denganku.</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">Setelah, check in, mandi dan berbual dan bermesra ala kadar, aku mula memuji kaki <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a> yang putih melepak bagaikan bunting padi itu. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a> hanya tersenyum dan aku membalas senyumannya dengan penuh makna, aku segera memegang kakinya yang diunjurkan di atas katil, sambil memandang dan mengusap-ngusap lembut kakinya. Perlahan-lahan, aku dekatkan mulutku pada hujung jari kakinya dan aku cium sedikit dengan penuh romantis. <span style="" lang="NO-BOK"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a> tersenyum lagi, terpesona dengan tindakan mesraku dalam cahaya samar, tambahan lagi dalam suasana kamar yang selesa dan dingin itu. Sambil meremas-remas dan mengusap-usap kakinya, aku mula mengucup pipi <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a>, dahinya dan bibirnya perlahan-lahan. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a> memejamkan matanya, berserah dan menikmati sentuhan demi sentuhan dari bibir dan jemariku.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">Perlahan-lahan aku memegang bahu <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a> dan membaringkan tubuhnya ke atas tilam yang empuk dan luas itu. Aku mengusap-usap rambutnya yang lurus dan lembut, sambil meneruskan kucupan demi kucupan yang romantis dan ringan. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a> membalas kucupanku dan akhir lidah kami bertautan dan saling kulum mengulum. Kadangkala aku menyedut lidah <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a> dan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a> membalasnya dengan sedutan dan kemutan pada lidahku dengan perlahan-lahan.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">Perlahan-lahan, sambil memandang mata <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a>, aku mengerakkan tubuhku dan merapatkan kembali bibirku ke hukung tapak kaki <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a>. Dari hujung kaki <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a> yang putih mulus bagaikan kapas itu, aku mengucup dan membelai kedua belah kakinya. Seterusnya lidahku segera menjalar, mengucup dan sesekali menjilat perlahan betis <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a> putih melepak, lalu meliar di kawasan lutut dan akhirnya sampai kepada peha <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a> yang agak sedikit terbuka.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">Aku tahu <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a> sudah tidak mampu menolak fitrahnya yang mahu dibelai dan disentuh olehku, dia cuma mampu mengeliat dan mengeluh kegelian dan terkadang melarikan kakinya seakan tidak mahu disentuh dan terkadang pula bagaikan menyuapkan aku bahagian tubuh yang mana ia mahu aku berikan sentuhan nafsuku. Aku teruskan tindakanku dengan menarik tali ikatan tuala yang dipakai </span><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span style="" lang="NO-BOK">Ayu</span></a><span style="" lang="NO-BOK"> secara perlahan-lahan, langsung menyelak dan mendedahkan seluruh tubuhnya yang putih gebu, harum, menghairahkan dan menggetarkan seluruh jiwa dan ragaku.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">Nafsuku semakin bergelora dan tiada apa yang lain dalam fikiranku melainkan nafsu kejantanan dan keinginan untuk melayari lautan <st1:place st="on"><st1:city st="on">asmara</st1:city></st1:place> bersama <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a>. Kehangatan semakin membara dan aku kian terpesona dengan lubuk permata <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a> yang semakin dipeluhi titik-titik keghairahan dek sentuhan-sentuhan intimku. Lidahku yang semakin hampir dengan lubuk itu semakin tidak terkawal dan mahu cepat sampai ke destinasi keramat.</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a> makin laju mengeliat dan mengeluh kesah. Tangan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a> mengusap kepalaku dan terkadang mencengkam rambutku sekuat hatinya. Aku tahu <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a> semakin tak tentu arah di dalam gelora taufan yang mengganas. Aku memperlahankan jilatan serakahku dan mula bermain-main dengan keinginan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a> yang teratas. Dengan berhati-hati, aku menjilat perlahan-lahan kawasan sekitar lubuk permatanya. Sedikit-sedikit aku hembuskan nafas hangat kearah lubuk permatanya dan ku jilat sedikit kulit lubuk permata <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a>. Dia semakin mendesah-desah dan sedikit-sedikit mengangkat punggungnya.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">Terpesona dengan segala keindahan di depan mataku, aku meneruskan jilatan keramatku pada lubuk permata <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a> dengan sepenuh hati. Aku dapat merasakan cairan mazi <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a> membanjiri mulutku dan menerbitkan rasa yang cukup indah dan enak pada deria rasa lidahku. Aku menikmati cairan tersebut dengan penuh ghairah. Aku semakin laju menjilat, <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a> pula semakin rancak mengeluh dan mendesah, tubuhnya semakin berombak dan bergegar.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">Aku meneruskan perjuanganku dengan menghisap biji kelentitnya, dan kadangkala aku gunakan teknik double stroke iaitu dengan menggunakan lidah untuk menjilat dan menggetarkan bahagian bawah kelantit manakala jari-jemariku menggentel biji kelentit itu sendiri. Keadaan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a> sudah tak ubah seperti kuda liar yang melonjak melonjak ingin dilepaskan dan keluhan nikmatnya sudah bertukar menjadi raungan dan kadangkala mer<a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a> dan meminta aku memasukkan zakarku ke dalam pantatnya yang kini banjir tak berkesudahan itu.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">Selama hampir 10 minit aku memberikan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a> kenikmatan yang tak terhingga hanya dengan menggunakan lidahku. Tanganku mula menjalar dan meramas kedua belah p<a href="http://portalskandal.blogspot.com/">ayu</a>dara <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a> dengan ganas dan liar. Kadangkala aku mengangkat punggung <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a> ke atas dan menolak <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a> kakinya supaya dia melipat badannya, ini membuatkan aku boleh memasukkan lidahku sedalam-dalamnya ke dasar lubuk permatanya.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a> semakin tidak dapat mengawal dirinya. Tubuhnya menggila dan 10 minit kemudian, badan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a> tiba-tiba terkejang dan menggigil sekejap-sekejap, aku dengan segera mengunci biji kelentit dan buah dada <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a> dengan kedua belah tangan dan mulut serta lidahku. Kedua belah kaki <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a> yang memang sedia terangkat, semakin kuat mengepit kepalaku yang berada betul-betul dikelengkangnya. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a> meraung kenikmatan, bagaikan laut yang sudah sedia bergelora, tubuhnya menggeletek bagaikan dihempas ombak menggunung.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">Setelah seminit, nafas <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a> mulai reda. Kepitan kedua belah kakinya sudah dilonggarkan dan matanya terpejam rapat. <span style="" lang="NO-BOK">Aku melepaskan gripku pada tubuh <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a> dan berbaring di sebelahnya. Kucium bibirnya yang mungil dan comel dengan mulutku yang penuh dengan air mazinya dan aku jilat telinga dan lehernya. Selepas itu ku peluk rapat tubuhnya dan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a> membalas pelukanku dengan sangat eratnya.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">Setelah aku memberikan masa rehat lima minit kepada <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a>, aku kembali beraksi untuk menyempurnakan asmara kami. Aku tau <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a> seorang perempuan yang sangat submissive. Jadi aku perlu membuat apa yang perlu. Aku memegang rusuk <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a> dengan tapakku dan menggosok dengan perlahan. Selapas itu aku menjalarkan tangan kepada buah dada <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a> yang mekar dan pejal itu. Perlahan kugentel dan kucium putingnya yang kemerahan. Agak lama kemudian aku mula menghisap dan meramas kedua p<a href="http://portalskandal.blogspot.com/">ayu</a>daranya secara berganti-ganti, kadangkala kugigit sedikit putingnya dan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a> akan menjerit kecil kesedapan.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">Setelah puas aku menghisap, aku meramas kuat p<a href="http://portalskandal.blogspot.com/">ayu</a>dara kanannya dengan kedua belah tangan, dan dengan rakus aku mengoyangkan lidahku ke atas dan ke bawah dengan sangat laju seperti sebuah vibrator, memberikan sensasi luarbiasa pada putingnya, <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a> mengeluh ksedapan dan mengeleng-gelengkan kepalanya sambil menarik-narik rambutku. Beberapa minit kemudian aku menukar pula kepada p<a href="http://portalskandal.blogspot.com/">ayu</a>dara kiri. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a> benar-benar menikmati sensasi yang kuberikan, dengan mata terpejam rapat sambil mengeluh dan mengerang-ngerang kuat.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">Selepas itu aku pula berbaring dan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a> mula menjilat dan menghisap batangku yang hampir sebesar 3/4 dari diameter tin coke dan sepanjang ubat gigi darlie 250 g (paling besar), batangku memang western size, wanita-wanita yang pernah aku setubuhi kebanyakannya terperanjat dengan saiz batangku, tetapi sebenarnya aku lebih mementingkan teknik daripada bergantung pada saiz zakarku. Aku mengusap-usap ghairah rambut <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a> dan mengusap usap belakang tubuhnya. Mengikut pengalamanku, sesetengah wanita memang suka diusap pada bahagian belakang tubuhnya, mereka merasakan sentuhan pada kawasan itu memberi makna yang tersendiri dalam hubungan seks. Padaku, tiada apa yang lebih menyeronokkan selain melihat wanita yang aku setubuhi terdampar keletihan dan tersenyum puas selepas melakukan persetubuhan denganku. Dan aku suka memberikan pengalaman yang sangat romantis untuk mereka, agar mereka tidak dapat melupakan aku.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">Setelah hampir 15 minit <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a> memberikan aku blowjob yang padaku hanya so-so, aku mula mengalihkan perhatian kepada lubuk pantatnya. Kubaringkan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a> dan kukangkangkan kedua belah kakinya. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a> merenung wajahku dengan penuh nafsu. Dengan perlahan-lahan, aku letakkan kepala zakarku menyentuh kelentit <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a> dan kugoyangkan perlahan-lahan ke atas dan ke bawah. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a> kembali memejamkan matanya dan sesekali ternganga kesedapan.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">Setelah aku rasakan agak basah kembali lubuk pantatnya itu, segera aku tolakkan sedikit ke dalam pantatnya, lebih kurang setengah inci dan berhenti. Perut <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a> terangkat dan tangannya memaut punggungku minta aku menolak lebih dalam. Bagaimanapun aku tidak menghiraukan isyarat <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a> sebaliknya perlahan lahan aku keluarkan sedikit zakarku. Gerakanku yang pertama ini amat perlahan, aku mahu merasakan sensasi sentuhan kulit zakarku dengan kulit pantatnya dan aku mahukan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a> merasai nikmat yang sama. Aku juga mahu <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a> merasa betapa zakarku meneroka ruang pantatnya dengan gagah dan penuh kejantanan, dan paling penting, aku mahu bertahan lama.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">Sedikit demi sedikit, aku sorongkan kepala zakarku kembali kedasar lubuk pantat <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a>. Kali ini aku masukkan lebih kurang satu inci. Masih ada 5 inci untuk disarungkan. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a> mengeluh dan memandangku sambil mer<a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a>..<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">"Abang.., please.. Dalam lagi.. Please.. Sedap, besar.. Cepat sikit Bang.. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a> nak dalam lagi", tangannya kuat memaut pinggangku.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">Aku senyum dan memandang tepat mata <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a> yang sangat kuyu itu. Aku menarik dan menyorong kembali zakarku laju sedikit, setelah beberapa kali sorongan, aku meneroka seinci lagi, menjadikan sudah dua inci batangku terbenam dalam lubuknya.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">"Abang.. Sedap.. Lagi Bang.. Argghh aa."<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">"I love you sayang.. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a> nak Abang?"</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">"Abang.. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a> nak sangat Abang. I love you very much.. <span style="" lang="NO-BOK">Please.. Abang.. Jgn seksa <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a>.. Dalam lagi.."<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">"Emm.. Sekejap sayang yer.. Abang sayang sangat kat <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a>.. </span>Malam ni cuma milik kita berdua sayang, you can have me all night long"</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">"Oh.. Abangg.."</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">Aku menyorong-tarik zakarku dengan kelajuan yang bertambah sedikit tapi masih tetap pada ke dalaman dua inci. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a> mengerang semakin kuat, menyuarakan kenikmatan yang tak terhingga. Aku mencapai sebiji bantal dan aku letakkan di bawah bontot <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a>. <span style="" lang="NO-BOK">Aku segera meneruskan semula permainan tadi dan meningkatkan kelajuan sorong tarik zakarku. Pantat <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a> semakin becak dan licin.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">Aku menujah semakin dalam, kini 3 inci bahagian batangku yang sangat keras, besar dan bersemangat mengisi ruang pantat <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a>. Aku terus menujah tanpa henti selama hampir 10 minit sehinggalah terbukti tepat dugaanku, <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a> tidak dapat bertahan. Dadanya berombak dan tangannya kuat mencengkam lenganku. Matanya terpejam rapat. Mulutnya ternganga.., hanya perkataan "Aarghh" yang kedengaran dan diikuti keluhan nafas yang kencang. Seluruh tubuhnya kejang membeku. Aku menghentikan stroke sementara waktu.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">Setelah cengkamannya jarinya reda. Aku teruskan stroke-ku, perlahan sedikit tetapi dengan daya tujahan yang lebih keras dan dalam. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a> tak mampu menahan nikmat ghairah.. Dia hanya mampu menerima sahaja tujahan demi tujahan zakarku yang penuh rakus dan berkuasa. Aku sendiri sudah tidak mampu menahan permainan ini, aku tidak mahu menunggu dan aku cuma mahu zakarku melanyak pantat yang sangat basah dan benyek itu.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">Beberapa minit selepas aku mengawal tujahan zakar, nafsuku sudak tidak terkawal lagi. Aku melipat kaki <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a> ke arah kepalanya dan menyuruh <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a> menahan kangkang begitu, aku sungguh bertuah kerana <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a> dikurniakan tubuh yang agak lentur dan dia boleh melipat badannya dengan sempurna sekali. Aku sudah tidak dapat bersabar lagi, Dengan satu stroke yang amat perlahan tetapi amat padu dan berkuasa, zakarku membolos dan menujah pantat <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a> sedalam-dalamnya. Mata <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a> tiba-tiba menjadi putih. Mulutnya ternganga luas, tangannya semakin kuat menarik kakinya supaya semakin rapat kepada badan. Dan aku pula kini bagaikan di awangan, syurga yang teramat indah, penuh cinta dan nikmat.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">Aku mula menghenjut, mengayak dan melanyak pantat <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a> dengan penuh kekuatan dan kelajuan. Tenaga dari seluruh tubuhku aku pusatkan pada pinggangku, dan segala deria rasaku cuma terkumpul pada titik utama tubuhku iaitu pada zakarku. Aku cuma dapat merasakan kenikmatan pada zakarku dan menghayati setiap saat, sentuhan dan irama di dalam bilik itu. Aku dapat mendengar <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a> meraung-raung, mengerang dan menjerit-jerit tetapi aku sendiri tidak mampu memahami maknanya sedangkan aku sendiri tidak dapat mengawal keluhan dan raungan nikmat yang mulutku keluarkan. Aku sudah tidak peduli apa pun lagi.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">Setelah 20 minit berhempas pulas, aku tidak dapat menahan zakarku lagi, Aku tau <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a> sudah klimax dan mer<a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a> meminta aku menghentikan henjutanku tetapi aku tidak menghiraukannya, setiap kali kakinya kendur, setiap kali itulah aku akan menguatkan lagi tujahanku. Dan kali ini, giliran aku pula merasakan puncaknya. Kuhenjut-henjut dan kuayak-ayak ganas zakarku, akhirnya.. dengan satu tujahan yang paling berkuasa dan muktamad, zakarku memuntahkan deras segala air mani yang pekat dan panas yang telah lama terpendam, aku segera menekan zakarku sekuat-kuatnya kedasar lubuk pantat <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a> yang panas dan dalam itu. Mindaku terlontar ke hujung dunia dan gelap dunia pada pandangan mataku. Kuayak-ayak lagi zakarku, cuba mengeluarkan semua titisan air maniku. Kucengkam bontot <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a> dengan keras, kucium <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a> dengan rakus dan kadangkala ku henyak lagi pantatnya dengan zakarku yang sekejap-kejap menegang dan mengendur. Hampir 5 minit lamanya. Aku kepuasan, langsung terbongkang di atas tubuh <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a>. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a> mengendurkan dan meluruskan kakinya, matanya kuyu.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">"Abang, thanks..". <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a> bersuara lemah.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">"Anything for you baby..", aku menjawab ringkas.</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">Kami berciuman, memandang kuyu mata masing-masing sambil tersenyum, berpelukan dan akhirnya tertidur keletihan.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">*****<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">Kini <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a> sudah berpindah ke Johor tetapi kadangkala kami masih bertemu bila ada masa. Aku rasa amat gembira dapat menemui seorang gadis yang seperti <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a>. Pada mataku, <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a> seorang gadis yang hebat, dan aku terfikir, masih adakah gadis lain yang seperti <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ayu</a>.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">Tamat</p>Don Carloshttp://www.blogger.com/profile/04730135461159300754noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2267716371389977902.post-47725758778149480312009-01-11T18:06:00.000-08:002009-01-11T18:09:00.361-08:00Andartu Oh Andartu - Episode 2<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="PT-BR"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="PT-BR">Perhubungan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Aisya</a>(aku) dengan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Abang Nizam</a> berjalan dengan baik semenjak diperkenalkan. Malah kemesraan berputik namun tiada komitmen yang dinyatakan secara berterang-terangan. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Aisya</a><span style="" lang="PT-BR"> ada hati tapi soal-soal perkahwinan tidak pernah disentuh dalam persahabatan ini.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="PT-BR"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">Lunch, dinner and tea adalah kebiasaan. <span style="" lang="NO-BOK">Aku happy dan comforta-ble dengan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Abang Nizam</a>. </span>Senang berbicara, suka mesra dan seloka, suka diusik, dan kelakar dengan hilai gelak tawa yang tidak tertahan-tahan bila berjenaka.</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">Percayalah ini realnya.. Kalau dulu aku agak conservative dari segi mental dan sikap tapi kini aku lebih terbuka. Open minded yang selama ini disclosed tetapi kini terserlah. Perkara yang kuanggap kotor dan tidak baik, hanyalah satu persepsi salahku. Pelik juga-pelajaranku tinggi ke menara gading sedang fikiran ku bab dunia ini amatlah kecil.</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="PT-BR">Dengan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Abang Nizam</a> dia membuka mata hati dan mata fikirku. Persepsi dan perspektifku berubah. Aku menrima kehidupan dengan lebih terbuka. Aku tidak perlu melayan deria rasa sahaja. There's so many nice things dan tidak me nyendiri di bawah tempurungku sahaja.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="PT-BR"><o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="PT-BR"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">Beberapakali I have been to his bangalo. One man in his big house. Well kept and beautiful. A big library and I boleh duduk didalamnya berhari-hari membaca. I love it. And you know what.. O migodd!! Dalam library di bangalo <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Abang Nizam</a>..</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">Tiba-tiba <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Abang Nizam</a> mengucup bibir aku, naik terkejut aku dibuat je.. Never in my life I have been kissed by anyone especially a male.</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">"Why?" tanyaku terkejut.</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">"Because I like you very much" jawab <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Abang Nizam</a> senyum sambil memegang bahuku.</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="PT-BR"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Abang Nizam</a> mencium bibirku, aku terima dan mengulum lidahnya. Mengigil aku. Lom pernah aku rasa lidah lelaki dalam mulutku. </span>Kekuk dan asyik. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Abang Nizam</a> memanglah berexperince dan lover yang bijak.. Dia punya cium buat aku mengerang dan mendesah.. <span style="" lang="NO-BOK">Bila <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Abang Nizam</a> buka baju dan jeans aku, aku terus surrender.. </span>Tak melawan dan membiarkan perlakuannya. He is so sweet membuatkan aku tidak membantah. Seluar dalam aku jangan cakaplah.. Basah kuyup dengan air pukiku.</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">Dengan mulutnya dia "explore" tubuhku depan dan belakang di atas pemaidani di library tu. Bermula dari mulut, ke tengkuk, ke buah dadaku.. Bila dia hisap puting tetekku, aku kegelian dan lantas terkencing-kecing. Tak pernah aku experience macam ini punya geli dan seluruh tubuhku terencat-encat. Dari puting, turun ke pusat, turun ke cipapku yang sudah "banjir" Masa tu aku dah mula merengek, mendesah, meraung, mengerang dan menjerit. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Abang Nizam</a> meyembamkan mukanya ke kebun pussyku maka basahlah mukanya dengan lendirku.</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="PT-BR">Bila ku tenguk zakar dia.. </span>Terkejut sungguh aku. Never did I realize it. Punyalah besar dan panjang, Mungkin lebarnya aku tak tau lah.. Bulatannya penuhlah gengamanku dan ngam-ngam aje. Panjangnya dua gengaman tanganku tidak teremasuk kepala kotenya yang mengembang. Mula-mula aku panik.. Mampus aku ni.. Besar sangat.. Boleh ker? Isshh apa hal dengan aku ni.. Berani sangat.? Oh.. What the hack? So what? Dah sampai ke sini pun.. <span style="" lang="NO-BOK">Tapi oleh kerana <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Abang Nizam</a> ni gentle lover dan aku masa tu dah tak tahan lagi.. </span>Peduli apa.</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">Bila aku dibogel tanpa seurat benangpun ditubuhku, maka "Oral Sex" pun bermula, tak pernah aku experience dan tak akan aku lupakan selagi hayat dikandung badan. Mula-mula dia kangkangkan pehaku lebar-lebar. Bila mulut dan lidah <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Abang Nizam</a> hinggap pada biji aku, terpancut lagi air keluar dari cipap aku. Biji kelentitku tu dijilatnya, dilapahnya, disedut, digigit manja dan entah apa lagi di buat nya. Manakala di lubang cipap <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Abang Nizam</a> memasukkan lidahnya keluar dan masuk. Kemudian menghisap dan menyedut mulut lubang pukiku. Habis air maziku ditelannya.</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">"Arghh.. Ohh.. Huuhaha.. Huhaha.. Arghh.. <span style="" lang="PT-BR">Hmm.. Oo.. O <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Abang Nizam</a>n.. </span>You're killing me.. It is so nicee.. Sedap.." Raungku lalu mengerang dan menjerit halus menahan kesedapan dengan mengeraskan perutku.</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">Aku meraung macam orang mati emak. Air dari cipap aku meleh sampai ke punggung, sampai basah pemaidani bawah punggungku. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Abang Nizam</a> melihat punggungku sudah basah, dia tolak kedua kaki aku ke atas supaya punggung aku terangkat sikit lalu dihirup dan dijilatnya air yang bertakung kat lubang duburku.</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">Aku punyalah tak tahan.. Aku menjerit, "Please <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Abang Nizam</a>, please stop, not there" Lidah <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Abang Nizam</a> berlegar kat lubang duburku, di jilat nya.. <span style="" lang="PT-BR">Suka benar <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Abang Nizam</a> ni memasukkan lidahnya ke dalam duburku!!<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="PT-BR"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="PT-BR">Dari lubang duburt, lidah Phillip naik semula ke cipap aku, kemudian turun balik ke bawah. Mula-mula aku rasa jijik juga dengan perangai si Phillip ni, tapi masa tu aku dah gian habiss.. Dunia pun dah tak tentu di buat nya. Kemudian Phillip, mula masukkan satu jari kedalam cipap aku, di cucuk nya cipap aku dengan jari nya, keluar-masuk, keluar-masuk, sekali lagi air aku terpancut keluar. Dari satu jari di tambah dua. Dengan dua jari dalam cipap aku, lidah Phillip concentrate kat lubang bontot aku.. Aku punya lah menjarit, syok betul ko..<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="PT-BR"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="PT-BR">Kemudian Phillip, pusingkan badan aku meniarap.. Sempat dia taruh bantal bawa peha aku supaya bontot aku ternaik sikit ke atas.. Experience si Phillip ni. Secara perlahan Phillip berbisik kat telinga aku " Spread your ass cheek please" Mula mula aku tak paham apa yang dia nak, tapi bila tangan dia sendiri yang tekan punggung aku, baru aku tau maksud dia.. </span>Dia nak lubang bontot aku (pengotor betul Mat Saleh ni). Bila Phillip sembamkan muka dia ke ponggong aku, lidah dia <st1:place st="on"><st1:country-region st="on">cuba</st1:country-region></st1:place> meneroka masuk ke dalam dubur aku!!</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="FR">Ini yang aku katakan pengalaman baru! Aku mula nya tak bagi dia masuk, gila ade, rasa jijik pun ade, tapi bila berulang kali Phillip membisik "Relax Ina, relax" aku pun relax, last-last terasa hujung lidah dia dalam bontot aku. Lubang dubur aku ni cute (kecik), tapi bila di kerjakan lidah si Phillip, terus expand you.. Bila dia jolok satu jari terus, masuk sampai aku naik seronok pulak.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="FR"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="FR">Lebih kurang 45 minit <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Abang Nizam</a> mengerjakan cipap dan punggung aku, dia mula offer batang dia pada aku. Geli ada, takut pun ade sebab butuh <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Abang Nizam</a> dah le besar, panjang lagi.. Tapi bila <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Abang Nizam</a>, pusingkan badanku untuk posisi 69, dia mula attack semula cipapku, aku pun cuba kulum kepala kotenya. Nak muntah rasaku, sesak nafasku dan tersumbat tengorokku. Aku batuk-batuk. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Abang Nizam</a> senyum sahaja.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="FR"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="FR"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Abang Nizam</a> tau aku takde experience dalam hal-hal hisap menghisap ni sebab itu dia hulur batangnya yang besar tu ke mulutku dan seakan mengajar aku meghisap. Mula-mula aku geli juga, tapi lepas tu aku naik syok hisap batang besar ni.. Aku rasa banyak juga air dia keluar, tak tau lah air apa, air mazi ke, air mani ke, aku telan aje le..<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="FR"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="PT-BR">Aku rasa <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Abang Nizam</a> benar-benasr sukakan aku. Bila time dia nak masukkan batangnya yang besar tu dalam Lubang pukiku, sempat dia berbisik, "You akan suka Sya.. </span>Sure you will love this"</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">Sempat <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Abang Nizam</a> mengenakan condom padahal aku tak kisahpun. </span><span style="" lang="FR">Sekerat je condom tu tersarung pada batang kotenya yang panjang itu.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="FR"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="PT-BR">Mula-mula dia kongkek aku cara tradisional, aku kat bawah, dia di atas. Batang dia belum masuk lagi aku dah terpancut berair cipapku jadi bila batangnya yang besar dan panjang itu masuk aku mengaduh dan menjerit kuat dan langsing. </span>Aku merasa pedih dan sakitnya bagikan tersiat. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Abang Nizam</a> punya stroke ni slow. Sambil tu puting tetekku digentel dan dinyonyotnya. Lama kelamaan stroke <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Abang Nizam</a> bertambah laju, sedang aku masih merasa pedih dan sakit.. Cipapku bagaikan berlendir dan berminyak dan air mataku deras mengalir.</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">Sakitt.. <span style="" lang="NO-BOK">Jeritanku kuat dan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Abang Nizam</a> berhenti mempompa dan melihat kondomnya berdarah.. </span>Dia melihat cipapku berdarah. Aku melihat cipapku berdarah. Yes memang pedih dan sakit.. Habis permaidani di bawah punggungku terkena darah cipapku.</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">"Habis daraku.. Gone!" bisik hatiku.</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Abang Nizam</a> senyum dan aku masih merasa perit dan sakit di lubang farajku. </span><a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Abang Nizam</a> memimpin aku ke bilik air dan membasuh cipapku dengan air suam. Aku masih menjerit kepedihan. Bersiut-siut. Malu.. Sungguh aku malu. Habis nak kuapakan. Malu atau tidak aku terpaksa juga ke klinik untuk rawatan petang itu. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Abang Nizam</a> mem-bawa aku ke sebuah klinik swasta. Kebetulan doktor yang mera-wat adalah rakannya. Kesakitan membuatkan aku tidak tahan, berdenyut-denyut dan cipap aku masih bleeding. Doktor yang merawatku itu tersenyum sinis. Menyampah pula aku bila dia sengih kerang ketika memeriksa kemaluanku.</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="PT-BR">"Ganas!!" keluar kata itu dari mulut doktor.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="PT-BR"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="PT-BR">Apa yang ganas? Aku benar-benar dipalit malu. Rupa-rupanya bibir farajku koyak rabak Dik tujahan kote besar dan panjang <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Abang Nizam</a>. Apalagi doktor pun menjahitlah setelah dibiusnya bibir cipap-ku. Kini cipapku tidak berdarah lagi cuma berjahit sahaja.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="PT-BR"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="PT-BR">Namun aku tidak berani bertentang mata dengan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Abang Nizam</a>. Malu berkumpul di wajah dan hatiku. Menebal sungguh. Aku merasa jahitan di bibir farajku berdenyut dan menyiat. </span>Bisa rasanya.</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">"Don't worry Sya.. You akan sembuh sehari dua. <span style="" lang="NO-BOK">Biasalah tu." pujuk dan rayu <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Abang Nizam</a> sambil memegang pehaku.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="PT-BR">"Tak biasa.. I lum pernah rasa camni. Ni baru 1st time..." jawabku pendek sambil menghela nafas yang panjang.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="PT-BR"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="PT-BR">Seminggu kemudian..<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="PT-BR"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="PT-BR">Bergegar katil dibuatnya. Aku masa tu dah mula meraung macam orang dah lama tak kena main.. Risau juga aku kalau raungan dan jeritan aku kedengaran Dik jiran tetangga <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Abang Nizam</a>. Takut juga ada pasukan pencegah maksiat dipanggil orang untuk menyerbu bangalo <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Abang Nizam</a>.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="PT-BR"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="PT-BR">Aku tak tau lah berapa lama aku kena kongkek oleh <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Abang Nizam</a> sebab masa tu aku berada dalam alam lain, yang aku ingat posisi badan aku mula-mula atas katil, tiba-tiba aku rasa kepala aku dah tergelungsur ke bawah, kaki aku kat atas.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="PT-BR"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="PT-BR">Hebat betul <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Abang Nizam</a> membuat aku orgasm beberapakali. Cipap aku bukan lagi berair malah berbuih di buatnya, raungan akupun aku dah tak ingat, yang aku ingat betapa lazat nye batang besar dan panjang <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Abang Nizam</a> mengerudi dan merobek lubang pukiku berkali-kali. Kini bibir farajku sudah boleh memberi untuk menerima sang haruan itu berenang dalam kolah cipapku.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="PT-BR"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="PT-BR">Di jelajahnya seluruh pelusuk gua cipapku yang tak pernah di jelajahi oleh mana-mana batang lelaki.. </span>To go where no penis has gone before.. Masa tu walaupun aIRCond bedroom tu berpa-sang, badan aku berpeluh-peluh, mengalahkan peluh hari-hari jogging. Tak taulah berapa lama aku berada di bawah <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Abang Nizam</a> menadah dan menerima hentakan rapat ke tundun, henjutan dan pompoan batang <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Abang Nizam</a> ke lubang pussyku.</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Abang Nizam</a> meneruskan kongkekan cara "tradisional" sehingga lah aku terasa air maninya terpancut dalam cipap aku. </span>Hangat.. Panas.. Hangat.. Tak pernah aku rasa pancutan sekuat itu, sampai buntang biji mataku di buatnya, banyak air mani <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Abang Nizam</a> jangan cakap lah, sampai meleleh keluar dari cipapku.</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">Sejak hari tu, tak betul aku dibuatnya. Aku menjadi jalang nafsuku. Seminggu aku dikongkek, mahu dikongkek dengan berbagai posisi oleh <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Abang Nizam</a>. Dan seminggu aku belajar mengongkek dan perform oral sex yang menakjub dan menyedapkan jiwaku. Aku kira-kira hendak menikmati apa yang aku miss selama ini. Selama aku bergelar gadis dan andartu.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">Terasa bodoh membiarkan usiaku berlalu begitu sahaja dan menganggap seks ini kotor. Bila aku dah rasa, seks rupanya tidak kotor malah ia menyihatkan minda dan tubuh badan. Hehehe!! Jujur dan terus terang.. Daraku ditelan oleh <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Abang Nizam</a>, sepupu Abang Johar-nick Songihman.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">Tamat<o:p></o:p></span></p>Don Carloshttp://www.blogger.com/profile/04730135461159300754noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2267716371389977902.post-32147665967197993492009-01-11T18:04:00.000-08:002009-01-11T18:05:34.015-08:00Andartu Oh Andartu - Episode 1<span style="font-family: arial;">Dalam usianya 30 tahun ini, Aisya masih dara, wajah dan bodynya iras penyanyi Salwa Rahman, 36 30 38 dan ibunya selalu bercerita dengannya mengenai menimang cucu, walaupun abang-abangnya sudah memberi ramai cucu kepada ibunya.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Dia seorang andartu yang kerjayanya bergelumang dengan komputer dan IT, Aisya dan Internet tidak dapat dipisahkan. Kedudukannya sebagai Pengurus Pemprosesan Data Elektronik di sebuah syarikat swasta yang ternama membuatkan kaum lelaki tidak berani meng-hampiri dia dan ini menjadikan Aisya akrab dengan Internet.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Aisya melihat Internet sebagai satu benda hidup yang mampu melakukan sesuatu yang membahagiakannya. Interaksinya dengan kehidupan fizikal yang lain hanyalah setakat yang perlu sahaja. Internet menjadi realiti, menjadi keperluan sebenar untuk hidup, manakala kehidupan fizikal menjadi khayalan. Secara tidak disedarinya dunia fizikal ini tidak sebenarnya fizikal tetapi adalah alam buatan untuk melekakan pemikiran, dan Internet itu wujud dari penemuan manusia untuk mencari dunia sebenar.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Aisya bermukim di IRC, dan ramai rakan maya dikenalinya. Walau-pun kadang-kadang fikirannya menjadi semak dengan gangguan penyangak-penyangak seks, IRC menjadi teman setia kepadanya. Jika semua perbualannya di log, rasanya boleh penuh satu bilik dan beratus-ratus pokok malpa akan jadi korban. Semuanya perbualan-perbualan kosong yang memenuhi mindanya umpama air pasang berlalu.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Tetapi, perbualan dengan nick Songihman ini benar-benar menyen-tak jiwanya. Perbualan Songihman lain dari perbualan-perbualan yang biasa ditempuhinya di IRC. Tiada seks, tiada godaan, tiada desakan. Perbualan mereka bernas, laksana dua sahabat yang baik, saling nasihat-menasihati. Jaga menjaga.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Aisya dapat merasakan bahawa dia sudah jatuh hati pada nick Songihman. Kekuatan minda mengatasi segalanya; kerana tidak melihat gambar dan tidak mengetahui butir peribadi Songihman, perhubungan mereka tidak dibatasi oleh sempadan maya yang selalunya wujud dari keinginan fizikal itu, dan Songihman menjadi objek kehidupan yang kudus.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Disebalik tabir IRC, Aisya tidak kekok membayangkan kepada Songihman bahawa dia sudah bersedia untuk menjadi isteri kepada sesiapa saja, asalkan bertanggung-jawab dan berkerjaya.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Hati Aisya berdebar. Esok adalah hari perhimpunan bagi cenel #dewasa, dan dia telah berjanji dengan Songihman untuk bertemu. Perhimpunan cenel bukanlah kebiasaan bagi Aisya, malahan inilah kali pertama dia akan hadir dalam perhimpunan cenel seperti itu.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Di perhimpunan itu, mata Aida liar memerhatikan lelaki berbaju hawaii sepertimana yang dijanjikan. Rakan-rakan lain ramai telah ditemui, namun Songihman tidak kelihatan.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">"Hai..."</span><br /><span style="font-family: arial;">"Hai.." balas Aisya.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Dia sedang duduk memerhatikan gelagat warga cenel sambil memakan cucur badak, hampir tersedak. Seorang lelaki tercegat disebelahnya. Sederhana, cerah, berkumis dan tersenyum.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">"Maaf ya, saya lambat sampai tadi. Saya Johar, nick Songihman" kata lelaki itu sambil tersenyum.</span><br /><span style="font-family: arial;">"Oh.. Tak mengapa, saya pun sedang rileks ni" balas Aida.</span><br /><span style="font-family: arial;">"Saya Aisya, nick pun Aisya," mereka berjabat tangan.</span><br /><span style="font-family: arial;">"Oh ya.. Kenalkan, ini isteri saya, Linda," kata Johar.</span><br /><span style="font-family: arial;">"Oh tuhan? Mengapa ini terjadi padaku?"</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Aisya memaksa bibirnya menguntum senyuman. Tangan isteri Johar disambutnya longlai. Lawo iras Ziana Zain, solid molid dan cun melecun. Usia dalam 35tahun dan agaknya Figure lebih kurang 38 30 40. Hampir-hampir airmatanya berderai jatuh apabila dunia realiti menggempur dunia IRC yang di hidupinya selama ini.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">"Wah.. Cantik manis rupanya Aisya ni" puji Linda.</span><br /><span style="font-family: arial;">"Akak dah banyak dengar cerita pasal Aisya ni dari Bang Johar tau.." kata Linda lagi sambil menyuapkan karipap kepada anak kecilnya yang tidak mahu berenggang daripadanya sedari tadi.</span><br /><span style="font-family: arial;">"Ya Aisya.. Sememangnya sudah lama Johar mencari seorang gadis untuk dijadikan isteri" kata Johar.</span><br /><span style="font-family: arial;">"Setan! Sanggup dia berkata begitu di hadapan isterinya sen-diri! Dasar buaya!" Fikir Aisya.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Aisya melihat lingkaran gelaran insan kamil yang dililitnya selama ini di leher Songihman menjadi debu dan lenyap ditiup angin pendingin hawa Carrier di dewan perhimpunan itu.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">"A'ah, Akak nak carikan, Abang Johar tak mau, nak cari sendiri. Nasib baik dapat Aisya yang cantik manis, berpelajaran tinggi dan bersopan-santun ni" kata Linda beria-ia. Aisya terpinga-pinga kebingungan.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Apakah wanita ini tidak memikirkan nasib anak-anak dan dirinya jika bermadu? Getus Aisya benci. Sejak pertemuan itu, Aisya melihat IRC sebagai musuh. Dia sudah kurang masuk ke IRC, dan jika login pun dengan nick lain. Nick Songihman dimasukkannya kedalam notify list dan bila kelihatan nick itu, dia cepat-cepat logout. Aisya menjadi pelarian Internet.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Tetapi hari ini dia sudah bertekad. Tiada gunanya dia menjadi pelarian. Internet adalah rakannya ketika susah dan senang sejak dari dahulu. Jemputan untuk makan malam di rumah Abang Johar pada malam ini adalah peluang terbaik untuknya membetulkan keadaan. Walaupun keinginan untuk dibelai dan disayangi dan membina keluarga bahagia menjadi idamannya, dia lebih rela menjadi andartu dari menjadi perampas suami orang.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Aisya bersikap dingin pada malam itu. Kelakar Johar dan bualan mesra Linda gagal memberi kesan kepada jiwanya. Aisya dapat merasakan yang Johar sedar perubahan sikapnya. Kelihatan Johar gelisah dan tidak senang duduk. Johar dan isterinya, Linda juga kerap saling berpandangan.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">"Mengapa Aisya?" tegur Linda.</span><br /><span style="font-family: arial;">"Aisya tak sihat ker?" katanya lagi.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Aisya bertekad, apa nak jadi, jadilah. Dia menghela nafas panjang.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">"Begini Abang, akak. Aisya harap Abang Johar dan akak Linda tidak kecil hati dengan apa yang Aisya ingin katakan ini. Aisya.."</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Ting! Tong! Loceng rumah semi D Johar berbunyi. Johar dan Linda bingkas bangun. Seorang lelaki tampan dansegak, bersih, tinggi separuh baya melangkah masuk dari pintu yang dibuka.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">"Aisya, mari Abang kenalkan sepupu Abang, nama dia Abang Nizam," Johar tersenyum.</span><br /><span style="font-family: arial;">"Abang kau cari gf untuk sepupunya yang itulah tu.." bisik Linda ke telinga Aisya. Linda menjeling Abang Nizam.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Aisya terkejut. Sangkaannya meleset. Dia mengurut dadanya. Nasib baik bunyi loceng pintu menyelamatkan mulutnya dari berkata-kata. Lain yang disyak lain pula jadinya.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">"Hi apa kabar?" tegur Abang Nizam sambil bersalaman dengan Aisya sebaik di perkenalkan.</span><br /><span style="font-family: arial;">"Baik alhamdulillah, Abang pula bagaimana?" balas Aisya.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Mereka duduk di ruang tamu berbual mesra danb panjang dan mula brgurau dan berseloka seperti sudah kenal lama.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">*****</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Pendekkan cerita.. Sebenarnya Linda, isteri Johar ada affair dengan Abang Nizam. Dia menurut sahaja keperluan suaminya, Johar yang mahu mencarikan seorang girlfriend untuk sepupunya, Abang Nizam yang sudah lama menduda itu dengan harapan sepupunya itu bernikah semula. Abang Nizam pula seorang bizman yang berjaya.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Hehehe!! Johar, suaminya tidak tahu siapa Abang Nizam, sepupunya. Hal-hal yang discreet dan rahsialah. But I know Abang Nizam better, luar dan dalam.. Deep in me I am jealous tapi I tak boleh tunjuk dan ikut sahajalah keperluan suami. Di satu love making mereka.. Linda(aku) dan Abang Nizam.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Aku mengacah-acah kepala zakar Abang Nizam dengan lidahku. Tanganku bergerak laju melancapkan butuhnya. Tempo halajuku membuatkan airmani Abang Nizam berkumpul penuh didalam buah pelir. Aku meramas-ramas buah zakar Abang Nizam sambil sebelah tangan semakin laju membelaibatsangnya yang besar, panjang dan tegang itu.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Tiba-tiba aku cuba menjolok jari hantuku ke lubang dubur Abang Nizam. Aku tidak hiraukan kerana terlalu steam. Abang Nizam membiarkan saja jari telunjukku menjunam ke dalam lubang duburnya. Zakar Abang Nizam tegang bagaikan nak meletup!! Aku dapat merasakan urat maninya timbul dipenuhi cecair.. Kelazatan yang amat sangat tak dapat dibendungnya lagi pabila jariku terus menguit suis rahsia.. Abang Nizam sudah tidak tahan dengan perlakuan oralku ke batang butuhnya dan juga ke duburnya. Dengan satu teran yang kuat Abang Nizam menyemburkan airmaninya yang pekat dan memancutkan ke mukaku.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Hangat dan air mani yang pekat itu melekat di pipi dan hidungku. Mulut kubuka luas untuk menadah siraman airmani dari butuh Abang Nizam yang terus memancutkan isinya hingga titisan terakhir. Lidahku liar menjilat setiap titik air mani dan menelannya. Malah aku membersihkan kepala kote Abang Nizam dengan mulutku dan menelan saki baki airmaninya. Sedapp. Aku terus mengurut urat zakarnya untuk mengeluarkan setiap titik air mani, seolah-olah aku menghargainya bagaikan butir permata.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Puting tetekku yang keras menyentuh perut Abang Nizam, membuatkan batangnya mencanak keras. Abang Nizam tak membuang masa lalu bibirnya mencari buah buntutku yang halus dan pejal itu. Bila hembusan nafasnya singgah di punggungku, meremang lubang roma yang terangsang oleh kehangatan nafas jantan.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Abang Nizam mengigit geram daging punggungku yang pejal, sambil itu lidahnya sengaja dipanjangkan dan menjilat celah dua kelopak farajku.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">"Oohh? Ahh.. Hmm.. Nicee," rengekan kecilku.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Cipapku kini basah dengan air mazi yang mula meleleh di celah pahaku memberi petanda yang aku sudah bersedia untuk direndam oleh zakar Abang Nizam di dalam lubang cipapku.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Cipapku tercungap-cungap bagaikan menjemput kote Abang Nizam untuk terus bermukim di kebun farajku. Abang Nizam juga mengacah-acahkan lidahnya dari menyentuh kelentitku yang memanjang dan mengeras terselit di pelepah cipap gebuku.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">"Oh yess.. Yess.." Suara halusku kedengaran merelakan perlakuan Abang Nizam 100% memakan pussyku. Dan aku kini mengangkakang kakiku luas-luas. Abang Nizam menusuk, menujah dan menghunjam kepala kotenya ke dalam lubang pukiku.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Aku menjerit langsing dengan nafasku kuat dan tubuhku menghong-gah ke depan dan ke belakang. Kote Abang Nizam sudah berdesa di lu-Bang cipapku. Aku menerima seluruh batang butuh Abang Nizam sehing-ga rapat ke pangkalnya. Senak dan penuh rasanya. G spotku dalam gua nikmat kegelian dan keseronokan. Aku kelampusan. Dipompa dan aku menerima melawan henjutan Abang Nizam. Kemutan vaginaku menjadi lebih kerap apabila batang butuh Abang Nizam yang berurat itu menyentuh dan mengesel keliling dinding farajku.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">"Arghh.. Urghh.. Abang Nizamn.. Sedapp.. Fuck me.. Fuck me..!" Renggek dan rayuku meminta dikongkek kuat-kuat oleh Abang Nizam. Tubuh kami berpeluh. Butuh keras Abang Nizam masih mengancak dalam lubang pukiku..</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Aku sudah orgasme beberapa kali dalam oral dan penetration ini. Namun Abang Nizam masih terus mempulun henjutannya dan kurasakan bagai nak rabak bibir pukiku.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Sukar aku hendak melepaskan Abang Nizam. He can have a lover or a wife for that matter, I don't care as long as I can be fucked by him whenever I want. Tak gitu? Yes, why not? Aku angguk dan aku mahu Abang Nizam boleh mengongkek aku bila aku mahu dikongkek. Yes.. Yes.. Yes.. Itu sahaja keperluanku.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Ke bagian 2</span>Don Carloshttp://www.blogger.com/profile/04730135461159300754noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2267716371389977902.post-91675388236528255892009-01-11T18:00:00.000-08:002009-01-11T18:03:07.882-08:00Aku Bukan Virgin<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="PT-BR"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="PT-BR">Ini kisah benar pengembaraan Nazri dalam dunia chatting. Dunia cyber boleh dibawa ke alam realiti untuk menjadi kenyataan.</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">Jawatan inipun hanya sebagai eksekutif pentabiran sahaja setelah aku menjadi penganggur terhormat dengan memegang ijazah dari sebuah universiti tempatan. Akibat rungutan aku sudah tidak tahan rasanya, nasib baiklah aku ada kawan yang bekerja di sebuah syarikat swasta yang membuka tawaran pengambilan eksekutif itu. Jadi, peluang ini kuambil untuk mengelakkan diri dari terus menjadi bahan rungutan dan leteran.</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">Frankly aku sendiri tidak tahu. Aku mungkin khayal dan seronok sendirian. Kini setelah selesai pengajian di universiti, satu tanggung jawab selesai. Pembuktian bahawa aku boleh berjaya di situ. Kini satu pembuktian baru pula dituntut pekerjaan. Aku diminta mempunyai pekerjaan. Disamping itu ayah dan ibu mahu melihat aku berkahwin pula. <st1:place st="on"><st1:city st="on">Ada</st1:city></st1:place> dua amanah dan tanggung jawab yang dituntut dari ketua keluargaku-ayah dan ibu.</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">"Ah, mereka tidak tahu keadaan aku sebenarnya!" Bisik hati kecilku.</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">Bab keluarga kubiarkan ke belakang. <span style="" lang="PT-BR">Bila sampai masanya aku hadapilah. Aku tahu kekuranganku namun aku tidak boleh menolak kesedapan yang kurasakan selama ini. Aku mengeliat kesedapan. Putingku dinyonyot dan dihisap. Buah dadaku diramas-ramas perlahan dan kuat. Aku merenggek dan mengerang.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="PT-BR"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="PT-BR">Terasa sentuhan lidah, bibir, mulut dan tangan lelaki itu membuatkan cipapku basah. Aku terangsang. Tubuhku mengelinjang, dan aku mendepan dan membelakangkan badanku disebabkan sentuh-an lelaki itu membuatkan aku berasa sedemikian.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="PT-BR"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="PT-BR">"Bang sedap.." desahku sambil aku memegang, mengocok dan membelai zakar <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Abang Nazri</a>.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">"Ko juga best sayang.. Ko suka difuck.. U love it sayang?"</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">"Yes bangg.. Yes want your cock in me, this big, hard and strong dick," jawabku sambil mengulom kepala kote <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Abang Nazri</a>, menghisap-nya dan mengigit manja. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Abang Nazri</a> mendesah dan menjerit kecil lalu meramas cipapku pula.</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Abang Nazri</a> ni teman chatterku. <span style="" lang="FR">Seorang suami orang yang bermasalah berusia 45thn. Teman chater dari webchat.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="FR"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">I love to be fucked by him. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Abang Nazri</a> yang mengenalkan dunia persetubuhan ini kepadaku. Dan aku amat menyenanginya. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Abang Nazri</a> yang memecahkan daraku. Dia yang dapat kegadisanku. Aku bahagia menjadi wanita dan menyerahkan piala itu kepadanya.</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">Sejak aku diperkenalkan dunia making love ini, aku amat senang dan menyukainya. Aku begitu setia ke <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Abang Nazri</a> walaupun aku tahu aku hanya dapat difuck dan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Abang Nazri</a> bahagia bersetubuh dengan aku.</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">"Semua orang fuck sayang. Tapi sayang sebagai wanita kena tahu dan maklum, fucking ni satu art. Setubuh tu satu seni. Jadi sayang kena belajar seni ini dan menjadikan ia satu seni yang dapat menambat hati partner dan menyenangkan diriku," nasihat <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Abang Nazri</a> ketika daraku diambil oleh <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Abang Nazri</a>.</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">Kami baru selesai bersetubuh, aku keletihan selepas klimaks beberapakali. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Abang Nazri</a> melontar dan memberikan beberapa tips.</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">"Orang lelaki ni cari apa Bang masa setubuh?" Tanyaku agak naif ketika itu.</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">"Sayang, lubang cipap kalau dah masuk batang membesarlah. Tambah kalau sudah melahirkan anak. Jadi lubang faraj ni kena jaga, kena ketat dan ada lawan. Maknanya ada gigitan dan kemutan. Bab ni selalunya wanita tak ambil peduli. Hanya yang prihatin yang ambil berat," kata <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Abang Nazri</a> sengih sambil memeluk tubuhku dan mengucup dahiku, "Jadi untuk senantiasa ketat kena makan jamu atau lain-lain ubatan yang sesuai dipasaran. Nak ada gigitan atau kemutan mestilah bersenam. Senam kemutan."</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">Sambil </span><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span style="" lang="NO-BOK">Abang Nazri</span></a><span style="" lang="NO-BOK"> bercakap, aku mengulum batangnya. </span><span style="" lang="PT-BR">Batangnya besar, panjang dan keras. Mula-mula aku takut juga melihatnya, tetapi lama-lama sudah biasa. Kalau tak pegang dan tak dikulum tak puas hati. Tambah kalau lama tak berjumpa. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Abang Nazri</a> dalam kegelian sambil meramas buah dadaku.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="PT-BR"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="PT-BR">"Jadi sayang kena jaga body. Jaga cipap dan elakkan dari berbau. </span>Ayang suka cipap dijilat dan disedut?"</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">"Sure and yes," jawabku sengih dan seronok, "I love it."</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">"Pompuan tak kisah mengenai saiz batang kote Tati. Janji kote tu tegang dan keras biarpun pendek atau kecil. Fungsi kote untuk memberikan kegelian dalam lubang faraj ayang atau mana-mana wanita. Tak semua wanita suka batang yang besar sangat atau panjang sangat. Kata orang pendek atau mahal rezeki," tambah <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Abang Nazri</a> mengusap belakang tubuhku.</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Abang Nazri</a> sengih kerang. Giginya putih melepak bukan gigipalsu. Tall and fit gentleman. Tak berbau dan tak berperut buncit. Stylish. Good fucker to me.</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">"O Bang fuck me.." pohonku sudah tidak tahan bila buah dadaku difuck, dinyonyot puting dan diramas perlahan dan kuat. Aku dah cair dan berair.</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="FR">Batang kote <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Abang Nazri</a> sudah keras. </span>Aku mengambil posisi doggie. Aku mahu <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Abang Nazri</a> fuck aku cara doggie. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Abang Nazri</a> membetulkan posisi meminta aku tonggek menghadapkan cipapku ke atas. Lalu aku stoop meletakkan kepala ku ke bantal dengan menaikkan punggung ku tinggi.</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">"Ohh.. Urghh.." Aku menjerit kecil bila kepala kote <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Abang Nazri</a> menerobos masuk, kemudian digerakkan perlahan untuk memasukkan semua batangnya ke dalam lubang cipapku dari belakang.</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="FR">Aku merasa sendat di lubang cipapku yang kini berlendir. Batang yang besar itu mula digerakkan keluar dan masuk, perlahan mula-mulanya kemudian deras. Laju dan kuat sehingga geseran dan geselan di dinding faraj oleh konek <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Abang Nazri</a> mendatangkan nikmat geli yang amat sangat walaupun pada mulanya perit dan pedih.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="FR"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="FR">Tati beriaksi melawan pompaan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Abang Nazri</a>. Dia memegang bahuku kuat sambil menghenjut batangnya ke dalam lubang farajku. Aku dapat merasakan geseran batang dan dinding farajku. Geli dan ngilu. </span><span style="" lang="NO-BOK">Aku merenggek, aku mengerang, dinding farajku mengigit batang zakar </span><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span style="" lang="NO-BOK">Abang Nazri</span></a><span style="" lang="NO-BOK">. Dinding farajku mengemut batang </span><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span style="" lang="NO-BOK">Abang Nazri</span></a><span style="" lang="NO-BOK">. Tujahan kote </span><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span style="" lang="NO-BOK">Abang Nazri</span></a><span style="" lang="NO-BOK"> mengenai g spot farajku. </span><span style="" lang="FR">Auhh.. Hmm sedap tak terkatakan.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="FR"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="FR">"O dear nice. Kemutan ayang kuat. Sedap dan gelii," puji <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Abang Nazri</a> sambil menghenjut laju di belakangku dan meramas buah dadaku yang bergayutan dalam posisi doggie.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="FR"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="FR">Sambil menghenjut <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Abang Nazri</a> memberhentikan gerakan keluar masuk batang zakarnya, untuk mengizinkan dinding farajku mengemut dan mengigit keliling batang zakar <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Abang Nazri</a>. Dalam pada itu aku memutar punggungku clockwise atau anti clockwise. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Abang Nazri</a> selalu berdesah menjerit bila aku bertindak demikian memainkan batang kotenya dalam lubang cipapku.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="FR"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">"Oohh best Tati.. Buat camtu.. Sambil tu kemut lagi. Goyangan itu mengelikann.. Sedapp.." jerit <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Abang Nazri</a> sambil mengomol dadaku. Aku juga kesedapan bila diperlakukan sedemikain.</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="FR">Aku menjerit-jerit. Aku mencakar-cakar. </span><span style="" lang="PT-BR">Nafasku besar. Nafasku tercungap-cunggap. Peluh merembas dan membasahi tubuh kami. </span>Dalam chalet yang agak jauh dari chalet lain di resort itu aku dan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Abang Nazri</a> fucked each other well. Aku memang kuat mengerang dan menjerit bila difuck. I enjoyed fucking, every minute of it, selepas diambil kegadisanku oleh <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Abang Nazri</a>.</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">"Urgghh.. Abangg I am cummingg.. Abangg faster fuck me.. <span style="" lang="NO-BOK">I kuarr.." jeritku sambil mengikut pompaan </span><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span style="" lang="NO-BOK">Abang Nazri</span></a><span style="" lang="NO-BOK"> yang keras dan laju.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">Aku memang mahu difuck sejak aku diperkenalkan fucking. Kalau tak dapat aku boleh kesasar. Gian atau blurr. Tapi aku bukan boleh difuck oleh sesiapa sahaja. No way. Bab itu aku jaga.</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">"No way, Tati can be fucked by every Tom, Dick and Harry." gitulah cakap-cakap mamat-mamat yang sampai ketelingaku.</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">"Mereka semua fikir dan agak aku ni masih virgin."</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">Aku hanya senyum sahaja. Rahsia itu yang tahu <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Abang Nazri</a> dan aku sahaja. Kalau ko semua tanya kenapa aku serahkan dara cipapku kepada lelaki senior dan veteran. Ntah.. Aku sendiri tidak mampu menjawabnya. Yang nyata aku rela dan mahu dia menyetubuhi dan mendapat daraku. I don't care.</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">Itupun setelah mengenalinya. Setelah lebih setahun kami berkawan dan chatting. He treats me well. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Abang Nazri</a> sabar. Dia tidak meminta untuk fuck Tati, tetapi Tati yang meminta dia menjadikan Tati seorang wanita. Kini aku berjumpa dengan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Abang Nazri</a> sebulan sekali dan kami mempergunakan waktu pertemuan kami itu dengan sebaik mungkin. We fuck so mad as if there's no tomorrow. Aku memang gian dan horny selalu. <span style="" lang="FR">Agaknya nafsu aku ni hyper sikit.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="FR"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="FR">Aku tersedar dari lamunan.. Lamunan terhenti bila kurasakan cipap ku basah. </span><span style="" lang="PT-BR">Aku termenung.. Masa itu juga aku mahukan kote <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Abang Nazri</a> berada dalam cipapku. Aku menghela dan menarik nafasku. Menyabarkan gelora rasa nafsuku. Menahan mauku pada kote <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Abang Nazri</a>. Aku sengih kerang dan kekeh kecil. Dasyat juga aku ni.. Bisik ku sendiri.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="PT-BR"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="PT-BR">Aku memegang sekeping sampul surat. Sekurang-kurangnya surat tawaran pekerjaan itu menyelamatkan aku untuk seketika. Namun aku sendiri pun tidak tahu setakat mana ia mampu menyelamatkan aku. Aku ada mendengar desas–desus dari adik-adik yang mengatakan bahawa ada orang telah datang merisik aku. Terkejut gila aku dibuatnya.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="PT-BR"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="PT-BR">Aku masih belum memikirkan lagi untuk menjadi isteri, suri rumah tangga apatah lagi ibu. Lagipun aku masih belum bersedia untuk memasuki alam rumah tangga. Lagi giler-kalau mereka tahu aku NO VIRGIN-mampuih.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="PT-BR"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="PT-BR">Apakah bakal suamiku boleh menerima yang aku tidak ada dara. Bahawa dara aku telah diragut oleh <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Abang Nazri</a>, lelaki berusia 45(tahun) sedang aku baru menjengah 24tahun. </span>I lost my virgin ketika usiaku 23tahun. Aku telah ditebuk tupai.. <span style="" lang="PT-BR">Sengih, senyum dan aku rasa bahagia menikmati surga dunia.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="PT-BR"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="PT-BR">O migod!! </span>BEST nyer..</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">Ahh, persetan dan persialkan bab dara atau virginity. Kalau dah begitu ketentuan TUhan maka beginilah jadinya. Sedang hak nikah itu haknyA dan bukan hak aku. Malas hendak fikir jauh-jauh dan lebih-lebih. Asalkan aku boleh fuck dengan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Abang Nazri</a> buat masa ini aku happy. I like and love that oldman.. Who cares?</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">Harap-harap, tawaran jawatan eksekutif pentadbiran ini akan membantu menyelamatkan aku dari mendengar rungutan dan leteran. Sekurang-kurangnya aku ada alasan untuk menolak pinangan sesiapa sahaja dengan mengatakan bahawa aku ingin menumpukan perhatian pada kerjaku terlebih dahulu untuk mencari pengalaman.</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">Lagipun aku tahu perangai ayah dan ibuku yang tidak memaksa aku lebih-lebih untuk memenuhi kehendak mereka. Cuma harapan mereka itu yang akan membuatkan aku jadi serba salah untuk tidak memenuhinya. Bila sudah bekerja bebaslah aku sikit. Tak perlulah aku mencari alasan untuk berjumpa dengan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Abang Nazri</a>. There's always the excuse-kerja!</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">Tamat</p>Don Carloshttp://www.blogger.com/profile/04730135461159300754noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2267716371389977902.post-87170623674423427922009-01-11T17:51:00.000-08:002009-01-11T17:52:24.603-08:00Adik Angkatku Sayang - Episode 3<span style="font-family: arial;">Aku macam kena kejutan letrik dan batangku menggeletar sendiri bila diramas begitu. Sedar-sedar aku rasa batang aku panas dikulum dan dimain-main dengan lidahnya dengan halus dan lembut. Aku hampir mengerang kegelian dan kenikmatan. Siapa yang dah rasa akan tahulah nikmatnya dan kelazatan yang aku rasakan, hingga batangku yang keras mencanak mengembang di dalam mulutnya dan kepala butuhku mencecah pangkal tekaknya.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Tapi Shikin seolah-olah berpengalaman.. Dengan bersahaja dia menekan perlahan-lahan membolehkan anak tekaknya terbuka sedikit meloloskan kepala butuhku memasuki ruang di dalam tekaknya. Aku rasa ketat dan panas di dalam, dan aku rasa batangku berada dalam mulutnya hingga ke pangkal dimana bibir merahnya sudah kini mencecah buah pelirku.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Aku merasakan kegelian nikmat yang amat sangat bila Shikin menyorong tarik mulutnya keluar dan masuk semula sedalam-dalam sepanjang batangku. Hampir sepuluh minit dia melakukannya. Akhirnya tibalah saat yang kuidamkan selama ini..</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Shikin seperti memahami kehendakku. Tanpa membuang masa dia terus berbaring menunggu aku menjolok pantatnya tapi aku bagi isyarat suruh dia menonggeng. Posisi ini yang paling aku minat kerana aku dapat rasa batang aku masuk paling jauh ke dalam pantat.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Aku berdiri di pinggir katil dan batangku yang garang tu mencari sasarannya yang telah berlendir dan kulihat cecair putih membasahi seluruh bahagian lubang pantat hingga ke lubang jubur dan peha. Tanganku menyelak lubang yang ternganga dan tertonggeng, terus kujunamkan balakku menerobos masuk. Shikin terjerit bila aku hempaskan batangku sejauh mungkin meneroka isi perutnya.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">"Ohh..!! Bangg..!!", hanya itu rengekan Shikin menikmati batang lelaki yang keras dan panjang itu meneroka lurah pantatnya.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Tanganku kemas mendakap pinggang yang ramping seakan aku sedang menunggang seekor kuda liar. Aku menarik dan menolak pinggang Shikin mengikut irama pergerakkan batangku keluar masuk. Sesekali punggung yang montok tu aku tepuk. Merah punggungnya aku kerjakan. Aku lihat tangan Shikin mencengkam cadar bila aku merancakkan pergerakkan sorong tarikku.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Mulutnya meraung dan kepalanya bergoyang seperti dipukul ribut. Kemutan pantatnya semakin kuat dan bunyi air pantat semakin kuat dan becak. Air pantat memercik sehingga meleleh ke pangkal pehaku dan menuruni peha Shikin bila pangkal batangku terhempas ke atas permukaan pantatnya. Shikin klimax dua kali aku kerjakan seperti itu.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Setelah puas aku mendera Shikin dengan cara doggy aku pun mencabut batangku dan menolak tubuhnya sehingga telentang. Tanpa berlengah aku menyorong sebiji bantal ke bawah punggung Shikin. Selepas itu dengan bangga sekali batangku terus menyelamkan masuk kepala takuk aku hingga ke dasar paling jauh di lubuk pantat adik iparku itu.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Muka Shikin berkerut menahan tujahan batangku, giginya terkancing rapat dan tangannya menggenggam cadar dengan kemas seakan tidak mahu dilepaskan. Kemudian aku capai kedua kakinya dan aku sangkutkan ke atas bahuku. Aku mula menghayun dengan tenang dan setiap kali aku menekan sehingga santak, gigi dan muka Shikin pasti berkerut menahan kesedapan.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Aku menjadi ganas seperti singa nak telan naga dan aku dah tak peduli dengan rengekan Shikin lagi. Hayunanku yang kencang membuatkan Shikin terketar-ketar dan suaranya tersekat-sekat sambil tangannya terkapai-kapai di udara mencari sesuatu untuk di pegang. Aku rasakan kemutan pantat Shikin seperti hendak memecahkan batangku dan bunyi air pantat bila kena asak berdecap-decup.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Kegelian telah berada di puncak kepala dan aku merasakan baki air maniku telah hampir sampai ke halkum takukku. Peluh menitis dari dagu dan dadaku jatuh tepat ke atas buah dada Shikin yang masih merah dan membengkak. Badan Shikin juga berminyak-minyak. Dia sudah seperti histeria aku kerjakan dan pantatnya bukan setakat berbuih tapi dah meletup-letup aku kerjakan selama sejam lebih.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">"Ohh..! Nngg..!!" keluhan dan erangannya semakin lama semakin kuat.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Aku berjuang hampir empat puluh minit sebelum aku memuntahkan saki-baki air maniku di atas perutnya. Akhirnya kami terdampar keletihan.. Aku tanya adik iparku ini macam mana permainanku.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">"Ohh.. Bang.. Sedapp..", jawab Shikin.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Jam hampir dua petang bila Shikin membisikkan kepadaku yang dia harus pergi bekerja. Selamba dia bangun dari atas katil lalu menuju ke bilik air. Aku segera mengekorinya dan terus masuk ke bilik air bersamanya. Dalam bilik air aku mengongkeknya sekali lagi.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Batang yang mulai tegang kutujah tepat ke peha Shikin. Mulutku mencari sasaran pertama iaitu teteknya yang masih gebu dan bulat lagi. Tanpa bersusah payah aku nyonyot putingnya dalam suasana air sejuk yang membasahi kami berdua dari shower yang terpasang. Dari puting kiri ke puting kanan mulutku beralih. Mata Shikin terpejam.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Setelah puas mengerjakan buah dadanya yang pejal tu sehingga bengkak menegak, aku terus duduk mencangkung dan menjilat pantat Shikin. Lidahku menjalar mencari sasaran dan kaki Shikin terangkat sebelah bila lidahku menjolok masuk ke dalam lubang pantatnya. </span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Aku merasa air mazinya bercampur mandian kami masuk ke dalam halkumku. Aku dah tak tahan beraksi sambil mencangkung dalam hujan tu lalu aku mengangkat Shikin ke atas pelantar sinki dan membiarkan kakinya terjuntai serta badannya bersandar ke cermin dinding.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Tanpa membuang masa kaki Shikin aku kuak seluas mungkin dengan tanganku. Lidahku terus menyeludu pantatnya yang telah ternganga. Bila saja lidahku tersentuh pada bibir pantat yang dah berair tu Shikin terus mengeluh dan tersandar pada cermin besar di dinding bilik air tu. Kerjaku menjadi lebih mudah kerana Shikin sendiri mengoyak lubang pantatnya dengan kedua tangan sambil mulutnya bersiul menahan kesedapan.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">"Oohh.. Bangg.. Sedapp..!!", kata Shikin sambil mengerang.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Jilatanku yang powerful tu membuat Shikin mengerang tak sudah dan untuk menambahkan lagi perisa aku menjolokkan jari hantuku hingga pupus ke dalam lubang pantat yang dah penuh dengan air dan berdenyut keras. Aku sorong tarik jari hantu sehingga tapak tanganku pun dipenuhi air pantatnya yang meleleh.. Tiba-tiba Shikin menjerit kuat dan panjang..</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">"Aarrgghh.. Arrgghh..", erangan dan rintihan saling berganti.</span><br /><span style="font-family: arial;">"Prraatt.. Pprriitt.. Ppraatt..", bunyi pantat Shikin.</span><br /><span style="font-family: arial;">"Cepat le masuk Bangg.!! Ikin dah tak tahan..!!" rintih Shikin menggigil-gigil bunyinya.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Aku mencabut jariku dari celah lubang yang penuh air dan aku menyelak kangkang Ina dengan lebih luas dan menyuruhnya menyandar lebih rendah lagi ke belakang. Tujuanku nak hirup habis semua air yang meleleh keluar sebelum aku palam pantat dia kat atas pangkin singki tu.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Bila je lidah aku merayap sampai ke bibir lurahnya, erangan sedap bertukar bunyi menjadi tangisan.., aku lihat dia menggigit tangannya sendiri menahan kesedapan dan kegelian. Badannya menggigil dan berombak-ombak. Dua minit je kena jilat kat lubang pantatnya dia climax lagi.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Aku berdiri semula dan tubuh Shikin aku tarik supaya tegak semula. Tanpa minta izin aku terus sumbatkan batang balakku yang berukuran 6 inci tepat ke sasaran yang memang dah menunggu untuk di bajak. Mulut Shikin terlopong lagi bila aku sumbatkan habis batang aku ke dalam liang pantatnya untuk kali kedua. Kakinya terus memaut pinggangku dengan kemas dan tanganku pula menggenggam punggungnya yang montok itu.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Aku dan Shikin dapat melihat dengan jelas batang aku keluar masuk dari liang pantatnya. Bila aku tarik keluar batang aku yang nala tu, tersembul keluar lidah kelentit Shikin beserta isi-isinya dan bila aku tekan mata Shikin pun ikut terpejam sama. Pantat tu dah berbuih aku kerjakan dan Ina makin kuat erangannya..</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Aku lihat dia dah klimax empat lima kali tapi aku masih steady lagi. Saja aku mainkan dia sebab bila aku rasa nak terpancut aku berhenti sekejap untuk menjilat pantat dia yang dah banjir tu. Bila dia naik terketar-ketar, aku palam balik pantatnya dengan batang aku. Waahh.. Semakin gila Shikin bila aku buat begitu.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Jilat, main, jilat, main silih berganti. Akhirnya aku memancutkan air maniku ke atas peha Shikin kerana sudah tidak tahan.. Lagipun aku kesian kan dia kerana nak pergi kerja pula. Pukul dua setengah petang barulah Shikin siap untuk pergi kerja dan aku menghantarnya hingga ke kilang sebelum menjemput bapanya dan keluargaku.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Tamat</span>Don Carloshttp://www.blogger.com/profile/04730135461159300754noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2267716371389977902.post-37381856998668946322009-01-11T17:50:00.000-08:002009-01-11T17:51:04.778-08:00Adik Angkatku Sayang - Episode 2<span style="font-family: arial;">Setelah selesai mandi aku keluar dari bilik mandi terus masuk ke bilik. Kulihat Shikin tergolek di atas katil sambil membaca majalah.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">"Lamanya Abang mandi.." usiknya sambil meleretkan matanya ke arahku.</span><br /><span style="font-family: arial;">"Biasalah.. Banyak berangan-angan. Nak jadi pengantin baru!" aku cuba berselindung dengan gurauanku.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Aku segera mendekatinya dan perlahan-lahan aku merebahkan tubuhku di sisi adik iparku di atas tilam empuknya. Aku memulakan perananku dengan memaut bahu, mencium pipinya dan terus menyusuri hidungku ke pipi Shikin yang licin, lembut dan gebu. Menyusuri ke dagu dan leher, naik semula ke pipi, ke hidungnya, dahinya dalam keghairahan yang membangkitkan nafsu. Baru ternampak kesannya. Nafas Shikin kian kuat dan matanya kuyu, tangannya mulai memaut leherku.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Aku masih terus mencium dan mencium bahagian pipi, leher, telinga dan dadanya yang terdedah. Shikin semakin erat memaut leherku. Aku mahu panaskan enjinnya dulu. Jangan gopoh kerana ayam dah ada dalam genggaman. Cuma sekarang sedang mengasah pisau untuk menyembelihnya sahaja. Ciumanku kini melarat kepada menjilat pula. Seluruh dagu Shikin kujilat perlahan dan lembut.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Aku mula menggigit-gigit kecil dan mengulum-ngulum cuping telinga Shikin. Ini membuatkan badannya naik "goosebumps' dan tegak bulu roma. Aku belum mahu mengusik pantatnya, tapi aku pasti lembah larangan Shikin sudah kembang dan basah mengalirkan lendiran mazi. Shikin sudah terkapai-kapai, antara sedar dengan tidak. Matanya pejam rapat, menggetap bibir, sementara badannya menggelisah tak tentu keruan. Aku terus lagi memeluk, mencium dan menggomolnya. Rakus, tapi lembut dalam pergerakan yang kemas dan teratur.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Akhirnya aku terasa tangan Shikin meraba-raba ke arah pangkal pahaku mencari-cari sesuatu. Aku pandukan tangannya ke batangku dan meletakkannya di sana. Seperti yang kuduga apabila dapat saja benda itu Shikin terus menggenggam dan meramas-ramasnya dengan penuh geram. Badan Shikin dah mula bergoyang ke kiri ke kanan tak tentu arah dan mulutnya merengek sesuatu yang aku pun tak faham.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Aku rasa sudah tiba masanya untuk mara setapak lagi. Sebelah tanganku perlahan-lahan merayap dari lutut ke paha dan naik ke pinggangnya. Dia mengangkatkan badannya sambil matanya masih terpejam rapat. Kemudian Shikin terus celapakkan sebelah kakinya memeluk pinggangku. Aku sempat menempatkan tapak tanganku di celah kangkangnya. Sambil tangan kiriku membantalkan kepalanya, tangan kananku pula mengusap-usap pantatnya.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Tetapi aku tetap belum mahu memulakan penetration. Aku mahu adik iparku terus histeria. Biar dia ingat aku sampai bila-bila. Lama aku mengucup mulutnya sambil menghisap lidah dan tanganku pula menggosok-gosok pantatnya. Air pantat Shikin mencurah-curah turun macam paip bocor dan dia dah mula mengerang. Oleh kerana kami masih berkucupan aku tak nampak macam mana rupa bukit merekah di bawah sana. Tetapi jejariku memang lebih cekap dari mataku. Dengan meletakkan tapak tanganku menekap apamnya aku dapat membayangkan bentuk dan rupa rekahan bibir luar, kemerahan bibir dalam, dan ketegangan biji kelentitnya.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Semuanya berdenyut-denyut di tapak tanganku yang basah dan panas menekapnya. Aku mula menghidupkan jari telunjukku dan menari-nari di celah rekahan bibir pantat Shikin. Berpusar-pusar ke atas, ke bawah, ke kiri, ke kanan mencari biji kelentit yang tersembunyi di celah kelopak bibirnya. Dia meliuk meliuk meronta mengerang dan menangis. Sampai aku lihat air matanya mula meleleh turun ke pipinya baru aku berhenti.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">"Shikin.. Abang buat kasar ke.. Sakit ke..?" aku bisikkan halus tak mau merosakkan suasana.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Matanya masih pejam tetapi menggeleng-gelengkan kepala.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">"Taak.. Sedaap..!!" Dan terus dia menangis lagi.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Aku merasa yakin segala usahaku berhasil. Memang aku nak lonjak dia setinggi-tinggi yang mungkin ke puncak nikmat asmara. Siapa yang dah merasa akan tahulah rasanya. Kalau laki di rumah hanya mengongkek bini sebulan sekali, alamat goodbye-lah pastinya. Kalau hantar wang bulanan bererti membela burung untuk disembelih oleh orang lainlah adanya.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Aku meneruskan perananku kerana aku tahu Shikin sudah bersedia. Tanpa memberi apa-apa isyarat aku segera bangun dan mengangkangkan kakinya seluas mungkin. Shikin tak membantah, malah mengikut saja. Secepat kilat dengan sebelah tangan aku menyorongkan sebiji bantal ke bawah punggungnya. Waduh! Bayangkan dia telentang melentik ke atas begitu dengan pantatnya merekah luas memandang ke arah aku! Bibirnya kemerahan terserlah dengan percikan air jernih yang mengalir seperti sebuah alur menuruni lurahnya, meleleh turun ke bawah, membasahi lubang dubur dan celahannya. Bibir dalamnya mengembang berkilat mengembang-kempis seperti sebuah mulut yang amat kehausan.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Di atas sekali, tompok kecil bulu hitam halus bertakhta di puncak pantatnya, dimana bulu itu kian menipis ke bawah hingga ke permulaan rekahan bibir luarnya. Kelopak di atas separuh terbuka dan mengembang dek keghairahan nafsu berahinya. Seketul daging berwarna kemerahan menonjol di celahnya. Biji kelentit Shikin tidak boleh bersembunyi lagi.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Ke bawah sedikit di tengah-tengah lurah jelas aku lihat lubang kecil menghiasi dasarnya, lubang ini agak tertutup rapat, kerana dalam keghairahan yang di alaminya sekarang, lubang kencing tak ada fungsinya; lubang pantat pula yang mengambil alih kuasa. Di bawah lubang kencing ini aku lihat liang saluran farajnya sudah kembang ke tahap maksimalnya.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Merahnya lain macam, seolah-olah bercahaya dan kedutan-kedutan dinding saluran dalam jelas kelihatan, berkilat dibasahi titisan dan percikan air nikmatnya. Sesekali lubang saluran pantatnya itu mengempis mengeluarkan cecair jernih mengalir keluar membasahi bibir tepinya. Aku terpegun lama, menikmati kepuasan membelek pantat adik iparku sepuas-puasnya. Kemudian aku menggeselkan bulu janggutku pada peha Shikin membuat dia menggeliat menahan sedap.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">"Mmhh.." kudengar erangannya.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Aku tak membuang masa lalu bibirku mencari pelepah buntutnya yang halus dan pejal itu. Bila hembusan nafasku singgah di punggung Shikin, kulit di sekelilingnya kelihatan meremang dengan bintik-bintik roma yang terangsang oleh kehangatan nafas jantan. Aku mengigit geram daging punggung Shikin, sambil itu lidahku sengaja kupanjangkan dan menjilat celah dua kelopak pantat Shikin.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">"Oohh.. Ahh.." rengekan kecil keluar dari mulutnya.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Pantat Shikin kian lencun. Jelas kelihatan bibir pantatnya tercungap-cungap bagaikan menjemputku untuk terus menjilat lembah gersangnya. Aku sengaja melengahkan lidahku dari menyentuh biji kelentit Shikin yang agak panjang dan kini keras terselit di pelepah pantat gebu itu.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Meskipun aku sangat menginginkannya, tapi ego lelakiku bertekad untuk memaksa Shikin merayuku untuk menjilatnya. Kerana tak tertahan Shikin menghempas tundunnya ke mulutku, sambil cuba merapatkan biji mutiaranya itu ke lidahku.. Akhirnya aku menyembamkan mukaku dan menekapkan bibirku tepat ke lubang Shikin! Aku terdengar dia menjerit kecil, tetapi dua pehanya memeluk erat kepalaku agar lebih kuat menekap ke pantatnya.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Telingaku hampir bengang terhimpit peha Shikin yang padat gebu berisi, tetapi aku tak peduli, kerana kenikmatan menjilat pantat dah membuat aku hampir tak sedar diri. Aku lulurkan lidahku sepanjang alur pantat Shikin, ke atas dan ke bawah dalam slow motion yang membuatkan dia mengeluh, mengerang, menggeliat dan terkujur keras mengejang. Ke atas, ke bawah, dari atas menyentuh biji kelentitnya, ke bawah melurut lurah hingga terkena lubang kencingnya dimana aku memusar-musarkan lidah menjolok-jolok lembut lubang kecil itu. Dia menggeliat kegelian, namun kepala aku kian rapat disepitnya ke dalam.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Dari lubang kencing aku luruti ke bawah, menemui lubang pantatnya. Bila saja lidahku menjelir menjolok ke dalam, Shikin menggelepar menggigil macam diserang demam. Aku tumpukan peranan lidahku di situ. Keluar masuk, keluar masuk, merasai lelehan air maninya. Rasa kelat-kelat masam air maninya membuat aku bertambah berahi. Batangku sudah mencanak.. Kemudian Shikin menolakku sambil tangannya memegang batangku yang keras mencanak.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">"Nak rasa.." rengeknya sambil tangan meraba mencari batangku dan kemudian meramas lembut memicit-micit air lendir yang keluar dari hujungnya.</span><br /><br /><span style="font-family: arial;">Ke bagian 3</span>Don Carloshttp://www.blogger.com/profile/04730135461159300754noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2267716371389977902.post-45577851233012264122009-01-11T17:45:00.000-08:002009-01-11T17:48:50.646-08:00Adik Angkatku Sayang - Episode 1<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="PT-BR"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="PT-BR">Peristiwa ini berlaku lebih kurang dua tahun lalu. Ceritanya begini. Aku mempunyai seorang adik ipar dan telah berkahwin. <span style="" lang="PT-BR">Namanya <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Shikin</a>. Wajahnya cun habis, ada iras-iras pengacara TV3 iaitu Zakiah Anas. Walaupun begitu belum ada anak lagi. Nasibnya agak malang kerana suaminya sedang berada di Pusat Serenti atas kesalahan menghisap ganja.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="PT-BR"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="PT-BR">Suatu hari aku pulang ke kampung mertuaku di selatan tanah air untuk menjenguk anak dan isteriku yang telah balik bercuti lebih awal dariku. Aku sampai ke rumah mertuaku lebih kurang jam 10 pagi. Aneh kudapati pintu rumah tertutup dan berkunci.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="PT-BR"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="PT-BR">Sangkaanku seisi rumah mungkin telah keluar termasuk adik iparku <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Shikin</a>. Aku lantas mengambil kunci rumah yang memang sentiasa disorokkan dilubang besi garaj kereta. Tempat kunci ini hanya diketahui oleh ahli keluarga terdekat sahaja demi keselamatan.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="PT-BR"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="PT-BR">Bila pintu dibuka aku agak terkejut kerana melihat bilik tidur adik iparku diterangi cahaya lampu. Aku cuba meninjau ke dalam tetapi tiada sesiapa kecuali seluar dalam dan coli yang bersepah dalam bilik yang berkemas rapi.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="PT-BR"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="PT-BR">Nafsuku mula memuncak apatah lagi bila kuingatkan yang adik iparku kini keseorangan. </span>Kemudian kudengar bunyi orang sedang mandi dalam bilik air. Dadaku makin berkocak. Aku yakin yang sedang mandi adalah adik iparku. Aku kembali mengunci pintu rumah takut kalau-kalau sesiapa balik.</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">Perlahan-lahan aku memanjat atas kabinet dapur dan <st1:place st="on"><st1:country-region st="on">cuba</st1:country-region></st1:place> mengintai dari situ. Berderau darahku melihat tubuh mongel <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Shikin</a> dengan buah dada yang mengkal menggunung tanpa ditutupi seurat benang pun. Dia begitu asyik mengusap tubuhnya dengan sabun tanpa menyedari sepasang mata sedang memerhatikannya. Agak lama Shikin mengusap-usap terutama bahagian lurahnya sambil mendengus keenakan.. Shikin terus mengusap celahan pantatnya. Aku tersenyum bila melihatnya memuaskan nafsu secara begitu. Adik iparku sebenarnya dahagakan belaian dan usapan seorang lelaki..</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">Sebentar kemudian Shikin selesai mandi dan mengesat tubuhnya. Aku bergegas turun dan bersembunyi di sebalik almari berhampiran bilik tidurnya. Kulihat dia selamba sahaja melangkah masuk ke biliknya dengan tuala dililit di kepalanya sahaja. Fuhh.. Mengancam habis adik ipar aku seorang ini. Puas aku melihat tubuh mongel yang melepak ini di dalam biliknya. Aku sudah tidak tertahan lagi. Perlahan-lahan aku <st1:place st="on"><st1:country-region st="on">cuba</st1:country-region></st1:place> hampiri pintu biliknya. Entah macam mana Shikin tiba-tiba menoleh ke arah muka pintu dan terkejut melihat aku yang tercegat disitu.</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">"Abang!!"</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">Serentak dengan itu dia mencapai tuala dan sempat menutup bahagian depan tubuhnya sahaja dan wajahnya berubah kerana malu teramat sangat.</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">"Abang dah tengok habis! Fuhh cantiknya <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Shikin</a> ini"</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="PT-BR">Aku cuba mengumpan. Dia tersenyum sambil menyuruh aku beredar dari situ. Namun aku semakin berani. Aku melangkah masuk ke biliknya dan menariknya duduk di tepi katil. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Shikin</a> mulanya membantah.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="PT-BR"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="PT-BR">"Jangan Bangg..! Nanti sesiapa datang mampus kita", ujarnya.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="PT-BR">"Jangan takut.. Pintu dah Abang kunci" aku memberi keyakinan kepadanya.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="PT-BR"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">Aku merenung matanya. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Shikin</a> menundukkan mukanya. Bahagian belakang tubuhnya terdedah. Sepantas kilat aku memaut dan merebahkan adik iparku ke atas tilam.</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">"Jangan Bang..!! Takutt..!"</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">Aku tidak mempedulikannya. Batangku yang telah beberapa hari tidak menikmati pantat akan kujamahkan ke dalam alur lurah adik iparku. Aku terus menggomol <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Shikin</a>. Tolakannya semakin lemah.</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">"Bangg.. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span style="" lang="NO-BOK">Shikin</span></a><span style="" lang="NO-BOK"> takut..!" ulangnya berkali-kali.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK">Akhirnya </span><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span style="" lang="NO-BOK">Shikin</span></a><span style="" lang="NO-BOK"> mengalah bila aku mula menghisap puting teteknya. </span>Kiri dan kanan berselang seling manakala tanganku merayap dan mengusap apam yang tembam kepunyaannya.</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">"Huhh.. Iskk.."</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">Erangan dan rengekan kini mula kedengaran dari mulutnya. Pantas kukucup dan menghisap lidahnya pula. <span style="" lang="NO-BOK">Sedang aku menguli dan meramas tetek </span><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span style="" lang="NO-BOK">Shikin</span></a><span style="" lang="NO-BOK"> tiba-tiba telefon berdering. </span>Ringkas <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Shikin</a> menolakku. Terkejut benar dia. Sambil mencapai tuala dan menutup tubuhnya dia mencapai gagang talipon.</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">Rupanya panggilan bapa <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Shikin</a>. Dia memberitahu kereta mereka rosak dan mereka kini berada di rumah bapa saudaranya. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span style="" lang="NO-BOK">Shikin</span></a><span style="" lang="NO-BOK"> berbohong dengan mengatakan aku baru sebentar tadi menalipon ke rumah dan akan sampai lebih kurang tiga jam lagi.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NO-BOK"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">Mereka berpesan supaya aku menjemput mereka selepas asar nanti. <span style="" lang="NO-BOK">Selepas meletakkan gagang talipon </span><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span style="" lang="NO-BOK">Shikin</span></a><span style="" lang="NO-BOK"> kembali ke katil sambil tersenyum ghairah.. </span>Tetapi aku segera mengawal diriku. Aku harus bertenang dan tidak perlu tergopoh-gapah. Sambil berdiri aku merenungnya dan berkata..</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">"Abang nak mandi dulu. Cuci badan bersih-bersih pakai sabun biar wangi.."</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="PT-BR">Dalam hatiku pula berkata biarlah dia tunggu aku mandi. Lagi lama dia tunggu, lagi banyak air mazinya meleleh keluar dari lubang pantatnya dan lagi mudah aku nak masuk nanti. Aku mencapai tuala dan terus ke bilik air.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="PT-BR"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="PT-BR">Dalam bilik mandi, aku berangan-angan macam-macam cara nak aku kongkek <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Shikin</a>. Nak suruh dia hisap batang atau aku nak jilat dulu pantatnya; nak cara melentang atau nak cara menonggeng; nak plain sex atau nak romen lama-lama atau nak terus kongkek sahaja.. Seribu satu khayalan menjelma. Batangku dah tegang mencanak semasa aku mandi tu. Bila aku sabunkannya, mengurut-ngurut sana sini dia jadi tambah garang macam dah tak tersabar lagi. Macam lembu garang dah nak merentap tali.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="PT-BR"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="PT-BR">Kalau macam ni, baru sekali sorong ke lubang pantat <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Shikin</a>, tentu aku dah terpancar mani! Buat malu saja. Lantas aku melancap dulu supaya terkeluar satu round air maniku. Baru nanti boleh main lama sikit. Namun ini satu kerugian, sepatutnya load yang pertama ni, yang pekat padat dan kuat pancutannya ni kena lepaskan dalam lembah larangannya. Baru lebur seluruh isi pantatnya. Tetapi aku fikir kalau terpancut dengan dua kali sorong tarik, tak guna. Lantas aku terpaksa buat satu pengorbanan kerana dia amat memerlukan kepuasan climax sebenarnya. Batang memang dia dah pernah rasa dari laki dia. Aku kena puaskan dia, lebih penting dari memuaskan aku punya senjata.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="PT-BR"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="PT-BR">Aku menggenggam batang zakarku yang sedia tegak keras dengan tangan kananku. Air sabun yang melicinkan pergerakan jejariku membuatkan amat mudah mengurut batangku. Aku memejamkan mataku membayangkan tubuhnya yang sudah bertelanjang bulat menonggeng di depanku. Kedua tangannya berpaut pada sinki sambil punggungnya melentik ke arahku.. </span>Dan jejariku kian kemas mengurut dan meramas batang butuhku.</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">Dalam membayangkan aku menyorongkan batang zakarku yang tegang keras ke celah rekahan bibir pantatnya dari arah belakang, aku mula merasakan satu macam syok dan kegelian. Tanganku kian rancak memainkan peranan. Turun naik dalam pergerakan yang penuh kemahiran. Sedikit turun ke bawah, dan naik semula hingga jari terkena sedikit menyentuh takuk di kepala; turun sikit ke bawah dan naik semula. Semakin kuat rasa kegelian terbina di batang zakar, semakin dalam aku bayangkan batangku memasuki lubang pantatnya.</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">Kepanasan dan kelicinan air sabun yang mula membuih kerana geseran tanganku memberi satu simulasi seolah-olah batangku benar-benar sedang dikemut dan disedut oleh saluran pantatnya. Kian kuat kegelian, kian laju jejariku melancapkan batangku yang telah mula mengedik-ngedik kenikmatan. <span style="" lang="FR">Dan, kini buah pelirku mula terasa keras dan batangku menceding lain dari biasa. </span><span style="" lang="PT-BR">Aku terasa seperti arus letrik tiba-tiba menjalar ke seluruh urat sarafku. Badan menjadi kejang serta aku sudah terdiri di hujung jari kaki. Tiba-tiba semua pergerakan terhenti, aku kejang seketika, dan dengan satu ledakan yang menggegarkan seluruh tubuhku, air mani melancut dalam gumpalan pekat diikuti satu rasa nikmat kepuasan nafsu yang tadinya bergelora.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="PT-BR"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="PT-BR">Beberapa kali pancutan itu berulang, menggegarkan badan setiap kali ia meledak. Mataku terpejam rapat, sehingga selesai semua berlalu. Kenikmatan yang aku rasakan dengan cara begini kadangkalanya jauh melebihi kepuasan melakukan persetubuhan itu sendiri.<o:p></o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="PT-BR"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="" lang="PT-BR">Bila aku telah recover dan membuka mata, aku ternampak gumpalan air putih pekat melekat dalam beberapa tompokan di dinding tiles yang licin. Ada yang dah mula mencair dan meleleh turun berbentuk jaluran menghiasi dinding yang berwarna warni itu. </span>Cepat-cepat aku pancutkan air shower dan dinding bersih semula.</p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p style="font-family: arial;" class="MsoNormal">Ke bagian 2</p>Don Carloshttp://www.blogger.com/profile/04730135461159300754noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2267716371389977902.post-38612120545821351682009-01-10T00:14:00.000-08:002009-01-10T00:23:27.772-08:00Adik Angkatku<span style="font-family:arial;">Ini adalah cerita bagaimana bermulanya kehidupan aku sebagai seorang lelaki yang hobinya melakukan hubungan seks. Pada masa itu, aku mempunyai seorang adik angkat yang bernama <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Abby</a> (masih kekal sampai sekarang). Personaliti dia yang sosial membuatkan dia menjadi sasaran yang sempurna untuk menjadi teman tidur aku di Sarawak. Muka dia ni biasa sahaja tetapi dia mempunyai 3 kelebihan yaitu susuk badan yang mantap alaala Cameron diaz, kulit yang putih kemerahan, dan bibir yang sangaatt seksi. Apabila dia bercakap, aku seringkali mengambil kesempatan melihat dua ulas bibir nya yang berwarna pink dan tampak sentiasa kebasahan gitu sambil berangan2 alangkah indahnya jika boleh merasa bibir yang menawan itu dengan bibirku, dan bertambah indah lagi andainya bibir itu mengulum lembut batang pelirku yang keras.. Aku tak boleh berangan-angan aje, aku mesti bertindak.. Aku pun mengaturkan satu rancangan. Pada tanggal 31 Ogos 20XX, aku mengajak <a href="http://http//portalskandal.blogspot.com">Abby</a> dan kawan-kawan perempuannya berkelah di Pantai Damai dengan 3 orang kawan aku. Sengaja aku ajak picnic agar aku boleh menunjukkan susuk badan aku yang takde laa tough sangat tapi agak seksi jugak ni pada <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Abby</a>. Lagipun, agar <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Abby</a> lebih cepat letih dan mengantuk pada malamnya kang. Sewaktu kami bermandimanda, aku cukup geram melihatkan dua buah dadanya yang cukup berisi di sebalik bajunya yang basah. Pada malamnya, kami menempah dua buah bilik di hotel Harbour View, satu untuk lelaki dan satu untuk perempuan. Ini semua sebagai cover je.. Time tu, baru pukul 10 malam, so member2 aku ngan member2 <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Abby</a> pun bercadang pergi ke pub untuk berhibur. Tapi aku memberikan alasan aku nak check tengok keadaan bilik dengan <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Abby</a>, lepas tu nanti jumpa kat sana. <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Abby</a> mengikut aja.. Bilik 128, aku masuk ngan <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Abby</a> dan aku buat tengok-tengok fasiliti yang ada, manakala <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Abby</a> bukak TV lalu duduk di atas katil. "Emm.. Ok laa enggak hotel ni, semua ada.." kata aku. "Aah, ok je.." balas <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Abby</a> plak "Aduh.. Letih laa hari nie kan.." keluh aku sambil membaringkan badan aku di sebelah <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Abby</a> dengan kaki aku berjuntai di kaki katil. "<a href="http://portalskandal.blogspot.com">Abby</a> taknak baring kejap ke?" umpan aku.. "Emm.. Letih enggak ye.." kata <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Abby</a> sambil baring lalu menggeliat kecil, membuatkan breast nya tampak menonjol sekali.. Aku tak tahan lagi, maka aku pun bingkas bangun dengan bertongkatkan siku kiri aku lalu memandang ikan yang termakan umpan aku ni sambil membayangkan keenakan rasanya yang bakal aku nikmati sekejap lagi. "Kenapa tengok orang camtu?" tanya <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Abby</a>.. "<a href="http://portalskandal.blogspot.com">Abby</a> pernah kissing tak?" tanya aku. "Tak.." jawab <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Abby</a> perlahan.. Mukanya dan blushing.. Cute betul melihat mukanya putih kemerahan-merahan.. "Kita try nak.." umpan aku lagi.. Sambil mendekatkan muka dan badan aku ke arahnya.. "Taknak laa.." jawab <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Abby</a> sambil cuba menahan dada aku dengan tangannya "Alaa.. Kiss je.." pujuk aku lagi sambil terus merapatkan lagi badan aku ke badannya perlahan-lahan.. "Taknak laa.." kata <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Abby</a> lagi.. Walaupun kata taknak tapi tangannya tak lagi menahan dada aku tapi cuma sekadar menyentuh lembut je.. Aku pun tak lepas peluang terus menghalakan bibirku ke bibirnya yang munggil dan separuh terbuka itu lalu mengucup bibir pinknya yang sangat lembut itu. Aku dapat merasakan kenikmatan yang amat sangat, lalu terus mengucup dengan lebih rakus. Aku juga dapat merasai nafas <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Abby</a> yang lembut dan hangat. Makin lama, nafas <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Abby</a> dan nafas aku makin tak keruan. Kami terus balas membalas ciuman dengan penuh ghairah. Batang pelir aku semakin mengeras di dalam seluarku. Aku tak sedar apa yang terjadi, tapi tiba-tiba je kaki kami dalam kedudukan melakukan seks dengan aku berada di tengah manakala kaki <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Abby</a> sedikit terkangkang. Lalu aku pun menggerakkan punai aku seperti keadaan fucking. Aku menggesel-geselkan kote aku yang tegang itu ke arah cipap <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Abby</a>. Aku tengok <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Abby</a> memang sudah stim giller dengan matanya terpejam dan tangannya meraba-raba badan aku dengan bernafsu sekali. Nafasnya semakin kencang sekarang dan dadanya berombak-ombak maka aku pun memulakan Step yang ke-2 yaitu payudara nya laa.. "Abang pegang breast <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Abby</a> yek.." tanya aku "Jangan laa.." kata <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Abby</a> lembut. Ah.. Aku tak kira, aku pegang enggak breast kiri dia dengan tangan kanan aku. Lembut betul.. Aku ramas dengan lembut sambil terus mencium-cium bibir nya.. Makin lama, breastnya makin mengeras dan padat, aku tukar ramas breast kanan dia plak sambil terus menikmati bibir nya.. Bila tetek sudah padat sangat aku menghentikan ciuman di bibir lalu memulakan ciuman di breastnya.. Aku menggigit kecil di bahagian tengah yang aku agak puting nya berada, bosan dengan halangan bajunya, aku lantas mengangkat bajunya ke atas, maka tersembul laa dua buah gunung putih yang berbalutkan coli berwarna putih. Perut <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Abby</a> sungguh putih bersih sekali. Aku pun mula meremas-remas teteknya dan mengigit puting yang masih beralaskan colinya.. Sungguh seronok sekali melihat pemandangan yang amat menakjubkan tu. Tapi pasti nya lebih seronok melihat gunung itu jika tiada apa apa halangan maka aku pun mencari2 pin untuk membuka coli di belakang <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Abby</a>, <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Abby</a> nampaknya sudi kerana dia membalikkan sedikit badannya ke kanan agar aku senang membukanya.. Nah.. Satu pemandangan yang amat indah sekali. Sukar untuk dilafazkan dengan kata-kata.. Aku tak membuang masa lalu mula meremas-remas kedua buah gunung putih itu. Putting nya yang berwarna pink itu aku main-mainkan dengan jari telunjuk aku dengan melakukan pusaran di sekelilingnya. Lepas tu, aku gentel-gentel, dan aku tarik-tarik.. Ah.. <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Abby</a> mengerang kenikmatan.. Tapi perlahan aja, sebab dia masih malu dengan aku. Aku jilat puting nya, kemudian aku gigit sampai puas. Merah-merah breast dia aku kerjakan.. Ahh.. Ahh.. Seronok btul.. Mendengar erangan dia yang semakin kerap. Puas hati dengan step ke-2 aku memulakan step ketiga iaitu cipap nya.. Aku terus membuka zip seluar jeans levi's nya. Zruup.. Lalu, terserlah lah underwear putihnya yang sudah bsah kuyup kat bahagian bawah sampai sudah nampak jelas pussy nya.. Aku rasa dia sudah klimaks sekali time aku kerjakan payudara dia.. Aku pun menarik keluar seluar jeans <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Abby</a>.. <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Abby</a> pun turut berkerjasama dengan bangun sedikit untuk memudahkan kerja aku. Peha dia, fuuh.. Putih betul.. Aku pun meraba-raba pahanya yang lembut tu.. Bila aku nak bukak underwear <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Abby</a>, tangan nya tiba-tiba menahan bahagian atas underwear dia.. "Jangan laa bang, sudah laa tu.." Rayu <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Abby</a>. Aisey, camne ni, takkan dia sudah insaf kot.. Alaa.. Dari tadi kata jangan2 tapi bagi enggak, aku pun tak peduli jugak, aku taknak laa bukak kasar so aku pun, selak laa bahagian bawah dia lalu terus menjilat2 alur nya yang memang sudah lencun giler.. "Ahh.." erang aby lagi.. Dia sudah tak tahan nampaknya, lalu tangannya memegang kepala aku seperti menyuruh aku membenamkan lagi lidah aku ke dalam alurnya.. "Jilat aje ye bang, tapi jangan sampai masuk anu abang yek.." kata <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Abby</a> lalu baring kembali ke katil "Emm.." Aku sekadar jawab emm je, emm tak semestinya bermaksuk ya kan? No way!! Aku takkan lepaskan peluang keemasan ni.. I'll never waste this opportunity.. Aku pun menyambung meratah cipap dia.. Dinding kanan, dinding kiri, atas, bawah, semua aku servis.. Time kat bahagian atas, aku terjumpa kelentit dia. Aku pun membelasah sepuas-puasnya.. Biji kelentitnya aku hisap, aku jilat semahunya. Cipap <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Abby</a> mulai basah aku terus jilat dan hisap sambil tangan menggentelgentel puting teteknya. Tiba-tiba, sedang tengah sedap menjilat, <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Abby</a> meraung dengan tubuhnya terangkat. Serentak dengan itu juga habis mulutku basah dengan simbahan air dari dalam cipapnya. Aku mengambil kesempatan ini untuk merasa air madu cipap seorang wanita buat pertama kalinya.. Rasanya agak payau, masin pun ada. Aku agak itulah pancutan klimaks <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Abby</a>.. "Ahh.. Ah.. Ah.." erangan lembut <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Abby</a> membakar semangat aku. Aku teruskan servis aku. Kali ini dengan tangan telunjuk aku memasuki pussy <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Abby</a>.. Aku tak boleh masuk dalam sangat sebab ada daging lembut yang menjadi halangan.. Selaput dara, so aku still memain kat area luar je.. Sekali sekala aku meraba-raba peha dan teteknya.. Kelentitnya aku mainkan, aku gentelkan hinggakan suara yang dilepaskan kali ini agak kuat dengan badan terangkat kekejangan. Aku tak boleh buang masa lagi, aku pun mula membuka seluar aku. Ting!! tercacak keluar laa tiang bendera aku yang berukuran 7 inci ni.. Aku pun memasukkan kepala pelir aku ke dalam sampai menyentuh selaput dara <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Abby</a>.. Aku main2 kat situ dengan gentleman dulu agar pelir aku biasa dengan keadaan kat dalam.. Bila sudah biasa, aku pun memulakan proses perasmian pemecahan dara adik angkat aku dengan menyorongkan senjata aku ke dalam lagi.. Sekali hentak, terasa ada halangan.. Hentakan kedua, aku berjaya memecahkannya.. "Aaahh.." erang <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Abby</a>, entahkan sakit entahkan seronok.. Aku pun takde masa untuk memastikannya kerana aku sendiri sedang sibuk menikmati satu kenikmatan yang amat sangat.. Sebaik sahaja pintu syurga kenikmatan itu terbuka, aku pun tekankan batang aku sampai ke pangkal kemaluannya.. "Aghh.. Emm.. Ahh.." jerit <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Abby</a> lagi.. Aku berhenti sekejap, sebab terasa macam nak terpancut sangat sudah. Aku mencium leher dan mulutnya berulang kali. Bila keadaan sudah agak OK, aku mula mendayung, atas bawah.. Slow and steady. Kote aku menerjah masuk dan keluar, kemudian memainkannya ke atas dan ke bawah.. Naik dan turun.. Berulang kali. Kenikmatan pada waktu itu adalah sangat best, sukar nak diungkapkan dengan kata-kata.. Sememangnya syurga duniawi.. Aku sorong tarik kemaluan aku dengan diiringi suara mengerang yang agak kuat sambil melihat panorama di bawah, indah, cukup indah melihatkan kote masuk dan keluar dari lubang cipap, dengan bunyi yang cukup menawan <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Abby</a> memeluk erat pinggangku semasa berdayung, punggungnya bergerak atas bawah mengikuti rentak dayungan. Terasa kenikmatan yang tiada tolok bandingnya. Aku lajukan dayungan, makin laju dengan suara yang makin kuat, dan aku rasa macam sudah nak terkeluar aku lajukan lagi dan sekuatkuat hati aku tusukkan sedalam yang boleh ke dasar lubang cipapnya diikuti dengan jeritan <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Abby</a> yang nyaring, terpancutlah air mani aku jauh ke dasar cipapnya. Ahh.. Aku sungguh puas hati dengan hasil lumayan aku itu.. Lepas klimaks sekali, aku rilek dulu sambil meneroka segenap tubuh badan <a href="http://portalskandal.blogspot.com">Abby</a> sepuas2 nya.. Lebih kurang 5 lepas tu, aku suruh adik angkatku tu blowjob konek aku sampai keras.. sudah keras, aku balun lagi cipap dia.. Second time ni, lagi lama aku tahan.. Malam tu aku main 4 round.. Best siott.. Banyak lagi cerita nak aku ceritakan tapi lain kali laa plak ye, ada cerita pasal masa aku main guna gambir sarawak, buat kat tangga, layan pil, dan sebagainya. Pada mana-mana aweks yang nak merasa sentuhan erotik seorang gentleman, kontek laa aku kat 17tahun ni.. aku prefer orang kuala lumpur, kuching, sebab aku biasa ngan area tuh.. Jangan malu-malu, aku tak kecoh punya..</span><br /><br /><span style="font-family:arial;">Tamat</span>Don Carloshttp://www.blogger.com/profile/04730135461159300754noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2267716371389977902.post-40848473775160916862009-01-09T21:08:00.001-08:002009-01-09T21:10:24.892-08:00Threesome Dengan Lecturer<meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 11"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 11"><link style="font-family: arial;" rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5COem%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> <w:usefelayout/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><style> <!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:Verdana; panose-1:2 11 6 4 3 5 4 4 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:swiss; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-1593833729 1073750107 16 0 415 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0in; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-language:EN-US;} a:link, span.MsoHyperlink {color:blue; text-decoration:underline; text-underline:single;} a:visited, span.MsoHyperlinkFollowed {color:purple; text-decoration:underline; text-underline:single;} p {mso-margin-top-alt:auto; margin-right:0in; mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:0in; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-language:EN-US;} @page Section1 {size:8.5in 11.0in; margin:1.0in 1.25in 1.0in 1.25in; mso-header-margin:.5in; mso-footer-margin:.5in; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin:0in; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--> <p class="MsoNormal" style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">“<a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Mr Cheah</a> can I see you in ur office?”</span></p> <p class="MsoNormal" style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">“Yes, come right now!” Sekejap sahaja aku sudah tiba di pejabat pensyarah merangkap kekasih gelap aku itu. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Mr Cheah</a> menyambut aku dengan senyuman yang nampak lain masa aku masuk ke biliknya.<span style="" lang="MS"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">“Nice skirt Vasanthi.” Pujinya sambil menjeling paha gebu aku yang terdedah di bawah mini skirt yang aku pakai.<span style="" lang="MS"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">“Thanks” aku mengenyitkan mata padanya sambil melabuhkan punggung gebu aku ke kerusi di depan mejanya. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Mr Cheah</a> datang mendekati aku dan duduk di bucu mejanya. Tangannya diletakkan ke bahu aku yang terdedah dan mengusap-ngusapnya.
<br />“Must be about ur recent Calculus paper problem, I guess.” dia meneka sambil merenung tepat ke wajah ayu aku.</span></p> <p class="MsoNormal" style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">“Of course honey.” Aku mendongak merenung wajahnya sambil menjawab dengan nada manja.</span></p> <p class="MsoNormal" style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">“Well this is ur first failure, I see. But…” <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Mr Cheah</a> rendahkan wajahnya hingga hampir ke mukaku. Usapan tangannya di bahuku semakin halus hingga aku terasa sedikit geli dan tetekku mula terasa agak tegang.
<br />“..seems like u had to do me a favor!” dia menyambung sambil dagu aku dicuitnya. Aku ketawa kecil.</span></p> <p class="MsoNormal" style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">“You mean this??” aku dengan beraninya memegang celah kelengkang <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Mr Cheah</a> dan mengusapnya pula. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Mr Cheah</a> mendesis kesedapan. Dia tersenyum miang sambil mengangguk.
<br />“So how do we settle it?” aku terus memainkan batang penisnya yang kurasa mula mengeras di balik seluar.</span></p> <p class="MsoNormal" style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">“Tonite. Can you??” soalnya dengan nada mengharap. Aku bangun sambil menyelak skirt hingga menampakkan panty nipis yang membalut vaginaku dan melurut pula panty itu ke bawah hingga vaginaku terdedah. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Mr Cheah</a> tersenyum lebar melihat tingkah aku yang tidak tahu malu itu. “See, no menstruation. Which mean we can fuck!” kataku. Pantas sahaja <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Mr Cheah</a> menggeletek vaginaku. Aku mengelak sambil ketawa kegelian. Panty aku tarik balik hingga menutup vaginaku dan skirt yang kuangkat aku jatuhkan semula.<span style="" lang="MS"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">“Spare it for tonite kay??” Aku mencium pipi <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Mr Cheah</a> sambil menghayun langkah keluar. Sempat lagi dia meramas punggungku yang lentik itu semasa aku menggenggam tombol pintu pejabat untuk membukanya. Semasa turun tangga ke tingkat bawah aku perasan beberapa pelajar lelaki keturunan India kolej aku melihat aku dengan penuh bernafsu. Aku tahu, dengan kulit yang agak cerah bagi seorang gadis Tamil biasa dan bentuk tubuh yang menggiurkan, bermakna akulah yang mereka idamkan untuk jadi kekasih atau mungkin hanya….teman di ranjang. Tapi nampaknya mereka hanya mampu berangan-angan setakat ini. Selain <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Mr Cheah</a> hanya Linggam sepupu aku, O’ Keefe, anak pegawai kedutaan Amerika (dah pulang ke negara asalnya) dan beberapa orang lagi bekas teman lelaki aku yang terdahulu dapat menikmati tubuh seksi ini. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Mr Cheah</a> yang sememangnya sedang memburu siswi di kolej tempat aku belajar untuk pemuas nafsunya memperolehi aku sebagai mesin seks sebagai balasan meluluskan aku dalam beberapa subjek sejak semester lalu, sejak Mohan meninggalkan aku untuk bersama gadis Punjabi yang tinggal satu taman perumahan dengannya.<span style="" lang="MS"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">Senja itu aku sudah bersiap memakai jeans ketat kegemaranku dan baju bodysuit yang jarang dan terbuka luas di dada. Vimala, Mageswari dan Janet, teman serumahku yang sudah faham aku mungkin nak pergi clubbing tak berkata apa-apa. Malah macam biasa mereka menjangkakan aku mungkin tidur di rumah kawan kolej yang lain. Beberapa meter sahaja dari apartmen aku, kereta Fiat <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Mr Cheah</a> sudah menanti aku. Aku agak terkejut melihat seorang lelaki sebaya <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Mr Cheah</a> yang mempunyai raut wajah seakan orang Eropah berada bersama <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Mr Cheah</a>.
<br />“Honey, meet my friend Justin.” <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Mr Cheah</a> memperkenalkan kawannya kepada aku semasa masuk ke dalam kereta. Eurasian rupanya Justin ni. Patutlah muka macam Mat Saleh!<span style="" lang="MS"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">“Oh, Hi Justin” aku berjabat dengannya. Dia menyambut sambil senyum dan merenung aku, agak bernafsu. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Mr Cheah</a> memberitahu aku yg Justin akan bersamanya untuk “Little Party” di rumahnya. Aku terfikir, nak buat 3some pula ke? Tapi aku dah pernah sekali merasa seks serentak dengan dua lelaki - Linggam dan kawannya Ramesh. <span style="" lang="NO-BOK"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">Lepas makan malam di sebuah hotel terkemuka di KL kami ke condo milik <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Mr Cheah</a>. Condo itu milik kakak <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Mr Cheah</a> yang mengikut suaminya berkursus di Taiwan. Aku dan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Mr Cheah</a> sudah banyak kali bermalam di sini sambil memadu asmara. Aku perasan sejak dari dalam kereta hingga semasa kami berjalan ke lif, Justin asyik merenung aku terutamanya pada dada aku yang separuh terdedah hingga menampakkan lurah. Sangkaan aku tepat apabila selepas berbual sambil minum wine, <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Mr Cheah</a> dan Justin mengapit aku di sofa menonton VCD porn koleksi <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Mr Cheah</a> yang memang tersimpan di rumah ini. Justin yang hanya membelai-belai bahu aku mula berani merapatkan hidungnya ke pipi dan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Mr Cheah</a> pula meraba-raba paha aku. Aksi panas pelakon ranjang Paris Hilton ditambah dengan sentuhan kedua lelaki itu dan pengaruh alkohol dalam urat sarafku membuat aku mula bernafsu. Aku menggeliat geli bila Justin menjilat-jilat telingaku dan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Mr Cheah</a> menguis-nguis tetek kananku dengan hujung jarinya. Vagina aku pula telah terasa sedikit gatal dan mengemut. Aku rebahkan tubuhku di ribaan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Mr Cheah</a> dan pensyarah gila seks itu mengucup bibir aku dengan penuh nafsu. Terasa tetekku diramas oleh dua tangan berbeza, satu milik Justin dan satu lagi sudah tentunya milik <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Mr Cheah</a>. <span style="" lang="MS"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">“Aaaaaahhhhhhhhh…..ohhhhhhh..emmmmmmmm…” aku mengeluh manja menghayati nikmat serentak dari dua lelaki yang sedang dirasuk syahwat. Tangan Justin merayap dari tetek ke perut dan menyelak baju bodysuit aku dan memainkan tangannya ke perutku dan sesekali mencucuk lembut pusatku yang terdedah. Aku terasa ingin ketawa kerana geli tetapi aku tahan kerana terlalu asyik berkucup dengan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Mr Cheah</a>. Pada saat ini tetekku benar-benar tegang dan vaginaku sudah becak oleh air nikmat yang melimpah akibat ransangan tangan Justin dan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Mr Cheah</a>. Bagaikan faham kehendak aku yang seterusnya Justin membuka seluar jeans dan panty aku lalu melemparkannya ke depan TV. Kemudian baju aku pula dibuka <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Mr Cheah</a>. Mereka berdua berhenti seketika untuk membuka semua pakaian di tubuh. Kini kami bertiga sudah bertelanjang bulat. Justin merebahkan aku ke atas carpet diruang tamu tempat kami menonton tadi lalu mengucup pula bibir aku dan meramas lembut tetekku yang bersaiz 36B itu. <span style="" lang="MS"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">“Ahhhssss pleaseeee do it again babeee…” aku bagaikan tidak mahu permainan tangan nakal Justin berakhir. Terasa air vaginaku bagaikan banjir melimpah dan clitorisku sudah berdiri megah keluar dari penutupnya. Aku melebarkan kangkangku dan kemudian terasa lidah kasar <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Mr Cheah</a><a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Mr Cheah</a> dan aku suka diperlakukan sedemikian.<span style="" lang="MS"><o:p></o:p></span></span> bermain-main di vaginaku yang terasa sudah sangat basah dan geli itu. Tambah lazat lagi bila puting tetekku digentel oleh Justin dan leherku dijilat. Terasa punggung aku diramas-ramas tangan </p> <p class="MsoNormal" style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">“Oooohhhhhhh…..ooohhhhh…ahhhhhh…yesss..yesss s…ahssss…do it againnnnnnnnn…” rayu aku sambil mengusap-ngusap kepala separuh botak <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Mr Cheah</a> dan belakang Justin. Kerana kesedapan yang tak terhingga aku menggeliat dan mengangkat-angkat punggungku bila sesekali lidah <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Mr Cheah</a> menerobos masuk ke dalam liang vaginaku, menjilat duburku dan membelai clitorisku. Sesekali terkeluar juga ayat mengeluh kesedapan dalam bahasa Tamil dari mulutku, yang pastinya tak difahami <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Mr Cheah</a> dan Justin. Tiba-tiba kegelian aku terasa memuncak di seluruh tubuh terutama di vagina. Dengan satu raungan nikmat, aku mencapai orgasm dan terlentuk dalam pelukan Justin. Lidah <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Mr Cheah</a> telah menewaskan aku! Namun foreplay kami berterusan lagi..</span></p> <p class="MsoNormal" style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">
<br />Justin berhenti meramas tetekku dan menghulurkan penisnya yang tegang ke mulutku, aku yang sememangnya suka mengulum kemaluan lelaki menghisapnya dengan penuh nafsu. “Sssllllrrrupppp….sssslllrrruppppp….!!!” bunyinya bila penis Justin aku kulum. Vaginaku pula terasa dimasuki sesuatu dan pastinya penis <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Mr Cheah</a>. Terasa clitorisku yang panjang terjuntai bergesel dgn penisnya hingga aku jadi geli dan terasa sungguh enak.<span style="" lang="MS"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">“Yeeessss..yeeeessssssssss….aarghhhhh….” aku mengerang penuh kenikmatan. Dua mulutku kini disumbat penis dalam pesta yang erotic, hanya kami bertiga sebagai pemain yang saling dahaga. Aku kemut batang penis <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Mr Cheah</a> hingga dia nampak tak tertahan lagi. To be honest, prestasinya semasa menghenjut aku setiap kali kami bersama di condo taklah sehebat Linggam, Ravi atau Kumar tapi bolehlah kerana aku sememangnya hypersex dan tak boleh melalui sehari hidup tanpa memikirkan pasal sex atau melancap.<span style="" lang="MS"><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">“AAhhh Vasanthhhiiii yesss…” <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Mr Cheah</a> tewas dan terasa limpahan air maninya memenuhi setiap ruang vagina aku hingga melimpah keluar. Aku masih belum puas dan cuma nikmat kuluman penis Justin yang membuat aku mampu bertahan. Justin memegang kepalaku untuk menghentikan kuluman aku lalu mengambil tempat menujah vaginaku pula. “AAaaarrrhhh..aaaahhhhh…ahhhh” aku terus dibuai kenikmatan. Hayunan batang Justin memang mengasyikkan ditambah dengan saiznya yang besar dan panjang. Kali ini hanya aku dan Justin sahaja bertarung mencapai kenikmatan di atas carpet sementara <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Mr Cheah</a> berehat untuk memulihkan tenaganya.<span style="" lang="MS"><o:p></o:p></span></span></p> <p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">“Harderrr Justinnn..” pintaku agar Justin mengganaskan lagi tujahannya. Vaginaku sudah semakin tak tertahan oleh asakan penis Justin yang besar itu. Aku turut sama mengayak-ngayak punggungku akibat kesedapan yang terhingga. Datang Mr Cherah dan menghisap pula tetekku membuat aku makin berahi. Beberapa minit kemudian….. “Aaaaaaaaaahhhhhh..oooohhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh aaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhssss…” aku klimaks setelah geli di tetek dan vaginaku tak dapat ditahan lagi. Tapi Justin masih bertenaga dan terus menghayun. Vagina aku yang lebih sensitif setelah orgasm kembali mengeluarkan lebih banyak air dan tetekku yang terus diramas, dihisap dan dijilat <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Mr Cheah</a>.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">
<br />Aku klimaks untuk kali ketiga dan terbaring keletihan bersama kedua-dua lelaki yang memberikan kenikmatan untuk malam itu. Nak tahu? Aku tertidur dengan diapit <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Mr Cheah</a> dan Justin. Tangan Justin mencekup vaginaku dan tangan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Mr Cheah</a> pula memegang tetekku bagaikan takut ia lari. Pukul 1.00 pagi aku terjaga bila terasa vaginaku geli akibat dicuit-cuit dan dimainkan oleh jari-jemari nakal Justin dan adegan seks itu berulang lagi. Kali ini lebih hebat bila juburku pula menjadi sasaran <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Mr Cheah</a> dan aku mengulum penis Justin hingga terpancut dalam mulutku. Akibat terlalu banyak bersetubuh malam itu kami bangun menjelang tengah hari esoknya. Dalam bilik air condo kami lakukannya lagi bertiga dan habis mukaku dibasahi air mani mereka berdua.<span style="" lang="MS"><o:p></o:p></span></span></p> Don Carloshttp://www.blogger.com/profile/04730135461159300754noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2267716371389977902.post-15492166691535278282009-01-08T14:36:00.000-08:002009-01-08T14:37:32.235-08:00Bapa Mertuaku<span style="font-family: arial;" class="tiny_font">Aku seorang isteri muda umur 23 tahun. Sudah 2 tahun aku berkahwin dengan seorang lelaki yang bernama Azman. Azman bekerja sebagai penyelia syarikat dan sentiasa bekerja di berbagai cawangan. Mungkin kerana kesibukannya kami belum lagi dikurnia cahaya mata. </span><br /><span style="font-family: arial;" class="tiny_font"> </span><br /><span style="font-family: arial;" class="tiny_font">Aku sering keseorangan di rumah. Bapa mertuaku yang tinggal seorang diri sejak kematian ibu mertuaku sering mengunjungi rumahku. Kebiasaannya dia datang semasa suamiku di rumah. Pada suatu petang <a title="bapa mertuaku" href="http://portalskandal.blogspot.com/" id="sgj0">bapa mertuaku</a> berkunjung semasa Azman pergi outstation. </span><br /><span style="font-family: arial;" class="tiny_font"> </span><br /><span style="font-family: arial;" class="tiny_font"> "Bapa saja nak tengok kaulah Lia, kalau sunyi boleh bapa temankan," jawab <a title="bapa mertuaku" href="http://portalskandal.blogspot.com/" id="a0ft">bapa mertuaku</a> . </span><br /><span style="font-family: arial;" class="tiny_font"> </span><br /><span style="font-family: arial;" class="tiny_font">Selepas makan malam <a title="bapa mertuaku" href="http://portalskandal.blogspot.com/" id="fnzt">bapa mertuaku</a> berehat di ruang tamu. Waktu itu <a title="bapa mertuaku" href="http://portalskandal.blogspot.com/" id="t0o_">bapa mertuaku</a> memakai kain sarung saja. Oleh kerana keadaan bilik agak panas kipas angin dipasang laju. Aku diajaknya berbual-bual. Sebagai menantu yang baik aku melayan <a title="bapa mertuaku" href="http://portalskandal.blogspot.com/" id="ui4t">bapa mertuaku</a> berbual. Sambil berbual-bual terselak kain <a title="bapa mertuaku" href="http://portalskandal.blogspot.com/" id="r.lq">bapa mertuaku</a> kerana ditiup angin dari kipas yang laju. Aku ternampak balak <a title="bapa mertuaku" href="http://portalskandal.blogspot.com/" id="ap5a">bapa mertuaku</a> terpacak keras di celah paha. Tak kusangka sama sekali..! Dalam hidupku, tak pernah kulihat balak yang sebegitu besar saiznya. Aku hanya biasa melihat balak suamiku yang bersaiz kecil. </span><br /><span style="font-family: arial;" class="tiny_font"> </span><br /><span style="font-family: arial;" class="tiny_font">Bapa mertuaku buat-buat tak tahu saja. Balak <a title="bapa mertuaku" href="http://portalskandal.blogspot.com/" id="fckc">bapa mertuaku</a> nampaknya berada di dalam keadaan yang sungguh tegang. Spontan saja cipapku mengemut dan nafsuku bangkit. Lebih lebih lagi aku baru saja bersih dari haid dan tak sempat didatangi oleh suami ku. Jika bersama pun suamiku tidak memberi perhatian kepada hubungan kami. Di fikirannya hanya kerja. Terasa mendidih darahku pada waktu itu. Bagai gunung berapi yang siap sedia memuntahkan lahar panasnya. </span><br /><span style="font-family: arial;" class="tiny_font"> </span><br /><span style="font-family: arial;" class="tiny_font">Aku rasa balak <a title="bapa mertuaku" href="http://portalskandal.blogspot.com/" id="tkin">bapa mertuaku</a> jadi tegang sebab dia asyik perhatikan pakaianku. Aku hanya mengenakan pakaian gaun malam tanpa apa-apa pun di dalam, maklumlah cuaca begitu panas. Sebenarnya telah menjadi kebiasaanku bila mengenakan gaun malam aku tidak memakai bra dan seluar dalam. Memang kebiasaanku bila berada di rumah bersama suamiku. Aku terlupa bahawa yang bersamaku kali ini adalah mertuaku bukan suamiku. Saiz buah dadaku yang berukuran 36 B sudah pasti telah mencuit hati mertuaku. Patutlah semasa aku menghidangkan makanan, bapa mertua asyik merenung lurah bukit kembarku yang agak terdedah kerana leher gaun yang kupakai agak luas. </span><br /><span style="font-family: arial;" class="tiny_font"> </span><br /><span style="font-family: arial;" class="tiny_font">Kerana tidak dapat menahan nafsu, aku terus menuju ke bilikku dan meninggalkan bapa mertua di ruang tamu untuk menonton berita perdana di TV. Desakan nafsuku yang meluap-luap itu telah menyebabkan aku terkocoh-kocoh mengejar tilam untuk segera melayan denyutan cipapku. Setiba di dalam bilik, aku pun menghumbankan badan ke katil dan terus menyelak gaun tidur. Bahagian bawahku terdedah tanpa seurat benang. </span><br /><span style="font-family: arial;" class="tiny_font"> </span><br /><span style="font-family: arial;" class="tiny_font">Aku mengangkang seluas yang mungkin dan mulalah bermain dengan biji kelentitku. Alangkah bahagianya kalau Azman mempunyai konek besar seperti kepunyaan <a title="bapa mertuaku" href="http://portalskandal.blogspot.com/" id="i-vh">bapa mertuaku</a> . Aku terus leka dibuai khayalan yang sebegitu rupa. Sambil menjolok jariku ke dalam gua keramatku aku membayangkan batang balak yang besar berurat-urat sedang keluar masuk menujah taman laranganku. Kupejam mataku sambil melayan imaginasi seksku. Kurapatkan kedua-dua pahaku dengan jariku masih tetap di dalam lubang cipapku. Kubelai kelentitku dan kuraba-raba mesra. Terasa cairan hangat meleleh keluar membasahi lurah merkahku. Sungguh enak dan lazat kurasa. </span><br /><span style="font-family: arial;" class="tiny_font"> </span><br /><span style="font-family: arial;" class="tiny_font">Rupa-rupanya pintu bilik ku tadi bukan saja tidak kukunci malahan ianya ternganga luas. Tanpa kusedari, <a title="bapa mertuaku" href="http://portalskandal.blogspot.com/" id="vohp">bapa mertuaku</a> telah mengekoriku ke bilik. Ketika aku sedang leka melayani runtunan nafsu, dia dengan jelasnya dapat menonton segala tingkah lakuku. Berderau darahku melihat <a title="bapa mertuaku" href="http://portalskandal.blogspot.com/" id="gz-b">bapa mertuaku</a> sedang berdiri di muka pintu. Sesosok tubuh lelaki tua yang berkulit hitam legam sedang bertelanjang bulat di situ. Batang balaknya yang juga hitam legam itu terpacak keras berurat-urat. Bulu-bulu yang sudah mulai memutih kusut masai seperti tak terurus. Tangan kanannya sedang kemas menggenggam balaknya yang sudah keras terpacak. Aku terkejut dan teramat malu. Aku tergamam hingga aku terlupa bahawa tanganku masih lagi melekat pada mutiara nikmatku. </span><br /><span style="font-family: arial;" class="tiny_font"> </span><br /><span style="font-family: arial;" class="tiny_font">Bapa mertuaku bertindak pantas meraih kesempatan terhadap aku yang masih terpinga-pinga. Dia terus menerpa dan mencelapak kangkangku yang sudah sedia terbuka luas. Pahaku dipegang kemas hingga aku tak mampu melindungi cipapku. Mukanya disembam ke taman rahsiaku. Cipapku yang telah basah dijilat-jilat dengan lidahnya. Bibir cipapku yang lembut menjadi sasaran jilatannya. Bila kelentitku yang sememangnya telah tegang dijilatnya aku hanya mampu meraung kesedapan. Terangkat-angkat punggungku menahan geli dan nikmat. Selama dua tahun kami berkahwin suamiku tak pernah melakukan seperti apa yang mertua aku sedang lakukan. Suamiku patut belajar dari bapanya cara memuaskan isteri. </span><br /><span style="font-family: arial;" class="tiny_font"> </span><br /><span style="font-family: arial;" class="tiny_font">Mungkin terlalu geram melihat cipap muda berbulu nipis di depannya, mertuaku seperti dirasuk menggomol dan menggosok mukanya ke seluruh cipapku. Habis mukanya berlepotan dengan lendir yang banyak keluar dari cipapku. Lidahnya makin ganas meneroka lubang cipapku yang mula ternganga menunggu diisi. Gerakan lidah maju mundur dalam lorong nikmatku sungguh sedap. Belum pernah aku merasa senikmat ini. Hanya erangan saja yang keluar dari mulutku. </span><br /><span style="font-family: arial;" class="tiny_font"> </span><br /><span style="font-family: arial;" class="tiny_font">Gerakan-gerakan ganas pada cipapku membuat aku tak dapat bertahan lagi. Cairan panas tersembur keluar dari cipapku. Aku mengalami orgasme yang pertama. Muka mertuaku makin basah dengan lendir dari cipapku. Aku lemah longlai penuh lazat. Lelaki separuh abad yang berkulit hitam dipanah matahari ini sungguh mahir melayanku. Badan tuanya masih kelihatan berotot-otot kekar kerana setiap hari beliau menggunakan tulang empat keratnya bersawah. Tenaganya masih kuat dan mampu mengalahkan suamiku, anaknya. Nafsunya juga amat tinggi, mungkin kerana telah bertahun tidak bersama perempuan sejak kematian ibu mertuaku. </span><br /><span style="font-family: arial;" class="tiny_font"> </span><br /><span style="font-family: arial;" class="tiny_font">Melihat mataku yang kuyu, mertuaku mula merangkak ke atas tubuhku. Badanku dipeluk kemas sementara mulutnya pula telah berjaya menyusukan puting payudara ku. Dinyonyot putingku bergilir-gilir kiri kanan. Aku masih cuba menolak badannya yang berotot keras itu tapi mertuaku lebih tangkas. Kedua tanganku ditekan ke tilam. Aku tak berdaya berbuat apa-apa lagi. Aku hanya mampu meronta melawan kudrat <a title="bapa mertuaku" href="http://portalskandal.blogspot.com/" id="i2rd">bapa mertuaku</a> yang lebih kuat. </span><br /><span style="font-family: arial;" class="tiny_font"> </span><br /><span style="font-family: arial;" class="tiny_font"> "Bapa, jangan. Saya menantu bapa, isteri anak bapak," rayuku. </span><br /><span style="font-family: arial;" class="tiny_font"> "Tak apa, anggap saja bapa suamimu sekarang," <a title="bapa mertuaku" href="http://portalskandal.blogspot.com/" id="s1te">bapa mertuaku</a> bersuara. </span><br /><span style="font-family: arial;" class="tiny_font"> </span><br /><span style="font-family: arial;" class="tiny_font">Bapa mertuaku merapatkan bibir lebamnya ke bibirku. Dihisap dan disedut bibirku yang comel. Aku tak mampu berkata-kata lagi. Aku pasrah saja menunggu tindakan selanjutnya dari <a title="bapa mertuaku" href="http://portalskandal.blogspot.com/" id="j11d">bapa mertuaku</a> . Aku tergeletak pasrah di tilam dengan kakiku terkangkang luas. </span><br /><span style="font-family: arial;" class="tiny_font"> </span><br /><span style="font-family: arial;" class="tiny_font"> "Lia, sudah lama bapak geram pada Lia. Kecantikan dan gerak geri Lia meruntuhkan iman bapa," bisik mertuaku di telingaku. </span><br /><span style="font-family: arial;" class="tiny_font"> </span><br /><span style="font-family: arial;" class="tiny_font">Aku hanya diam tak bersuara. Melihat keadaanku yang pasrah tak melawan itu maka <a title="bapa mertuaku" href="http://portalskandal.blogspot.com/" id="ngax">bapa mertuaku</a> mula bertindak. Aku terasa ada gerakan-gerakan di celah kangkangku. Cipapku terasa disondol-sondol oleh satu benda bulat. Benda bulat keras bergerak pantas di celah alur cipapku yang telah basah dari tadi. Tiba-tiba benda bulat panjang mula terbenam ke dalam rongga cipapku. Bapa mertuaku mula menghayunkan pinggulnya maju mundur. Mertuaku menggunakan segala pengalamannya bagi menakluk menantunya yang masih muda dan bertenaga. Jika kekuatan tenaga yang diadu mungkin dia akan dahulu menyerah kerana itu mertuaku mengguna segala muslihat dan pengalaman yang dipunyainya. Ibarat pendekar tua yang banyak ilmu yang sedang bertarung dengan pendekar muda yang penuh bertenaga. Hanya dengan taktik dan teknik yang ampuh saja mampu mengalah pendekar muda yang banyak tenaga. </span><br /><span style="font-family: arial;" class="tiny_font"> </span><br /><span style="font-family: arial;" class="tiny_font">Bapa mertuaku hanya memasukkan separuh saja balaknya ke dalam cipapku. Dilakukan gerakan maju mundur dengan cepat sekali. Sungguh cepat dan laju hingga aku terasa sensasi nikmat yang amat sangat. Aku rasa G-spot ku diteroka dengan penuh kepakaran oleh mertuaku. Hanya erangan demi erangan saja yang keluar dari mulutku. Aku tak mampu berfikir lagi. Otakku kosong, yang aku rasa hanya nikmat semata-mata. </span><br /><span style="font-family: arial;" class="tiny_font"> </span><br /><span style="font-family: arial;" class="tiny_font">Selepas lima minit mertuaku mula menekan perlahan balaknya yang keras itu. Akhirnya seluruh batang balaknya terbenam dalam lubang cipapku. Terbeliak mataku menerima balak besar dan panjang. Terasa senak diperutku dihentak oleh balak <a title="bapa mertuaku" href="http://portalskandal.blogspot.com/" id="acv4">bapa mertuaku</a> . Suamiku tak pernah mampu meneroka sedalam ini. Aku cuba menyesuaikan diri dengan balak besar hingga perasaan nikmat dan lazat bertambah-tambah menyelinap ke seluruh urat sarafku. </span><br /><span style="font-family: arial;" class="tiny_font"> </span><br /><span style="font-family: arial;" class="tiny_font"> "Lubang Lia sungguh sempit, padat rasanya. Belum pernah bapa rasa lubang ketat macam ni," puji <a title="bapa mertuaku" href="http://portalskandal.blogspot.com/" id="mhn:">bapa mertuaku</a> . </span><br /><span style="font-family: arial;" class="tiny_font"> </span><br /><span style="font-family: arial;" class="tiny_font">Aku hanya tersenyum mendengar pujian mertuaku. Aku tak pasti pujian itu ikhlas atau hanya pujian palsu lelaki yang sedang dikuasi nafsu. Mula merasai lubang cipapku yang sempit dan hangat, <a title="bapa mertuaku" href="http://portalskandal.blogspot.com/" id="tlub">bapa mertuaku</a> mulalah menghenjutku dengan rakus. Dari gelagat keganasannya itu jelaslah bahawa selama ini dia memang geram terhadap diriku. Apalagi ibu mertuaku telah lama meninggal. Sudah lama <a title="bapa mertuaku" href="http://portalskandal.blogspot.com/" id="gbbl">bapa mertuaku</a> berpuasa hubungan kelamin. Dendam nafsu yang ditanggung selama ini dilampiaskan sepuas-puasnya pada diriku yang masih muda dan solid. </span><br /><span style="font-family: arial;" class="tiny_font"> </span><br /><span style="font-family: arial;" class="tiny_font">Akalku cuba menafikan tetapi nafsuku tak dapat menolak akan kehebatan <a title="bapa mertuaku" href="http://portalskandal.blogspot.com/" id="p53y">bapa mertuaku</a> . Balaknya yang besar dan berurat-urat itu memberi kenikmatan berganda berbanding zakar suamiku yang kecil. Biar otakku menolak tapi cipapku mengalu-alu kehadiran batang besar dan panjang. Kehadirannya di dalam perutku amat ketara kurasakan. Malahan kesan penangan yang sebegitulah yang selama ini aku dambakan. Gerakan kasar dan penuh penguasaan seperti inilah yang amat aku berahikan. Semakin lama semakin pasrah aku zahir dan batin. </span><br /><span style="font-family: arial;" class="tiny_font"> </span><br /><span style="font-family: arial;" class="tiny_font">Bagi menyeimbangkan perlawanan maka aku mula mengurut dan mengemut batang besar mertuaku. Otot-otot cipapku meramas secara berirama balak yang terbenam dalam terowong nikmatku. Aku ayak-ayak punggungku bagi menambahkan lagi kenikmatan bersama. </span><br /><span style="font-family: arial;" class="tiny_font"> </span><br /><span style="font-family: arial;" class="tiny_font"> "Lubang Lia hangatlah. Lia padai kemut, sedaplah Lia," mertuaku memujiku lagi. </span><br /><span style="font-family: arial;" class="tiny_font"> </span><br /><span style="font-family: arial;" class="tiny_font">Seluruh jiwa ragaku mulai kecundang terhadap tuntutan nafsu yang maha sedap itu. Tanpa segan silu mulutku tak putus-putus merengek dan mengerang. Aku mengaku akan kehebatan <a title="bapa mertuaku" href="http://portalskandal.blogspot.com/" id="o4qz">bapa mertuaku</a> . Tiada lagi rasa berdosa dan penyesalan. Nikmat dan lazat saja yang kurasai waktu ini. </span><br /><span style="font-family: arial;" class="tiny_font"> </span><br /><span style="font-family: arial;" class="tiny_font"> "Bapa sedaplah, laju lagi pak," tanpa sadar aku bersuara. </span><br /><span style="font-family: arial;" class="tiny_font"> </span><br /><span style="font-family: arial;" class="tiny_font">Mendengar suara rengekanku meminta maka makin laju <a title="bapa mertuaku" href="http://portalskandal.blogspot.com/" id="n_vf">bapa mertuaku</a> mengerjakanku. Badanku dirangkul kemas, bukit kembarku diramas dan dihisap. Ladangku yang subur dibajak sejadi-jadinya oleh mertuaku. Kehebatannya mengalahkan suamiku yang juga anaknya sendiri. Kesuburan ladangku dapat dirasai mertuaku. Digemburnya ladangku sepuas-puasnya. Jelaslah bahawa suamiku sendiri gagal menandingi kemampuan bapanya. Mungkin sebab itulah dia gagal menghamilkan aku. </span><br /><span style="font-family: arial;" class="tiny_font"> </span><br /><span style="font-family: arial;" class="tiny_font">Dinding cipapku digeser-geser oleh kepala dan batang mertuaku. Otot-otot cipapku menjerut rapat batang besar. Terasa seperti melekat dinding cipapku dengan balak mertuaku. Bila ditarik balaknya aku rasa seperti isi cipapku turut sama keluar. Aku menggelupur kesedapan. Aku seperti melayang di kayangan. Otot-otot badanku menjadi kejang, kakiku mendakap erat badan mertuaku dan tanganku mencakar-cakar belakang <a title="bapa mertuaku" href="http://portalskandal.blogspot.com/" id="op9t">bapa mertuaku</a> kerana teramat nikmat. Akhirnya mencurah-curah air nikmatku menyirami kepala konek mertuaku. Aku lesu kelemasan. </span><br /><span style="font-family: arial;" class="tiny_font"> </span><br /><span style="font-family: arial;" class="tiny_font"> "Bapa hebat, Azman tak sehebat Bapa," aku memuji kemampuan mertuaku. </span><br /><span style="font-family: arial;" class="tiny_font"> </span><br /><span style="font-family: arial;" class="tiny_font">Setelah cukup rata membajak, <a title="bapa mertuaku" href="http://portalskandal.blogspot.com/" id="usym">bapa mertuaku</a> pun mulalah menyemburkan benih zuriatnya ke dalam rahimku. Terbeliak biji mataku menikmati kesedapan setiap pancutan yang dilakukannya. Kepanasan cecair benih lelaki tua disambut dengan ledakan nafsuku sendiri. Menggeletar seluruh tubuhku menikmati tadahan benih-benih zuriat yang cukup banyak menyemai rahimku yang subur. Aku terkulai layu penuh nikmat. </span><br /><span style="font-family: arial;" class="tiny_font"> </span><br /><span style="font-family: arial;" class="tiny_font">Selepas itu kami sama-sama terdampar keletihan setelah mengharungi kepuasan bersama. Bertelanjang bulat kami tidur berpelukan hingga ke pagi. Tengahhari esoknya sekali lagi <a title="bapa mertuaku" href="http://portalskandal.blogspot.com/" id="t-st">bapa mertuaku</a> menyemai benih yang mampu membuncitkan perut aku. Kali ini dia menghenjut aku bagi tempoh yang lebih lama dari semalam. Malahan cecair benihnya juga lebih banyak dan lebih pekat. Hampir seminit aku terpaksa menadah perahan nafsunya. Dua kali aku klimaks sepanjang pertarungan itu. Batang besar hitam itu membuat aku terkapar lesu kesedapan. SungguHPun bentuknya hodoh hitam berurat-urat tetapi membuat aku ketagih untuk menikmatinya. </span><br /><span style="font-family: arial;" class="tiny_font"> </span><br /><span style="font-family: arial;" class="tiny_font">Telefon di ruang tamu berdering. Dengan perasaan agak malas aku menyambutnya. Di hujung sana suamiku memberitahu bahawa dia akan terus ke Sarawak dan akan berada di sana selama sebulan. Bapa mertuaku tersenyum sumbing mendengar khabar tersebut. Aku pula jadi serba salah kerana selama tempoh itu kelak aku bakal ditiduri oleh seorang lelaki tua yang hitam legam lagi tidak kacak. Tetapi aku akui mainan seksnya cukup hebat mengalahkan orang muda. </span><br /><span style="font-family: arial;" class="tiny_font"> </span><br /><span style="font-family: arial;" class="tiny_font">Dua bulan kemudian aku mulai muntah-muntah. Mertuaku tersenyum senang kerana benih yang disemainya telah tumbuh. Suamiku juga gembira kerana akan menimang cahaya mata tetapi dia tidak tahu bahawa anak yang kukandung adalah adiknya sendiri </span>Don Carloshttp://www.blogger.com/profile/04730135461159300754noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2267716371389977902.post-52807117902857437462009-01-06T04:54:00.000-08:002009-01-06T04:55:31.721-08:00Ah Beng - Episode 4<meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 11"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 11"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5COem%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><o:smarttagtype namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" name="place"></o:smarttagtype><o:smarttagtype namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" name="country-region"></o:smarttagtype><o:smarttagtype namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" name="City"></o:smarttagtype><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> <w:usefelayout/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><object classid="clsid:38481807-CA0E-42D2-BF39-B33AF135CC4D" id="ieooui"></object> <style> st1\:*{behavior:url(#ieooui) } </style> <![endif]--><style> <!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:SimSun; panose-1:2 1 6 0 3 1 1 1 1 1; mso-font-alt:宋体; mso-font-charset:134; mso-generic-font-family:auto; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:3 135135232 16 0 262145 0;} @font-face {font-family:"\@SimSun"; panose-1:2 1 6 0 3 1 1 1 1 1; mso-font-charset:134; mso-generic-font-family:auto; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:3 135135232 16 0 262145 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0in; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:SimSun;} a:link, span.MsoHyperlink {color:blue; text-decoration:underline; text-underline:single;} a:visited, span.MsoHyperlinkFollowed {color:purple; text-decoration:underline; text-underline:single;} p {mso-margin-top-alt:auto; margin-right:0in; mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:0in; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:SimSun;} @page Section1 {size:8.5in 11.0in; margin:1.0in 1.25in 1.0in 1.25in; mso-header-margin:.5in; mso-footer-margin:.5in; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin:0in; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--> <p><span style="font-family: Arial;">Aku sudah tidak tertahan lagi dengan segala perbuatan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a> dan rakakn-rakannya. Namun untuk memberitahu sesiapa mengenai perkara ini aku tidak berani. Kepala ku berat memikirkan akan kejadian-kejadian yang telah berlaku ke atas ku. Walaupun banyak wang yang aku perolehi namun apalah ertinya jika terpaksa menjadi hamba seks kepada anak murid sendiri. Aku betul-betul buntu dan tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Aku menjadi semacam fobia untuk ke sekolah dan rumah <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a> untuk mengajar tiusyen. Suamiku tidak sedar akan apa yang berlaku kepada ku. Aku juga risau akan ugutan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a> untuk mengedar gambarku sekiranya aku memberitahu sesiapa mengenai perkara ini. <u1:p></u1:p></span><o:p></o:p></p> <p><span style="font-family: Arial;">Pagi minggu itu suamiku menerima panggilan telefon dari <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a>. Setelah agak lama berbual akhirnya suamiku melaetakkan gagang telefon dan memberitahuku bahawa <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a> mengajak aku ke rumahnya untuk menyambut hari lahirnya yang akan diadakan pada petang nanti. Aku membantah dengan mengatakan bahawa aku penat. Suamiku menjadi serba salah kerana dia telah mengatakan bahawa aku akan datang kerana dia akan membawa anak-anak kerumah ibu mertuaku pada petang itu. Menjadi kebiasaan padaku untuk tidak mengikutnya pulang kerumah mertuaku kerana aku akan menyelesaikan kerja-kerja rumah pada petang minggu. <u1:p></u1:p></span><o:p></o:p></p> <p><span style="font-family: Arial;">Akhirnya setelah berlaku pertengkaran kecil akupun setuju kerana takut suamiku mengesyaki sesuatu atas keengganan ku ke <st1:city st="on"><st1:place st="on">sana</st1:place></st1:city> dan aku juga takut Beng akan menelefon suamiku semula. Suamiku mula berkemas-kemas dan akupun turut ke bilik air untuk mandi dan bersiap kerumah <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a>. Sambil mandi fikiranku berkecamuk, apa pula yang akan terjadi nanti di <st1:city st="on"><st1:place st="on">sana</st1:place></st1:city>. Aku menahan sebak di dada sambil tanganku sibuk membersihkan tubuhku yang memang sedia kotor. <u1:p></u1:p></span><o:p></o:p></p> <p><span style="font-family: Arial;">Suamiku menghantar aku ke depan pintu rumah <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a>. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a> telah sedia menunggu dan memberitahu suamiku agar tidak perlu menjemput aku kerana bapanya akan menghantar aku pulang. Setelah bersalaman dengan suamiku dan mencium anak-anak aku mengikut <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a> masuk kedalam rumah. Semua pelajar yang mengerjakan aku semalam ada di situ di tambah pula dengan lebih kurang 5 orang lagi. Semuanya lelaki. Aku menjadi seram sejuk. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a> menutup pintu depan dan mula mengajak aku duduk di sofa. Di atas meja telah tersedia makanan ringan dan kek. Setelah aku melabuhkan punggung <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a> memasang TV besarnya dan menayangkan cerita blue. Aku sedar kini bahawa keluarganya tiada di rumah. Ohhh. Aku akan menjadi mangsa lagi. Semua rakan-rakannya ghairah menonton TV sedangkan aku duduk terpaku di atas sofa itu. <u1:p></u1:p></span><o:p></o:p></p> <p><span style="font-family: Arial;"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a> kemudiannya pergi ke arah VCD palyernya dan mengeluarkan CD yang terdapat disitu. Dia lalu mengambil kamera videonya dan di sambung ke TV. Kelihatanlah aku sedang melakukan pelbgai aksi yang dirakamkannya dari hari mula aku terlibat dengan seks songsang tersebut. Semua pelajar yang ada di situ diam sahaja sambil menjeling-jeling ke arahku. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a> mengarahkan aku bangun dan mula membuka pakaianku di hadapan rakan-rakannya. Aku tidak berganjak tetapi <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a> bertukar menjadi ganas dan menarik belakang tengkuk ku . Aku dibiarkannya berdiri di tengah-tengah ruang tamu dan bebrapa orang rakannya mula berjalan mendekati aku. Selvam mula meramas punggungku dari luar baju kurung sementara seorang lagi budak <st1:country-region st="on"><st1:place st="on">India</st1:place></st1:country-region> menarik baju ku ke atas. <u1:p></u1:p></span><o:p></o:p></p> <p><span style="font-family: Arial;"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a> tersenyum apabila mendapati aku tidak memakai seluar dalam, hanya memakai bra sahaja. Sekarang terdapat <st1:city st="on"><st1:place st="on">lima</st1:place></st1:city> orang pelajar mengerumuni aku sambil meramas-ramas serta menjilat-jilat tubuhku dengan ganas. Yang lain memerhatikan aku sambil tangan masing-masing meramas kemaluan mereka. Selvam menarik kepalaku ke bawah dan menyuakan kemaluannya ke mulut ku. Aku skarang berada dalam posisi menonggeng. Rakan yang lain sibuk menjilat bontotku dan cipapku sekali gus. Aku hanya mampu menunduk dan menghisap kemluan Selvam yang agak besar. Cipapku mula di banjiri cecair lazatku yang sudah mula terbit. Tidak berapa lama tubuhku di tolak kebawah. Aku akur dan sekarang aku berada dalam keadaan doggie style. Sedang aku leka menghisap dan di jilat aku terdengar <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a> mengeluarkan arahan yang tidak aku fahami sambil di sambut oleh rakan-rakannya yang lain. Kemudianmereka mula meninggalkan aku dan duduk berkeliling di atas sofa. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a> mengarahkan aku agar menghisap kemaluan rakan-rakannya satu persatu sementara cipapku akan dikerjakan secara bergilir-gilir sementara aku mngisap kemaluan mereka. Aku mula dengan menghisap kemaluan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a> dan Selvam yang mula-mula menyetubuhiku. <u1:p></u1:p></span><o:p></o:p></p> <p><span style="font-family: Arial;">Ahhhhh, lazat sekali kote Selvam terbenam dalam di cipapku. Aku secra automatik mengayak-ayakkan punggung semasa Selvam menujah cipapku. Aku beralih dari seorang pelajar ke pelajar yang lain bagaikan seorang hamba seks Jepun. Sebenarnya aku sendiri sudah climaks semasa di setubuhi Selvam. Mereka kini bergilir-gilir menyetubuhiku sambil aku merangkak dari seorang ke seorang. Setelah selesai pusing keliling <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a> mula mahu agar aku bertukar posisi. Kali ini rakan nya yang bertubuh agak sasa baring di bawah sementara aku duduk di atasnya. Aku merasakan mereka sedang merancang untuk menyetubuhiku secara bertiga. Setelah posisi tersebut di capai <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a> menundukkan badanku kedepan dan menyengetkan badannya ke sisi. Dia menyuakan kotenya kearah cipapku juga. OOOOOh dua zakar dalam satu cipap aku terjerit bila mereka mula bergerak secara serentak. Namun suaraku tersekat oleh zakar rakan mereka yang menujah ganas mulutku. Aku merasakan terlalu amat nikmat dan padat rongga farajku. <u1:p></u1:p></span><o:p></o:p></p> <p><span style="font-family: Arial;">Setelah beberapa tujahan mereka berhenti dan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a> memanggil seorang lagi rakannya. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a> meminggirkan badannya ke sisi sementara rakannya membongkok di belakang <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a> dan meng'adjust' agar boleh memasukkan zakarnya ke lubang duburku. Setelah berjaya mereka mula bergerak serentak. Aku kini disetubuhi oleh empat orang anak muridku secara serentak. Semua lubang yang ada padaku telah dipenuhi. Sementara itu seorang demi seorang pelajar yang tidak terlibat memancutkan air maninya di belakangku. Aku kini telah beberapa kali klimaks dan tidak tahan unuk menanggung berat badanku sendiri. Aku kini hanya mengerakkan punggung dan muka sahaja sementara badanku menumpang di atas badan rakan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a> yang berada di bawah tubuhku. <u1:p></u1:p></span><o:p></o:p></p> <p><span style="font-family: Arial;">Mereka sekarang memecut dengan laju dan duburku terasa panas oleh ledakan air mani siapapun aku tak pasti. Kini cipapku pula trasa agak panas ….satu …dua tembkan jitu masuk lurus diikuti oleh satu di mulutku. Meleleh air mani keluar dari segala rongga yang ada pada tubuhku. Aku terdampar di atas tubuh anak muridku sementara <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a> dan rakannya mula baring di atas lantai. Aku dapat merasakan cecair panas meleleh keluar dari dubur, faraj dan mulutku. Murid yang baring di bawahku kemudianmenolak aku kesisi kerana dia juga sudah kehilangan tenaga. Aku terdampar tidak dapat bergerak di atas lantai dengan tubuh yang penuh dengan air mani. Berkilat-kilat tubuhku. Mataku tertutup oleh londehan tudung yang juga telah dicemari air mani. <u1:p></u1:p></span><o:p></o:p></p> <p><span style="font-family: Arial;">Semua pelajar itu terduduk dan ada pula yang terbaring kepuasan. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a> merangkak kearahku dan perlahan-lahan membuka kangkangan kakiku. Aku hanya membiarkan sahaja tanpa dapat membuat apa-apa. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a> kemudian menarik tudungku ke atas sedikit agar rakan-rakannya dapat melihat wajah puasku dengan jelas. Setelah agak lama terbaring <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a> dan rakan-rakannya mengangkat kedua-dua belah tanganku. Aku akur dan bangun mengikut mereka. Tubuhku kini penuh dengan air mani yang mula mengering. Mereka beramai ramai mengikut aku yang di papah <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a> dan Selvam menuju bilik air. Bilik air itu agak luas dan bersih. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a> menanggalkan tudung dan kain pocotku dan membawa aku masuk ke bilik air. Dia mengarahkan aku berbaring disitu sambil rakan-rakan yang lain mula mengurut kemaluan masing masing untuk kali yang kedua. <u1:p></u1:p></span><o:p></o:p></p> <p><span style="font-family: Arial;">Dengan tidak disangka-sangka <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a> menyuakan zakarnya ke arah kepalaku dan mengeluarkan air kencingnya ke atasku. Aku menutup mata menahan air kencing dari memedihkan mataku. Aku menekup mukaku dengan kedua-dua tapak tangan. Rakan-rakannya yang lain turut berbuat perkara yang sama. Aku betul-betul rasa terhina yang amat sangat. Sekarang badanku bercampur bau hancing air kencing dan lelehan air mani. Setelah puas berbuat demikian mereka sekali lagi mengerjakan aku secara bergilir-gilir dalam keadaan yang hancing itu. <st1:city st="on"><st1:place st="on">Ada</st1:place></st1:city> juga di antara mereka yang memaksa aku menjilat dubur mereka sambil mereka melancap. Kaki ku terasa seakan tidak dapat lagi menanggung beban badanku kerana terlalu letih. Habis muka, badan dan rambutku basah oleh air mani dan air kencing mereka. <u1:p></u1:p></span><o:p></o:p></p> <p><span style="font-family: Arial;">Setelah masing-masing puas mereka mandi beramai-ramai sambil masing-masing menyabun aku untuk membersihkan diriku yang berkeadaan seperti terkena tumpahan gam. Setelah mengelap tubuhku mereka masing masing mengeluarkan wang dan menyumbatnya ke setiap lubang yang ada di badanku. Aku betul-betul terasa seperti sampah. Selepas itu aku tidak sedar apa yang berlaku. Apabila sedar aku sudah berada di pintu hadapan rumahku seorang diri lebih kurang pukul 9.30. Mujur suamiku masih belum pulang…. <u1:p></u1:p></span><o:p></o:p></p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> Don Carloshttp://www.blogger.com/profile/04730135461159300754noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2267716371389977902.post-18768865892677911412009-01-06T04:50:00.000-08:002009-01-06T04:51:38.740-08:00Ah Beng - Episode 3<meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 11"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 11"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5COem%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><o:smarttagtype namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" name="place"></o:smarttagtype><o:smarttagtype namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" name="City"></o:smarttagtype><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> <w:usefelayout/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><object classid="clsid:38481807-CA0E-42D2-BF39-B33AF135CC4D" id="ieooui"></object> <style> st1\:*{behavior:url(#ieooui) } </style> <![endif]--><style> <!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:SimSun; panose-1:2 1 6 0 3 1 1 1 1 1; mso-font-alt:宋体; mso-font-charset:134; mso-generic-font-family:auto; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:3 135135232 16 0 262145 0;} @font-face {font-family:"\@SimSun"; panose-1:2 1 6 0 3 1 1 1 1 1; mso-font-charset:134; mso-generic-font-family:auto; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:3 135135232 16 0 262145 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0in; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:SimSun;} a:link, span.MsoHyperlink {color:blue; text-decoration:underline; text-underline:single;} a:visited, span.MsoHyperlinkFollowed {color:purple; text-decoration:underline; text-underline:single;} p {mso-margin-top-alt:auto; margin-right:0in; mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:0in; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:SimSun;} @page Section1 {size:8.5in 11.0in; margin:1.0in 1.25in 1.0in 1.25in; mso-header-margin:.5in; mso-footer-margin:.5in; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin:0in; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--> <p><span style="font-family: Arial;">Pagi Sabtu itu setelah siap berpakaian suamiku terus menghantar aku ke sekolah untuk Ko Kurikulum sebelum menghantar anak-anakku ke rumah Kak Bedah seterusnya dia sendiri akan ke sekolah pula. Sampai sahaja di sekolah aku terus ke bilik guru untuk mengambil beberapa peralatan seterusnya ke kelas untuk menguruskan kelab usahawan yang mana aku menjadi penasihatnya. Setelah semua peralatan diambil aku terus bergerak menuruni anak tangga menuju ke kelas. Sedang aku leka menjawab salam dan sapaan murid di sepanjang perjalanan tiba-tiba <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a> telah berada di sebelahku. <u1:p></u1:p></span><o:p></o:p></p> <p><span style="font-family: Arial;">"Cikgu nanti pukul 11 jumpa saya dekat <st1:city st="on"><st1:place st="on">sana</st1:place></st1:city> stor sukan" katanya terus meninggalkan aku. Aku termanggu-manggu memerhati sekeliling takut kalau ada sesiapa yang dengar akan percakapan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a> tadi. Aku teringat yang suamiku selalu mengambilku pada pukul 11.30 kerana ko-kurikulum berakhir pada pukul 11.20. Sambil berfikir aku terus menuju ke kelas untuk membimbing para anak didikku di dalam bidang keusahawanan. <u1:p></u1:p></span><o:p></o:p></p> <p><span style="font-family: Arial;">Kira-kira pukul 10.55 aku melapaskan muridku pulang awal untuk berjumpa <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a> di stor sukan yang berada dihujung bangunan blok B bersebelahan tandas murid lelaki. Aku berjalan dengan agak perlahan sambil otakku berfikir apakah yang ingin dilakukan oleh <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a> kepadaku pada hari ini. Ngilu di duburku akibat peristiwa pada malam semalam masih lagi terasa. Di rumah pula aku sekali lagi disetubuhi oleh suamiku selaepas dia menonton filem lucah. Penat sungguh badanku pada pagi ini. <u1:p></u1:p></span><o:p></o:p></p> <p><span style="font-family: Arial;">Aku menolak pintu stor sukan perlahan-lahan. Aku memerhatikan sekeliling, masih tiada sesiapapun di situ. Aku masuk kedalam dan memasang lampu. Stor sukan agak bersepah kerana para pelajar tidak mengemaskannya setelah menggunakan perlalatan di situ sebaliknya hanya mencampakkannya di merata-rata tempat. <u1:p></u1:p></span><o:p></o:p></p> <p><span style="font-family: Arial;">"Haa, bagus cikgu sampai awal" suatu suara yang biasa aku dengar menyapaku dari arah pintu. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a> berdiri di situ agak lama memerhatikan aku. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a> seterusnya masuk ke dalam. Aku agak terperanjat bila seorang demi seorang pelajar lain masuk ke dalam stor sukan tersebut. Mereka adalah pelajar-pelajar yang tidak ku kenali. Tiga orang pelajar Cina dan seorang pelajar India. Semuanya lebih besar dari <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a>. Mungkin mereka adalah pelajar tingkatan 5. Kesemua 4 pelajar tersebut sesekali memandangku dan kebanyakkan masa memandang ke lantai, mungkin mereka takut dengan status aku sebagai guru. <u1:p></u1:p></span><o:p></o:p></p> <p><span style="font-family: Arial;">"Beng sekarang awak nak apa?"kataku agak tegas. "Kalau saya beritahu pada pengetua awak boleh dibuang sekolah tahu" nada suaraku agak tinggi sedikit. Aku mula mendapat sedikit keberanian. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a> hanya tersenyum sementara rakan-rakannya yang lain tunduk memandang lantai. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a> bergerak ke arah ku dan menghulurkan sekeping kertas A4 kepadaku. Tanpa sebarang bicara dia memandangku. Aku membuka lipatan kertas tersebut dan amat terperanjat kerana di dalamnya terdapat gambarku sedang merangkak dalam keadaan bogel di atas tangga. Rupanya <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a> mengambil gambarku dengan menggunakan kamera video digital dan dia telah mencetak gambar tersebut untuk menggugutku. <u1:p></u1:p></span><o:p></o:p></p> <p><span style="font-family: Arial;">"Berapa ramai orang sudah tengok?" <u1:p></u1:p></span><o:p></o:p></p> <p><span style="font-family: Arial;">"Belum ma, kalau cikgu mau semua orang tengok bagitau sapa pengetua lo" jelas <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a> sambil menggigit kuku. <u1:p></u1:p></span><o:p></o:p></p> <p><span style="font-family: Arial;">"Tolongl<a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a> jangan macam ni, saya ada anak, aada suami, tolongl<a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a>" Aku merayu sambil air mataku menitis secara otomatik. Aku terdengar sura rakannya bercakap dalam bahasa Cina yang tidak aku fahami. Kemudian <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a> pula membalas masih bercakap Cina. <u1:p></u1:p></span><o:p></o:p></p> <p><span style="font-family: Arial;">Sambil bercakap <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a> bergerak menghampiriku dan memegang tanganku. Aku menepis tangan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a> dan terus mengesat air mataku yang masih bercucuran. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a> sekali lagi memegang tanganku dengan agak kasar dan menarikku rapat ke dinding. Tanganku di depangkannya mendakap dinding stor sukan. Aku masih menangis tapi tangisanku tidak kedengaran sebaliknya hanya tersedu-sedu. Kini aku berdiri mendakap dinding sambil membelakangkan pelajar-pelajar tersebut. Aku memejamkan mata. Aku dapat merasakan seseorang sedang menyingkap kain baju kurungku ke atas, namun aku tidak berdaya melakukan apa-apa. Kemudian sambil kainku di singkap aku merasa ada tangan-tangan yang kasar sedang meramas-ramas punggungku yang gebu dan buah dadaku. Keadaan menjadi sunyi sepi. <u1:p></u1:p></span><o:p></o:p></p> <p><span style="font-family: Arial;">Aku dapat merasakan seluar dalamku di tarik kebawah dan jemari ganas semakin kuat mencengkam daging pejal di punggungku. Pinggangku di tarik kebelakang sambil tanganku masih mendepang mendakap dinding. Kain baju kurung dan kain dalamku diletakkan pada pinggangku dan aku terasa daging punggungku digigit oleh lebih dari seorang pelajar dengan rakus. Buah dadaku masih menjadi mangsa ramasan ganas pelajar sekolahku. Aku tidak tahu siapa yang melakukan apa. Dari luar baju kurung tangan-tangan nakal tadi merayap menyelinap kedalam baju kurungku dan seterusnya ke bawah baju dalam ku. Buah dadaku semakin ganas di ramas dan lebih memeranjatkan ia menjadi tegang pula. Alur punggungku di basahi dengan air liur dan dari atas alur hingga ke pangkal farajku sudah basah sekarang. Aku terkemut-kemut dan sesekali menolak punggungku kebelakang agar jilatan basah tersebut sampai ke faraj. <u1:p></u1:p></span><o:p></o:p></p> <p><span style="font-family: Arial;">Daging punggungku dikobak dengan agak ganas dan bibir duburku menjadi mangsa jilatan, dan aku semakin khayal. Aku hanya sedar apabila terasa badan ku di pusingkan sementara tanganku pula di angkat ke atas untuk menanggalkan baju kurungku. Apabila aku berpusing aku membuka mata dan terlihat tilam lompat tinggi sudah tersedia terlampar di atas lantai di tengah-tengah stor sukan. Kini aku berdiri dalam keadaan bogel dan hanya memakai tudung merahku sahaja. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a> menarik tanganku agar bergerak ke atas tilam. Aku dengan langkah yang berat diirngi 4 pelajar tersebut menurut kehendak mereka dan berbaring telentang di atas tilam. Seorang pelajar Cina yang agak gemuk menggangkangkan kakiku seluas-luasnya dan mula menjilat farajku. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a> pula sedang berdiri membuka seluar sementara pelajar India itu pula sedang menghisap buah dadaku. Ke dua-dua pelajar Cina yang lain itu pula sedang meramas buah dada dan punggungku dengan ganas. Aku dikerjakan secukupnya ol! ! eh mereka. <u1:p></u1:p></span><o:p></o:p></p> <p><span style="font-family: Arial;"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a> menghulurkan zakarnya ke mukaku dan seterusnya melakukan tujahan di mulutku. Berdecit-decit bunyi zakarnya keluar masuk mulutku. Mereka seakan-akan berkompromi antara satu sama lain. Sekarang semua pelajar tersebut telah berbogel. Cuma budak cina yang gemok itu sahaja tidak membuka baju. Aku telah menghisap semua zakar pelajar tersebut secara bergilir-gilir. Sekarang <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a> sedang menujah farajku dengan ganas sementara rakan-rakan yang lain sibuk meramas di sana-sini. Selvam, begitulah nama panggilan pelajar India yang sekarang sedang menujah ganas mulutku. Zakarnya adalah yang paling besar antara mereka berlima. Berbagai posisi telah di lakukan. Masing-masing masih belum memancutkan air mani lagi. <u1:p></u1:p></span><o:p></o:p></p> <p><span style="font-family: Arial;">Sekarang budak cina gemok itu sedang menujah farajku dari arah belakang sementara aku sedang menghisap zakar rakan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a> yang berambut tegak dan yang lain lain sibuk menjilat di sana sini. Sebenarnya aku telahpun klimaks yang panjang semasa Selvam memecut laju menyetubuhiku semasa aku berada di atas badannya. Aku mendengar mereka berbisik sesuatu di dalam bahasa Cina dan si Gemok mula berhentikan tujahannya. Selvam diarahkan berbaring dibawahku sementara zakar si Gemok dikeluarkan dan dipacakkan ke duburku. Aku membetulkan zakar Selvam agar mudah masuk ke faraj. Sekarang mereka melakukan tujahan serentak dan aku hampir menjerit kesedapan cuma suaraku tidak keluar kerana di sumbat oleh zakar si rambut tegak. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a> berdiri di hadapanku sambil melancap dengan rakus. Oleh kerana tidak tahan dengan kemutanku yang kuat di dubur budak Gemok itupun klimaks di dalam duburku. Setelah zakarnya dicabut seorang lagi rakannya memacakkan zakar kedalam duburku. D! ! engan mudah ia dapat melorotkan zakarnya kerana telah sedia ada pelincir. Aku bergerak seiring dengan gerakan mereka dan sebenarnya aku sendiri telah dekat benar dengan klimaks yang kedua. Kawasan sekeliling dubur dan farajku telah basah dan bencah. Selvam tidak dapat bertahan apabila otot farajku mengemut zakarnya dengan kuat akibat klimaks besarku kali yang kedua. Dengan pantas dia mencabut zakarnya dan air maninya tersimbah di atas peutku. <u1:p></u1:p></span><o:p></o:p></p> <p><span style="font-family: Arial;">Rakan mereka masih laju menujah duburku yang ketat dan akhirnya dia pun kecundang setelah menujah dengan agak ganas. Aku tertiarap di atas tilam lompat tinggi tersebut sambil zakar rambut tegak masih kemas di dalam mulutku. Rambut tegak sendiri sudah tidak dapat bertahan dan melajukan tujahan di mulutku. Aku menghisap dan akhirnya dia menarik zakarnya dan memancutkan air mani di mulut dan mukaku. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a> menarik tanganku supaya aku berdiri dan membongkokkan badanku. Dia mula memasukkan zakarnya kedalam lubang duburku dan memecut dengan agak laju. Setelah dua tiga tujahan dia sendiri telah klimaks dan terbaring di atas tilam. Bergelimpanagan mereka baring di atas tilam tersebut. Aku masih lagi berdiri tegak sambil meratakan air mani yang berserakan di perut, muka dan punggungku. <u1:p></u1:p></span><o:p></o:p></p> <p><span style="font-family: Arial;"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a> mencapai seluarnya dan melemparkan not RM50 ke arahku."Kutip pakai mulut" Rakan-rakannya yang lain masing-masing mencapai seluar dan mengambil dompet dan melemparkan wang kearah aku. Aku masih tercegat tegak di hadapan mereka. "Cepat ..kutip pakai mulut" <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a> meninggikan suara setelah melihat aku berdegil. Akupun merangkak dan mula mengutip wang yang ditaburkan dengan mulutku. Setelah selesai aku melihat jam sudah menunjukkan puku11.20. <u1:p></u1:p></span><o:p></o:p></p> <p><span style="font-family: Arial;">"Beng saya kena balik dulu , suami saya sudah mahu datang" "Nanti minggu depan kita jumpa lagi" Kata <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a> sambil bangun menuju ke tempat pakaianku yang berselerakan dan mengambil seluar dalamku."Ini saya punya katanya." <u1:p></u1:p></span><o:p></o:p></p> <p><span style="font-family: Arial;">Aku mengutip sisa pakaian ku dan membersihkan diri dengan tisu serta memakai pakaian. Setelah siap aku berjalan longlai menuju ketempat letak kereta sambil Selvam sempat meramas punggungku dari belakang. </span><o:p></o:p></p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> Don Carloshttp://www.blogger.com/profile/04730135461159300754noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2267716371389977902.post-52676612799191807302009-01-06T04:47:00.000-08:002009-01-06T04:48:02.972-08:00Ah Beng - Episode 2<meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 11"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 11"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5COem%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> <w:usefelayout/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><style> <!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:SimSun; panose-1:2 1 6 0 3 1 1 1 1 1; mso-font-alt:宋体; mso-font-charset:134; mso-generic-font-family:auto; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:3 135135232 16 0 262145 0;} @font-face {font-family:"\@SimSun"; panose-1:2 1 6 0 3 1 1 1 1 1; mso-font-charset:134; mso-generic-font-family:auto; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:3 135135232 16 0 262145 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0in; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:SimSun;} a:link, span.MsoHyperlink {color:blue; text-decoration:underline; text-underline:single;} a:visited, span.MsoHyperlinkFollowed {color:purple; text-decoration:underline; text-underline:single;} p {mso-margin-top-alt:auto; margin-right:0in; mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:0in; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:SimSun;} @page Section1 {size:8.5in 11.0in; margin:1.0in 1.25in 1.0in 1.25in; mso-header-margin:.5in; mso-footer-margin:.5in; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin:0in; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--> <p><span style="font-family: Arial;">Malam Jumaat itu aku ke rumah <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a> dengan memakai baju kebaya kerana menurut kemahuannya. Suami aku agak pelik juga kerana memakai baju kebaya pada waktu malam. Namun begitu alasan yang ku berikan kepadanya nampaknya memuaskan hati suamiku. Seperti biasa setelah menghantar aku ke pintu pagar rumah Tauke Leong suamiku terus berlalu meninggalkan aku seorang diri. Aku agak terperanjat apabila aku disalak oleh seekor anjing yang agak besar semasa aku menekan loceng rumah. Hampir luruh jantungku dibuatnya. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a> muncul dengan seluar pendek dan singlet lalu mententeramkan anjingnya lalu mempersilakan aku masuk. Kamera video telah tersedia di tangannya. <u1:p></u1:p></span><o:p></o:p></p> <p><span style="font-family: Arial;">"Mana bapa kamu?" <u1:p></u1:p></span><o:p></o:p></p> <p><span style="font-family: Arial;">"Dia keluar dengan mama pergi rumah kawan" <u1:p></u1:p></span><o:p></o:p></p> <p><span style="font-family: Arial;">Oh! Aku mula memikirkan akan nasibku pada malam ini pula. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a> merakamkan gambarku sambil aku berjalan menuju ke tangga untuk ke tingkat atas. Sambil berjalan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a> mengeluarkan not RM 50 dari saku seluar pendeknya. Terdapat segenggam not RM50 di tangan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a>. <u1:p></u1:p></span><o:p></o:p></p> <p><span style="font-family: Arial;">"Cikgu buka baju sekarang" arah <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a> sambil sibuk mengambil gambarku. <u1:p></u1:p></span><o:p></o:p></p> <p><span style="font-family: Arial;">"Tolongl<a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a> jangan buat saya macam ni, sayakan guru kamu" <u1:p></u1:p></span><o:p></o:p></p> <p><span style="font-family: Arial;">"Cikgu mau duit ka mau aku bagi video kat semua orang, sekarang buka baju" <u1:p></u1:p></span><o:p></o:p></p> <p><span style="font-family: Arial;">Aku mula mencapai butang baju kebayaku dan melepaskannya satu pesatu sehingga habis. Selepas itu aku melurutkan baju kebaya ku kebawah. Selepas bajuku terlurut <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a> mengarahkan aku untuk membuka kainku pula. Seperti terkena pukau aku terus menarik zip kainku dan melondehkan kain kebawah. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a> marah kepadaku kerana mendapati aku memakai seluar dalam. Oleh keranan aku melanggar arahannya maka aku telah di denda membuka seluar dalam dan mengonggong seluar dalam ku dimulut sambil merangkak naik keatas tangga. Aku sekarang merangkak keatas tangga dengan hanya memakai baju dalam dan tudung sambil menggigit seluar dalamku sendiri. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a> mengekoriku dari belakang sambil mengambil gambar. <u1:p></u1:p></span><o:p></o:p></p> <p><span style="font-family: Arial;">Sampai sahaja separuh tangga <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a> mengarahkan aku berhenti dan menghadap kamera. Dia mengarahkan aku membuka baju dalamku dan seterusnya menyuruh aku melakukan onani. Aku diarah supaya mengulum jariku dan seterusnya membasahkan kemaluanku dengan menggunakan air liur. Aku akur dan mula melukakan onani ditangga rumah <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a>. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a> mengarahkan aku membuka kakiku seluas-luasnya. Sambil itu dia mengarahkan aku memakai seluar dalam ku di atas kepala kerana masih tidak berpuas hati terhadap perbuatanku memakai seluar dalam ke rumahnya. Selepas mengenakan seluar dalam di atas tudungku aku di arah menggunakan sebelah lagi tanganku untuk memegang buah dada dan seterusnya menghisap sendiri buah dadaku. <u1:p></u1:p></span><o:p></o:p></p> <p><span style="font-family: Arial;">Aku mula merasakan kehangatan menjalar keseluruh tubuhku. Jariku semakin laju mengentel kelentitku sendiri. Seketika kemudian <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a> mengarahkan aku meneruskan perjalanan ke bilik bacaan sambil melancap. Aku terasa seperti seekor binatang. Apabila samapi kehapan bilik bacaan pintu telah tersedia terbuka. Aku terus merangkak masuk sambil tangan kananku masih bermain-main di faraj. Aku agak terperanjat kerana di atas lantai telah terbentang tikar rotan berserta bantal besar dan dua biji timun yang agak besar. Aku tahu <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a> talah merancang semua ini apabila bapa dan ibunya keluar rumah. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a> mengarahkan aku terus melakukan onani di atas tikar sementara dia meletakkan kamera videonya di atas tripod yang telah tersedia ada. <u1:p></u1:p></span><o:p></o:p></p> <p><span style="font-family: Arial;"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a> membuka seluar pendeknya dan menaburkan not RM50 keatas badanku. Tidak kurang dari sepuluh keping semuanya. Selepas membuka baju singletnya dia terus menyuakan senjatanya kemulutku dan menujah senjatanya dengan ganas. Aku menyedut senjata Ab Beng dengan rakus sambil tanganku masih mengentel biji kelentitku.Setelah beberapa minit menujah mulutku dengan ganas <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a> bertukar posisi membelakangiku dan menyuakan punggungnya ke mukaku. Aku menjilat lubang duburnya sambil dia mendengus dan mula menjilat farajku. Sambil lidahnya menjilat tangannya mengambil timun yang tersedia dan mula mengacukannya ke arah lurah kemaluanku. Dengan perlahan dia menusukkan timun tersebut kedalam farajku dan aku mendengus dengan tusukan timun yang agak besar tersebut. <u1:p></u1:p></span><o:p></o:p></p> <p><span style="font-family: Arial;"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a> mula menujahkan timun tersebut dengan agak laju sambil sekarang senjatanya ditujah keluar masuk mulut ku. Aku mula merasakan kesedapan yang amat sangat dan secara otomatik aku mula mengayak-ayakkan punggung dan pinggangku. Benaman timun semakin dalam kurasakan. Aku tidak dapat bertahan lagi. Tiba-tiba <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a> memberhentikan tujahan senjata dan timun dan bangun meninggalkan aku. Dia mengarahkan aku menonggeng dan mula bergerak kebelakangku. Setelah aku berada dalam posisi menonggeng <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a> memasukkan semula timun tersebut ke farajku dan mengacukan sebiji timun lagi ke lurah punggungku. Timun basah di farajku dikeluarkan dan di tusuknya ke lubang duburku. Sementara itu timun yang belum digunakan dimasukkan pukla ke farajku. Mulanya aku berasa agak pedih di dubur tetapi setelah beberapa lama keadaan jadi bertambah sedap. Aku menundukkan kepala kelantai sambil membiarkan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a> mengerjakan kedua-dua lubang dubur dan farajku. <u1:p></u1:p></span><o:p></o:p></p> <p><span style="font-family: Arial;">Seingat-ingat aku sudah dua kali aku klimaks. Tidak pernah aku klimaks sebegini nikmat dan berkali-kali semasa aku bersetubuh dengan suamiku sebelum ini. Setelah berpuas hati dengan aksi dan permainanku <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a> mencabut timun diduburku dan mula menujah ganas duburku sambil timun di farajku masih tersumbat kemas difaraj. Aku dapat merasakan beberapa das tembakan air hangat menujah duburku. Aku tahu <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a> sudah klimaks namun aku masih mengemut senjatanya dengan kemutan-kemutan kuat otot duburku yang masih dara sebelum ini. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a> tersadai di atas badanku setelah memancutkan air lazatnya di dalam duburku. <u1:p></u1:p></span><o:p></o:p></p> <p><span style="font-family: Arial;">Setelah agak lama <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a> mengarahkan aku mengutip duit yang ditaburkannya tadi menggunakan mulutku. Aku terbongkok-bongkok mengutip kesemua duit yang ada lebih kurang RM600. Setelah itu <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a> mengambil seluar dalam di atas kepala ku dan diletakkanya diatas keyboard. Jam sudah menunjukkan pukul 10.20. Lama juga rupanya kami melakukan aktiviti tersebut. Dia mengarahkan aku mengutip semua pakaian dan memakainya semula sementara menunggu suamiku datang menjemput. Sambil menunggu suamiku di ruang tamu <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Ah Beng</a> mengatakan sekiranya aku bersetuju 'main'dengannya di sekolah dia akan memberi aku lebih duit lagi. Aku hanya mendiamkan diri. Dia mula mengugut akan membuat berbagai perkara sekiranya aku tidak mahu mengikut kemahuannya. Aku hanya diam sambil memikirkan bagaimana aku hendak menjelaskan mengenai duit RM600 yang aku perolehi pada malam tersebut. </span><o:p></o:p></p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> Don Carloshttp://www.blogger.com/profile/04730135461159300754noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2267716371389977902.post-23842586036530456062009-01-06T04:39:00.000-08:002009-01-06T04:42:49.257-08:00Ah Beng - Episode 1<span style="font-size:100%;">Kisah ini berlaku semasa aku mengajar di sebuah sekolah menengah di sebuah pekan kecil di Selangor. Waktu itu aku baru sahaja di tukarkan ke pekan itu selepas lapan tahun mengajar di sekolah rendah di Sabah. Suamiku yang juga seorang guru bertugas di sekolah berhampiran dengan sekolah tempat aku mengajar. Anak-anak ku seramai dua orang di hantar kerumah Mak cik Piah jiran di sebelah rumah sewa kami.
<br />Kisah ini bermula dengan tawaran dari Tauke Leong yang meminta aku mengajar anaknya bermain keyboard di rumah. Mulanya aku agak tidak bersetuju kerana beliau meminta aku mengajar anaknya pada waktu malam. Oleh kerana tawaran yang diberikan agak lumayan maka suami aku berkeras agar aku menerima tawaran tersebut dan dia bersetuju untuk menjaga kedua-dua anak kami pada waktu aku tuisyen.
<br />Aku terpaksa mengajar Ah Beng selama dua kali seminggu iaitu malam Rabu dan Jumaat. Ah Beng pula adalah anak muridku di sekolah baru tersebut. Dia berusia 14 tahun pelajar tingkatan 2 Perdagangan 4, kelas terakhir di sekolah tersebut. Ah Beng seorang yang pasif dan tidak suka bercakap. Apa yang membimbangkan aku adalah Ah Beng adalah seorang yang suka melukis gambar-gambar lucah di dalam buku latihannya. Pernah sekali aku membongkar begnya semasa rehat untuk ,mengetahui apa yang dilakukannya semasa aku mengajar kerana dia sibuk melakarkan sesuatu di dalam buku latihannya itu.
<br />Aku agak terperanjat besar bila mendapati berbagai gambar wanita bertudung sedang melakukan berbagai aksi lucah yang menjijikkan seperti memasukkan timun ke kemaluan, memasukkan paip air ke lubang dubur dan melakukan seks dengan anjing. Itulah puncanya aku menolak tawaran tauke Leong semasa mula-mula dia menawarkan aku tugas tersebut. Namun setelah dipujuk oleh suami serta memikirkan tentu Tauke Leong ada di rumah semasa aku mengajar maka aku terima juga tawaran tersebut.
<br />Aku tidak pula menceritakan peristiwa gambar lucah yang dilukis oleh Ah Beng kepada suamiku.
<br />Hari Rabu yang pertama itu, suamiku menghantar aku ke rumah Tauke Leong pada pukul 8.15 malam sambil ditemani oleh anak-anakku. Tauke Leong menyambut kami dipintu pagar rumah banglo dua tingkatnya dengan mesra dan setelah berbual ala kadar dengan Tauke Leong suamiku berlalu meninggalkan aku seorang setelah berjanji untuk menjemputku pada pukul 10.30 mlam. Setelah masuk kedalam ruamh aku di hantar oleh tauke Leong ke bilik bacaan di tingkat dua dan diapun berlalu memanggil anaknya Ah Beng. Aku merayau-rayau di dalam bilik yang tersedia berbagai-bagai bahan bacaan dan sebuah key board yang telah siap dipasang di dalam bilik tersebut. Apa yang menarik perhatianku adalah sebuah video cam yang telah siap dipasang di atas tripod tersedia di hadapan meja keyboard. Sedang aku leka berseorangan Tauke Leong datang dengan pakaian yang kemas dan haruman semerbak bersama isteri dan anaknya Ah Beng. Tauke Leong mengatakan yang dia terpaksa keluar bersama isterinya untuk menghadiri makan malam rakannya di pekan dan berpesan agar aku dapat mengajar dan menemani Ah Beng di rumah.
<br />Setelah itu dia dan isteri berlalu keluar. Tinggallah aku dan Ah Beng seornag diri di rumah banglo tersebut. Ah Beng dengan hanya berseluar pendek dan singlet mengambil dua kerusi lalu di letakkannya dihadapan keyboard tersebut. Akupun memulakan latihan dengan mengajar perkara asas mengenai nota muzik kepada Ah Beng. Lebih kurang pukul 9.15 Ah Beng mengatakan bahawa dia ingin ke dapur sekejap untuk mengambil minuman dan berrehat sebentar. Aku menggangguk sambil tersenyum. Akupun berdiri sambil menggoyangkan tangan unutk menghilangkan lenguh. Lebih kurang 5 minit kemudian Ah Beng datang semula dan memberi aku setin Coca Cola sejuk. Aku tersenyum sambil mengucapkan terima kasih kepadanya. Ah Beng terus berjalan menuju ke arah kamera video serta menghidupkan alat tersebut. Aku hanya memerhatikan sahaja kelakuan Ah Beng.
<br />Setelah siap Ah Beng berjalan menghampiriku dan serta merta mengeluarkan sebuah pistol automatik dari bahagian belakang pinggangnya dan mengacukannya ke perutku. Aku terkejut yang amat sangat sehingga terjatuh tin Coca-Cola yang masih belum terbuka kelantai. Sambil pistol diacukan keperutku tangannya meramas-ramas buah dadaku dengan kasar. Nafasnya turun naik dengan pantas. Aku seakan-akan tidak boleh bernafas lagi. Dari buah dada kiri tangannya beralih ke sebelah kanan. Aku masih berdiri tegak di hadapan Ah Beng, di hadapan kamera. Ah Beng semakin ganas. Tangannya menyelinap masuk kedalam blouseku dari bawah bajuku. Jarinya mula merayap melalui bawah braku mencari sasaran. Pistonya di masukkan kebawah bajuku dan terus dihalakan kebawah beserta seluar slack yang kupakai. Kebetulan seluar tersebut pula tidak menggunakan zip sebaliknya hanya getah pinggang. Sekarang seluarku telah sampai keparas lutut. Ah Beng mengarahkan aku membuka baju dengan isyarat pistol ayahnya. Aku seperti lembu dicucuk hidung terus menuut. Kini aku berdiri dengan keadaan tidak berbaju cuma tudung, baju dalam dan seluar dalam serta seluar slack separas lutut.
<br />Ah Beng berdiri di belakangku sambil jarinya sibuk membuka baju dalam. Kemudian dia melondehkan seluar dalam dan terus melurutkan seluar slackku sekali. Aku seakakn-akan dipukau terus mengangkat kaki untuk mengeluarkan kedua-dua seluar tersebut. Ah Beng kemudian mengambil sebuah kerusi dan diletakkan di hadapan kamera videonya. Dia mengarahkan aku berdiri memegang penyandar kerusi sambil membelakangi kamera.Setelah aku berbuat demikian Ah Beng mengarahkan aku menonggekkan sedikit punggungku dan terus dia menjilat bahagian punggungku yang pejal. Aku masih bertahan tetapi apabila lidahnya yang basah menjilat lubang duburku aku mula terkemut-kemut kegelian. Lidahnya menjalar semakin panjang kedalam lubang duburku. Aku merasai satu persaan yang aneh menyelinapke dalam darahku. Tubuhku mula panas. Sekarang aku pula yang menyuakan punggungku ke mukanya. Ini merupakan pengalaman baru bagi diriku.
<br />Kini aku hanya menonggeng dengan bertudung sahaja.Ah Beng kemudian mengepak daging punggungku agar jlatannya boleh pergi kedalam lagi. Aku tanpa di sangka-sangka telah melebarkan lagi kangkanganku untuk membolehkan lidahnya bermain-main di lubang duburku. Tangan kanan ku beralih dari memegang kersusi ke arah farajku pula. Aku mula mengentel biji kelentitku dan sekali sekala memasukkan jariku kedalam alur faraj. Aku semakin khayal, aku tidak sedar bila Ah Beng meletakkan pistol ke atas lantai. Aku hanya sedar apabila aku terasa lubang duburku seakan akan pedih dan bila aku menoleh ke bawah aku lihat Ah Beng sudah memasukkan jari manis dan jari hantunya ke dalam lubang duburku yang tidak pernah diterokai suamiku.
<br />Ah Beng masih sibuk mengerjakan lubang duburku dengan jari dan lidahnya sementara aku pula sibuk untuk mencapai klimaks. Setelah seluruh faraj dan duburku basah bencah aku pula yang beralih posisi dan berpusing menghadap Ah Beng dan tergesa-gesa membuka seluarnya serta mencapai senjata Ah Beng yang sedia tercacak masuk kedalam mulutku. Aku tidak pernah menghisap kemaluan suamiku sendiri sebelum ini kerana tidak pernah berasa sebegini ghairah. Suamiku jarang melakukan foreplay yang panjang sebelum kami bersetubuh. Sambil aku menghisap kemaluan Ah Beng sambil itu dia berjalan menuju ke kamera supaya jelas kelihatan wajah cikgunya yang sedang menghisap kemaluan anak muridnya sendiri. Ah Beng menujah-nujah senjatanya yang tidak seberapa besar tanpa bulu itu kedalam mulutku.
<br />Aku sudah tidak dapat bertahan lagi aku betul-betul memerlukan senjata lelaki ke dalam farajku. Aku berdiri sambil memegang senjata Ah Beng dan cuba memasukkanya ke dalam farajku. Ah Beng pula menolak badanku kebawah agar berada dalam posisi menonggeng di atas lantai. Dengan ganas dia menujah farajku dari belakang. Aku merendahkan lagi badanku agar senjatanya boleh masuk dengan lebih dalam. Aku juga mengayak-ayakkan punggungku dengan ganas. Aku terdenganr Ah Beng mendengus dan terasa panas berkali-kali di dalam farajku. Ah Beng sudah klimaks rupanya. Aku berusaha mengentel bijiku sambil senjata Ah Beng masih terpacak kemas di dalam farajku. "AAAAhhhhhhhggghghh" akhirnya aku pun klimaks dan terus tersungkur di atas lantai sambil anak muridku tersungkur sama di atas belakangku.
<br />Ah Beng mengeluarkan senjatanya dan berdiri di hadapanku. Dia menyuakan senjatanya yang sederhana keras itu ke mulutku. Aku terus mengangkat badanku sedikit dan mula mengulum senjatanya semula. Oleh kerana ia sudah separuh keras maka habis semua senjata beserta telurnya sekali ku kulum. Inilah baru pertama kali aku merasakan air mani kerana selama ini aku merasakan bahawa air mani adalah menjijikkan. Rupanya tidaklah teruk sangat rasanya setelah bercampur dengan air farajku. Ianya agak masin. Setelah agak keras semula Ah Beng semakin ganas menujah mulutku sementara aku pula berusaha sedaya upaya untuk menyedut senjatanya agar dia dapat klimaks kali kedua. Kedua-dua tangan Ah Beng Mengenggam kepalaku dengan ganas sambil dia menujahkan senjata kemulutku. Crit-crit-crit air mani Ah Beng memanjut dalam mulutku sambil dia mendengus kerana terlalu nikmat.
<br />Setelah habis pancutannya aku meluahkan air maninya ke atas lantai. Rupanya dia tidak berpuas hati dengan perbuatanku tadi dan memaksa aku menjilat semula air mani tersebut sehingga bersih sambil mengacukan semula pistol di kepalaku. Aku terpaksa menurut sambil perbuatan aku itu di rakamkan dengan kamera yang kini sudah berada di tangannya. Setelah itu dia memaksa aku melakukan onani(melancap) sendirian di atas lantai dan dia sibuk merakamkan gambar tersebut. Malam itu aku klimaks dua kali kerana onani. Setelah hampir pukul 10.15 Ah Beng mengarahkan aku memakai pakaianku semula tetapi dia tidak membenarkan aku mengambil seluar dalamku. Aku pulang kerumah dengan tidak memakai seluar dalam. Mujur juga suamiku tidak perasaan keadaan ini.
<br />Malam itu aku tidur awal dan suamiku juga tidak mendapat habuan kerana aku mengatakan aku terlalu penat memberikan tuisyen kepada anak muridku. Tak tahu pula apa nasibku hari Jumaat nanti. Ah Beng telah berpesan agar aku memakai baju kurung!!!
<br />
<br /></span>Don Carloshttp://www.blogger.com/profile/04730135461159300754noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2267716371389977902.post-36527136383727728322009-01-04T05:05:00.000-08:002009-01-06T22:01:33.058-08:00Nasib Imah<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIcPHPbio1ZXw3NIaMSi7KRfEr8Fh-PPBYRiehaYj_gK0p5BJzi3jSn76I-FiLYSpvuhM2CMh6sfQav1uB9Juq_AWWGEs15EnW5AnsHz_z0lBobetsK10KjnmPzWjWRimcsefggq5hr9VC/s1600-h/zila+1.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 230px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIcPHPbio1ZXw3NIaMSi7KRfEr8Fh-PPBYRiehaYj_gK0p5BJzi3jSn76I-FiLYSpvuhM2CMh6sfQav1uB9Juq_AWWGEs15EnW5AnsHz_z0lBobetsK10KjnmPzWjWRimcsefggq5hr9VC/s320/zila+1.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5288427823398488146" border="0" /></a><br /><div id="outer-wrapper" style="font-family:verdana;"><div id="wrap2"><div id="wrap3"><div class="main section" id="main"><div class="widget Blog" id="Blog1"><div class="blog-posts hfeed"><div class="post hentry uncustomized-post-template"><div class="post-body entry-content"><p class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span lang="EN-GB"><o:p> </o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span lang="EN-GB"><br /></span></span></p><p class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span lang="EN-GB">Dari jauh Atan melihat emaknya sedang membeli di kedai mamak Muthu. Atan meneruskan perjalanan pulang dari sekolah. Niat hati ingin memanggil emaknya dibatalkan setelah emaknya berlalu dengan membawa beg plastik yang berisi barang-barang yang dibelinya.<br />Seperti biasa, Atan selalu singgah di kedai Muthu untuk menghabiskan baki duit bekalan ke sekolah yang diberikan oleh emaknya setiap pagi. Emaknya dengan berbaju T ketat dan kain sarong batik berjalan menyusuri perumahan rumah murah yang tidak jauh dari belakang kedai Muthu. Mata Atan mengikuti perjalanan emak dengan kehampaan untuk mendapatkan belanja dengan itu dapatlah dia simpan duit yang ada untuk digunakan sebelah petang pula.<br />Pada ketika yang sama, bukan hanya mata Atan sahaja yang memerhati gerak emaknya yang sedang mengatur langkah. Di bawah pokok ceri, di hadapan kedai itu ada sepasang mata lain, iaitu seorang pemuda berambut panjang yang sedang bermain dam, turut sama asyik memerhati tubuh emak Atan yang montok itu. Sesungguhnya Atan baru sahaja berpindah ke perumahan ini. Sebab itulah dia masih belum mengenali sesiapa pun di sini kecuali si Muthu tempat mereka membeli barang-barang keperluan harian.<br />Emak Atan membelok masuk ke lorong perumahan rumahnya dan Atan masuk ke dalam kedai untuk membeli aiskream. Di luar kedai Atan mendengar pemuda yang bermain dam itu meluahkan perasaannya.<br />"Siol betul, seksi habis" "Ye la… tak pernah aku jumpa pompuan tu, baru pindah ke?"<br />"Huh, kalau dapat, takkan lepas punya"<br />Atan cuma dengar saja sambil mengoyakkan pembalut air kream lalu menyuapkan ke mulut.<br />"Aku tahu, suami dia pemandu lori balak, dia baru pindah sini juga" sampuk Muthu.<br />Atan terus menjilat aiskream sambil melihat-lihat lagi ke dalam botol gula-gula. Tapi yang sebenarnya Atan cuma mahu dengar perbulan mereka tu.<br />"Eh, Muthu, kau tahu ke rumahnya?" Tangan pemuda berambut panjang yang lengannnya berparut.<br />"Itu… rumah hujung blok A dekat dengan jalan besar sana… sebelahnya rumah kosong dua buah… itu rumah dulu Ah Moi Merry tinggal juga"<br />Tiba-tiba Atan lihat kedua-dua pemuda itu tersengeh lebar.<br />"Cantekkk... lah" mereka berlaga ibu jari.<br />"Apa kamu mahu projek ka?"<br />"Apa kamu mahu ikut ka Muthu?"<br />"Barang baguih.. tak ikut rugilah aku"<br />Atan kian tidak faham. Atan berlalu dari situ. Bahasa yang digunakan orang tua bertiga tu kian sukar untuk difahami. Sambil menikmati ais kream Atan melangkan memikul beg sekolah yang berat menuju ke rumahnya.<br />Di rumah, emak kelihatan berpeluh menghidangkan makan tengahari. Atan meletakkan begnya di dalam biliknya. Rumah murah dua bilik itu tidaklah luas sangat, di situ lah dapur dan di situ juga tempat makan. Bilik hadapan diberikan untuk Atan dan bilik belakang diambil oleh emak dan ayahnya. Lagi pun bilik belakang lebih dekat dengan bilik air.<br />Di hadapan bilik emaknya adalah meja makan. Atan mengambil tempatnya di meja makan untuk menjamah nasi. Masakan emaknya sepeti biasa menyelerakan.<br />"Makan Tan" jemput emaknya yang turut duduk dihadapannya.<br /><br />Sambil menyuap makanan Atan memikirkan mengenai kerja sekolahnya yang mesti disiapkan pada malam ini. Maklumlah tahun ini dia akan mengambil peperiksaan UPSR, dia mesti bekerja keras untuk mendapatkan 5A. Setelah emaknya menyuap nasi beberapa suap tiba-tiba pintu hadapan terbuka.<br />"Hai sedang makan?"<br />"Ayah!" sahut Atan<br />"Makan bang?"<br />"Tak abang nak cepatnya, mungkin abang makan kemudian"<br />Emak Atan terus membasuh tangan. Begitulah selalunya, apabila ayah balik, emak akan terus berhenti daripada melakukan apa saja kerja yang sedang dilakukannya. Begitu setia dia menyambut kepulangan ayah.<br />"Atan makan ye" katanya sambil bangun dari meja itu. Atan senyum saja dan terus menyuapkan makanannnya.<br />Emak Atan mengambil beg yang dibawa oleh ayanhnya dan ayahnya terus masuk ke dalam bilik. Emak mengeluarkan pakaian dalam beg dan dimasukkan ke dalam mesin basuh. Kemudian emak Atan turut masuk ke dalam bilek. Selang beberapa ketika kemudian Atan dapat mendengar suara emaknya mengerang perlahan.<br />"Ohhhh bang..... emmm....!" diikuti dengan bunyi henjutan katil.<br />Seperti biasa Atan terus makan. Bunyi suara ibu dan ayahnya di dalam bilik yang hanya beberapa langkah dari tempat makannya bagaikan irama yang menghiburkan Atan dikala makan. Bunyi itu akan selalunya bergema hanya apabila ayahnya balik dari perjalanannya.<br />Atan melihat jam di dinding. "Baru lima minit" Dia mengambil minumannya dan meminumnya perlahan-lahan. Suara ibunya semakin kuat.<br />"Yaaa bang ohhhh ahhhhhhh sikit lagi, bangggg ohhhh….. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> pancut banggggggggg.....!"<br />Bunyi katil masih lagi berterusan. Atan melihat jam di dinding sekali lagi "Emmm baru 10 minit" dia membasuh tangan.<br />"Lagi bang… oohhhhhh, ya bang ohhhhhh lagiii, tekan bang" Suara emaknya.<br />"Emmmm ahhh ah ahhhhhh" Suara ayahnya.<br />Atan duduk di sofa, membaca majalah.<br />"Ok bang…. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> nak pancut lagi nieeee"<br />"Ya abang pun uhhh"<br />Bunyi hayakan katil makin kuat. Bunyi ah dan uh kian bersahutan. Tiba-tiba suara ibunya meninggi.... "Ahhhhhhhh" Bunyi tarikan nafas agak jelas kedengaran ke telinga Atan. Namun Atan terus membaca majalah kegemarannya di setti. Selang beberapa minit kemudian, kelihatan ibunya keluar dengan hanya berkemban kain batik yang dipakainya tadi. Rambutnya agak kusut. Mukanya merah. Atan lihat<br />di belakang kain emaknya nampak basah sedikit. Emaknya ambil tuala di ampaian dapur dan terus ke bilik air. Lama juga emak mandi. Sebentar kemudian ayahnya keluar juga bertuala saja lalu duduk di hadapan Atan sambil tersengeh.<br />"Sekolah macam mana?"<br />"Emm... kena pergi kelas tambahan malam"<br />"Bila"<br />"Mulai malam ni"<br />"Pukul berapa mulanya?"<br />"Lapan hingga sepuluh setengah"<br />"Berapa kena bayar?"<br />"RM50 sebulan"<br /><br />"Nanti ayah berikan duit"<br />Atan Cuma tersengih. Sengih Atan lebih melebar lagi apabila melihat emaknya hampir nak terjatuh semasa keluar daripada bilik air. Masa tu tuala yang meliliti tubuh emaknya juga turut terlondeh. Atan nampak jelas akan buah dadanya yang pejal dan perutnya yang putih. Tetapi celah kangkang emaknya tak dapat jadi habuan mata Atan kerana emaknya sempat menyambar tuala itu untuk menutupi bahaian tersebut.<br />"Abang pergi mandi dulu, nanti kita makan sama" Kata emak pada ayah.<br />Atan nampak keseluruhan bahagian ponggong emaknya ketika emaknya bergerak masuk ke dalam bilik. Tuala yang di pakai itu hanya menutupi bahagian depan sahaja, manakala bahagian belakangnya dibiarkan tanpa sebarang alas. Sesekali Atan merasakan yang koneknya dah mula bergerak-gerak di dalam seluar. Tetapi dia sendiri tidak faham kenapa berlakunya begitu. Mungkin dia perlu bincang dengan ayahnya pada suatu hari nanti. Manakala di luar rumah pula, kelihatan salah seorang pemuda tadi, iaitu yang berambut panjang dan bermata juling, tergesa-gesa meninggalkan sisi rumah Atan menuju ke kedai Muthu.<br />Ayah Atan masuk ke bilik air dan Atan pula bangun masuk ke dalam biliknya. Dia menanggalkan baju sekolahnya. Membuka beg sekolahnya dan mengeluarkan kerja rumah yang patut disiapkan. Di luar, cuaca semakin memanas terik. Maka Atan pun memasang kipas angin di biliknya itu.<br />"Bila abang kena pergi ni...?" suara emak Atan bertanya sambil mereka makan.<br />"Abang rehat dulu sejam dua, abang berangkatlah…. Barang yang abang bawa tu kena sampai ke Kuantan pagi esok, tidaklah perlu tergesa-gesa sangat"<br />"Abang nak sekali lagi lah tu....!" usik emak Atan.<br />"Alaaah paham paham ajelah...!"<br />"Ada <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> fikirkan cadangan abang tempoh hari?"<br />"Cadangan yang mana bang...?"<br />"Tu... Yang hajat si kawan abang yang nak guna <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> tu.."<br />"Abang ni pelik betul la.... ada ke nak suruh <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> tidur dengan si Rosli yang tak senonoh tu..."<br />"Sapa cakap Rosli?"<br />"Habis tu?"<br />"Rosli dan Kutty"<br />"Kutty tu yang mana pulak bangg...!"<br />"Alah... budak mamak yang <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> kata hensome hari tu"<br />"Oh.. yang tu.... ummmm...!" <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> membasahi bibirnya dengan lidahnya.<br />Hati <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> dah semakin cenderong nak mempersetujui cadangan suaminya tu. Bayangan peluang merasa balak lain mulai menghangatkan kangkangnya. Bukan sebab balak suaminya tak hebat, malahan dia tidak pernah mengecewakannya apabila di atas katil. Tetapi apabila mengingatkan kemungkinan penangan Rosli dan Kutty, terasa seperti mengalirnya arus elektrik ke dalam cipapnya itu.<br />"Boleh ke <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>?" tanya suaminya lagi.<br /><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> bangun dan manarik tangan suaminya.<br />"Biar <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> fikir dulu bang… Tapi yang sekarang ni.... <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> mahukan abang"<br />Atan terus menyiapkan kerja rumahnya. Di bilik sebelah tu, dia sekali lagi mendengar suara emaknya mengerang dan mengeluh. Semakin lama semakin kuat kelantangannya. Atan pun perlahan-lahan mengeluarkan koneknya dan mula mengurut-gurutnya. Tanpa disedarinya.. dia juga turut mengeluh.</span></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span lang="EN-GB"><o:p> </o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span class="postbody"><span lang="EN-GB">Suki berlari anak menuju ke arah kedai Muthu. Di bawah pokok ceri kelihatan Muthu dan Seman sedang bermain dam. "Apa hal kau termengah-mengah ni Suki?" Seman menegur sambil membelek tangannya yang berparut akibat kemalangan motor. "Ada berita baik nie" Jawab Suki bermata juling sambil duduk di atas pangkin. </span></span><span lang="EN-GB"><br /><span class="postbody">Muthu melopong menanti. Matanya terkebil-kebil. "Tadi aku pergi ngendap kat rumah pompuan tadi" "Pompuan yang seksi siol tadi tu?" tanya Seman tak sabar. "Ya lah...yang mana lagi?" "Habis tu?" tanya Muthu tak sabar. <o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span class="postbody"><span lang="EN-GB">"Laki dia balik, dia henjut habis, dia punya lah jerit bila cipapnya kena talu. Mak datok ..tak de kontrol punya.. Memang pompuan nie ganas habis..lu tau" "Habis tu tak ade peluanglah kita nak projek" Seman semacam kecewa. "Apa lak?" Suki mengangkat keningnya. "Malam nie, aku dengar anaknya kena pegi tusyen sampai pukul 10.00 malam, masa tu kita henjutlah dia" </span></span><span lang="EN-GB"><br /><span class="postbody">Muthu merasakan balaknya mula bergerak di dalam seluar dalamnya. Memang balaknya dah dua tiga minggu tak merasa cipap perempuan. Kali terakhir dia henjut cipap Ah Moi Merry, sebelum amoy tu pindah. Saja amoi tu buat bayar hutang sebab dia nak pindah tergesa-gesa dan tak cukup duit nak bayar hutang kedainya. Apa lagi, bila kena ofer, dia henjut sampai tiga round, cipap merah amoi tu jadi lebam dibuatnya. Puas sungguh, berbaloi dengan hutang tiga ratus tu daripada dia merayau kat lorong gelap cari pelacur murahan tu. <o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span class="postbody"><span lang="EN-GB">Malam tu, sungguh panas, kipas angin yang berpusing ligat tidak dapat membantu, rasa panasnya tetap membahang. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> mengikat tuala dan masuk ke bilik air. Atan menyiapkan buku yang perlu di bawanya ke kelas malam. Dia memang tak sabar untuk ke kelas pada malam ini. Maklumlah malam pertama belajar kelas tambahan. Apabila dia keluar daripada biliknya Atan sempat melihat kelibat emaknya masuk ke bilik air tadi. Dia terus sahaja duduk di sofa sambil minum teh yang telah pun dihidangkan oleh emaknya. Jam di dinding menunjukkan pukul 7. 30 malam. Masih ada masa untuk Atan minum sambil tunggu ibunya sudah mandi. </span></span><span lang="EN-GB"><br /><span class="postbody">Dalam bilik air <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> membersihkan badannya. Cipapnya yang banyak kedapatan air mani suaminya hasil henjutan tengah hari tadi di korek dan dicucinya. Rambutnya di shampoo dan seluruh tubuhnya disabun sepuas-puasnya. Pada ketika dia mencuci cipapnya terlintas difikirannya mengenai persoalan yang dikemukakan oleh suaminya siang tadi meminta dia tidur dengan Rosli dan Kutti. Memang dia tidak pernah merasa balak orang lain dan dia pasti suaminya sentiasa menjamah perempuan lain dalam hidupnya. Maklumlah dia selalu dalam perjalanan memandu lori dari bandar ke bandar. <o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span class="postbody"><span lang="EN-GB">Memang dia sedar bahawa balak yang meradok cipapnya, yang memberikan kepuasan yang tidak terhingga itu bukan balak yang suci tetapi balak yang telah memuaskan banyak cipap lain dalam dunia ini. Air mani dari balak itu bukan sahaja dipancutkan dalam rahimnya sahaja tetapi dalam banyak lagi rahim lain. Tapi sekarang suaminya inginkan rahimnya dipancutkan dengan air mani balak-balak lain pula. Memikirkan semua itu dia bagaikan kepingin untuk merasa balak lain pula. Mungkin lebih banyak balak lebih seronok. Dia teringin. Dia mahu. Dia rela. Dan dia bersedia...bila-bila masa. Ketika itu tangannya mula menjamah hujung kelentitnya. Dia inginkan balak. Kalau boleh sekarang juga. </span></span><span lang="EN-GB"><br /><span class="postbody">"Emak!!" terdengar suara Atan di luar. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> terkejut dari lamunannya. Cepat-cepat dia tarik dua batang jari yang kini tenggelam dalam cipapnya. </span><br /><span class="postbody">"Err, ye..."jawab <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. </span><br /><span class="postbody">"Mak, Atan nak ke sekolah ni" </span><br /><span class="postbody">"Ya lah emak keluar ni" <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> mencapai tuala dan terus membalut tubuhnya dengan tuala. Badannya yang basah tidak sempat dilapkannya. </span><br /><span class="postbody">Atan melihat tubuh putih emaknya yang basah. Tuala yang singkat gagal untuk menutup sebahagaian besar pahanya. Buah dadanya yang besar menyebabkan selisih kain menjadi sedikit dan apabila emaknya melangkah jelas menunjukkan bahagian atas pahanya. </span><br /><span class="postbody">Atan memikul beg sekolahnya. Emaknya datang dan memeluknya. Rapat buah dada yang pejal itu ke mukanya. Lalu mencium dahinya. "Duit dah ambil?" tanya emaknya. </span><br /><span class="postbody">Atan cuma menganggukkan kepalanya. </span><br /><span class="postbody">"OK Atan jalan baik-baik, lepas sekolah terus balik, jangan main kat mana-mana pulak tu" </span><br /><span class="postbody">"Baiklah mak, Atan akan terus balik" </span><br /><span class="postbody">"Jangan pula singgah kat kedai Muthu" </span><br /><span class="postbody">"Ya lah mak" Atan berlalu dengan berlari dalam kesamaran cahaya malam dan lampu jalan yang agak jauh dari rumahnya. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> memerhati anaknya berlari sehingga hilang di sebalik selekoh menujuk ke arah kedai Muthu. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> ingin pastikan anaknya telah jauh sebelum dia masuk semula ke bilik mandi untuk melancap semula. Dia perlu untuk klimeks kalau tidak harus dia tidak akan dapat tidur malam ni. </span><br /><span class="postbody">Ketika <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> hendak menutup pintu didapati daun pintunya tersekat oleh kaki seseorang dan dia tercampak ke belakang. Tualanya terselak habis menampakkan cipapnya dengan bulu sejemput halus. Apabila dia bangkit hendak bangun didapati tubuhnya sudah pun dipegang oleh tiga orang lelaki yang berpakaian serba hitam dengan toping ski. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> panik dan ketakutan. Tubuhnya di angkat oleh tiga lelaki tadi terus ke dalam bilik dan dicampakkan ke atas katil. </span><br /><span class="postbody">"Apa kau orang hendak hah?" <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> cuba menutup tubuhnya dengan kain selimut kerana tuala yang dipakainya sudah hilang entah kemana. </span><br /><span class="postbody">Tiada jawapan yang diterimanya kecuali tubuhnya kini dipegang kuat supaya tertentang dan kakinya dibuka lebar. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> cuba meronta tetapi tidak berkesan. Dia merasa buah dadanya diramas dengan rakus. Sakit rasanya. Dia kemudian merasakan ada seseorang mamasukkan jari ke dalam cipapnya dan bermain dengan kelentitnya. </span><br /><span class="postbody">"Ohhh..emmm" <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> mengeluh. Dia berhenti meronta dengan itu tangan yang memegang erat tubuhnya pun melonggar sebaliknya mula membelai seluruh tubuhnya. Orang yang mengorek cipapnya kini mula menyembamkan mukanya ke cipap <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> yang menerbitkan cecair pelincirnya. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> dapat merasakan lidah orang tersebut mula menerokai lubang cipapnya dan menjilat kelentitnya. </span><br /><span class="postbody">"Ahhhh umm yaaa ya" <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> mula menyuakan cipapnya ke muka orang yang sedang menjilat cipapnya. Dua lagi lelaki menyonyot buah dadanya. Tangan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> mula meraba mencari balak lelaki di kiri kanannya. Dia dapat merasakan balak-balak mereka keras di dalam seluar masing-masing. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> tidak peduli siapa mereka lagi. Dia mula kepinginkan balak untuk meruduk cipapnya. </span><br /><span class="postbody">Suki dan Seman yang merasakan balaknya di sentuh oleh <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> cepat-cepat membuka seluar mereka dan mengeluarkan balak mereka yang sememangnya keras dan mahu dibebaskan. Sementara itu Muthu terus sahaja menggomoli cipap <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> dengan lahapnya. Sebaik sahaja balak Seman dan Suki terjulur keluar, dengan segera tangan <span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span> mula merocoh kedua-dua balak itu beberapa kali dan menarik balak Seman ke mulutnya. </span><br /><span class="postbody">Seman mengikut kehendak <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> dan terus menyuapkan balaknya ke mulut <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. Tersentuh sahaja kepala balak seman ke bibirnya, lidah <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> mula menjulur keluar menjilat cecair pelincir yang mula meleleh dihujung balak tersebut kemudian dia mula mengulum kepala balak Seman menyebabkan Seman berdesis tak tentu hala. Ketika itu juga <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> mengerang dengan kuat. </span><br /><span class="postbody">"Ohhhh, <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> dah uhhhh emmmm ahhhh!!!!!"Dia memancutkan air maninya ke muka Muthu. Dengan mengah Muthu bangkit dan mengesat mukanya dengan selimut dipenjuru katil. Dia membuka seluar hitamnya dan mengeluarkan balaknya yang tegang tak terkata lagi. Kepala balaknya yang kembang hitam dan berkilat tu disuakan ke mulut cipap <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> dengan sekali tolak sahaja balaknya rapat ke pangkal. </span><br /><span class="postbody">"Ohhhh yaaaa" Keluh <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> sambil mengangkat ponggongnya. Kedua kakinya memaut belakang paha Muthu. </span><br /><span class="postbody">Atan merasa kecewa juga, apabila malam ini tidak ada pelajaran yang berjalan, cikgunya cuma membuat pendaftaran untuk kelas malam. Dia membayar wang yuran yang diberikan oleh ayahnya siang tadi. Sambil berbual-bual dengan rakannnya dia berjalan balik. Oleh kerana malam masih lagi siang, dia bercadang untuk singgah di kedai Muthu. Sekali lagi dia merasa kecewa sebab kedai Muthu juga tutup. </span><br /><span class="postbody">"Kemana pulak Muthu ni, dari tadi tutup sampai sekarang pun masih tutup. Selalunya tidak begini" Atan amat kecewa, rancangannya untuk membeli sesuatu untuk dimakan sambil berjalan terbengkalai. Dia teruskan langkahnya ke dalam kesamaran cahaya. </span><br /><span class="postbody">Selang beberapa saat mengulum balak Seman, <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> beralih kepada balak Suki pulak sementara Muthu terus sahaja menyurung dan menarik balak ke dalam lubang nikmat <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> dengan kadar yang semakin laju. Namun bagitu Suki tidak dapat bertahan lama. Nyonyokan mulut <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> tidak dapat ditahan lagi. Walau pun telah berjanji untuk tidak mengeluarkan sebarang kata-kata antara mereka bertiga dalam melaksanakan operasi ini namun Suki menjadi hilang punca, dia mula mengerang. </span><br /><span class="postbody">"Hisap kuat lagi..yaaa huh ohhhhh yaaa OOHHhhhhh emmmm ah!!!!" Suki memancutkan air maninya ke dalam mulut <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. Tubuh Suki menjadi tegang. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> menelan setiap titis pancutan yang masuk ke dalam mulutnya. Di perah-perahnya kepala balak Suki mengeluarkan saki baki air mani yang ada dan terus menjilatnya. Suki menggelupur dan terus rebah ke sebelah. Terlentang dan lelah. </span><br /><span class="postbody"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> melepaskan balak Suki dan terus merocoh balak Seman. Kepalanya terangkat angkat apabila Muthu mempercepatkan hayunannya. Buah dadanya bergegar mengikut hayunan yang dibuat oleh Muthu. </span><br /><span class="postbody">"Yaaaah....laju lagiiiii...tekannnnnn uhh uhhh uhhh emmmm" Jerit <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> dia nak pancut lagi. </span><br /><span class="postbody">Atan mendekati rumahnya, ketika dia hampir mengetuk pintu, dia mendengar keluhan dan jeritan emaknya. Dia kenal benar jeritan itu. Jeritan itu berlaku hanya apabila ayahnya ada di rumah sahaja. Dia memerhati sekeliling. Dia menjenguh ke tepi lebuh raya. Tidak kelihatan lori ayahnya. Perlahan-lahan dia menolak pintu yang sememangnya tidak bertutup rapat. </span><br /><span class="postbody">Muthu mempercepatkan hayunannya. </span><br /><span class="postbody">"Ahhh aku dah nak pancut nie" </span><br /><span class="postbody">Seman yang sedang keseronokan balaknya di hisap oleh <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> menoleh ke arah Muthu. </span><br /><span class="postbody">Atan mendekati bilik emaknya. Dengan pintu terbuka luas dan lampu terang benderang. Atan dapat melihat segala-galanya. Di atas katil sana emaknya terkangkang luas dengan seorang lelaki berpakaian hitan, seluar terlondeh sampai lutut menghayun ponggongnya ke atas emaknya. Seorang lagi lelaki dalam cara berpakaian yang sama berada dekat dengan kepala emaknya. Dari celah kangkangnya Atan dapat melihat orang itu menyorong tarik zakarnya ke dalam mulut emaknya dan emaknya menghisap zakar tersebut bagaikan menghisap ais-kream yang selalu dibelinya di kedai Muthu. </span><br /><span class="postbody">Seorang lagi kelihatan terlentang disebelah emaknya bagaikan sedang tidur dan kepenatan. Orang ini pun melondehkan seluarnya juga. Kelihatan zakarnya yang kecil, lembek terlentok di atas bulu bawah perutnya. Atan menutup mulut melihat saiz zakar tersebut, jauh lebih kecil daripada zakarnya. </span><br /><span class="postbody">Orang yang berada di atas emaknya kelihatan bekerja keras. Setelah diperhati Atan dapat melihat orang itu sedang menikam dan menarik emaknya dengan zakarnya yang hitam berkilat. Emaknya kelihatan menyuakan kemaluannya mengikut hayunan orang itu. Bagai menadah-nadah untuk ditikam. Atan lihat bulu emaknya yang sejemput halus bergabung dengan bulu orang itu yang lebat lagi kasar itu. </span><br /><span class="postbody">"Kau pancut kat luar, aku takmahu dia banjir sangat" </span><br /><span class="postbody">"Aku tau lah" Jawab Muthu dalam loghat Indianya. </span><br /><span class="postbody">"Yaa... tak apa... pancut dalam mulut <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>... ohhh laju lagiiii"Sambil tangannya merocoh balak Seman. </span><br /><span class="postbody">"Ummmm yaaa aku mau pancuttttt nie" Cepat-cepat Muthu pegang pangkal balaknya dan bergegas menyuakan balaknya kedalam mulut <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. Secepat itu juga <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> menangkap balak itu ke dalam mulutnya dan terus menghisapnya dengan kuat. Sekali hisap sahaja Muthu terus memancutkan air nikmatnya ke dalam mulut <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. Panas berdecut-decut. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> berusaha menelannya secepat mungkin agar tidak menyekat pernafasannya. </span><br /><span class="postbody">Pelik juga apabila Atan melihat emaknya bagai meminum air kencing orang tu. Lahap sekali. </span><br /><span class="postbody">Di kala itu Seman mula mengambil alih tempat Muthu memasuki lubang nikmat <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> dan mula menghenjut. </span><br /><span class="postbody">"Ohhhhh emmm" <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> mengerang. Muthu jatuh terlentang disisi. </span><br /><span class="postbody">Atan melihat zakar hitam itu terlentuk tetapi masih lagi besar, jauh lebih besar daripada kawannya yang terlentang sebelah sana. </span><br /><span class="postbody">Kali ini <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> menumpukan kepada lelaki yang menyetubuhinya sekarang. Seman yang sedari tadi menahan pancutan maninya menghayun perlahan-lahan untuk mengawal dan bertahan. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> yang menyedari masalah yang dihadapi oleh Seman mengambil peluang mengumpulkan tenaganya. Selang beberapa ketika Seman mula menghayun dengan baik. </span><br /><span class="postbody">"Hayun bang....ohhhh ..<a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> pun nak pancut nieee uhhhh" <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> memegang lengan Seman yang tegak dikiri kanannya. Dia merasakan parut dilengan tersebut. Namun dia juga mesti berkerja keras. Dia merasakan bahawa dia juga kian hampir untuk klimeks. Ponggongnya di goyangkan. Pantatnya kuat cuba mengemut balak yang sedang menerjah kian laju. </span><br /><span class="postbody">Suki bangun melihat perlawanan antara <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> dengan Seman. Tangannya mula merocoh balaknya yang kini kelihatan keras semula. Mahu tak mahu dia mesti merasa cipap tembam ni malam ni. </span><br /><span class="postbody">"Yaa emm yaaa sikit lagii laju..laju.. aaaaa <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> pancuuuuuuuut nieee" </span><br /><span class="postbody">"Oh ! Ahh! " Seman mencabut balaknya lalu dilepaskan air maninya di atas perut <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. Memancut-mancut. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> menghulur tangan tolong merocoh balak yang sedang memancutkan air mani hangat ke atas tubuhnya itu. Banyak dan pekat. </span><br /><span class="postbody">"Ini bukan air kencing" fikir Atan. Dia merasakan zakarnya dalam seluarnya keras. Tangannya meramas zakarnya perlahan-lahan. Sedap juga. Rasa semacam. </span><br /><span class="postbody"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> merebahkan kepalanya ke bantal semula. Dia menarik nafas panjang. Seman jatuh ke atas lantai. Terlentang. Air mani Seman meleleh tak tentu hala di atas perut <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. Perlahan-lahan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> mengambil selimut di sebelahnya lalu dilapkan air mani itu. </span><br /><span class="postbody">"Kak, saya sekali?' tanya Suki. </span><br /><span class="postbody"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> merenung mata juling Suki yang mukanya masih lagi ditutupi oleh topeng ski. Pandangan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> beralih ke arah jam di dinding yang menunjukkan 9.30 malam. Atan akan balik jam 10.00. Masih sempat fikirnya. </span><br /><span class="postbody">"Sekali je tau" Sambil membuka kangkangnya. </span><br /><span class="postbody">Suki membetulkan kedudukannya dan menekan balaknya hingga ke pangkal dengan sekali tekan sahaja. </span><br /><span class="postbody">"Oh!" keluh <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. Dia Cuma menahan sahaja. </span><br /><span class="postbody">Suki mula menghayun. Perlahan pada mulanya tetapi tidak lama. Sekejap sahaja Suki mula menghayun laju. </span><br /><span class="postbody">"Jangan gelojoh" <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> menegur. </span><br /><span class="postbody">"Saya tak tahan kak... kakak kemut kuat sangat" </span><br /><span class="postbody"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> tahu orang muda yang menyetubuhinya itu tidak akan bertahan lagi. </span><br /><span class="postbody">"Pancutlah, Akak tak apa..." <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> memberikan sokongan. </span><br /><span class="postbody">"Ohhhhhh ah" Suki mula memancut ke dalam rahim <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. Dia tertiarap di atas badan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. </span><br /><span class="postbody">Seman dan Muthu bangun dan mengenakan seluar masing-masing. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> terus terlentang di tengah katil. Perlahan-lahan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> menolak Suki ke sebelah. </span><br /><span class="postbody">"Kawan dah nak balik tu" Bisik <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. </span><br /><span class="postbody">"Terima kasih kak" </span><br /><span class="postbody"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> melihat ke dalam mata juling Suki kemudian berpaling ke arah jam didinding. Suki juga bergegas mengenakan pakaiannya. </span><br /><span class="postbody">Seman datang meramas buah dada <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. Muthu pula menyucuk dua batang jarinya ke dalam cipap <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> yang melelehkan air mani Suki ke atas cadar. Suki cuma memegang tangan </span><br /><span class="postbody">"Terima kasih kak". </span><br /><span class="postbody">Atan bersembunyi di dalam biliknya. Dia mendengar bunyi tapak kaki meninggalkan rumahnya. Dia melondehkan seluarnya. Mengeluarkan zakarnya yang besar panjang itu lalu mula merocohnya. Rasa sedap menyelinap seluruh urat sarafnya. Dengan keadaan berdiri tidak jauh dari pintu biliknya dia terus merocoh. Fikirannya seolah-olah melihat semula kejadian di bilik emaknya sebentar tadi.. Tangannya semakin kuat. </span><br /><span class="postbody"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> bangun perlahan-lahan. Rasa lenguh pada tubuhnya khususnya di bahagian pangkal pahanya hilang apabila dia bangun berdiri. Air mani orang ketiga yang dipancutkan kedalam rahimnya kini meleleh ke pahanya. Dia menggerak-gerakkan badannya dengan senaman kiri dan kanan. Jam kini hampr pukul sepuluh. Sebentar lagi Atan akan balik. </span><br /><span class="postbody">Dengan bertelanjang bulat dia keluar. Dia tahu tualanya masih berada di ruang tamu setelah direntapkan oleh penceroboh tadi. Melangkah keluar sahaja dia melihat pintu rumahnya telah pun ditutup oleh orang tadi. Dia melihat tualanya selambak di tepi seti. </span><br /><span class="postbody">Ketika dia melalui bilik anaknya dia mendengar suara keluhan di dalamnya. Perlahan-lahan dia menolak pintu. Dengan mulut terlopong dia dapat melihat Atan berdiri dengan sedikit membongkok melancap balaknya yang besar panjang. Mata Atan terpejam rapat. </span><br /><span class="postbody"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> tidak menyangka balak anaknya sudah menjadi begitu besar dan panjang. Hampir sama saiznya dengan balak suaminya. Tanpa disedarinya <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> melangkah masuk ke dalam bilik anaknya dan menghampiri anaknya.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span lang="EN-GB"><o:p> </o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span class="postbody"><span lang="EN-GB">Atan masih boleh bayangkan bagaimana orang bertopeng itu memasukkan zakarnya yang hitam itu ke dalam cipap emaknya menyebabkan emaknya mengeluh dan mengerang sebagaimana keluhan yang selalu didengarinya apabila ayahnya ada di rumah. Tangan Atan mengurut balaknya lagi. Air pelincir yang keluar dari hujung balaknya kian banyak dan kerja melancapnya kian mudah. Tiba-tiba Atan terasa bahunya disentuh orang. Atan membuka matanya. Dia melihat emaknya yang masih bertelanjang bulat berada disisinya. </span></span><span lang="EN-GB"><br /><br /><span class="postbody">"Emak!" seru Atan sambil memeluk emaknya. Buah dada emaknya betul-betul berada di pipinya. </span><br /><span class="postbody">"Tak apa Tan.. tak apa" sambil membelai kepala anak tunggalnya itu. Dia membawa anaknya untuk duduk di birai katil. Atan cuma mengikut. </span><br /><span class="postbody">"Dah lama ke Atan balik?" Atan menganggukkan kepalanya. </span><br /><span class="postbody">"Cikgu tak jadi adakan kelas pada malam ini. Cikgu Suzy tak dapat datang. Cikgu Jali hanya kutip yuran saja" Atan mendongak melihat wajah emaknya yang cantik, bermuka bujur sirih dan mulut sejemput. Emaknya masih lagi membelai rambutnya. Tangan Atan masih lagi memaut pinggang emaknya. Balaknya yang keras tadi kini mengendur tetapi masih lagi besar dan kembang. Kelihatan dihujung zakarnya masih meleleh air mani membasahi pahanya. </span><br /><span class="postbody">"Atan nampak apa yang berlaku dalam bilik emak tadi?" Atan menganggukkan kepala. "Siapa mereka tu?" "Entahlah emak pun tak tahu" walau pun dalam fikirannya <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> dah dapat mengagak siapa sebenarnya mereka bertiga tu. "Kenapa mereka datang ke rumah kita mak?" "Entahlah….eeer saja mereka nak berseronok dengan emak" "Berseronok?" Atan hairan. "A aa, berseronok… orang dewasa ni berseronok dengan cara mereka sendiri" "Mak tak apa-apa?" "Tak eh.. err mak pun berseronok juga" "Tapi kenapa mereka pakai topeng" </span><br /><span class="postbody">"Sebab…sebab mereka cuma nak berseronok dan tak mahu kita kenal dia" "Peliknya" </span><br /><span class="postbody">"Tak pelik tetapi itu mungkin cara mereka" Perlahan-lahan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> memegang zakar anaknya. "Boleh tak Atan rahsiakan kejadian malam ni?" tangannya mula merocoh zakar anaknya. </span><br /><span class="postbody">Atan mengeluh sambil matanya terkebil-kebil melihat muka emaknya. </span><br /><span class="postbody">"Atan janji Atan tak akan beritahu sesiapa" Janji Atan sambil tunduk melihat tangan emaknya membelai kepala zakarnya. </span><br /><span class="postbody">"Sesiapa saja?" tanya <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. </span><br /><span class="postbody">"Sesiapa saja" jawab Atan. </span><br /><span class="postbody">"Walau pun kepada ayah?" </span><br /><span class="postbody">"Walau pun kepada ayah" </span><br /><span class="postbody"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> terus merocoh balak anaknya. Tangan Atan mula bermain dengan buah dada emaknya. </span><br /><span class="postbody">"ooohhh" bunyi suara Atan. </span><br /><span class="postbody">"Sedap?" tanya emaknya. </span><br /><span class="postbody">"Emmm yaaa". </span><br /><span class="postbody"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> bangun. </span><br /><span class="postbody">"Atan baring biar emak tolong lancapkan" </span><br /><span class="postbody">Atan mengikut perintah emaknya bagaikan di pukau. Hatinya seronok dan berdebar-debar. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> mula merocoh kembali balak anaknya. Atan cuma mengangkat kepala di atas bantal untuk melihat perilaku emaknya. Perlahan-lahan dia lihat emaknya menunduk dan memasukkan zakarnya ke dalam mulut. Hangat. Nikmatnya. </span><br /><span class="postbody">"Ahhhhh Ummmmm" Keluh Atan. </span><br /><span class="postbody">Emaknya terbongkok-bongkok menghisap zakarnya. Tangannya masih lagi merocoh ke atas ke bawah di bahagian pangkal zakarnya. Atan mula memegang kepala emaknya. Sesekali Atan merasakan emaknya menjilat buah zakarnya hingga sampai ke lubang duburnya. Terangkat-angkat ponggong Atan dibuatnya. </span><br /><span class="postbody">"Sedap" Tanya <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> lagi sambil tangannya terus merocoh balak anaknya. Dia tersenyum melihat muka Atan yang turut senyum dan menggangukkan kepalanya kemudian melopong keenakan. </span><br /><span class="postbody">"Ohh, mak Atan rasa semacam niieee" tiba-tiba tubuh Atan menegang. </span><br /><span class="postbody"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> dengan cepat memasukkan balak anaknya ke dalam mulutnya dan ketika itu Atan memancut air mani pertama dalam hidupnya. Banyak. Pekat. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> terus merocoh balak sambil terus menghisap kepala balak anaknya itu.<o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span class="postbody"><span lang="EN-GB"><span style=""> </span>Di kedai Muthu dengan pintu tertutup masih kedengaran suara orang berbual di dalamnya. Kalau tadi lampunya gelap tetapi kini lampu terpasang. Muthu menyangkut topeng hitam di belakang kaunter kedainya. Dia mengambil tiga botol minuman lalu membukanya dan membawa kepada Seman dan Suki. </span></span><span lang="EN-GB"><br /><span class="postbody">"Dey, aku sudah cakap aa, itu pompuan kan hebat punya"sambil duduk di sebalah Seman dan Suki. Suki tersandar keletihan. Matanya dipejamkan tidak tahu apa nak cakap lagi. </span><br /><span class="postbody">"Memang dia hebat, aku jadi tak tahan dengan kemutannya"Sahut Seman sambil meminun minuman yang ada dihadapannya. </span><br /><span class="postbody">"Aku rasa seluruh perempuan perumahan ini yang kita projek, dialah yang paling best" Sampuk Suki sambil membuka matanya. </span><br /><span class="postbody">"Apa kata kita projek dia sekali lagi" Cadang Muthu. </span><br /><span class="postbody">"Kau nak mampus ke Muthu, itu melanggar pantang larang kita berprojek" </span><br /><span class="postbody">"Yalah Muthu, kau sabar ajelah, aku tak mahu kita kena tangkap" balas Suki menyokong pendapat Seman. </span><br /><span class="postbody">Malam itu Atan tidur dengan nyenyak. Selepas dia memancutkan air mani pertamanya, emak buatkan air dan selepas minum, emak lancapkannya lagi sekali sebelum dia tidur. Ketika <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> masuk biliknya, hidungnya mencium bau air mani seluruh bilik. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> terus sahaja naik ke katil. Keletihan. Mungkin terlalu banyak seks untuk satu malam atau satu hari. Dalam terlanjang bulat <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> terlena mimpikan suaminya. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> tidak keluar rumah selama dua hari. Dia tidak pergi ke kedai Muthu. Kebetulan pula bekalan hariannya masih mencukupi. Atan pula sibuk dengan kerja sekolahnya. </span><br /><span class="postbody">Pada sebelah malamnya Atan akan ke kelas tambahan dan pada sebelah petang Atan sibuk dengan kerja sekolah yang lainnya. Cuma sebelum tidur dia meminta emaknnya melancapkannya beberapa kali. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> tidak keberatan memenuhi keperluan anaknya. Perkara yang penting rahsia kejadian dia diceroboh oleh tiga orang itu tidak diketahui oleh sesiapa. </span><br /><span class="postbody">Muthu, Seman dan Suki kadang-kala berharap juga agar <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> datang ke kedai Muthu untuk membeli belah. Sekurang-kurangnya dapat juga mereka melihat tubuh yang paling best mereka pernah jamah tu. Pagi itu sebelum pergi sekolah Atan meminta emaknya melancapkannya sekali. </span><br /><span class="postbody">"Kenapa ni, selalu tak pernah pun minta buat macam ni sebelum pergi ke sekolah?" sambil tangannya membuka zip seluar anaknya yang masih duduk di meja makan. </span><br /><span class="postbody">"Benda Atan ni selalu keras dalam kelas, terutama ketika Cikgu Suzy mengajar" </span><br /><span class="postbody"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> mengeluarkan balak anaknya yang mula hendak mengeras. </span><br /><span class="postbody">"Cikgu Suzy seksi, selalu Atan nampak seluar dalamnya ketika dia duduk. Dia pakai skirt pendek" </span><br /><span class="postbody"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> mula menghisap zakar anaknya. </span><br /><span class="postbody">"Bila keadaannya bagitu, anu Atan pun keras, membonjol ditepi seluar" </span><br /><span class="postbody"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> terus menyonyot zakar anaknya. Tangannya merocoh batang zakar yang besar itu. </span><br /><span class="postbody">"Lepas tu Cikgu Suzy selalu datang kat meja Atan. Atan rasa dia selalu tengok anu Atan. Atan rasa malu" </span><br /><span class="postbody">"Habis apa Atan buat" tanya emaknya. </span><br /><span class="postbody">"Atan tutup dengan buku, bila waktu rehat Atan akan me…me.." </span><br /><span class="postbody">"Melancap" </span><br /><br /><span class="postbody">"Ye.. melancap sampai keluar.. tapi susah… lambat keluar.. kalau mak buat sekejap sajaaaa… Ummm" </span><br /><span class="postbody">Atan mengangkat ponggongnya. </span><br /><span class="postbody"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> tahu anaknya dah nak pancut. Dia mempercepatkan hisapannya. </span><br /><span class="postbody">"Ohhh.. makkkkkk" Atan pancut. </span><br /><span class="postbody"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> terus menghisap dan menelan setiap titik air mani yang dipancutkan. Setelah reda, <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> membersihkan balak anaknya dengan lidahnya kemudian memasukkan balak tersebut ke dalam seluar. </span><br /><span class="postbody">"Dah, lewat nie, elok pergi sekolah cepat" <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> bangkit berdiri daripada melutut. </span><br /><span class="postbody">Membetulkan rambut anaknya dan mengucup dahinya. </span><br /><span class="postbody">"Jalan baik-baik, belajar rajin-rajin" </span><br /><span class="postbody">Atan melangkah keluar rumah. </span><br /><span class="postbody">Dilebuh raya, radio dua hala kedengaran. </span><br /><span class="postbody">"Hello 611 dan 640, sini 662 sila pindah rumah 3" </span><br /><span class="postbody">"662.. jangka sampai 1 jam lagi berhenti dihentian lebuh raya 69" </span><br /><span class="postbody">"611, aku dah tak sabar lagi, over" </span><br /><span class="postbody">"640, roger" </span><br /><span class="postbody"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> masuk ke dalam mengenakan jeans ketat dengan baju T hitam. Dia perlu ke kedai Muthu. Keperluannya sudah habis. Lagi pun dia terasa gian nak lihat muka Muthu. Dia pasti malam tu adalah Muthu dan kekawannya. Dia nak goda Muthu pagi-pagi buta nie. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> membawa bakul plastiknya, mengunci pintu dan berjalan ke kedai Muthu. Dalam berjalan itu, <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> teringat panggilan talipon dari suaminya bertanyakan tentang projeknya dengan Rosli dan Kutty. </span><br /><span class="postbody">"Suka hati abanglah" jawab <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. </span><br /><span class="postbody">"<a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> ikut saja" sambungnya lagi. </span><br /><span class="postbody">Suaminya tak beritahu bila cuma ketawa saja mendengar jawapan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. Pelik punya laki. Tapi <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> suka dengan sikapnya, layanannya. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> bahagia. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> melangkah longkang untuk cepat sampai ke kedai Muthu. Kalau lewat ramai pulak orangnnya. Apabila dia sampai kelihatan dua orang pemuda sedang membeli rokok. Melihat <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> datang mereka mensiut-siut pada <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> buat dek aje. </span><br /><span class="postbody">"Dei," seru Muthu, bergegas keluar dari kedainya. </span><br /><span class="postbody">"Apalah kamu bikin nie" </span><br /><span class="postbody"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> melihat Muthu berkain putih dan berbaju pagoda putih sahaja. Dia lihat Muthu memegang baju anak muda tu. </span><br /><span class="postbody">"Apa ni bang.. apa nie??" </span><br /><span class="postbody">"Lu kacau itu isteri orang lah.. mahu kena budak nie" sambil menampar muka budak tu sekali dua. </span><br /><span class="postbody">"Maaf bang… ampuunn" </span><br /><span class="postbody">"Dah berambus kauuu" </span><br /><span class="postbody">Budak dua ekor itu mencanak lari. </span><br /><span class="postbody">"Kurang ajar punya budak.. ganggu isteri orang cit" </span><br /><span class="postbody"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> mendekati Muthu. </span><br /><span class="postbody">"Terima kasih abang Muthu" </span><br /><span class="postbody">"Tidak apa… budak sekarang nie banyak jahatlah" </span><br /><span class="postbody">Muthu masuk ke dalam kedai. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> mengikut dari belakang. </span><br /><span class="postbody">"Cik mahu apa hari ini?" Matanya mula menjelajah ke atas dan ke bawah tubuh <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> buat-buat tak tahu sahaja tingkahlaku Muthu. Dia lalu di hadapan Muthu sambil menggeselkan ponggongnya kebahagian balak Muthu. Kemudian dia menonggeng mencari bawang di tingkat bawah rak. Muthu jadi serba salah. Balaknya menegang di dalam kain. Dia merapatkan balaknya ke ponggong <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> yang sedang menonggeng. </span><br /><span class="postbody">"Cik mahu bawang ka?" </span><br /><span class="postbody">"Bawang saya dah ada, pisang ada tak?" </span><br /><span class="postbody">"Pisang apa cik?" Dia mula menggesel balaknya ke ponggong <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. </span><br /><span class="postbody"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> tetap seperti mencari sesuatu di rak. Dia dapat merasakan balak Muthu mengeras di atas rekahan ponggongnya. </span><br /><span class="postbody">"Emm pisang Muthu dah keras tuu" </span><br /><span class="postbody">"Ayoyo, Cik mahu pisang ke mahu balak?" </span><br /><span class="postbody">"Balak pun Muthu ada?" <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> mula berdiri. </span><br /><span class="postbody">Muthu mula mendekat lagi. Tangannya mula menjamah pinggang <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. </span><br /><span class="postbody">"Besar ke balak Muthu?" </span><br /><span class="postbody">"Ayoyo…. Cik tara ingat ka… itu malam saja henjut sama cik juga?…Oppps" Muthu sedar dia tersalah cakap. </span><br /><span class="postbody"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> berpusing mengadap Muthu. Tangannya segera meramas buah zakar Muthu. Dia genggam kuat-kuat. </span><br /><span class="postbody">"Jadi kaulah yang buat kerjakan aku malam tu ye?" </span><br /><span class="postbody">"Ayoyo… sudah salah cakaplah… ayooyoo ampun kak.. ampunn" </span><br /><span class="postbody">"Sekarang kau cakap siapa lagi yang dua orang tu" tangannya terus meramas buah zakar Muthu dengan lebih kuat lagi. </span><br /><span class="postbody">"Ayoyooo sakitlah cik… ampuunnnn. Itu Dajal dua orang hah …sakittttt cikkkkk… itu Seman dan Suki juggaaaa aduhhhhh" </span><br /><span class="postbody"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> cuma tersenyum. Dia memang dah syak dah memang budak dua ekor tu yang selalu main dam di depan kedai ni. Dia cam benar parut di lengan Seman dan mata juling si Suki. </span><br /><span class="postbody">"Siapa lagi kau projekkan kat perumahan ini.. cakap.." </span><br /><span class="postbody">"Itu… aduhhhh ayo ma .. ayo pa…. Tijah…. errr Lina… emm Kak Tom.. Agnes…" Muthu sebut hampir semua isteri atau anak dara penghuni perumahan di situ yang bawah tiga puluh tahun termasuk Cikgu Suzy. </span><br /><span class="postbody">"Kau nak aku repot kat *****" </span><br /><span class="postbody">"Tak mahu cikk tolong cekkk jangan" </span><br /><span class="postbody">"Kalau tak mahu.. mulai hari ini kau dengar cakap aku faham??" </span><br /><span class="postbody">"Ya chekkk.... aduuhhh tolong lepas cekkk" </span><br /><span class="postbody">"Kau suka tak projek dengan aku malam tu?" <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> lepas buah zakar Muthu perlahan-lahan. </span><br /><span class="postbody">"Best Cekk… cik cukup best" </span><br /><span class="postbody">"Kalau gitu kau nak lagi tak lain kali?" </span><br /><span class="postbody">"Mahu cekk" </span><br /><span class="postbody">"Kalau mahu, aku tak mahu kau buat projek lagi. Kau datang bila aku panggil saja.. boleh...!" </span><br /><span class="postbody">"Boleh cekk" </span><br /><span class="postbody"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> mula meggosok zakar Muthu yang telah mengecut semula. </span><br /><span class="postbody">"Ohhh"Muthu mengeluh. </span><br /><span class="postbody">"Cekkk.. itu Seman sama Suki apa macamm?" </span><br /><span class="postbody">"Mereka datang bila aku suruh saja, faham" </span><br /><span class="postbody">"Faham cekk" </span><br /><span class="postbody"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> dapati balak Muthu dah mengeras semula. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> menyelak kain Muthu. Sial punya Muthu tak pakai seluar dalam. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> memegang balak Muthu dan merocohnya beberapa kali. Kepala balak Muthu mengembang berkilat. Dia dah memang kenal benar dengan balak tu. Balak tu dak meruduk lubang nikmatnya dan pernah pancut dalam mulutnya. </span></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span class="postbody"><span lang="EN-GB">Tangan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> merucuk balak tu beberapa kali lagi. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> cuma senyum. Bukan dia tak steam dengan balak tu tapi saja mahu ajar si Muthu. </span></span><span lang="EN-GB"><br /><span class="postbody">"Dah lah tu…" <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> melepaskan balak yang sedang tegang. </span><br /><span class="postbody">"Ayoyo kak tolong lah" </span><br /><span class="postbody">"Tak boleh… aku nak cepat ni.. sekejap lagi suami aku balik… anak aku balik.. nak makan" <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> mengambil raganya yang telah diletakkan di atas lantai sejak dari tadi. </span><br /><span class="postbody">"Akak.. tolonglah sudahkan" </span><br /><span class="postbody">"Lain kali aku bagi.. hari ini . nah ini senarai barang-barang yang aku mahu" </span><br /><span class="postbody">Muthu tergesa-gesa mengambil senarai, menjatuhkan kainnya dan bangun mencari barang yang dikehendaki. </span><br /><span class="postbody">"Citt, baru nak syok dah tak jadi" </span><br /><span class="postbody"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> cuma senyum memerhati gelagat Muthu. Di lebuh raya sebelah rumahnya kelihatan 3 buah lori berhenti. Pemandunya yang sasa-sasa belaka kelihatan turun. Seorang daripadanya, Jimi suami <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>, membawa beg menuju ke rumahnya<o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span class="postbody"><span lang="EN-GB"><o:p> </o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span lang="EN-GB"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> berjalan meninggalkan kedai Muthu. Di tangannya ada bakul yang penuh dengan barang-barang keperluan. Hatinya seronok kerana Muthu tidak mengambil sebarang bayaran kali ini.<br />"Terimalah sebagai tanda terima kasih saya" Kata Muthu.<br />Mengingat itu semua <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> rasa nak tergelak. Berbaloi juga dia mengangkang pada pada malam itu walau pun secara paksa. Hadiah sebakul ini bukanlah seberapa sangat dan dia pun tidak pernah bercadang untuk mendapatkan habuan dengan menahan tubuhnya untuk dihenjut orang. Dia bukannya pelacur yang memberikan perkhidmatan untuk bayaran tertentu. Sekurang-kurangnya bukan lagi setakat ini.<br />Atan melangkah masuk ke dalam kelas selepas perhimpunan pagi. Guru besar mengingatkan kepentingan bahasa Inggeris kepada pelajar khususnya kepada mereka yang akan menghadapi UPSR. Atan merasa bersemangat untuk belajar bahasa tersebut bersungguh-sungguh. Mungkin dia perlu lebih rapat lagi dengan Cikgu Suzy.<br />Hari ini Cikgu Suzi memakai skirt longgar dan kembang. Atan merasa lega sebab tidaklah menampak tubuh badannya yang seksi tu. Kalau dalam kelas tidaklah anunya bangun mencanak dalam seluar. Walau pun begitu, hari ini tentu berbeza. Hari ini tentu dia boleh mengawal keadaan. Selain Cikgu Suzy tidak memakai skirt ketat dan pendek yang selalu di pakainya, dia juga telah dilancapkan oleh emaknya pagi tadi. Emaknya telah mengeluarkan air maninya sebelum dia ke sekolah lagi. Mungkin itu<br />langkah terbaik yang diambilnya. Harapnya tindakan itu berjaya mengawal keadaan.<br />Atan membuka buku sekolahnya sambil duduk di meja, menanti guru yang begitu memberi kesan kepadanya atau kepada anunya. Cikgu Suzy. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> memnbelok masuk ke rumahnya. Dia melihat pintu rumahnya terbuka dan ada kasut di tangga. Secepat itu jua dia perasan kasut itu antaranya adalah kasut<br />suaminya. Terasa cipapnya berdenyut. Dua hari dia tidak mengena balak selepas suaminya meninggalkannya hari itu dan selepas Muthu dan gangnya membuat operasi malamnya. Kecuali dia menghisap balak anaknya Atan setiap malam dan pagi tadi. Semua itu mengecewakan cipapnya kerana dia tidak mendapat kepuasan yang sepatutnya. Gurauan dengan Muthu pagi ini menambahkan lagi giannya kepada balak lelaki. Dia mempercepatkan langkah.<br />"Hai" sapa <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> apabila menjenguh ke pintu. Jimi suaminya mendapatkannya dan terus mengambil bakul di tangannya. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> terus memeluk suaminya dan memberikan kucupan hangat, mesra dan penuh kasih sayang. Jimi membimbing isterinya ke dalam sambil meletakkan bakul di atas meja makan di hadapan pintu biliknya. Apabila di dalam bilik <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> merentap tuala yang dipakai oleh Jimi.<br /><br />"<a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> rindukan abang" terus mlutut dan menghisap balak Jimi yang sudah pun tegang.<br />Tanpa disedari oleh <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> bahawa bersama suaminya tadi di ruang tamu duduk Kutty dan Rosli. Perlahan lahan Rosli bangun dan menutup pintu rumah yang ditinggalkan ternganga. Kemudian dia duduk semula. Kutty hanya tersenyum melihat telatah Jimi dan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. Dari luar mereka boleh mendengar suara Jimi mengerang kesedapan.<br />"Ohh sayang…hisap lagi…emmmm"<br />Rosli mula membuka seluarnya. Di keluarkan balak 6 incinya dan mula merocoh perlahan-lahan. Perbuatannya diikuti oleh Kutty. Balaknya yang lapan inci dengan lilitan tiga inci setengah itu diurut perlahan-lahan. Jimi mengangkat <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> daripada melutut. Dia membantu membuka T-shirt hitam dan bra. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> pula dengan cepat menanggalkan jean ketatnya dan meloloskan pentiesnya yang juga berwarna hitam. Terserlah tubuh montok, putih, gebu dengan buah dadanya yang bulat besar dan tegang. Jimi memeluk isterinya erat dan mengucup bibir <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. Tangannya mula meramas cipap <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> yang membonjol tembam beberapa kali. Kemudian memasukkan dua batang jari kasarnya ke dalam.<br /><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> mula membuka kangkangnya dan terus menyuakan cipapnya supaya terus diterokai dengan lebih dalam lagi. Tangannya juga terus merocoh balak suaminya yang cukup segenggam besarnya. Keras dan mula mengeluarkan air pelincir.<br />"Banggg…<a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> nak ni" Pinta <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>.<br />Jimi cuma senyum. Tangannya meramas-ramas buah dada isterinya penuh jari. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> memejamkan mata.<br />"Banggg…. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> dah tak tahan nieee.. jom lah bang.." tangannya terus membelai dan merocoh balak Jimi.<br />Jimi menarik tangan isterinya keluar.<br />"Abang nak buat kat mana nie.."<a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> mengikut keluar bilik. Tumpuannya masih pada balak suaminya yang keras berdenyut dalam tangannya.<br />"<a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>…" seru Jimi perlahan.<br /><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> merenung muka suaminya lalu mengucup bibirnya.<br />"Apa banggg" manja dia memeluk suaminya dengan sebelah tangan sedang tangan sebelah lagi tidak pernah melepaskan balak yang digenggamnya. Tanpa disedarinya di membelakangkan Kutty dan Rosli. Ponggong yang bulat berisi itu bergegar apabila di ramas oleh Jimi beberapa kali sambil membuka rekahan bontotnya dengan jarinya. Menampakkan lobang bontot yang coklat kemerahan dan sekali sekala batas cipapnya yang menonjol diseliputi bulu halus.<br />"<a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>.. kita ada tamu tu"bisik Jimi.<br />Perlahan-lahan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> memusingkan tubuhnya. Tangannya masih lagi memeluk tubuh suaminya. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> melihat dua lelaki bertubuh sasa betul-betul berada di belakangnya. Mereka juga bertelanjang bulat. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> memerhatikan tubuh kedua lelaki itu yang sememangnya dia kenal sebagai sahabat karib suaminya. Cuma kali ini mereka tidak berpakaian. Cuma kali ini <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> dapat melihat balak mereka yang berjuntai besar dan panjang. Lebih-lebih lagi balak abang Kutty yang nampaknya sama besar dengan lengan anaknya Atan.<br />Tersirap darah <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> melihatnya. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> juga melihat dada Rosli yang bidang dan sasa sementara dada Kutty yang bidang dan berbulu. Walau pun perut abang Kutty nampak boroi sedikit tetapi tidaklah seboroi perut Muthu. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> melihat muka mereka yang senyum tetapi nafas mereka tidak menentu. Tangan masing-masing membelai balak masing-masing yang kelihatannya semakin tegang dan bertambah saiznya.<br /><br />"Malulah Mah .. banggg" <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> memeluk suaminya.<br />Rosli mengalih meja setti ke tepi. Ruang tamu menjadi luas dengan hamparan karpet sahaja.<br />"Mereka tu kan tetamu <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> yang istimewa dan kawan abang yang paling rapat" Jimi mengucup mulut isterinya "mereka dah lama gian nak merasa tubuh <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>"<br /><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> berpaling semula ke arah Rosli dan Kutty. Suaminya membelai buah dadanya sambil tangan sebelah lagi menepuk ponggong isterinya.<br />"Abang tak apa ke?"<br />Rosli mula meletakkan tangannya ke buah dada <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> yang bulat dan tegang lalu meramasnya perlahan-lahan. Kutty mula menjamah ari-ari <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> lalu meramas cipap <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>.<br />"Ohhhhh banggg" <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> melebarkan kangkangnya dan tangannya beralih ke balak Kutty yang berjuntai panjang dan balak Rosli. Jimi bagaikan mendorong isterinya ke depan dengan itu <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> mula melutut dan menjilat kepala balak Kutty. Dia terpaksa membuka luas mulutnya untuk memuatkan kepala balak yang besar itu. Sambil itu tangannya terus merocoh balak Rosli dan batang balak Kutty.<br />"Emmmm ya" keluh Kutty. Tangannya mula membelai rambut <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. Rosli pula membelai buah dada <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. Jimi pada ketika ini duduk di sofa sambil membelai balaknya yang tegang. Inilah pertama kali dia melihat isterinya bersama lelaki lain.<br />Ghairahnya bukan kepalang. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> beralih daripada balak Kutty kepada Rosli dan seterusnya bertukar ganti.. Kucupan dan kulumannya bersungguh-sungguh menyebabkan mereka berdua hilang punca. Kutty kemudiannya merebahkan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> di atas karpet. Tangannya terus meramas buah dada dan cipap <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> mengerang dan mengeluh namun hisapannya terhadap balak Rosli diteruskan.<br />Dengan menolak kangkang <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> supaya lebih luas lagi. Kutty menyembamkan mukanya ke cipap <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. Lidahnya meneroka setiap lipatan cipap yang kian berair. Giginya sesekali menggigit halus kelentit <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> yang tersembul. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> berdengus dan mengangkat ponggongnya sambil menarik rambut Kutty lebih kemas ke celah kangkangnya. Kutty kemudian menggunakan jarinya untuk terus menerokai cipap <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. Satu. Dua dan tiga batang dijoloknya. Lidahnya terus menjilat setiap lelehan<br />yang dikeluarkan oleh <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>.<br />"Ahhh uoghhhh emmmmmm" <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> mengerang. Ponggongnya terus terangkat-angkat. Hisapannya terhadap balak Rosli kian menjadi-jadi.<br />"Awwww eghhh ohhhhh yaaa hisap lagi Mah.. hisap kuat lagiiiiiiiiiiiemmmmm!!!!"<br />Jimi terus memerhati gelagat yang sedang berlaku di depan matanya. Tangannya terus membelai balaknya yang tegang tidak terhingga itu. Tiba-tiba <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> melepaskan balak yang sedang dihisapnya.<br />"Bangggggg<a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> nak pancut bangggggg aghhhhhhh yaaaaaa!!!!!!!"<br />Kutty terus menghisap walau pun merasakan kehangatan pancutan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> ke mukanya. Rasa cipap yang lemak masin itu tiba-tiba bertukar lebih masin dari tadi. Jari-jemarinya dapat merasakan yang cipap <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> sudah cukup berair kini. Perlahan-lahan dia membengahkan mukanya. Melipat paha <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> ke dada dan dia menjunam sebagai harimau menggeliat. Balaknya yang besar, panjang dan tegang itu disuakan ke mulut cipap <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> yang licin. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> mengangkat kepalanya. Tangan kirinya terus merocoh balak Rosli. Tangan kanannya menyambut balak Kutty yang sedang mencari sasaran. Dengan mata kuyu dia merenung ke dalam mata Kutty.<br />"Bang perlahan ye bang". Kutty cuma tersenyum dan menganggukkan kepalanya. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> memandu kepala balak Kutty yang hampir sebesar telur ayam itu ke cipapnya. Di tonyoh-tonyoh ke atas dan kebawah beberapa kali mempastikan kepala yang licin berkilat itu cukup pelincirnya. Kemudian diletakkan betul-betul ke mulut cipapnya. Kutty bagaikan mengerti, mula menolak perlahakan-lahan.<br />"Ohhhhh besarnya bangggggg" <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> merasakan cipapnya terbuka. Bibir cipapnya tertolak ke dalam.<br />"Ughhhhhh….tekan slow sikit bang" Balak Kutty terus mendalami ke lubang nikmat <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. Lama <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> rasakan dan masih menikam bagaikan sampai ke perutnya. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> menggigit bibir.<br />"Aghhhhh uhhh" Tangan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> meraba balak yang tersumbat penuh dalam lubang nikmatnya itu. Masih ada bakinya lagi.<br />"Abang tarik dulu bangg"<br />Kutty menarik separuh keluar.<br />"Ohhhhhhhh!!!!!" Keluh <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>..<br />"Tekan semula bang…yaaa…emmmm sampai habis bangg ouuuuuuu.. emm"Tangan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> yang membelai kelentitnya dapat merasakan bulu lebat Kutty menyentuh belakang tangannya.<br />"Oh yaaaaaa…emmmm" <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> mula boleh menyesuaikan dengan tetamu yang padat ke lubang nikmatnya itu. Dengan itu dia mula menghisap semula balak Rosli yang sedari tadi dalam genggamannya sahaja.<br />Kutty mula menghayun menolak dan menarik dengan tempo yang sederhana.<br />"Ketatnya…<a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> punya ni" sambil tangannya meramah buah dada <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> dengan sebelah tangannya. Jimi bergerak ke sisi <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. Dia pun menyuakan balaknya untuk dibelai oleh isterinya.<br />Atan menunggu lama dipintu bilik guru. Dia dipanggil oleh Cikgu Suzy. Beberapa minit kemudian Cikgu Suzy keluar.<br />"Atan nanti tunggu Cikgu… kita balik sama emmm cikgu ada hal nak cakap dengan Atan" Atan cuma menganggukkan kepalanya. Di kedai, selang beberapa puluh meter dari rumah Atan. Muthu berbincang dengan Suki dan Seman.<br />"Itu pompuan yang kita projekkan sudah tahu sama kita. Dia kasi warning jangan kasi projek sama dia lagi. Kalo mahu nanti dia akan kasi tahu boleh ka, tadak boleh ka"<br />"Sapa yang bagi tahu ni" Sampuk Seman.<br />Muthu diam sebab dia yang menyebabkan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> tahu mengenai mereka.<br />"Tapi, kita jangan risau sebab dia tak akan kasi tahu sesiapa punya.. itu dia cakap pagi ini sama aku" sambung Muthu. Perbincangan terhenti apabila Muthu ada pelanggan. Tijah dan Kak Tom.<br />"Apa macam Kak Tomm, Cik Tijah mahu apa pagi ini" Tanya Muthu mesra.<br />Seman dan Suki memerhati kedua perempuan itu dari hujung mata sambil bermain dam. Kedua-dua perempuan itu telah mereka projekkan. Mereka tahu buah dada Kak Tom bulat dengan putingnya hitam menonjol. Bulu Kak Tom lebat dan panjang hampir menutup mulut cipapnya. Tijah pulak buah dadanya sederhana. Putingnya tidak begitu gelap. Bulu pantatnya sedikit dan ditrim rapi. Malam mereka projekkan Tijak, Seman masih ingat lagi yang dia yang menjilat cipap Tijah sehingga Tijah klimeks dua kali berturut-turut.<br />Melihat ponggong Kak Tom dan Tijah menyebabkan Suki, Seman dan Muthu sendiri terbangkit nafsunya. Mungkin pantang mereka untuk tidak mengulangi projek kepada orang yang mereka telah projekkan itu perlu dipertimbangkan semula. Kak Tom dan Tijah memilih sayur dan ikan dengan layanan mesra dari Muthu. Di rumah Atan kedengaran nyaring suara ibunya yang mengerang dengan suara yang meninggi " laju lagi bangggg <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> pancuuuuuuuuut nieeeeeeeee"<br />Di sekolah Atan memikirkan mengenai Cikgu Suzi yang selalu menyebabkan balaknya bangun. Mungkin sampai masa dia pun turut berseronok sebagaimana orang dewasa berseronok. Macam emaknya berseronok. Mungkin dan semuanya mungkin…</span></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span lang="EN-GB"><o:p> </o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span lang="EN-GB"><o:p> </o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span lang="EN-GB">Atan <span class="postbody">melangkah laju menuju bilik air. Kali ini Cikgu Suzi merangsangnya lagi. Duduk di atas mejanya dengan skirt singkat hampir ke pangkal sambil memberikan penerangan kepada pelajar lain. Balak Atan benar-benar mencanak keras. Langkahnya makin laju untuk ke bilik air. Masuk sahaja Atan terus mengeluarkan balaknya. Dengan meludah ke tapak tangannya dia mula melancap. Dia tak tahan melihat paha putih Cikgu Suzi. Dia bayangkan bagaimana dia melihat ibunya berseronok dengan lelaki bertopeng dan dia bayangkan bagaimana Cikgu Suzi memintanya untuk berseronok sebagai mana ibunya berseronok dengan orang bertopeng tempoh hari. Atan dapat merasai yang air maninya akan terpancut bila-bila masa sahaja. </span><br /><span class="postbody">"Uhh yaaaaahhh Uhhhhhh" Ketika itu air maninya terpancut deras ke dalam lubang tandas. Ketika itu juga dia merasakan tangan kasar di atas bahunya. Dengan muka pucat dia berpaling. </span><br /><span class="postbody">Guru Disiplin Mr. Sarvan Singh berdiri tegak dibelakangnya. Rupanya dalam nak cepat tadi dia lupa untuk menutup pintu tandasnya. </span><br /><span class="postbody">"Atan apa bikin?" </span><br /><span class="postbody">Belum sempat Atan menjawab Guru Disiplinnya menariknya keluar tandas. </span><br /><span class="postbody">"Ini salah tau Atan...sekarang mari ikut saya" Dengan mengenakan zip seluarnya Atan mengikut sahaja. </span><br /><span class="postbody">Gurunya membawanya naik ke kereta. Atan kebingungan. </span><br /><span class="postbody">"Sekarang bagi tau saya... mana rumah" Dalam keadaan takut Atan memberitahu alamat rumahnya. Mr.Sarvan Singh mula memandu. </span><br /><span class="postbody">"Ini kes eh ...saya mesti kasi tau sama itu ayah awak juga" </span><br /><span class="postbody">"Ayah saya tak ada di rumah" </span><br /><span class="postbody">"Ibu awak juga" </span><br /><span class="postbody">Atan diam sepanjang perjalanan ke rumahnya. </span><br /><span class="postbody">"Mana itu rumah?" </span><br /><span class="postbody">"Itu...yang hujung tu" </span><br /><span class="postbody">Mereka turun kereta, berjalan menuju ke arah rumah hujung yang kelihatannya sangat sunyi. </span><br /><span class="postbody"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> menyiapkan basuhan pakaiannya lalu dimasukkan ke dalam bakul untuk dijemur diluar rumah nanti. Dia mengelap tubuhnya yang basah kuyup lalu melilitkan tuala ke tubuhnya yang montok. Ketika itu pintu rumah di ketuk. </span><br /><span class="postbody">"Siapa?" </span><br /><span class="postbody">"Mak, Atan!" </span><br /><span class="postbody">"Atan?" sambil bergegas ke pintu. Apa hal pulak Atan balik masa ni. </span><br /><span class="postbody"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> membuka pintu. </span><br /><span class="postbody">Tersembul Atan di hadapan pintu dengan seorang Benggali yang tinggi dan sasa. Berpakaian kemas dan bertali leher. </span><br /><span class="postbody">Sarvan Singh melihat tubuh montok <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> yang hanya dibalut dengan tuala yang kecil. </span><br /><span class="postbody">"Maaf puan...saya ada hal nak bincang dengan puan mengenai anak puan" </span><br /><span class="postbody">"Err sila masuk" </span><br /><span class="postbody">Guru Disiplin masuk bersama Atan. </span><br /><span class="postbody">"Sila duduk cikgu..saya tukar pakaian sekejap" </span><br /><span class="postbody"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> masuk bilik. </span><br /><span class="postbody">"Atan" <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> memanggil Atan masuk kebiliknya. </span><br /><span class="postbody">Atan masuk ke bilik emaknya </span><br /><br /><span class="postbody"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> bertanya kepada anaknya perkara yang berlaku. Atan menceritakan satu persatu secara perlahan agar cikgunya tidak dengar di luar. </span><br /><span class="postbody"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> meminta anaknya ke kedai Muthu dan jangan balik sehingga dia dipanggil. </span><br /><span class="postbody">"Cikgu duduk sebentar saya ada hal sedikit" Lalu <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> masuk ke dapur mencari akal sambil membuat air. </span><br /><span class="postbody">Cikgu Sarvan gelisah diluar, namun dia buat-buat tenang. Apa salah nya lagi pun Ibu Atan nampaknya boleh tahan seksinya. Sedang dia mengelamun tiba-tiba ada orang ketuk pintu. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> bergegas keluar membukanya. </span><br /><span class="postbody"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> nampak Rosli tercegak kat luar pintu. </span><br /><span class="postbody">"Abang!" Rosli tersengeh melangkah masuk lalu <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> mengunci pintu. </span><br /><span class="postbody">"Abang, ini Cikgu Sarvan ..Cikgu Atan" Rosli bersalam tetapi belum sempat dia duduk <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> menarik Rosli ke dalam rumah. </span><br /><span class="postbody">"Sebentar , Cikgu..." pinta <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. </span><br /><span class="postbody">Pintu bilik <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> biarkan renggang. Dari ruangan terbuka tentu Cikgu Sarvan boleh melihat bahagian kaki sesiapa sahaja yang berbaring di atas katil dalam bilik itu. </span><br /><span class="postbody">"Apa hal, ni Mah?" tanya Rosli. </span><br /><span class="postbody">"Abang nak pakai <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>?" sambil memeluk pinggang Rosli. </span><br /><span class="postbody">"Yalah ..kalau tidak takkan Abang singgah ni" Sambil tangannya mula meramas ponggong <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. </span><br /><span class="postbody">"Atan ada hal sikit kat sekolah, itu yang cikgu dia datang tu, mungkin akan dikenakan tindakan, <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> tak mahu Atan kena masalah di sekolah, nanti abang Jimi marah <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> pulak" Hurai <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> panjang lebar sambil tangannya mula menggosok balak Rosli yang sedang tegang. Tangannya mula membuka seluar Rosli. </span><br /><span class="postbody">"Habis <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> nak abang buat apa sekarang?" </span><br /><span class="postbody">"Abang buat apa yang abang datang nak buat dengan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>, lepas tu abang ajak benggali kat luar tu buat dengan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> pulak" </span><br /><span class="postbody">"Emmm ..abang faham" tangannya mula membuka pakaiannya dan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> pula menanggalkan kainnya serta baju yang dipakainya. </span><br /><span class="postbody"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> naik ke atas katil dan Rosli mula memainkan peranan. Dia jilatnya cipap <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> dan menghisap kelentit <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. </span><br /><span class="postbody">"Auuuuh emmmm!" <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> mula mengerang. </span><br /><span class="postbody">Di luar Cikgu Sarvan masih membaca majalah yang ada dihadapannya. Pada fikirannya tentu Ibu dan bapa Atan sedang berbincang mengenai masalah Atan. Tiba-tiba telinganya mendengar bunyi <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> yang sedang mengerang. Dari pandangannya jelas kelihatan kaki ibu Atan sedang memaut kaki "suaminya". Cikgu Sarvan tidak tahu yang Rosli Cuma sahabat kepada bapa Atan. </span><br /><span class="postbody">Rosli menyetubuhi <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> dengan rakus. Mengetahui bahawa perbuatannya itu sedang diintip orang menambahkan lagi ghairah. Lagi pun dia dah dua hari dalam perjalanan membawa lori balak tak kena barang. </span><br /><span class="postbody">"Uh yaaa, kuat lagi bangggggg" Keluh <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. </span><br /><span class="postbody">Cikgu Sarvan bangun dari tempat duduknya dan perlahan-lahan berjalan menuju ke pintu bilik <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. Dia tahu benar yang Ibu Atan dan bapanya sedang melakukan </span><br /><span class="postbody">hubungan seks. Apabila hampir dengan pintu jelas dapat dilihatnya keseluruhan yang berlaku di atas katil. </span><br /><span class="postbody"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> yang separuh pejam dapat melihat bahawa Cikgu Sarvan sedang mengintainya di pintu. Dia pun memberikan ransangan yang secukupnya bagi menambahkan keghairahan penontonnya. Di angkatnya kaki ke atas dan sekali sekali diangkatnya ponggong agar balak Rosli masuk dengan lebih dalam lagi. </span><br /><br /><br /><span class="postbody">"Yahhhhh, lajuuuu lagi banggg" Jerit <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> memandangkan dia kian hampir klimeks. Rosli bekerja keras, dia juga kian hampir dengan klimeksnya. Cikgu Sarvan mengurut balaknya yang panjang dan besar dalam seluarnya. Dia tak tahan melihat adegan yang jelas didepan matanya. </span><br /><span class="postbody">"OK bangggg pancut sekarangggggg" Pinta <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. Rosli menekan sedalam-dalamnya ke dalam tubuh <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. </span><br /><span class="postbody">"Yeahhhhhhhhh"Jerit <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> apabila merasakan pancutan demi pancutan yang dilepaskan oleh Rosli ke dalam rahimnya. </span><br /><span class="postbody">"Ahhhhhhhhhhh" Keluh Rosli. </span><br /><span class="postbody">Rosli cepat-cepat bagun setelah mencabut balaknya dari cipap <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. Air maninya membuat keluar dari cipap <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> yang masih panas dek pancutannya. Cikgu Sarvan mula berundur berpaling ke arah kerusi semula tetapi ... </span><br /><span class="postbody">"Cikgu!" dia terdengar suara Rosli </span><br /><span class="postbody">Sarvan berpaling dan melihat Rosli masih berbogel dengan balaknya basah berjuntai. Sarvan terhenti ditengah ruang tamu. "Sekarang giliran Cikgu pulak" nyata Rosli </span><br /><span class="postbody">Sarvan terpinga-pinga. </span><br /><span class="postbody"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> mendengar persilaan Rosli. Dia cepat-cepat bangun dan membersihkan dirinya dengan menggunakan tuala. Dia sedar Cikgu Sarvan dalam dilema sekarang. </span><br /><span class="postbody">Dia berdiri dipintu dengan tersenyum. "Sila cikgu" </span><br /><span class="postbody">"Tarak apa" jawab Sarvan. </span><br /><span class="postbody"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> melangkah ke luar mendapatkannya. Buah dadanya yang besar dan tegang berunjut mengikut langkahnya. "Takkan cikgu setampan ini tak suka kepada perempuan" tangannya mula membelai balak Sarvan yang besar dan panjang dalam seluar. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> membuka zip seluar Sarvan dan menyeluk ke dalam seluar dimana balak benggali itu sedang mengembang. </span><br /><span class="postbody">"Alat yang bagus nie" tangannya mula menggenggam balak yang besar dalam seluar yang sempit. </span><br /><span class="postbody">Tangan Cikgu Sarvan mula memeluk tubuh <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. </span><br /><span class="postbody">"Bawak ke dalam <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>" Pinta Rosli sambil melangkah mengikut di belakang. </span><br /><span class="postbody">Di dalam <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> duduk di pinggir katil dan mula membuka seluar Sarvan. Tersembul keluar balak yang panjang dan besar. Rosli duduk disebelak <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> sambil membelai buah dada <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. </span><br /><span class="postbody">"Tengok banggg besarnyaa" <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> mula merocoh balak Sarvan. Lalu dia mula menghisap kepala balak. Hanya kepala sahaja yang masuk ke mulutnya, yang lain diurutnya dengan tangan. </span><br /><span class="postbody">Selang beberapa kali mengisap kepala balak yang besar dan menjilat seluruh batangnya sampai ke buah zakarnya yang juga tidak kurang besarnya. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> berundur ke atas katil. Dia mengambil sebiji bantar dan mengalasnya di bawah ponggong. Sarvan mengikut dengan balaknya keras berjuntai. </span><br /><span class="postbody">"Cikgu buat perlahan ye" Pinta <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. </span><br /><span class="postbody">Sarvan cuma senyum sambil menyuakan kepala balaknya ke mulut cipap <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. </span><br /><span class="postbody"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> membuka mulut cipapnya dengan jari supaya kemasukan menjadi lebih mudah. Sarvan menekan kepala balaknya. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> menggigit bibir. Tangannya diletakkan di paha Sarvan. </span><br /><span class="postbody">Sarvan menekan lagi. "Aughhhhh...besarnyaaaaaaa" jerit <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. </span><br /><span class="postbody">Sarvan menarik sedikit, membiarkan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> menyesuaikan diri. Rosli turut merangsang dengan menghisap buah dada <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> dengan rakus. </span><br /><span class="postbody"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> menarik nafas, dia cuba releks otot cipapnya. Balak yang besar tu bagai ingin mengoyak cipapnya namun air mani yang banyak ditinggalkan oleh Rosli dalam rahimnya banyak membantu melicinkan kemasukan balak Sarvan. </span><br /><span class="postbody"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> menganggukkan kepala kepada Sarvan menandakan yang dia sudah bersedia. Sarvan menarik sedikit balaknya. </span><br /><span class="postbody">"Emmmmmmm" rintih <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. </span><br /><span class="postbody">Sarvan menekan perlahan-lahan ke dalam. </span><br /><span class="postbody">"Oooohhhhhhhhhhh auggg......aaaaahhhhhhhh yeaaaaahhhhh emmmhh" </span><br /><span class="postbody">Sarvan mula menyorong tarik dengan tempo yang perlahan. Tubuh <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> mula berenjut. Tangan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> mula mencari balak Rosli di sebelahnya. </span><br /><span class="postbody">"Mari bang ohhh <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> hisappp uuuuhhhh" </span><br /><span class="postbody">Rosli menyuakan balaknya ke mulut <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> menghisapnya dengan rakus. </span><br /><span class="postbody">Sarvan menggunakan kesempatan yang ada dengan sepenuhnya. Dia tidak pernah merasa cipap Melayu, kini menikmatinya. Memang dia selalu kepingin merasai orang melayu tetapi dia takut. Kali ini dia akan menikmati habis-habisan. </span><br /><span class="postbody">Perubahan kedudukan dengan Sarvan terlentang dengan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> menonggangnya pula. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> dah klimeks sekali tetapi masih bertenaga untuk meneruskan. Rosli dapat melihat dengan jelas balak Sarvan keluar masuk ke dalam cipap <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. Balak besar yang terpalit dengan lendiran putih masuk hampir keseluruhannya ke dalam cipap ketat <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. Tangan kasar Sarvan meramah kedua buah dada <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> yang bergoyang di atas mukanya menyebabkan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> hilang punca dan terus klimeks buat kali kedua dengan Sarvan. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> tertiarap di atas dada berbulu Sarvan. Tangan kasar Sarvan berpindah ke ponggong <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> pula. </span><br /><span class="postbody">Rehat beberapa minit. Kedudukan berubah lagi. Kali ini doggie pula. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> meninggikan ponggongnya untuk menerima hentakan padu daripada Sarvan. Buah dadanya yang bulat bergegar dan berayun setiap kali Sarvan menghentak masuk balaknya yang besar dan panjang itu. Tangannya menggenggam erat pada cadar yang tidak lagi menutup tilam empok tempat tidurnya dengan sempurna. </span><br /><span class="postbody">Tiba-tiba <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> melihat Rosli berada di hadapannya. Balaknya yang tegang mencanak di depan mata dekat dengan mukanya. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> faham benar yang Rosli juga tidak tahan melihat dirinya dikerjakan oleh Sarvan dengan berbagai kedudukan. Masa berjalan begitu cepat. Sarvan masih lagi boleh bertahan walau pun <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> sudah kemuncak sebanyak tiga kali. </span><br /><span class="postbody"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> mula menghisap balak Rosli bagai nak gila. Dia mahu Rosli pancut dalam mulut dia. Rosli memegang kiri kanan kepala <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> dan menghayunnya ke arah balaknya. Dia sempat senyum ke arah Sarvan sambil menahan nikmat. </span><br /><span class="postbody">"Ok Cikgu....kita pancut sama" cadang Rosli. </span><br /><span class="postbody">"OK..." jawab Sarvan. Dengan itu Sarvan menghayun dengan lebih laju dan dalam lagi. </span><br /><span class="postbody"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> dapat merasakan yang kedua-dua balak yang meraduk tubuhnya hampir benar dengan klimeks. Dia menenangkan dirinya yang kini diluar kawalan lagi. Dia tidak lagi perlu bekerja keras Cuma menanti nikmat yang bakal dicurahkan ke dalam rongga tubuhnya sahaja. Dia sedar dia pun akan klimek bila-bila masa sahaja lagi. </span><br /><span class="postbody">Tiba-tiba "Ahhhhhh uhhhhh" keluh Sarvan. Pancutan demi pancutan dilepaskan ke dalam rahim <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> dapat merasakan kehangatan yang diberikan oleh Sarvan ke dalam rahimnya itu. Dia juga mengalami kenikmatan klimeks pada ketika yang sama tetapi tidak mampu berdengus kerana Rosli juga sedang memuntahkan lahar maninya ke dalam mulut <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> terpaksa bekerja kerana menelan setiap titik pancutan yang dilepaskan ke dalam mulutnya. Hidangan kegemarannya. </span><br /><span class="postbody">Sarvan terbungkam di atas belakang <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> tertiarap dengan kakinya masih lagi terkangkang. Dia merasakan balak Sarvan masih besar dalam cipapnya. Dia tidak peduli cuma dia inginkan oksigen untuk memenuhi rongga paru-parunya. Balak Rosli masih lagi digenggamnya seerat mungkin untuk menghabiskan sisa mani yang mungkin masih mengalir di dalam saluran kencingnya. Rosli tersandar ke kepala katil kelelahan. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> dapat merasakan pelukan Sarvan dan tangan kasarnya </span><br /><span class="postbody">perlahan-lahan meramas buah dadanya yang terhimpit di atas tilam. </span><br /><span class="postbody">Perlahan-lahan Sarvan bangun dan mencabut balaknya yang lebik keluar dari cipap <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. Membuak air mani keluar bersamanya meleleh ke atas tilam membentuk satu tompokan yag besar. </span><br /><span class="postbody">"Mana bilik air?" tanya Sarvan. Rosli memberi tunjuk arah dan Sarvan keluar bilik. Tangan Rosli membelai rambut <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> yang masih keletihan. </span><br /><span class="postbody"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> bangun dan mengenakan kain sarungnya. Begitu juga dengan Rosli, dia mengenakan tuala. Kedua mereka bersandar di kepala katil. Apabila Sarvan masuk semula ke dalam bilik. Mata <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> tertumpu ke arah balak besar yang berjuntai antara paha Sarvan. </span><br /><span class="postbody">"Perkara apa yang cikgu nak bincang dengan saya?" tanya <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. </span><br /><span class="postbody">Sarvan gamam seketika. Tidak mungkin dia akan mengatakan bahawa Atan telah melanggar disiplin di sekolah. Perlahan-lahan dia memungut pakaiannya dilantai dan mengenakan satu persatu. Akalnya memikirkan alasan yang baik untuk menghantar Atan ke rumah. </span><br /><span class="postbody">"Oh. itu Atan ....dia..tadi sakit kepala juga. Sebab itu saya hantarnya balik" Jawab Sarvan. </span><br /><span class="postbody"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> senyum. Dia turun dari katilnya mendapatkan Sarvan. </span><br /><span class="postbody">"Terima kasih kerana menjaga Atan dengan baik"sambil memegang tangan cikgu Sarvan. </span><br /><span class="postbody">"Ohhh itu tak apa..er..saya kena balik dulu" Pinta Sarvan. </span><br /><span class="postbody"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> mengiringinya ke pintu luar. Dia melihat Ckugu Sarvan masuk ke dalam kereta dan meluncur berlalu. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> terus senyum dengan gelagat Sarvan. Sempat juga dia meramas ponggong <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> sebelum keluar rumah. </span><br /><span class="postbody"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> masuk ke dalam rumah. Rosli masih bersandar di kepala katil. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> menghampirinya dan mengucup bibir Rosli. 'Terima kasih bang, kalau tidak kerana abang entah apa yang terjadi pada Atan" </span><br /><span class="postbody">"Ah..abang pun tumpang seronok juga" </span><br /><span class="postbody">"OK sekarang abang nak <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> buat apa..<a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> akan ikut semua kehendak abang" Sambil membuka tuala yang dipakai oleh Rosli. Tangannya terus membelai balak Rosli yang tidak bermaya. </span><br /><span class="postbody">"Jom ..mandi bersama abang" <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> Cuma mengikut Rosli dari belakang untuk ke bilik air. </span><br /><span class="postbody">Atan di kedai Muthu berehat di bawah pokok ceri melihat orang main dam. Sedang dia asyik itu dia sempat melihat Cikgu Sarvan lalu di jalan meluncur laju ke jalan besar. Terasa ingin dia balik ke rumah tetapi emaknya pesan supaya jangan balik sehingga di panggil. Dia mengeluarkan duit dalam poketnya lalu membeli ais kream daripada Muthu.</span><br /><span class="postbody">Setelah melumur tubuh dengan sabun Rosli meminta <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> menonggeng di lantai bilik air. Dia memasuki tubuh <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> dari belakang. </span><br /><span class="postbody">"Emmm" keluh <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. Rosli menghayun. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> menahan, buah dadanya berayun. </span><br /><span class="postbody">Setelah menyorong tarik lebih kurang lima minit, Rosli menarik keluar balaknya. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> menoleh ke belakang. Rosli membuka lurah ponggong <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>, menyuakan kepala balaknya ke lubang dubur <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> tunduk, tangannya menyucuk ke dalam cipapnya biar jarinya bersalut lendir mani yang banyak terdapat di dalamnya. Di lumurkan cecair putih itu ke bukaan duburnya dengan memasukkan jarinya ke dalam lubang duburnya yang ketat. </span><br /><br /><span class="postbody">Rosli mula menekan. Ketat. Rosli menekan lagi. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> releks menyebabkan duburnya memberikan laluan. Balak Rosli masuk, ketat, sebat sampai rapat. Dibiarkan tengggelam beberapa ketika. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> menjerut kemutan duburnya. Rosli menggigit bibir. </span><br /><span class="postbody">"Ketat nie <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. Jimie tak pernah masuk lubang nie ke?" </span><br /><span class="postbody">"Selalu jugak bang ...ohhh" </span><br /><span class="postbody"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> menghayun ponggongnya . </span><br /><span class="postbody">"Su dan Shida bagi ke lubang belakang mereka bang" Tanya <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> mengenai isteri Rosli yang bernama Su dan Shida isteri Kutty. </span><br /><span class="postbody">"Kedua-duanya abang dah merasa cuma <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> sahaja yang abang dapat hari ini" </span><br /><span class="postbody">"Abang suka bontot <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>?" </span><br /><span class="postbody">"Abang memang kaki bontot" </span><br /><span class="postbody">"Emmm henjut kuat lagi bang....kenapa abang tak cakap ketika abang singgah selalu tuu" </span><br /><span class="postbody">"Abang takut <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> marah" Hayunan Rosli kian padat. Ponggong <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> yang gebu bergegar setiap kali dihentak oleh Rosli. </span><br /><span class="postbody">"<a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> bagi punya sebab abang Jimie suruh <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> layan abang dan abang Kutty macam <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> layan diaaaaa emmmm bangggg" </span><br /><span class="postbody">"Imaaaahhhhh abang pancut nieeee" Rosli kejang. Balaknya memancut air maninya dalam ke rongga dubur <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. </span><br /><span class="postbody">"Ya banggg bagi kat Imaaaaahh" <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> menjerut cincin duburnya sekuat mungkin agar Rosli menikmati duburnya sepenuhnya. Ketika itu <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> merasakan kehangatan pancutan mani dalam duburnya. Das demi das. </span><br /><span class="postbody">Setelah mandi dan berpakaian Rosli meminta diri untuk meneruskan perjalanannya. Apabila di tanya ke mana dia menjawab ke JB. Dia juga mengatakan yang di akan berjuma Jimie di JB nanti. </span><br /><span class="postbody">"Pestalah itu dengan Kak Shida di JB" Gurau <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> dengan merujuk yang suaminya Jimie dan Rosli akan melanyak Shida isteri Kutty di JB nanti. </span><br /><span class="postbody">"<a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> pun bersedia sebab Abang Kutty dijangka sampai ke sini3 hari lagi dari Kuantan" pesan Rosli. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> tahu benar yang Kutty seorang lagi sahabat karib </span><br /><span class="postbody">suaminya sekarang berada di Kuantan tentunya sedang melanyak Su, isteri Rosli sendiri. Perjanjiannya begitu saling berkongsi. </span><br /><span class="postbody">"Err Bang, tolong jangan sampai abang Jimie tahu tentang Atan dan Cikgunya ye" </span><br /><span class="postbody">Sambil meramas ponggong <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>, Rosli melangkah keluar "Abang tahu lah" </span><br /><span class="postbody">Merenung jauh sambil melambai Rosli meninggalkan rumah ke lorinya yang berada di hentian lebuh raya <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> memikirkan rancangan untuk anaknya Atan.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span lang="EN-GB"><o:p> </o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span class="postbody"><span lang="EN-GB">Selepas Rosli meninggalkan rumah. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> sekali lagi masuk ke bilik air dan membersihkan semua rongga tubuhnya yang dipenuhi dengan pancutan Rosli dan Sarvan. Kemudian dia mengenakan Kemeja T tanpa lengan dan sehelai jeans lusuh dan ketat. Dia melangkah keluar ke kedai Muthu. </span></span><span lang="EN-GB"><br /><span class="postbody">Sampai di sana dia melihat Atan sedang asyik memerhatikan Suki dan Seman sedang bermain dam. Hari sudah petang hampir jam 3 petang. </span><br /><span class="postbody">"Atan balik dulu dan makan" Bisik <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> ke telinga Atan. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> memerhati perjalanan anaknya sehingga ke selekoh ke rumahnya. Tanpa disedarinya yang Suki dan </span><br /><span class="postbody">Seman sedang memerhati tubuhnya yang montok dan wangi. </span><br /><span class="postbody">"Hai akak nak beli barang ke?" tanya Suki. </span><br /><span class="postbody"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> Cuma senyum. "Mana Muthu?" </span><br /><span class="postbody">"Ada dibilik belakang" Jawab Seman. </span><br /><span class="postbody">"Emm kau berdua dah habis main dam?" </span><br /><span class="postbody">"Kenapa?" tanya Suki. </span><br /><span class="postbody">"Adahal nak bincang...mari ikut Akak" Sambil melangkah ke dalam kedai Muthu. Seman dan Suki tanpa terlewat sesaat pun terus bangun dan mengekori <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> ke </span><br /><span class="postbody">dalam kedai Muthu. </span><br /><span class="postbody">Di bilik belakang Muthu sibuk mengemaskan barang yang baru sampai. Dia Cuma berkain putih sahaja tanpa baju. Dada dan perutnya yang berbulu kelihatan berminyak berpeluh. </span><br /><span class="postbody">"Muthu!" panggil <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> </span><br /><span class="postbody">"Ohh Cekkk sila duduk errr Suki kau jaga depan" arah Muthu. </span><br /><span class="postbody">"Ahhh, asyik aku jegak yang kena" protes Suki. </span><br /><span class="postbody"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> duduk dikerusi buruk dalam stor. Muthu dan Seman duduk di atas guni beras yang besar. Dari tempat duduk mereka yang lebih tinggi membolehkan mereka </span><br /><span class="postbody">meninjau ke dalam baju <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> yang bukaan lehernya agak luas. </span><br /><span class="postbody">"Malam ini Akak minta kau orang tolong akak" Muthu dan Seman mendengar dengan teliti. </span><br /><span class="postbody">"Bila kali terakhir kau orang buat projek?" </span><br /><span class="postbody">Seman dan Muthu melihat antara satu sama lain. </span><br /><span class="postbody">"Itu sama dengan akak tempoh hari" jawab Seman. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> masih ingat lagi mereka bertiga datang mengerjakannya di rumah ketika dia berseorangan. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> mengira kira-kira tiga minggu lepas. </span><br /><span class="postbody">"Dah lama kau orang tak kena barang rupanya...OK dengar baik-baik rancangan ini..." <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> membuat rancangan tertentu sambil Seman dan Muthu mendengar dengan penuh teliti. </span><br /><span class="postbody">Selepas tu <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> bangun. "OK sekarang aku nak kau berdua keluarkan balak kau orang"'Muthu dan Seman cepat-cepat keluarkan balak masing-masing. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> menghampiri mereka dan mula memegang kedua-dua balak tersebut yang mula mengeras. </span><br /><span class="postbody">"Pergi basuh dulu bersih-bersih" Pinta <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. Secepat itu juga Muthu dan Seman bergegas ke bilik air. Apabila mereka balik semula ke dalam stor, mereka dapati </span><br /><span class="postbody"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> sudah pun tidak berbaju. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> memberi isyarat supaya mereka duduk di atas guni yang tinggi. Sambil duduk tangan mereka sudah mula menjalar ke buah dada <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> mula menggenggam balak mereka dan merocohnya. Kadang kala <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> menghisap balak mereka bergilir-gilir untuk mempastikan air liurnya menjadi pelincir rocohan tangannya. </span><br /><span class="postbody">Selang beberapa minit kelihatan kedua-duanya mula kejang. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> mempercepatkan rocohan tangannya.. </span><br /><span class="postbody">"Ayoyoooo" keluh Muthu. </span><br /><span class="postbody">"Ohhhh akakkkkkkk" Keluh Seman. Balak masing-masing mula memancutkan lahar mani. Pekat dan banyak. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> terus memerah sehingga tiada setitis pun keluar lagi. Habis tangannya penuh dengan air mani dan ada yang terpancut ke dada dan sedikit ke mukanya. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> terus ke bilik air dan membersihkan tangan dan bahagian tubuhnya yang terpalik pancutan mani itu. </span><br /><span class="postbody">Apabila <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> keluar bilik air Seman dan Muthu masih terlentang di atas guni. "Dah pergi panggil Suki pulak" Arah <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. </span><br /><span class="postbody">Seman dan Muthu turun dari guni perlahan-lahan. Membetulkan pakaian dan keluar ke hadapan kedai. Sebentar kemudian Suki masuk tersengeh. Ketika itu <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> dah pun mengenakan bajunya semula. </span><br /><span class="postbody">"Apahal kak?" tanya Suki. </span><br /><span class="postbody"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> menarik tangan Suki masuk ke dalam stor dengan lebih jauh lagi. Dia melolos jeans ketatnya. Melihat <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> membuka seluarnya Suki pun membuka seluarnya. </span><br /><span class="postbody"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> naik ke atas sebuah guni. </span><br /><span class="postbody">"Mari jilat akak punya" </span><br /><span class="postbody">Tanpa membuang masa Suki menyembamkan mukanya ke cipap <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. </span><br /><span class="postbody">"Emmm pandai pun" suara <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> lembut sambil tangannya menarik kepala Suki. Pada ketika yang sama Suki merocoh balaknya sendiri. Tak sempat sepuluh kali rocoh Suki mula mengangkat mukanya dari cipap <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. </span><br /><span class="postbody">"Oh kak saya tak tahannn" dia memancutkan balaknya ke arah cipap <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> yang masih terkangkang di hadapannya. Cepat-cepat <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> menyelak bajunya agar tidak terkena mani pekat yang sedang memancut. </span><br /><span class="postbody">"Pergi minta tisu dengan Muthu kat depan" </span><br /><span class="postbody">Suki mengenakan seluarnya dan bergegas ke depan. Beberapa minit kemudian dia masuk dengan sekotak tisu. </span><br /><span class="postbody">Setelah membersih diri dengan tisu <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> mengenakan seluarnya semula. Sebelum sempat <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> mengenakan zip Suki bersuara. </span><br /><span class="postbody">"Akak boleh saya korek sekali?" <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> cuma senyum. </span><br /><span class="postbody">"Em marilah" <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> suka kerana Suki selalu berterus terang. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> menolak seluarnya turun sedikit. Suki mendekatinya dan meletakkan tapak tangannya ke cipap <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> yang tembam. Perlahan-lahan Suki mencari bukaan cipap itu dan menekan masuk jari hantunya. </span><br /><span class="postbody">"Ohhhh" keluh <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> sambil menyelak bajunya untuk mendedahkan buah dadanya. Walau pun dia telah di setubuhi beberapa kali hari ini, nafsunya tetap teransang. </span><br /><span class="postbody">"Nah hisap" pintanya untuk Suki memnghisap buah dadanya. </span><br /><span class="postbody">Suki menggumuli buah dada yang terhidang untuknya sambil menyorong tarik jarinya ke dalam cipap <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> yang hangat. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> menahan dirinya dari mengeluarkan suara. Selepas beberapa ketika <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> menolak kepala Suki. </span><br /><span class="postbody">"Dah lah tu, nanti kita buat lagi..." </span><br /><span class="postbody">Suki menarik jarinya dan terus memasukkannya ke dalam mulut. </span><br /><span class="postbody"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> tersengeh sambil mengenakan seluarnya. "Sedap?" tanya <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. </span><br /><span class="postbody">"Hingga menjilat jari" jawab Suki. </span><br /><span class="postbody">Balik ke rumah <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> melihat Atan sudah pun makan makanan yang dihidangkan di atas meja. </span><br /><span class="postbody">"Malam ni ada kelas?" tanya <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. </span><br /><span class="postbody">"Ada" jawab Atan pendek sambil meneruskan kerja menulisnya. </span><br /><span class="postbody">"Siapa ajar?" </span><br /><span class="postbody">"Cikgu Usop" </span><br /><span class="postbody">"Apa kata kalau malam nie Atan tak usah pergi ke Sekolah tetapi jemput Cikgu Suzi ke rumah kita untuk belajar bahasa Inggeris" </span><br /><span class="postbody">"Emmm Boleh jugak" jawab Atan. Matanya bulat bila disebut Cikgu Suzi. </span><br /><span class="postbody">"Sekarang Atan ke rumah Cikgu Suzi dan jemput dia makan malam di rumah kita" </span><br /><span class="postbody">Atan terus bangkit dan bersegera ke luar rumah. </span><br /><span class="postbody"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> melihat sekeling rumahnya. Kemas tersusun. "Aku masih surirumah yang baik" fikirnya sambil melangkah ke dapur untuk menyiapkan makanan. Malam nanti ada tamu. </span><br /><span class="postbody">Jam 8.00 malam Cikgu Suzi tiba di rumah Atan. Dia mengenakan seluar slack hitam dan blaus nipis berwarna putih. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> tersenyum menyambut Cikgu Suzi di pintu </span><br /><span class="postbody">" Atan cepat siap cikgu dah datang ni" </span><br /><span class="postbody"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> mempersilakan Cikgu Suzi masuk "Atan tengah mandi" terang <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> kepada Cikgu Suzi. </span><br /><span class="postbody">"Tak apalah kak, saya pun tak ada kerja lain malam ni" <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> yang memakai sarong dan kemeja T sahaja memerhati Cikgu Suzi yang pertama kali baru berjumpa secara dekat. Cantik orangnya. Buah dadanya besar walau pun badanya agak rendah sedikit daripada <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> tetapi pada keseluruhannya memang tubuh putih yang ada dihadapannya itu mengiorkan. Patutlah Atan selalu steam bila bersama cikgu Suzi. </span><br /><span class="postbody">Atan tersengeh keluar dari bilik air. Badannya yang sasa hanya dibaluti oleh sehelai tuala. Suzi nampak balak Atan berjuntai dalam tuala. Kalau tidak jelas pun dia dapat gambarkan dalam fikirannya. </span><br /><span class="postbody">Ketika Atan mendekati pintu biliknya pada ketika itulah pintu hadapan rumah terbuka dan masuk tiga orang bertopeng. Di tangan mereka terhunus pisau yang putih berkilat. Setiap seorang menghampiri setiap penghuni rumah <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. </span><br /><span class="postbody">"Jangan menjerit kalau mahu selamat" arah salah seorang daripada kumpulan tersebut. Lalu mengarahkan ketiga-tiga tewanan mereka ke bilik tidur <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. </span><br /><span class="postbody">Suzi pernah alami peristiwa ini, <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> juga pernah lalui peristiwa ini dan Atan pernah melihat peristiwa ini. Mengingatkan peristiwa ini menyebabkan balak Atan kian mengeras di dalam tuala yang dipakainya. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> memandu mereka ke dalam bilik "Tolong jangan apa-apakan kami" pinta <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. </span><br /><span class="postbody">Tiba di dalam bilik seorang daripada penceroboh merentap sarong yang dipakai <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> menyebabkan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> berbogel sebab dia memang tidak memakai seluar dalam. Ketiga tiga mereka duduk di tepi katil mengikut arahan penceroboh. </span><br /><span class="postbody">Seorang daripada mereka mendekati <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> dan menyuakan balaknya yang separuh tegang ke mulut <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. "Hisap!" arahnya. </span><br /><span class="postbody">Perlahan-lahan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> memegang balak yang separuh keras itu merocohnya beberapa kali dan mula menjilat kepala balaknya merah kehitaman itu. </span><br /><span class="postbody">"Kamu buka pakaian kamu" Arah yang lain kepada Suzi. Suzi bangkit dan membuka pakaianya satu persatu dengan meninggalkan bra dan panties. Dalam ketakutan itu sempat juga Suzi menjelang ke arah <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> yang mula menghisap balak seorang daripada penceroboh dengan lebih bersungguh lagi. </span><br /><span class="postbody">"Semua sekali!" arah penceroboh itu lagi. </span><br /><span class="postbody">"Tolonglah bukan depan budak ini...dia pelajar saya" </span><br /><span class="postbody">"Ooo Pelajar ya.. mari sini" ditariknya Atan supaya berdiri di hadapan Suzi dan direntapnya tuala Atan. </span><br /><span class="postbody">Atan yang melihat kelakuan ibunya makin seronok. Balaknya kian membesar ketika tualanya direntap. </span><br /><span class="postbody">"Hisap budak ni punya" Suzi melihat wajah Atan dan melihat wajah orang yang menyuruhnya. </span><br /><span class="postbody">"Cepat!!!" </span><br /><span class="postbody">Perlahan-lahan Suzi memegang balak Atan yang agak besar berbanding dengan usianya. Selepas merocohnya beberapa kali Suzi mula menghisap balak anak muridnya. </span><br /><span class="postbody">"Ohhh" keluh Atan. </span><br /><span class="postbody">Suzi memejamkan mata dan mula memperikan tumpuan kepada menghisap balak Atan. Memang lama benar dia tidak memegang balak lelaki sejak dia berpisah dengan teman lelakinya. Atan pula memegang kepala guru bahasa Inggerisnya sambil melihat kesungguhan ibunya mengerjakan balak penceroboh yang hitam berkilat. </span><br /><span class="postbody">Suzi merasakan ada orang membuka baju dalamnya. Dia tidak peduli lagi. Apabila seseorang menarik seluar dalamnya dia memberikan kerjasama dengan mengangkat ponggongnya. Apa bila ada jari penceroboh meneroka cipapnya, dia membuka kangkangnya. Matanya sekali sekala menjeling ke atas ke arah Atan yang keenakan dengan ransangan yang diberikannya. </span><br /><span class="postbody">Ibu Atan bergerak ke tengah katil dikuti oleh penceroboh yang bersamanya. Suzi melihat ada balak lain di sebelahnya dan dia juga memberikan layanan kepada balak tersebut merocoh dan menghisap. Seorang lagi penceroboh sudah mendekati ibu Atan dengan menyuakan balaknya ke mulut <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> untuk di hisap manakala penceroboh yang awal tadi mula menaiki tubuh <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> dan </span><br /><span class="postbody">menyetubuhinya. </span><br /><span class="postbody">Pap..pap bunyi nya apabila penceroboh menghenjut <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. "Ohhh yaaaaa!!!!!" keluh <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> </span><br /><span class="postbody">Suzi mula berundur ke tengah katil. Dia menarik tangan Atan. </span><br /><span class="postbody">"OK Atan ini rahsia kita bersama" Dia memandu Atan menaiki tubuhnya dan Atan Cuma mengikut. </span><br /><span class="postbody">Dia faham yang dia sekarang akan "berseronok" sebagaimana orang tua berseronok. </span><br /><span class="postbody">Suzi membetulkan kepala balak Atan dan menyuakan ke mulut cipapnya. </span><br /><span class="postbody">"Tekan ...Atan tekan sekarang..." Atan melihat bagaimana orang sebelah melakukan ke atas ibunya dan dia pun menekan. </span><br /><span class="postbody">"Emmmmhhh yaaaaaaa" Suzi memperluaskan kangkangnya. </span><br /><span class="postbody">Atan menekan sampai rapat. Atan dapat merasakan kehangatan dan kelembapan cipap yang diterokai oleh balaknya. Mulutnya mencari buah dada Cikgu Suzi. Dihisap dan diramasnya sambil ponggong terus sahaja mengalun naik dan turun dalam usaha untuk menarik dan menyorong balaknya ke dalam cipap cikgu </span><br /><span class="postbody">yang amat diminatinya itu. </span><br /><span class="postbody">Tangan Cikgu Suzi membelai belakang dan kepalanya dengan lebut dan penuh kasih sayang. Memang dia telah menyangka dari dulu lagi bahawa balak Atan boleh diharapkan. Cukup untuk memenuhi tentutan nafsunya Dia selalu memerhatikan balak budak ini semasa dia mengajar dalam kelas. Membengkak di kaki seluarnya khususnya apabila dia menggoda dengan skirt pendeknya </span><br /><span class="postbody">semasa mengajar. </span><br /><span class="postbody">Dalam mengenangkan godaan dan rangsangan yang dibuat oleh Atan semasa dalam kelas tiba-tiba Suzi dikejutkan dengan pergerakan Atan yang tiba-tiba menjadi laju. </span><br /><span class="postbody">"Aaaaaaaaahhhhhh auuuuuohhhhhh emmmmmmmm!!!!!!" keluh Atan. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> Cuma melihat anaknya yang nak klimeks dan takdapat mengawal keadaan lagi. </span><br /><span class="postbody">"laju tannnn lajuuuuuuuuuu"jerit Suzi setelah dia sedar yang Atan sudah tidak boleh mengewal diri lagi. Ketika itu dia merasakan yang Atan memancut air mani </span><br /><span class="postbody">dengan banyak ke dalam rahim cikgunya. Das demi das demi das. Pada ketika itulah juga Cikgu Suzi mencapai klimeksnya. </span><br /><span class="postbody">"Ohhhhhhhhhhh yaaaaaahhhhhhhhhh!!!!!!!!" Dia mengangkat ponggongnya . Tubuhnya kejang. Kepalanya mengeleng ke kiri dan kanan. </span><br /><span class="postbody"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> merasa bangga melihat anaknya mampu memuaskan cikgunya. Kejadian yang berlaku di sebelahnya merangsang nafsunya. Dia menganggukkan kepala kepada Muthu yang sedang menyetubuhinya supaya melajukan pergerakan sebab dia sendiri tiba-tiba menjadi hampir dengan klimeks. </span><br /><span class="postbody">Muthu bergerak pantas. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> menahan. Muthu terus pantas. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> kemut sambil mengangkat-angkat ponggong. </span><br /><span class="postbody">Tiba-tiba "Ahhhhh uhhhhhhhh!!!!!!!!!" Keluh Muthu. </span><br /><span class="postbody">"Yaahhhhhhhh" Jerit <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. Muthu mula pancut. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> terus mengemut. Memerah sehingga Muthu terkulai di atas dadanya yang berminyak berpeluh. </span><br /><span class="postbody">Di sebelah, Atan turun dari katil dan bersandar ke dinding. Seorang dari penceroboh menaiki tubuh Suzi. Dengan sekali tekan sahaja balaknya yang kecil tenggelam ke dalam cipap Suzi yang banjir oleh air mani Atan. </span><br /><span class="postbody"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> menukar kedudukan dengan menonggeng supaya membolehkan Seman merodok cipapnya secara doggie. Muthu juga tersandar di kepala katil. </span><br /><span class="postbody">Seperti biasa Suki gelojoh dan tidak dapat mengawal pergerakannya. Hampir sepuluh kali henjut sahaja dia mula memancutkan airmaninya ke dalam cipap Suzi. Suki terkulai di atas dada Suzi. </span><br /><span class="postbody">Seman menghayun dengan semangat. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> menahan sebaik mungkin. Suki bangun dan bersandar di tepi katil. Suzi terus terkangkang membiarkan air mani yang banyak dalam cipapnya meleleh keluar dan membentuk kolam kecil atas tilam. Matanya di pejamkan namun telinganya masih boleh mendengar suara <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> yang mengeluh dan mengerang setiap kali Seman menekan atau menarik balaknya. </span><br /><span class="postbody">Tiba-tiba dia merasakan buah dadanya di ramas orang. Dia membuka mata. "Cikgu saya nak macam tu jugak" pinta Atan. Suzi bangun, memegang balak Atang yang kini telah keras semula. Di rocohnya balak itu beberapa kali dan dihisapnya menjadikan balak Atan lebih besar lagi. Seronok rasanya sebab balak Atan boleh keras semula dalam masa kurang dari lima minit. Dia menonggeng di sebelah <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> dan Atan mendatanginya dari belakang. </span><br /><span class="postbody">"Emmmmm yahhhhhh henjut Tan henjutttt biar sampai pancut lagiiiiii". </span><br /><span class="postbody">Suara Cikgu Suzi terus memanjang dan Atan terus menghayun. Kali ini Atan menghayun dengan lebih lama lagi sebab dia dah pancut round pertama. Esok hari </span><br /><span class="postbody">minggu. Tak sekolah. Ketika Seman capai klimeksnya dan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> pancut kali kedua, Atan masih belum bersedia untuk pancut. </span><br /><span class="postbody">Ketika <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> menghantar ketiga-tiga penceroboh ke pintu. Dia sempat mendengar Suzi menjerit sampai kemuncaknya buat kali kedua juga. </span><br /><span class="postbody">"Terima kasih" Bisik <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. Muthu meramas buah dada <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. Seman meramas ponggong dan suki seperti biasa menghulurkan jarinya ke dalam cipap <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> yang banjir dengan air mani dan menjoloknya beberapa kali. Kemudian Suki menghisap jarinya. </span><br /><span class="postbody">"Sedap?" tanya <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. </span><br /><span class="postbody">"Hingga menjilat jari" gurau Suki. Mereka hilang dalam kegelapan malam. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> mengunci pintu. Dibahagian dalam pahanya meleleh air mani hingga ke betisnya. </span><br /><span class="postbody">Di dalam bilik suara Suzi masih kedengaran " Emmm lagi Tannnn lajuuu lagiiiiiii" </span><br /><span class="postbody"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> tersenyum. Rancangannya berjaya. Dia melangkah ke bilik air. Mungkin malam ini dia terpaksa tidur di bilik Atan. Biar Cikgu Suzi dengan Atan meneruskan perlawanan mereka sampai mereka tak bermaya lagi. Walau pun sampai pagi. Lagi pun besok hari minggu, mereka tak bersekolah. Biarkan lah mereka................<o:p></o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span class="postbody"><span lang="EN-GB"><o:p> </o:p></span></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span style="">"Abang…….uuuuuhhhhh!!!!!!" Keluh <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. Jimie terkulai di atas dadanya. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> bernafas pendek-pendek. Balak suaminya masih besar terendam di dalam cipapnya yang banjir dengan air mani yang baru dipancut oleh suaminya. Mereka dan bersetubuh 2 kali malam itu dan pastinya Atan anaknya pun dah tidur.<br />Setelah tenaga masing-masing pulih, Jimie bangun bersandar di kepala katil. Di capainya botol air di atas meja kecil dan dituangkan ke dalam gelas. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> mengambil tuala kecil dan diletakkannya di mulut cipapnya sambil mengesat air mani yang semakin meleleh di atas tilam. Dia dapat merasakan tuala yang ditangannya itu masih lembab oleh air mani yang terdahulu dilapkan pada malam ini.<br />"Abang minta cuti satu minggu dengan Dato' Tan" sambil minum air.<br />"Dia bagi ke bang?" Tanya <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> sambil turut bersandar di kepala katil.<br />"Hehem!" jawab Jimie pendek.<br />"Eloklah tu sebab Atan pun cuti jegak sekarang ni, bolehlah kita kemana-mana anak beranak" pinta <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>.<br />"Kita balik kampung jumpa abah abang, lama benar rasanya tak jumpa abah dan mama"<br />"Elok juga bang.. sekarang pun musim buah-buahan tentu abah dan mama sibuk di dusun, kita boleh turut bantu mereka….Atan tentu suka….pereksa Atan pun dah habis….bolehlah kita lepak sana lama-lama"<br />"Kalau <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> setuju baguslah, sebab abang nak ke kampung untuk…."<br />Jimie membisikkan sesuatu ke telinga isterinya.<br />"Yang ada ni pun dah cukup besar bang" jawab <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>.<br />"<a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> tak suka ke?" Tanya Jimie. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> Cuma senyum<br />"suka hati abanglah…<a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> ikut saja" tangannya mula mengurut balak suaminya.<br />"Abang nak sekali lagi ke?" <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> lihat balak suaminya makin keras.<br />"Sekali sebelum tidur…esok nak bawa kereta jauh" Jimie mula naik ke atas tubuh isterinya. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> membuka kangkangnya dengan mudah Jimie memasuki tubuhnya.<br />"Ohh tekan banggggg…."<br />Jimie memikirkan tentang kereta yang dia akan pandu esok yang diberikan oleh Datuk Tan bosnya. Kereta syarikat tapi cukuplah tu. Puas dia bekerja dengan majikan yang begitu baik, seronok. Tanpa disedarinya hayunannya makin rancak. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> mengerang kuat di bawahnya. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> klimeks rupanya.<br />"Lagi bangggggggg lagiiii bagiii lagiiiiiiiii!!!!!"<br />Malam berlalu dengan suara <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> yang nyaring di selang seli salakan anjang sayup-sayup di hujung taman perumahan mereka.<br />Setelah memanggil beberapa kali Jimie membuat keputusan yang abahnya tidak ada di rumah, Jimie pasti mereka berada di dusun di lereng bukit di tepi sungai. Di <st1:city st="on"><st1:place st="on">sana</st1:place></st1:city> ada pondok tempat mereka menunggu durian. Abah dan mama pasti di <st1:city st="on"><st1:place st="on">sana</st1:place></st1:city>. Jimie mendahului diikuti oleh <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> yang berseluar jeans ketat yang lusuh dan Atan dibelakang sekali. Saja Atan di belakang sebab nak tengok ponggong bulat emaknya. Sejak ayahnya balik ni Atan tak dapat merasa lancapan emaknya lagi. Kebetulan Cikgi Suzi juga pergi kursus lebih awal daripada cuti. Kalu tidak pasti dia dapat "berseronok" dengan Cikgu Suzi. Sejak peristiwa dia dan Cikgu Suzi dirumahnya pada malam tu, dia selalu ke rumah Cikgu Suzi mereka terus sahaja melakukan hubungan "berseronok" di rumah cikgu Suzi dari masa ke semasa. Cikgu Suzi selalu jemput dia bertandang ke rumahnya. Kalau pergi dia akan buat dua atau tiga kali sebelum balik ke rumah.<br />Dari jauh Atan telah dapat melihat dangau yang dibuat oleh atoknya di tengah dusun. Lebih kurang 30 meter dari dangau itu mereka berhenti. Ayahnya mengangkat tangan supaya senyap. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> diam. Atan diam. Dalam kesunyian itu mereka terdengar suara orang mengerang.<br />"Uhhhhh banggggg yah yahhhh ayohhhh bangggg eghhhah!" Mereka melangkah perlajan-lahan.<br />"Laju bang yahhhhh hanyun balak abang yang besar …bagi pada Som bangggggg sikitlat lagiiiiii biar Som pancut sekali lagiiiiii "<br />Jimie, <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> dan Atan cuba sedaya upaya agar langkah mereka tidak berbunyi. Dangau beratap zing dengan ketinggian lantai dua kaki dari paras bumi dengan dinding paras dada membolehkan orang menjenguk ke dalamnya sambil berdiri ditanah dengan tiada masalah.<br />Atan dapat melihat datuknya berpeluh di atas neneknya. Kedua-duanya tidak berpakaian seurat benang. Tetek neneknya yang bulat itu bergoyang mengikut hayunan datuknya. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> yang menjenguk dari hujung kaki tersirap darah berahinya apabila melihat dengan tepat balak mertuanya yang jauh lebih besar dari balak Jimie keluar masuk ke dalam cipap ibu mertua tirinya. Ponggong bulat ibu bertuanya yang putih mengayak mengikut ayakan balak bapa mertuanya. Kelihatan lobang anusnya yang sudah basah menaik dan menurun dari pandangannya.<br />"Abang nak pancut sekarang erhhhh!!!" Keluh Pak Dir.<br />"Som punnn kuat sikit lagi…..yahhh sikittttt laggiiiiiiii yahhhhhhhh!!!!!!!!!"<br />Mak mertua <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> menjerit. Kepalanya mengeleng ke kiri dan ke kanan. Matanya pejam. Tanganya mencekam lengan suaminya.<br />"Abang pancutttttt sommmmmmm!!!!!!!!" "Aghhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh!!!!!!!!!!" jerit ibu mertua <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. Pak Dir mengehentak dalam balaknya yang besar ke cipap isterinya.<br /><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> memegang tangan Jimie. Dia juga terangsang dengan perlakuan kedua mertuanya itu. Jimie memeluk erat dari belakang <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> dapat merasakan balak Jimie keras di lurah bontotnya. Tiba-tiba Atan menepuk tangan.<br />"Yeee Atuk dan nenek berseronok"<br />"Hah!!!" Pak Dir tersentak ke belakang, mencabut balaknya dari cipap isterinya. Mak Som cepat-cepat menutup cipapnya dengan tangan kiri dan buah dadanya dengan tangan kanan.<br />"Huh Atan rupanya, mana ayah dan emak?" Tanya Pak Dir. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> menutup mulut menahan ketawa.<br />"Hah <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> ..Jimie dah lama kau sampai?"<br />Jimie naik ke atas dangau menghulurkan kain kepada ibu tirinya. Abahnya masih lagi bersandar di dinding. Jimie meramas buah dada Mak Som sambil mengucup dahinya<br />"Mama apa khabar" Tangan Mak Som terus sahaja menuju antara dua paha Jimie.<br />"<a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> Jimie kau tengah keras nie" gurau Mak Som<br />"Abang Jimie tu bila dia tak keras mama…bagilah banyak mana pun sekejap-sekejap keras… sekeja-sekejap keras" <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> memegang balak bapak mertuanya.<br />"Mama abah tak keluar habis tadi ni" terang <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>.<br />"Mana nak keluar habis..terkejut beruk aku ditegur oleh Atan tadi" <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> mengurut-urut balak mertuanya.<br />"Kau keluarkan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>…nanti tersumbat pulak batang sakti abah kau tu"<br />Sambil bangun menyarungkan kain batiknya sambil mencapai baju T yang dihulurkan oleh Atan. Atan sempat menjeling bulu sejemput yang menutupi cipap neneknya di samping lelehan cecair antara dua pahanya.<br />"Hah Atan seronok tengok nenek dengan atuk tadi?" Tanya Mak Som sambil tangannya menarik tangan Atan<br />"Mari nenek check" tangannya terus meraba balak Atan.<br />"Emmmm besar dah cucu kita ni bang"<br />"Dah mahir tu mama, calang-calang orang kalah bawah dada dia"<br /><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> menunduk menjilat air mani yang meleleh perlahan dari kepala balak bapa mertuanya selepas diperahnya dengan tangan.<br />"Emmm " komennya.<br />Mak Som melangkah turun dari dangau<br />" Mama nak ke mana tu?" Tanya Jimie<br />"Mama nak ke sungai belakang tu…melekit mama ni…mama nak mandi biar segar sikit badan"<br />"Atan nak ikut mama" pinta Atan.<br />"Mari lah" Mak Som menarik tangan Atan sambil berjalan ke belakang dangau.<br /><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> mula seronok menghisap balak besar mertuanya.<br />"Besarnya bah" komen <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>.<br />"Kau Jimie bila nak mula baiki saiz anu kau tu?"<br />"Itu lah bah, saya balik ni nak buat itu lah"<br />"Kau tahu yang kena pertaruhkan isteri kau pada Tok Cu Toh." Hurai Pak Dir kepada anaknya.<br />"Abah dulu pertaruhkan mama ke pada Tok Cu Toh tu?"<br />" Macam tu lah gayanya" Jawab Pak Dir<br />" Errr <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> ni dah sedia ke untuk tu?" sambung Pak Dir lagi. Balaknya dah cukup keras sekarang untuk pusingan seterusnya hasil dari hisapan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>.<br />"<a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>!" seru Jimie.<br />"Apa bang?" Tanya <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> melepaskan balak mertuanya dari mulutnya.<br />"Abang rasa abah dah sedia tu, buka seluar sekarang"<br /><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> berdiri dan membuka seluar jean ketatnya dan terus membuka seluruh pakaiannya tanpa di suruh lagi. Kemudian dia terus terlentang dan membuka kangkangnya bersedia.<br />"Abah..apa lagi <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> dah sedia tu"<br />"Abah pun dah sedia ni" Jawab Pak Dir mula merangkak ke atas tubuh menantunya.<br />Dia tunduk menghisap buah dada <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> yang tegang dan bulat. Jarinya mencucuk cipap <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> beberapa kali dan jelas <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> sudah pun berair dan cukup bersedia untuk menerima balaknya.<br />"Ughhh!!! Besarnya bah" dia mengangkat ponggongnya menyuakan mulut cipapnya untuk memudahkan kemasukan balak mertuanya.<br />"Abah tekan habis ….<a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> tahan nie"<br />Pak Dir harus berbangga sebab mendapat menantu seperti <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. Cantik. Montok Gebu dan emmm ketat pulak tu. Pak Dir menghayun. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> menahan. Dia dapat merasakan balak mertuanya yang besar agak luar biasa, besar dari balak Kutty dan sama besar dengan balak Cikgu Sarvan. Sama besar dengan balak Pak Dol penghulu kampung ibunya. Lebih kurang lah tu.<br />"Abang tak apa ?" Tanya <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> pada Jimie yang sedari tadi hanya duduk disebelahnya.<br />"Abang nak cari mama" Jimie terus bangun.<br />Setelah Jimie berlalu <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> bangun bertongkatkan siku. Melihat balak mertuanya yang sedang keluar masuk cipapnya. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> menggigit bibir.<br />"Ohhhh abah, <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> nak pancut nie" nafasnya deras.<br /><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> terlentang semula. Menyerahkan dirinya kepada nikmat yang kian menguasai tubuhnya.<br />"Laju bah…laju lagiiii"<br />"Cepat benar <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> pancut" komen bapa mertuanya.<br />"Balak abah besar benar, tak tahan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>....Ooohhhhh ye bah <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> pancuttttttttttt nieeeee"<br />Muka <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> yang putih kelihatan merah di sinar cahaya petang. Pak Dir seronok tengok muka perempuan merah begitu apabila mereka pancut.<br />Pak Dir meneruskan menutuh menantunya. Walau pun usianya sudah menjangkau enam puluhan tetapi kegagahannya tetap tidak pernah luntur, apatah lagi selepas dia baiki balaknya dengan Tok Cu Toh di atas bukit <st1:city st="on"><st1:place st="on">sana</st1:place></st1:city>. Maklumlah selepas beristeri muda dengan Kalthom dia perlu pastikan yang isterinya itu sentiasa mendapat bekalan yang lebih dari cukup.<br />"Yahooo" Atan terjun berbogel, neneknya pun berbogel.<br />"Tak ada siapa sampai ke sini" jelas Mama Som.<br />Air dingin menyejukkan badan dan menyegarkan setelah penat dalam kereta dan berjalan pulak ke dalam dusun.<br />"Mama... seronokan mandi sungai?" tanya Atan.<br />"Tentu seronok terutama kalau cuaca panas begini"<br />Atan berenang mendapatkan Mama Som. Matanya tertumpu kepada buah dada nenek tirinya yang putih dan nampak pejal dalam air yang dingin.<br />"Atan nak hisap?" tanya Mama Som.<br />"Nak" Jawab Atan rengkas dan terus sahaja memeluk Mama Som serta menghisap tetek yang menjadi perhatian sejak tadi lagi.<br />"Ohhh emmmm..... Hisap lagi" Pinta Mama Som.<br />Tangannya mula memegang balak Atan yang kian mengeras. Tangan Atan juga mula meraba celah kangkang nenek tirinya di bawah air. Mama Som membuka kangkangnya sedikit supaya membolehkan Atan menjalankan tugasnya. Selang beberapa ketika Mama Som mula tidak tahan dengan tindak balas Atan terhadap tubuhnya.<br />"Ohhh pandai cucu mama" Keluhnya.<br />Jimie berjalan ke sungai yang mengambil masa beberapa minit saja tu. Dilihat di dalam air Atan anaknya sedang menggomoli ibu tirinya. Dia turut membuka pakaian dan terjun ke dalam sungai.<br />"Boleh ayah joint?" tanya tanya Jimie Atan cuma gelak<br />"Ayah kena tanya mama"<br />"Dengan lelaki yang tampan belaka siapalah yang nak menolak"<br />Tangannya yang sebelah lagi turut mencari balak Jimie dan memegangnya. Sekarang kedua-dua tangannya membelai dua balak yang berlainan. Jimie dan Atan terus menerus menggumuli tubuhnya.<br />"Dah mama tak tahan lagi, mama nak balak kau orang sekarang" dengan itu Mama Som melangkah ke tebing pasir yang putih.<br />"Jimie terlentang" Arah Mama Som. Jimie ikut arahan.<br />"Jimie nak depan ke belakang?"<br />"Belakang " Dengan itu Mama Som menghulurkan bontotnya untuk dijilat oleh Jimie.<br />"Basahkan dulu, biar licin sikit" Jimie mula menjilat. Tangannya menguak daging ponggong yang gebu lalu dihulurkan lidahnya ke lubang dubur ibu tirinya.<br />Setelah pasti licin Mama Som mula memasukkan balak Jimie yang keras ke dalam duburnya. Payah juga mulanya tetapi dengan pengalaman Mama Som membolehkan balak Jimie masuk juga ke dalam rongga duburnya yang ketat. Jimie menggigit bibir.<br />"Ketatnya mama"<br />"Jimie kawal jangan pancut dulu" lalu dia baring terlentang di atas badan Jimie.<br />Atan dapat melihat balak ayahnya tenggelam dalam dubur neneknya<br />"OK Tan sekarang Atan pulak masukkan dari depan" Atan cepat melutut.<br />Mama Som membuka bibir cipapnya dan Atan menyuakan balaknya yang keras bagai paku di dinding tu. Sekali tekan saja zuppp terus tenggelam habis.<br />"OK sekarang setiap orang bekerja" Arah Nenek Som.<br /><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> menghenjut. Bapa mertuanya duduk di bawah pula. Sekali sekala dapat memerintah seronok juga fikir <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. Balak mertuanya habis ditelannya. Ditarik keluar dan ditekan masuk. Laju dan perlahan. Dalam atau cetak.<br />"Abah lambat lagi?" tanya <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> yang dah pancut tiga kali.<br />"<a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> penat?" tanya mertuanya.<br />"Abah buat dari belakang pulak, biar <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> nonggeng"<br /><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> turun dan menonggeng. Mertuanya bangun mengambil tempat di belakang dan terus merodok balaknya ke dalam cipap yang masih ternganga.<br />"Kuatnya <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> kemuttt" keluh mertuanya.<br />"<a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> nak pancut sekali lagi nieeee"<br />"Abah nak pancutttttttttt uahhh uahhhhh!!!!"<br />Pak Dir pancut dalam rahim menantunya. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> tertiarap di atas tikar. Pak Dir memeluk tubuh montok menantunya dari belakang.<br />"Boleh tahan jugak menantu abah ni"<br />"Nasib <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>..dapat mertua ganas" <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> membelai tangan yang memeluknya.<br />"Abang! abang" terdengar suara Mama Som.<br /><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> tersedar, dia merasa balak mertuanya tercabut dari cipapnya. Rupanya dia tertidur dalam pelukan mertuanya.<br />"<a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> bangun sayang...kita balik rumah nanti gelap pulak" kejut Mama Som <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> bangun dan melihat Mama Som disebelahnya.<br />Pak Dir sedang menyarung seleluar treknya.<br />"<a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> tertidur mama" sambil menyarungkan seluar jeannya<br />"Mana Atan dan Abang Jimie?"<br />"Mereka sedang memungut buah durian sana tu..nanti taukeh Ah Chong dari bandar datang dak angkut buah ke bandar" Hurai Mama Som.<br />Pak Dir turun ke bawah turut memungut buah bersama anak dan cucunya.<br />"Jom mama" Ajak <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> sambil turun dari dangau.<br />Ketika itu dia merasa yang air mani keluar dari cipapnya membasahi kangkang seluar.<br />"Ohhh mama, <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> lupa nak kesat dulu, abah pun pancut banyak dalam <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>" Mama Som menelek kangkang menantunya.<br />"Sikit saja tu lagi pun hari makin gelap nie..abah kalau pancut memang banyak"<br />"Apa khabar Mama Som"<br />"Ha AhChong, kau baru sampai?"<br />"Biasalah Mama..banyak buah hari ini?"<br />"Tu dia orang sedang kutip"<br />"Ni siapa mama?"<br />"Ni menantu aku, <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> isteri Jimie"<br />Ah Chong melihat <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> dari hujung rambut sampai hujung kaki terutama celah kangkangnya yang jelas basah.<br />"Apa khabar..saya Ah Chong"<br />"Baik" berjabat tangan.<br />Jari Ah Chong menggatal mengagaru ketika besalam. Mama Som berlalu mendapatkan Pak Dir. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> duduk di pinggir dangau. Ah Chong bersandar di dinding.<br />"Cik <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> banyak seksi ooo"<br />"Kamu ni Ah Chong, jangan nak mengarutlah"<br />"Betul saya punya balak manyak keras dengan tengok Cik <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> punya body" Tangan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> cepat meraba balak Ah Chong, keras melintang.<br />"Emmm" komen <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>.<br />"Saya mahu pakai Cik <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> boleh ka?"<br />"Nanti laki aku marah lah Ah Chong"<br />"Satu kali saja cukuplah Cik <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> ..saya bayar punya"<br />"Berapa?"<br />"Satu ratus" <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> menjuehkan mulutnya.<br />"Dua ratus" <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> mengelengkan kepala<br />"Tiga"<br />"Tak nak lah Ah Chong"<br />"Lima ratus!"<br />"Nantilah aku fikirkan..kalau jadi aku beritahu"<br />Tangan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> meramas balak Ah Chong dua tiga kali. Ah Chong pun sempat meramas ponggong <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> yang bulat dan gebu.. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> berlalu mendapatkan Jimie yang sedang memungut buah ditengah dusun. Dari jauh Mama Som melihat telatah Ah Chong dan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. Dia tahu pastinya Ah Chong menawarkan untuk menggunakan tubuh <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. Dia pun sudah dua tiga kali digunakan oleh Ah Chong dengan bayaran tertentu. Dia perlu cakap dengan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> mengenai soal ini. Soal bayaran..<br />Lepas sarapan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> bermenung di beranda dapur sambil melihat ayam dan itik memagut padi yang ditaburkan oleh Mama Som. Fikirannya melayang mengenai tawaran Taukeh Ah Chong semalam. Tawaran untuk mengenakan bayaran untuk melayan lelaki. Menyundallah tu.<br />"Apahal yang <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> menung saja, mama nampak" Tegur Mama.<br />"Tak ada apa Ma" jawab <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>.<br />"Bertengkar dengan Jimie ?" Tanyanya sambil membasuh tangan.<br />"Mana ada"<br />"Hah Jimie mana?"<br />"Ada kat luar tu dengan Abah..buat rancangan nak ke bukit".<br />"<a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> tak suka ke Jimie nak ke bukit tu?"<br />"Bukan tu..<a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> tak kesah... <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> boleh ikut"<br />"Habis <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> menung ni kenapa...mari beritahu mama..mungkin mama boleh tolong" tangannya menarik tangan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> ke meja makan.<br />"Fasal Ah Chong semalam" Mama Som tersengeh.<br />"Emmm dia ajak <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> main ke?"<br />"Mana mama tahu?"<br />"Alah mama dah biasa dengan perangainya tu"<br />"Mama biasa main dengan dia eh?" tanya <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> sambil tersengeh. Mama Som juga turut tersenyum."Berapa dia tawar?" tanya Mama Som. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> angkat <st1:city st="on"><st1:place st="on">lima</st1:place></st1:city> jari.<br />"Em..boleh lah tu" jawab mama berpuas hati dengan harga yang ditawarkan oleh Ah Chong kepada <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>.<br />"<a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> nak ke?" Tanya Mama lagi.<br />"Entah lah ma, <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> pun tak tahu, nanti apa pulak kata Abang Jimie, <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> tak penah buat kerja macam ni, jual tubuh, buat biasa adalah tapi tak pernah pulak kenakan harga.."<br />"<a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> cuba dulu..nanti mungkin <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> suka pulak"<br />"Mama biasa buat ke ni?"<br />"Adalah sekali sekala ketika abah tak ada"<br />"Abah tak tahu ke ma?" tanya <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> lagi.<br />"Mama rasa abah tahu tapi buat tak kesah, dia anggap itu hiburan buat mama"<br />"Mana mama tahu yang abah tahu?"<br />"Satu hari tu, Ah Chong bawak kawan, dia kata abang angkatnya. Abah masa tu, pergi kebun" <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> mendengar dengan penuh minat.<br />"Hari sebelum tu mama dan Ah Chong dah pakat, jadi mama tak ikut abah ke kebun. Tepat pada masanya Ah Chong datang dengan kawannya. Mama tak seronok juga sebab Ah Chong tak pernah bawa kawan. Mama pun tahu masa menjadi suntuk kalau kawan dia ikut sama tapi Ah Chong pujuk juga mama agar mama melayan mereka berdua dengan bayaran sekali ganda."<br />"Habis tu mama layan mereka?" tanya <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>.<br />"Ah Chong bijak memujuk, dia kata sekejap pun tak apa dan dia terus menghulurkan bayaran. Dia kata kawan dia nak merasa orang melayu punya yang bersih di kampung. Banyak melayu di bandar yang manjadi pelacur tetapi mereka sudah tak bersih lagi, banyak penyakit, bahaya" <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> terus mendengar, cerita ni makin seronok pulak.<br />"Habis mama setuju?" <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> menjadi tak sabar.<br />"Mama terima juga akhirnya"<br />"Mereka buat dua-dua serentak?"<br />"Tak, satu-satu"<br />"Cerita lagi ma" pinta <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>.<br />"Mama tanya siapa dulu? Ah Chong jawab kawan dia dulu"<br />"Mama buat kat mana?" Rasa ingin tahu <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> berterusan.<br />"Dalam bilik yang kau orang tidur tulah, segan jugak mama nak bawak masuk bilik tidur kami, rasa bersalah pulak dengan abah sebab dia tak tahu" <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> rasa terangsang, cipapnya rasa berdenyut mendengar cerita mertuanya tu.<br />"Lama tak ma orang tu buat?" tanya <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>.<br />"Memandangkan masa tak banyak, kami tak ada main-main, tapi apabila mama bogel sahaja, orang tu terus sahaja terkam mama. Dia jilat mama sampai mama rasa nak terpancut. Mama tanya dia suka ke jilat tu. Dia kata lama dah dia nak jilat melayu punya tapi tak berani. Mama tanya sedap ke? dia jawab sedap rasa bersih. Lepas puas dia menjilat dia terus sahaja naik atas mama dan henjut mama"<br />"Besar tak ma anunya tu?"<br />"Taklah besar mana..Jimie punya lagi besar"<br />"Lama tak ma?"<br />"Taklah lama sangat, dia henjut lebih kurang lima minit kemudian dia minta mama nonggeng. Mama ikut sajalah. Dia jilat bontot mama beberapa kali sebelum sambung henjut mama"<br />"Ikut bontot ma?"<br />"Tak eh... ikut biasa"<br />"Lama mana pulak ma?"<br />"Itu pun lebih kurang lima minit kemudian dia pancut...banyak juga"<br />"Kalau gitu taklah lama sangat ma"<br />"Memang tak lama, tetapi selepas Ah Chong buat dengan mama, dia minta sekali lagi"<br />"Ah Chong kuat tak ma?"<br />"Ah Chong? emm taklah kuat mana tapi mama sempat pancut sekali dengannya"<br />"Dengan orang tadi mama tak sempat pancut?"<br />"Tak, tapi round kedua mama sepat pancut dua kali..dia main lama selepas dia pancut kali pertama"<br />"Habis macam mana pulak abah tahu yang mama buat dengan Ah Chong"<br />"Petang tu selepas Ah Chong balik, abah balik dengan sebakul buah rambutan. Mama pun hairan sebab masa abah pergi dia tidak bawa bakul tu bersama, tetapi masa dia balik dia bawa bakul pulak. Abah cakap kat mama, tadi dia balik ambil bakul dia nampak lori Ah Chong kat tangga. Dia dengar suara mama berseronok tapi tak apalah buat hiburan katanya."<br />"seronok juga ye ma?" Tanya <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a><br />"Seronok tu memang seronok tapi malam tu Abah henjut mama sampai lima kali. Mama rasa macam nak pengsan."<br />"Abah marah ke tu"<br />"Tidak, abah lepas gian" terdengar suara Pak Dir di pintu dapur. Mama cuma tergelak.<br />"Mama pergi ajak Jimi dan Atan masuk ke dalam, dia orang kata nak sambung kerja semalam di tepi sungai" Mama Som bangun mencium dahi <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> lalu berbisak<br />"Abah nak <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> sekali lagi lah tu"<br />"<a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> tahu ma..kami pun bukan selalu balik kampung ni" balas <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. Mama Som berlalu.<br />Pak Dir duduk di meja makan. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> bangun<br />"Abah nak air?"<br />"Boleh jugak, buatkan abah kopi" <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> membancuh kopi untuk mertuanya.<br />"Rancak benar <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> dan mama bercerita tadi?" tanya Pak Dir.<br />"Saja Bah..cerita orang perempuan..lagi pun lama jugak kami tak balik kampung banyaklah boleh kami ceritakan" Sambil <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> menghidang kopi.<br />"Em sedap kopi ni macam mama buat jugak" Usik Pak Dir.<br />"Anak menantu Bah, kalau tak dapat ikut ibu mertua nak ikut sapa lagi" <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> menuangkan secawan untuk dirinya sendiri.<br />"Emmmmm yeahhhh" suara Mama Som dari dalam bilik.<br />"Mama dah kenalah tu." komen Pak Dir<br />"Atan tekan sekarang..yeahhh tekan dalam-dalam...henjut bontot nenek niee ouuuuhhhh!!!!!" suara mama Som lagi.<br />"Ketat nya nekkkk!!!" kedengaran suara Atan Bunyi Oh dan Ah berterusan dari dalam bilik dengan bunyi henyakan katil.<br />"Boleh tahan juga Atan tu ye" komen Pak Dir.<br />"Macam atuknya juga lah tu" Gurau <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>.<br />Sesudah minum Pak Dir mengajak <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> turun ke tanah. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> memakai sarong dan baju T tanpa lengan itu mengikut saja. Mereka meninggalkan Mama Som, Atan dan Jimie dengan kemeriahan mereka yang tersendiri.<br />"Kita nak ke mana bah"<br />"Marilah ikut abah, kita tengok sesuatu yang special dalam kampung ni"<br />Mereka telah berjalan hampir dua puluh minit meredah hutan. Badan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> berpeluh. Bajunya basah di bahagian dada dan belakang. Jelas kelihatan puting teteknya dan sebahagian buah dadanya yang melekat pada baju yang nipis. Banyak yang dibualkan oleh Pak Dir dengan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> terutamanya kesediaan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> untuk membantu merawat Jimie membaiki balaknya yang hendak dibesarkan dengan Tok Cu Toh.<br />"Berapa hari Abang Jimie kena rawat di sana tu?" tanya <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. sambil mengesat peluh di dahinya dengan bajunya.<br />"Biasanya tiga hari"<br />"Habis apa yang <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> kena buat bah?" tanya <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> lagi.<br />"<a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> kena jadi isteri Tok Cu Toh selama tu"<br />"Isteri?"<br />"Ye lah, <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> kena masak, sediakan makan minum untuk TokCu Toh dan juga Jimie"<br />"<a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> kena tidur dengan dia ke bah?"<br />"Gitulah syaratnya"<br />"Mama dulu kena gitu ke bah?" tanya <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> lagi<br />"Mama pun kena gitu jugalah dan Abah pun kena terima kalau mama nak buat dengan orang selepas pada tu"<br />"Abah tahu ke mama buat dengan Ah Chong?"<br />"Tahu.." jawabnya rengkas.<br />"Patutlah abah tak marah sebab syarat perubatan abah. Mama tahu ke syarat ni?"<br />"Emm dia tak tahu"<br />"Kalau gitu Abang Jimie takleh marahlah kalau <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> nak buat dengan sapa-sapa saja?"<br />Hutan semakin tebal, matahari panas makin redup dek rimbunan pokok besar. Dari celah-celah pokok kelihatan dua orang lelaki dari arah yang berbeza tetapi menju lalun yang sama.<br />"Pak Dir" tegur mereka<br />"Em Rambai , Suji kau pun ada sama" Tegur Pak Dir.<br />"Ni sapa ni Pak Dir" Tanya Rambai sambil matanya merenung tubuh <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> ke atas dan ke bawah.<br />"Menantu aku" Jawab Pak Dir jalan bersama.<br />Tentu <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> di belakang Pak Dir dan dikuti oleh Rambai dan Suji. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> merasakan pahanya bergetah sebab berjalan jauh dalam cuaca yang semakin hangat. Menyesal juga dia sebab tidak memakai seluar dan baju dalam. Tak sangka pulak yang mertuanya akan membawanya berlajan begini jauh. Tiba-tiba mereka berhadapan dengan sebuah anak sungai. Airnya sangat jernih. Pak Dir berhenti seketika.<br />"Emm dalam pulak air ni hari ni" Sungut Pak Dir. "Malam tadi hujan ka hulu <st1:city st="on"><st1:place st="on">sana</st1:place></st1:city> tu" sahut Suji. 'Paras pinggang je Pak Dir" Sambung Rambai.<br />Tiba-tiba mereka berdua membuka seluar masing-masing. Memang mereka tak berbaju dengan kulit yang hitam pekat. Mereka cuma meloloskan seluar sahaja. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> lihat mereka memang tidak berseluar dalam. Dalam hati <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> rasa nak tergelak sebab bukannya dia seorang saja yang tidak berseluar dalam. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> lihat balak dia orang separuh tegang, berjuntai panjang dan besar. Hitam berkilat.<br />"Kau orang lintas dulu" Arah Pak Dir.<br />Pak Dir duduk bersandar di sebatang pokok besar di tepi sungai. Menyalakan rokok daunnya. Memerhati lelaki berdua tu melintas. Memang air hanya paras pinggang.<br />"<a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> boleh melintas air tu?" Tanya Pak Dir.<br />"Boleh Bah" Jawab <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>.<br />"Nak buka baju atau tidak ni" Tanya Pak Dir lagi.<br />"<a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> buka kain sajalah Bah. Air tu tak dalam sangat"<br />"Elok jugak tu nanti tak lah <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> duduk dalam kain basah" dengan itu Pak Dir membuka seluarnya. Berjuntailah balaknya yang besar panjang.<br />"Orang sini anu mereka besar-besar belaka ke bah"<br />"Tu kerja Tok Cu Toh lah tu"<br />"Oooo" <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> juga melepaskan ikatan kainnya. Menyerlahkan tubuh putih dan montok .<br />Pak Dir merenung tubuh menantunya tu dengan ghairah. Balaknya mengembang sedikit. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> sempat memerhatikan perkembangan balak mertuanya itu.<br />"Bangun dia bah?" Gurau <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>.<br />"Emmm patut kita selesai dulu di rumah tadi" jawab Pak Dir<br />"Abah nak ke? Kita buat kat belakang pokok tu" cadang <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>.<br />"Tu dia orang dok tunggu, nanti tak sempat pulak nak tengok pertunjukan tu."<br />"Pertunjukan apa ni bah?"<br />"Nantilah <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> tengok"<br />Pak Dir melangkah masuk ke sungai. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> ikut dari belakang. Terasa sejuk air menyentuh kulitnya sedikit demi sedikit.. Segar rasa badan apa bila masuk air yang dingin begini. Terasa ingin sekali ia untuk terus mandi sahaja, Sampai di tengah sungai <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> membuka bajunya<br />"Bah" Dia memanggil Pak Dir.<br />Pak Dir berpaling melihat <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> yang terlanjang bulat dengan buah dadanya bulat dan tegak. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> mengangkat pakaiannya tinggi dan merendahkan badannya hingga tenggelam seluruh tubuh kecuali tangannya yang memegang pakaian.<br />Pak Dir menanti menantunya timbul kemudian dia terus berjalan mengharungi sungai . <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> mengikutinya dari belakang. Hampir sampai di seberang <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> mengenakan bajunya. Tubuh basah menyebabkan baju itu terus melekat pada badan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. Rambai dan Suji terus memerhati tubuh <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> dari masa menyeberang lagi. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> perasan yang empat mata tu terus tertumpu ke arah tubuhnya tetapi dia buat tak tahu saja. Selepas mengikat kain mereka teruskan perjalanan. Turun disebalik tebing kelihatan sebuah rumah atap rumbia yang kecil sahaja. "Kita dah sampai" Kata Pak Dir.<br /><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> melihat sekeliling, selain rumah atap rumbia tu nampaknya tidak ada lagi yang menarik kecuali kandang lembu dan sedikit kebun sayur dan jagong. Mereka berempat menuruni tebing ke arah rumah tersebut. Di hadapan rumah kelihatan seorang lelaki sedang membelah kayu. Sasa tubuhnya. Dia hanya berseluar pendek. Orang itu berhenti dari kerjanya dan datang mendapatkan Pak Dir dan yang lain. Sampai pada <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> orang tu berdiri dan perhati ke atas dan ke bawah kemudian dia berjalan dapatkan Pak Dir semula. Mereka berbincang seketika. <st1:city st="on"><st1:place st="on">Ada</st1:place></st1:city> kala Pak Dir mengeleng kepala, ada kala orang tu yang mengeleng kepala. Rambai dan Suji terus sahaja mencari bangku yang dibuat dari buluh di anjung rumah dan duduk. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> pula duduk di atas tangga hampir dengan mereka.<br />"Mereka bincang fasal apa tu" Tanya <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>.<br />"Bayaran pertunjukanlah tu" jawab Rambai.<br />"Petunjukan apa?"<br />"Ini pertunjukan special cikk, nanti cik tengok" sambung Rambai lagi.<br />Suji cuma tersengeh. Kemudian Pak Dir datang mendapatkan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>.<br />"Apa hal Bah?" Tanya <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>.<br />" Susah sikit hari ini.. kalau nak tengok pertunjukan itu"<br />"Kenapa bah?" Tanya <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> lagi.<br />"Biasanya kami bayar, RM50 seorang tapi hari ini dia tak nak pulak"<br />"Kenapa?" Tanya <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> lagi.<br />"Dia nak main dengan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> dulu" bisik Pak Dir.<br />Merah padam muka <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. Dalam pada itu kelihatan tersembul perempuan agak rendah dari <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> membimbit sebaldi air dari sungai. Tubuhnya agak montok, buah dadanya berisi, ponggong bulat dan cuma memakai sehelai kain batik lusuh yang basah kuyup. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> memerhati lelaki tuan rumah tu.Berkulit cerah macam orang Cina tetapi berambut kerinting halus macam orang Negro.<br />"Dia nak main dengan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>?"Pak Dir menganggukkan kepalanya.<br />"Abah..apa specialnya pertunjukan ni?"<br />"<a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> nampak perempuan tu?" <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> menganggukkan kepala.<br />"Dia main dengan binatang" Bisik Pak Dir lagi.<br />"Oooo" <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> tak dapat banyangkan bagaimana tetapi matanya bulat sambil tersenyum. Ini dia mesti tengok.<br />Sekali lagi <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> menoleh ke arah lelaki tuan rumah yang sedang menanti. Nampak lebih tampan lagi daripada Muthu di perumahannya.<br />"Bolehlah bah" tersembul jawapan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>.<br />Pak Dir mengangguk kepala kepada lelaki berkenaan. Kemudian semua masuk ke dalam rumah. Isteri orang tu duduk sahaja dekat pintu dapur.<br />Dalam rumah cuma ada satu pelantaian dan satu medan sebagai ruang tamu. Semua bersila di atas tanah di <st1:city st="on"><st1:place st="on">medan</st1:place></st1:city> berkenaan yang di alas dengan daun-daun rimbia yang di anyam. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> bertimpuh di sebelah Pak Dir. Rambai dan Suji menyeluk poket masing-masing dan mengeluarkan duit lalu dihulurkan kepada tuan rumah.<br />Pak Dir berbisik sesuatu kepada <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. Semua mata tertumpu kepada <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> yang bangun berdiri dan berjalan ke tengah ruang. Tuan Rumah menyerahkan wang kepada isterinya yang menyimpannya di celah dinding di belakangnya. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> berdiri di tengah ruang, memandang kepada pak Dir yang bersandar ke dinding. Pak Dir nampaknya memberi isyarat kepada <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> dengan itu <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> membuka bajunya lalu dicampakkan ke tepi. Terserlah buah dada <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> yang bulat membusut. Rambai dan Suji melopong tetapi tidak berganjak dari tempat duduk masing-masing <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> berpaling ke arah tuan rumah dan didapatinya tuan rumah juga telah terlanjang bulat. Seluar pendeknya bulat di sebelah isterinya.<br />"Ohhhhh!!" Keluh <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> melihat balak tuan rumah yang masih belum dikenali namanya itu.<br />Balak yang besar dan panjang itu nampaknya menegang ke hadapan teranguk-angguk kepala yang berkilat. Tuan rumah mengenggam pangkal balaknya dan mengosoknya beberapa kali menyebabkan balaknya mendongak ke atas keras macam batang kayu. Dia melangkah mendapatkan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> ditengah gelanggang. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> membuka ikatan kainnya dengan matanya tidak berkelip melihat balak yang makin hampir dengannya. Terdengar bunyi berdesit dari mulut penontonnya dan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> tidak peduli lagi. Fikiran dan tumpuannya hanya kepada balak yang kini dalam capaiannya. Dia menggengam balak tuan rumah dan berpaling ke arah bapa mertuanya. Sekali lagi Pak Dir menganggukkan kepala.<br /><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> melutut dan diikuti oleh tuan rumah yang menolak <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> untuk berbaring perlahan-lahan. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> tidak mengharapkan sabarang ransangan sebelum bersetubuh dan agak terkejut juga apabila tuan rumah mula menunduk antara dua pahanya dan menjilat cipapnya.<br />"Ohhhh emmmm" Keluh <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>.<br />Tangannya memegang kepala tuan rumah yang terus menjilat dan menghisap kelentiknya. Dari penjuru mata dia melihat dua orang tetamu sedang merocoh balak besar, panjang dan hitam masing-masing dengan seluar mereka terlondeh sampai ke lutut. Tiba-tiba dia merasakan dirinya kian ghairah dan seronok. Mukanya yang putih kelihatan merah dan basah berpeluh. Rambutnya tidak menentu lagi. Hampir dua puluh minit dia terlentang dan terkangkang dihenjut oleh tuan rumah dengan balaknya yang luar biasa panjang dan besarnya.<br />"Oughhhh!!!!!! Oughhhhhh emmmmmmhhhhh!!!!" suaranya terus meninggi. Dia dah klimeks dan klimeks lagi.<br />Pak Dir cuma melihat dengan keghairahan terhadap menantunya yang sedang digumuli oleh tuan rumah. Dia juga meloloskan seluar treknya dan dikeluarkan balaknya yang tidak kurang hebatnya.<br />Apabila <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> dibalikkan untuk disetubuhi secara menyereng kelihatan belakang dan ponggongnya kemerahan berbalam berbekas anyaman rumbia yang menjadi alas perjuangan mereka. Orang itu mengangkat paha kanan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> tinggi sedang <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> mengereng ke kiri. Balak yang besar itu terus sahja menerjah cipapnya dari belakangnya. Ponggong <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> yang bulat dapat merasai bulu lebat yang tidak terurus yang menutupi ari-ari serta bawah perut tuan rumah. Tangannya yang kasar dan keras memegang memeluk <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> dari bawah kepala melalui atas bahu kiri dan terus sahaja meramas buah dada <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> sebelah kanan.<br />Tangan kiri <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> bermain dengan kelentitnya untuk merangsang lagi persetubuhan yang sedang dinikmatinya sekarang, manakala sebelah tangan lagi digunakan untuk memaut ponggong orang itu untuk terus menghayun, menjolok balaknya ke dalam tubuh <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>.<br />Dalam kepayahan sempat <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> melihat Rambai dan Suji terus melancap di hadapannya. Balak mereka yang besar, panjang dan hitam itu kelihatan berkilat basah keras mencanak ke atas melangkaui pusat masing-masing. Di hujung kakinya kelihatan Pak Dir , bapa mertuanya juga mengurut balaknya yang besar panjang. Memang hari ini nasibnya dikelilingi oleh balak yang besar panjang belaka.<br />Orang yang menyetubuhinya mula berhenti, sekali lagi <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> ditelentangkan. Ketika perubahan ini sempat <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> melihat isteri tuan rumah yang sudah tidak berbaju lagi, kainnya terbuka duduk bersandar ke dinding rumah dengan kakinya sedikit terkangkang. sebelah tangannya sedang membelai buah dada dan sebelah lagi sedang membelai cipapnya yang berbulu hitam.<br />Tuan rumah menaiki tubuh <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> sekali lagi. Dia menekan balaknya terus rapat ke dalam menghentak mulut rahim <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> yang keras dan licin di dalam vagina. Cipap <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> yang licin tidak lagi memberikan sebarang rintangan kecuali kelicinan, kehangatan dan kemutan yang meramas batang balak dari masa ke semasa. Tuan rumah menghayun laju. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> tahu yang orang yang menyetubuhinya itu mahu klimeks. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> mengayak ponggongnya memberikan ransangan. Dia juga kian hampir dengan klimeks untuk kali ke..... entah dia pun tak terbilang lagi.<br />"Yeaaahhhhh emmm m bagiii lagiiii...emmmmhhhh, kuat lagiii yeah kuaaaaaattttt!!!!!" jerit <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. Kepalanya terangkat-angkat berselang seli dengan dadanya. Dia klimeks sekali lagi dan tuan rumah juga klimeks dengan memancut banyak ke dalam rahim <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a><br />Das demi das, panas dan melimpah. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> semput nafas, Tangannya terkulai mendepang kiri dan kanan. Tuan rumah juga terkulai ditertiarap di atas tubuh <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. ponggongnya masih lagi menghenjut perlahan-lahan melepaskan pancutannya yang terakhir ke dalam rahim <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> cuma menahan dengan mengangkang. Tidak larat untuk <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> untuk menolak lelaki berkenaan lalu terus dibiarkan balak besarnya berendam sehingga beberapa minit.<br /><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> dapat merasakan balak yang kian mengecil dan orang itu pun menarik balaknya keluar. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> dapat merasakan udara menerjah masuk menyentuh mulut cipapnya yang masih lagi ternganga dan melelehkan air mani. Perlahan-lahan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> bangkit dan mendekati Pak Dir lalu memeluk Pak Dir. Pak Dir memeluk menantunya dengan penuh mesra. Tangannya membelai rambut <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> dan mencium dahi <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>.<br />"<a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> tak apa-apa?" tanya Pak Dir.<br />"Emmmm Abah peluk <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>" Pinta <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>.<br />Kepalanya disandarkan ke dada Pak Dir. Tangannya memeluk pinggang mertuanya dan sebelah lagi terus memegang balak mertuanya yang menjulur ke lantai. Air mani yang ada dalam cipapnya terus meleleh ke atas daun rumbia di bawah ponggongnya.<br />Tuan rumah mendekati <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. Balaknya masih lagi basah berkilat dengan palitan air mani mereka berdua. Dia menghulurkan dua batang lidi kepada <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>.<br />"Cabut satu" pintanya.<br /><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> melihat pada pak Dir. Pak Dir mengangukkan kepalanya. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> mencabut lalu diberikan semula kepada tuan rumah. Tuan rumah mengukur antara lidi yang dicabut dengan lidi yang masih berada di tangannya. Cabutan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> lebih panjang.<br />"Apa tu bah?" tanya <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>.<br />"Pilihan antara kambing dan " terang Pak Dir.<br />Kelihatan isteri tuan rumah bangun dan menaggalkan terus kainnya. Bulunya hitam menutupi cipapnya dan buah dadanya yang bulat berenjut apabila dia melangkah ke tangah gelanggang. Suaminya melangkah keluar melalui pintu dapur.<br />Perempuan itu mendekati Rambai. Tangannya membelai balak Rambai yang tegang beberapa kali kemudian dia mengangkang di atas riba rambai dan memasukkan balak Rambai ke dalam cipapnya. Di henjutnya beberapa kali kemudian dia mencabutnya. Rambai mengeluh. Perkara yang sama juga dibuat kepada Suji. Suji juga mengeluh apabila cipap perempuan itu terangkat dari balaknya.<br /><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> terus memerhati. Pertunjukan ini kian menarik. Perempuan tersebut buat perkara yang sama kepada Pak Dir. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> yang memegang balak mertuanya dari tadi membantu memasukkan balak mertuanya ke dalam cipap isteri tuan rumah. Sambil menghenjut perempuan tersebut membuka paha <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> dan terus menjilat sisa mani yang ditinggalkan oleh suaminya. Di sedutnya dan dijilatnya dengan rakus.<br />"Boleh tahan juga pertunjukan ni bah" komen <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>.<br />Pak dir cuma senyum sambil mengangkat ponggongnya untuk menjolok balaknya ke dalam cipap perempuan tersebut.<br />Beberapa minit suami perempuan itu tercegak berdiri di pintu hadapan bersama seekor kambing hitam yang besar. "Perempuan itu berhenti menghenjut Pak Dir dan bangun ke tengah gelanggang. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> dapat melihat balak kambing tu keluar masuk dari kerandutnya. Merah dan keras.<br />"Kambing tu telah dikurung berminggu-mingu bersendirian disebelah kandang kambing betina. Tengok tu gian sangat dah tu" beritahu Pak Dir.<br />Semua orang diam kecuali suara kambing yang mengebek Perempuan tadi melutut dan membongkok di tengah gelanggang. Kepalanya rapat tunduk ke lantai. Ponggongnya tinggi di udara. Suaminya membawa kambing ke belakang ponggong bininya. Kambing itu mencium cipap bininya dan menjilat-jilat. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> dapat melihat balak kambing tu menjulur keluar semakin panjang. Pangkalnya agak besar dan hujungnya agak halus. Kaki depan kambing tu telah dibungkus dengan kain. Kelihatan kambing itu tak sabar untuk memanjat namun terus dikawal oleh tuannya..<br /><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> dan Pak Dir bergerak ke arah belakang dari kedudukan perempuan itu menongging. di sebelah <st1:city st="on"><st1:place st="on">sana</st1:place></st1:city> juga Rambai dan Suji berbuat yang sama semata-mata untuk mendapatkan pandangan yang lebih baik. Kambing itu kian tidak sabar. Lalu di lepaskan oleh tuannya. Kambing macam sudah biasa mengangkat kakinya ke kiri dan kanan isteri tuannya sambil ponggongnya menghenjut balaknya ke depan. Dua tiga kali <st1:country-region st="on"><st1:place st="on">cuba</st1:place></st1:country-region> masih lagi gagal tetapi cubaannya kali keempat dengan bantuan tuannya balaknya terus masuk ke dalam cipap isteri tuan rumah.<br />"Auuuuu!!!" jerit isteri tuan rumah. Dia mendongak kepalanya dan kedua tangannya memegang kaki hadapan kambing tersebut. Bermulalah persetubuhan antara binatang dan manusia.<br />Kambing yang dikurung berminggu-minggu itu bertindak ganas menikam cipap isteri tuannya tanpa belas ihsan lagi. Hentakannya bertubi-tubi dan gelojoh sekali. Isteri tuannya menjerit dan mengerang tidak henti-henti. sesekali bagaikan dia menahan sakit dan pada ketika lain pulak bagai menikmati pemberian kambing jantan yang besar itu. Kambing itu mengembek dan berdengus . Hidungnya kembang kempes dan hentakan gelojohnya berterusan.<br />Tiba-tiba isteri tuan kambing menjerit kuat<br />"aughhhhhhh!!!!!!" air matanya mengalir.<br />Dia tunduk mengah. Dia klimeks. selang beberapa ketika kambing itu memancutkan air maninya. Banyak menjejeh-jejeh keluar mengalir ke atas daun rumbia.<br />"Auooohhhhhhhhhh!!!!" keluh isteri tuan kambing tu lagi.<br />Namun kambing itu terus sahaja menghenjut sehingga mereka berdua klimeks lagi dan sekali lagi buat kali ketiga baru kambing itu berhenti. Isteri tuan kambing tertiarap kehadapan dan tuan kambing tu manarik kambingnya keluar dari rumah. Balak kambing tu masih lagi berjuntai walau pun tidak sekeras tadi.<br />Sebelum keluar dia berhenti dan menoleh ke arah <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a><br />"Nak rasa?".<br />Muka <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> merah lagi. Dia cukup ghairah melihat pertunjukan yang baru sahaja berakhir. Tanpa disedarinya di melutut ke arah kambing dan menghulur tanganya untuk merasai balak kambing yang masih berjuntai dan meleleh air mani itu. Dia usapnya beberapa kali menyebabkan balak kambing itu keras semula.<br />"Cik puan nak cuba?" tanya orang itu lagi.<br /><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> berundur sambil mengelengkan kepalanya. Tuan kambing itu tersengeh lalu menarik kambingnya keluar. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> lihat isteri tuan kambing masih lagi tertiarap sambil terkangkang. Cipapnya yang tembam kemerahan kelihatan basah berlendir dengan air mani kambing yang terus meleleh keluar.<br />Pak Dir mengambil kain dan dihulurkan kepada <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. Masing-masing mengenakan pakaian dan keluar dari pondok rumbia itu. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> memegang lengan mertuanya sambil berjalan keluar. Matahari sudah condong ke barat menandakan hari telah petang.<br />Ketika merentasi sungai, sekali lagi <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> mandi dengan menyelam sebagaimana dia menyeberang awal tadi, Cuma bezanya kali ini pakaiannya diberikan kepada Pak Dir untuk bawa ke tebing. Dia juga sempat membersihkan cipapnya yang berlumuran mani di dalam sungai. Pak Dir yang menunggu di tebing kelihatan berbincang sesuatu dengan Rambai dan Suji.<br />Apabila <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> naik Rambai dan Suji dah berjalan terlebih dahulu. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> mengenakan pakaianya.<br />"Rasa macam mana sekarang?"<br />"Segar sikit bah" jawab <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a><br />"Kita ke dusun kejab" Jelas Pak Dir lalu membawa jalan melalui semak.<br />Rupanya tempat mereka pergi tadi tidak jauh dari dusun mereka. Di dangau kelihatan Rambai dan Suji sedang melepak sambil makan rambutan.<br />"Cepatnya mereka bah" tegur <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a><br />"<a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> boleh tahan lagi ke?" tanya Pak Dir.<br />"Kenapa bah?"<br />"Mereka berdua tu nak kan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>" Jelas Pak DIr<br />"Dah sampai ke sini tak tahan pun kena tahan jugak lah" jawab <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>.<br />Dia tahu yang lelaki berdua tu dari tadi giankan tubuhnya, apatah lagi selepas menonton pertunjukan yang dibuatnya dan pertunjukan isteri tuan rumah sebentar tadi. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> berhenti melangkah dan berpaling ke aras mertuanya yang berada di belakang.<br />"Abah tak nak ke?" tanya <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>.<br />"<a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> bagi kat dia orang dulu, lepas tu kita tengok macam mana" Ulas Pak Dir.<br />Keghairahan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> kembali lagi. Ransangan yang dijanakan oleh pertunjukan manusia dan kambing tadi sudah cukup memberangsangkan tetapi hakikat yang dia akan disetubuhi oleh dua balak yang besar, panjang menambahkan lagi ransangan tersebut. Dia merasakan cipapnya berair semula. Terasa juga dadanya berdebar untuk berhadapan dengan orang berdua ni.<br />Apabila hampir dengan dangau, <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> berhenti seketika. Rambai dan Suji naik bersila ke atas memberi laluan untuk <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> turut naik. Pak Dir cuma duduk di pintu dengan kakinya berjuntai di tanah.<br /><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> membuka baju dan kainnya lalu dilipat untuk di jadikan alas kepala. Lalu dia merapat kepada Rambai dan Suji. Tangannya menjamah pipi kedua-duanya.<br />"Silakan bang" mendengarkan pelawaan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>, Rambai dan Suji cepat-cepat membuka seluar masing-masing. Terus sahaja tersembul balak yang keras mencanak.<br /><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> terus menggenggam kedua-duanya sekali, melurutnya beberapa kali dan mula menjilat satu persatu. Kelihatan dihujung balak hitam cecair jernih yang meleleh. Rambai dan Suju berdiri di atas lutut dan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> terus menghisap balak mereka berselang seli. Mereka berdua menggigit bibir menahan kenikmatan yang diberikan oleh <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. Mereka tidak menyangka dengan membayar RM50 seorang kepada PakDir dapat mereka merasa tubuh montok menantunya ini yang baru balik bercuti ke kampung.<br />Rambai tidak peduli hari ini dia hangus duit torehan getah yang dikumpul selama seminggu. Bininya di rumah tidak pernah menghisap balaknya. Bininya hanya tahu membuka kangkang dan tahan sahaja. Tapi hari ini lain. hari yang bertuah dalam hidupnya. Balaknya yang hitam pekat tu dihisap oleh perempuan yang putih merah ni. Perempuan yang berisi di dada dan ponggong ni walau beribu ringgit pun dia sanggup bayar untuk hisap balaknya dan bersetubuh dengannya. Tapi hari ini dengan hanya RM50 dia dapat merasa tubuh gebu ini.<br />Suji mula menolak <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> untuk menelentang. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> berhenti menghisap lalu berundur mengambil tempatnya. Suji merangkak naik ke atas tubuhnya.. Kelihatan mereka berdua macam tahi cicak. Hitam dan putih.<br />Namun Suji belum bersedia untuk menyetubuhi <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. Dia mula menghisap buah dada <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> dengan rakus. Puas di buah dada Suji mula menjalar ke bawah. Tangannya yang sedari tadi menggenggam cipap <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >imah</span></a> dengan ibu jarinya menguis-nguis alur cipap tersebut kini mula menguak buka alur tersebut untuk dihulurkan lidahnya menjilat dan menerokai cipap yang kelihatan masih merah akibat terokaan tuan rumah tempat mereka berkumpul tadi.<br /><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> bagai di awangan apabila cipapnya dijilat. Nafasnya berdengus-dengus. Perutnya menjadi kembang kempis. Namun dia terus sahaja menghisap balak Rambai yang penuh dalam mulutnya. Tangan Rambai pula yang bermain dengan buah dadanya.<br />Pak Dir mengeluarkan rokok daunnya lalu digulungnya. Balaknya keras di dalam seluar. Dia juga tidak tahan dengan segala rangsangan yang dia terima hari ini tetapi dia perlu bersabar. Habis budak-budak tu selesai dengan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> mungkin dia pulak akan mendapat gilirannya. Dia turun dari dangau dan berjalan ke dalam dusunnya. mungkin baik juga kalau dia mengutip durian yang gugur. Dia menghala ke sungai sambil menyedut rokoknya.<br />Matahari kian tergelincir. Tarasa juga perutnya keroncong. Di tariknya dahan rambutan yang rendang yang penuh dengan buah. Di patahkan lalu dibawanya dengan tangkai dan daun. Dipetiknya sebiji lalu dimakannya sambil berjalan. Emm tentu <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> juga lapar. Kesian jugak budak tu baru semalam balik ke kampung, hari ini dah teruk dikerjakan oleh budak kampung ni dan tentu dia sendiri pun. Pak Dir melangkah ke dangau semula.<br />"Auuuughhhhhh !!!!! Augggghhhhh!!!!! Aaaaaaaaa!!!!!! uhh!! Aaaaaaaa!!!!!!" Dari jauh dah kedengaran suara <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> menjerit. Pak Dir mempercepatkan langkah.<br />Sampai di dangau Pak Dir lihat <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> dikerjakan oleh Rambai dan Suji serentak. Rambai terlentang dengan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> di atasnya manaka Suji mendatanginya dari belakang ke dalam lubang bontotnya. Pak Dir jelas dapat melihat dua balak besar terbenam dalam dua rongga <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. Serangan mereka juga nampaknya ganas dan mereka benar-benar melepaskan gian masing-masing yang terpendam sejak pagi tadi. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> mendongak bertongkat dengan lengan di kiri dan kanan kepala Rambai dan Suji dengan ganas menikam dan terus menikam dengan laju ke dubur <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>.<br />"Yyaaa!!!yaaaa!!!! yaaaa !!! lagiiii!! lagiiiiii biar koyak...biar luas ..kuat lagiiii kuatttt oughhhh!!!!! hayun balak kau orang tuuu lajuuu lagiii lajuuuu emhhhhhhh!!!!! bagi aku pancut sekali lagiiii yeahhhhh dahhh yeahhhh sikit lagiii lajuuuuuuuuu!!!!!!" <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> merepek.<br />Rambai jugak mengerang<br />"Ya Kak aku pancuuuuuuttt niiiii!!!!!!" Dia klimeks<br />"Aku pun pancuuut dalam bontot kauuuuuuu!!!!! betina sundallllll ouhhhh yeahhh!!! yeahhhh!!! yeahhhh!!!!!" Jerit Suji sambil memancutkan air maninya berdecut-decut dalam dubur <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>.<br />Pak Dir tak tahan dia keluarkan balaknya lalu mengurutnya perlahan-lahan. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> tertiarap atas tubuh Rambai manakala Suji mencabut balaknya dengan sedikit bunyi pop dan terus terlentang ke belakang. Balak Rambai yang besar terus terendam dan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> masih belum bersedia untuk mencabutnya. Biarlah ia terendam hangat di dalam tubuhnya buat seketika.<br />Pak Dir dapat melihat mani Suji yang meleleh keluar dari bontot menantunya ke atas buah zakar Rambai dan seterusnya meleleh ke atas tikar. Perlahan-lahan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> bangun. Rambai tersengeh puas. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> mencabut balak yang terbenam dalam tubuhnya dan terus bersandar ke dinding. Kakinya lurus terkangkang. Air mani terus meleleh dari kedua-dua rongga tubuhnya.<br />Dia tersenyum kepada mertuanya yang sedang memakan buah rambutan. Peluh meleleh di seluruh tubuhnya. Bau tubuhnya juga bercampur baur dengan bau tubuh Rambai dan Suji apatah lagi seluruh pondok dangau tersebut berbau dengan bau air mani. Rambai memakai seluar dan diikuti oleh Suji. Masing-masing menyeluk saku seluar dan menghulurkan RM50 kepada <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a>. Tercengang seketika tetapi <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> mengambilnya dan diletakkan dilantai sebelahnya. Dalam masa beberapa minit sahaja Suji dan Rambai hilang ke dalam hutan. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> merangkak mendapatkan mertuanya. Mengambil rambutan dan memakannya.. Penat dan lapar.<br />Pak Dir kesian melihat menantunya. Mereka harus balik ke rumah sekarang.<br />"Kita balik Mah" kata Pak Dir.<br />Tanpa banyak bicara <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> mengumpulkan kain dan bajunya. menyarungkan baju dan mengenakan kain batik menutup semula tubuh mongel, putih dan lebam di beberapa tempat.<br />Pak Dir mengatur langkah. Di tangannya membimbit tangkai rambutan. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; display: inline;font-size:inherit;color:black;" >Imah</span></a> mengekori dari belakang. Pahanya melekit dengan air mani yang masih meleleh dari kedua-dua rongga tubuhnya. Jalannya juga agak mengengkang sedikit. Lututnya agak lemah. Dia masih terasa seolah-olah dua balak yang mengisi rongga tubuhnya masih ada di situ. Namun pengalamannya mengajar yang perasaan itu hanya bersifat sementara sahaja. Kalau dia gigihkan diri berjalan, keadaan akan menjadi seperti sedia kala juga.<br /><br />Di rumah Mama Som sedang membasuh pinggan yang baru digunakan untuk makan tengah hari oleh Atan dan Jimie. Dia juga merasa melekit di antara dua pahanya. Air mani masih meleleh perlahan dari dua rongga tubuhnya. Dia mesti cepat sebab Jimie dan Atan menunggu di dalam untuk meneruskan kerja mereka yang mereka mulakan sejak pagi tadi.<br />Esok Jimie akan ke bukit. Bila di sana dia kena berpuasa daripada menyentuh perempuan sepanjang masa rawatannya. Biarlah hari ini dia melepaskan kehendaknya sepenuh hati. Mama Som akan melayannya.<o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span style=""><o:p> </o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span lang="EN-GB"><o:p> </o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span lang="EN-GB"><o:p> </o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span lang="EN-GB"><o:p> </o:p></span></span></p> </div><span style="font-size:100%;"><br /></span></div></div></div></div> <div id="footer-wrapper"> </div> </div></div> <!-- placeholder for image --> </div> <script type="text/javascript" src="widgets/3280415284-widgets.js"></script> <script type="text/javascript"> _WidgetManager._Init('http://www.blogger.com/rearrange?blogID=6238638763400341316', 'http://ceritalucahmelayu.blogspot.com/','6238638763400341316'); _WidgetManager._SetPageActionUrl('http://www.blogger.com/display?blogID=6238638763400341316', 'ugdjJt3rkcI815HrewYwwvvwWxs:1230661303173'); _WidgetManager._SetDataContext([{'name': 'blog', 'data': {'title': 'cerita lucah...NASIB IMAH', 'pageType': 'index', 'url': 'http://ceritalucahmelayu.blogspot.com/', 'homepageUrl': 'http://ceritalucahmelayu.blogspot.com/', 'pageName': '', 'pageTitle': 'cerita lucah...NASIB IMAH', 'encoding': 'UTF-8', 'isPrivate': false, 'languageDirection': 'ltr', 'feedLinks': '\74link rel\75\42alternate\42 type\75\42application/atom+xml\42 title\75\42cerita lucah...NASIB IMAH - Atom\42 href\75\42http://ceritalucahmelayu.blogspot.com/feeds/posts/default\42 /\76\n\74link rel\75\42alternate\42 type\75\42application/rss+xml\42 title\75\42cerita lucah...NASIB IMAH - RSS\42 href\75\42http://ceritalucahmelayu.blogspot.com/feeds/posts/default?alt\75rss\42 /\76\n\74link rel\75\42service.post\42 type\75\42application/atom+xml\42 title\75\42cerita lucah...NASIB IMAH - Atom\42 href\75\42http://www.blogger.com/feeds/6238638763400341316/posts/default\42 /\76\n\74link rel\75\42EditURI\42 type\75\42application/rsd+xml\42 title\75\42RSD\42 href\75\42http://www.blogger.com/rsd.g?blogID\0756238638763400341316\42 /\076', 'meTag': '\74link rel\75\42me\42 href\75\42http://www.blogger.com/profile/01700807773018869106\42 /\76\n', 'openIdOpTag': '\74link rel\75\42openid.server\42 href\75\42http://www.blogger.com/openid-server.g\42 /\76\n', 'latencyHeadScript': ''}}]); _WidgetManager._SetSystemMarkup({'layout': {'varName': '', 'template': '\74div class\75\47widget-wrap1\47\76\n\74div class\75\47widget-wrap2\47\76\n\74div class\75\47widget-wrap3\47\76\n\74div class\75\47widget-content\47\76\n\74div class\75\47layout-title\47\76\74data:layout-title\76\74/data:layout-title\76\74/div\76\n\74a class\75\47editlink\47 expr:href\75\47data:widget.quickEditUrl\47 expr:onclick\75\47\46quot;return _WidgetManager._PopupConfig(document.getElementById(\\\46quot;\46quot; + data:widget.instanceId + \46quot;\\\46quot;));\46quot;\47 target\75\47chooseWidget\47\76\74data:edit-link\76\74/data:edit-link\76\74/a\76\n\74/div\76\n\74/div\76\n\74/div\76\n\74/div\076'}, 'quickedit': {'varName': '', 'template': '\74div class\75\47clear\47\76\74/div\76\n\74span class\75\47widget-item-control\47\76\n\74span class\75\47item-control blog-admin\47\76\n\74a class\75\47quickedit\47 expr:href\75\47data:widget.quickEditUrl\47 expr:onclick\75\47\46quot;return _WidgetManager._PopupConfig(document.getElementById(\\\46quot;\46quot; + data:widget.instanceId + \46quot;\\\46quot;));\46quot;\47 expr:target\75\47\46quot;config\46quot; + data:widget.instanceId\47 expr:title\75\47data:edit-link\47\76\n\74img alt\75\47\47 height\75\04718\47 src\75\47http://img1.blogblog.com/img/icon18_wrench_allbkg.png\47 width\75\04718\47/\76\n\74/a\76\n\74/span\76\n\74/span\76\n\74div class\75\47clear\47\76\74/div\076'}, 'all-head-content': {'varName': 'page', 'template': '\74data:blog.latencyHeadScript\76\74/data:blog.latencyHeadScript\76\n\74meta expr:content\75\47\46quot;text/html; charset\75\46quot; + data:page.encoding\47 http-equiv\75\47Content-Type\47/\76\n\74meta content\75\47true\47 name\75\47MSSmartTagsPreventParsing\47/\76\n\74meta content\75\47blogger\47 name\75\47generator\47/\76\n\74link href\75\47http://www.blogger.com/favicon.ico\47 rel\75\47icon\47 type\75\47image/vnd.microsoft.icon\47/\76\n\74data:blog.feedLinks\76\74/data:blog.feedLinks\76\n\74data:blog.meTag\76\74/data:blog.meTag\76\n\74data:blog.openIdOpTag\76\74/data:blog.openIdOpTag\76\n\74b:if cond\75\47data:page.isPrivate\47\76\n\74meta content\75\47NOINDEX,NOFOLLOW\47 name\75\47robots\47/\76\n\74/b:if\076'}}); _WidgetManager._RegisterWidget('_BlogArchiveView', new _WidgetInfo('BlogArchive1', 'sidebar',{'main': {'varName': '', 'template': '\74b:if cond\75\47data:title\47\76\n\74h2\76\74data:title\76\74/data:title\76\74/h2\76\n\74/b:if\76\n\74div class\75\47widget-content\47\76\n\74div id\75\47ArchiveList\47\76\n\74div expr:id\75\47data:widget.instanceId + \46quot;_ArchiveList\46quot;\47\76\n\74b:if cond\75\47data:style \75\75 \46quot;HIERARCHY\46quot;\47\76\n\74b:include data\75\47data\47 name\75\47interval\47\76\74/b:include\76\n\74/b:if\76\n\74b:if cond\75\47data:style \75\75 \46quot;FLAT\46quot;\47\76\n\74b:include data\75\47data\47 name\75\47flat\47\76\74/b:include\76\n\74/b:if\76\n\74b:if cond\75\47data:style \75\75 \46quot;MENU\46quot;\47\76\n\74b:include data\75\47data\47 name\75\47menu\47\76\74/b:include\76\n\74/b:if\76\n\74/div\76\n\74/div\76\n\74b:include name\75\47quickedit\47\76\74/b:include\76\n\74/div\076'}, 'flat': {'varName': 'data', 'template': '\74ul\76\n\74b:loop values\75\47data:data\47 var\75\47i\47\76\n\74li class\75\47archivedate\47\76\n\74a expr:href\75\47data:i.url\47\76\74data:i.name\76\74/data:i.name\76\74/a\76 (\74data:i.post-count\76\74/data:i.post-count\76)\n \74/li\76\n\74/b:loop\76\n\74/ul\076'}, 'menu': {'varName': 'data', 'template': '\74select expr:id\75\47data:widget.instanceId + \46quot;_ArchiveMenu\46quot;\47\76\n\74option value\75\47\47\76\74data:title\76\74/data:title\76\74/option\76\n\74b:loop values\75\47data:data\47 var\75\47i\47\76\n\74option expr:value\75\47data:i.url\47\76\74data:i.name\76\74/data:i.name\76 (\74data:i.post-count\76\74/data:i.post-count\76)\74/option\76\n\74/b:loop\76\n\74/select\076'}, 'interval': {'varName': 'intervalData', 'template': '\74b:loop values\75\47data:intervalData\47 var\75\47i\47\76\n\74ul\76\n\74li expr:class\75\47\46quot;archivedate \46quot; + data:i.expclass\47\76\n\74b:include data\75\47i\47 name\75\47toggle\47\76\74/b:include\76\n\74a class\75\47post-count-link\47 expr:href\75\47data:i.url\47\76\74data:i.name\76\74/data:i.name\76\74/a\76\n\74span class\75\47post-count\47 dir\75\47ltr\47\76(\74data:i.post-count\76\74/data:i.post-count\76)\74/span\76\n\74b:if cond\75\47data:i.data\47\76\n\74b:include data\75\47i.data\47 name\75\47interval\47\76\74/b:include\76\n\74/b:if\76\n\74b:if cond\75\47data:i.posts\47\76\n\74b:include data\75\47i.posts\47 name\75\47posts\47\76\74/b:include\76\n\74/b:if\76\n\74/li\76\n\74/ul\76\n\74/b:loop\076'}, 'toggle': {'varName': 'interval', 'template': '\74b:if cond\75\47data:interval.toggleId\47\76\n\74b:if cond\75\47data:interval.expclass \75\75 \46quot;expanded\46quot;\47\76\n\74a class\75\47toggle\47 expr:href\75\47data:widget.actionUrl + \46quot;\46amp;action\75toggle\46quot; + \46quot;\46amp;dir\75close\46amp;toggle\75\46quot; + data:interval.toggleId + \46quot;\46amp;toggleopen\75\46quot; + data:toggleopen\47\76\n\74span class\75\47zippy toggle-open\47\76\46#9660; \74/span\76\n\74/a\76\n\74b:else\76\74/b:else\76\n\74a class\75\47toggle\47 expr:href\75\47data:widget.actionUrl + \46quot;\46amp;action\75toggle\46quot; + \46quot;\46amp;dir\75open\46amp;toggle\75\46quot; + data:interval.toggleId + \46quot;\46amp;toggleopen\75\46quot; + data:toggleopen\47\76\n\74span class\75\47zippy\47\76\n\74b:if cond\75\47data:blog.languageDirection \75\75 \46quot;rtl\46quot;\47\76\n \46#9668;\n \74b:else\76\74/b:else\76\n \46#9658;\n \74/b:if\76\n\74/span\76\n\74/a\76\n\74/b:if\76\n\74/b:if\076'}, 'posts': {'varName': 'posts', 'template': '\74ul class\75\47posts\47\76\n\74b:loop values\75\47data:posts\47 var\75\47i\47\76\n\74li\76\74a expr:href\75\47data:i.url\47\76\74data:i.title\76\74/data:i.title\76\74/a\76\74/li\76\n\74/b:loop\76\n\74/ul\076'}}, document.getElementById('BlogArchive1'), {'languageDirection': 'ltr'}, 'displayModeFull')); _WidgetManager._RegisterWidget('_ProfileView', new _WidgetInfo('Profile1', 'sidebar',{'main': {'varName': '', 'template': '\74b:if cond\75\47data:title !\75 \46quot;\46quot;\47\76\n\74h2\76\74data:title\76\74/data:title\76\74/h2\76\n\74/b:if\76\n\74div class\75\47widget-content\47\76\n\74b:if cond\75\47data:team \75\75 \46quot;true\46quot;\47\76\n\74ul\76\n\74b:loop values\75\47data:authors\47 var\75\47i\47\76\n\74li\76\74a expr:href\75\47data:i.userUrl\47\76\74data:i.display-name\76\74/data:i.display-name\76\74/a\76\74/li\76\n\74/b:loop\76\n\74/ul\76\n\74b:else\76\74/b:else\76\n\74b:if cond\75\47data:photo.url !\75 \46quot;\46quot;\47\76\n\74a expr:href\75\47data:userUrl\47\76\74img class\75\47profile-img\47 expr:alt\75\47data:photo.alt\47 expr:height\75\47data:photo.height\47 expr:src\75\47data:photo.url\47 expr:width\75\47data:photo.width\47/\76\74/a\76\n\74/b:if\76\n\74dl class\75\47profile-datablock\47\76\n\74dt class\75\47profile-data\47\76\74data:displayname\76\74/data:displayname\76\74/dt\76\n\74b:if cond\75\47data:showlocation \75\75 \46quot;true\46quot;\47\76\n\74dd class\75\47profile-data\47\76\74data:location\76\74/data:location\76\74/dd\76\n\74/b:if\76\n\74b:if cond\75\47data:aboutme !\75 \46quot;\46quot;\47\76\74dd class\75\47profile-textblock\47\76\74data:aboutme\76\74/data:aboutme\76\74/dd\76\74/b:if\76\n\74/dl\76\n\74a class\75\47profile-link\47 expr:href\75\47data:userUrl\47\76\74data:viewProfileMsg\76\74/data:viewProfileMsg\76\74/a\76\n\74/b:if\76\n\74b:include name\75\47quickedit\47\76\74/b:include\76\n\74/div\076'}}, document.getElementById('Profile1'), {}, 'displayModeFull')); _WidgetManager._RegisterWidget('_HeaderView', new _WidgetInfo('Header1', 'header')); _WidgetManager._RegisterWidget('_NavbarView', new _WidgetInfo('Navbar1', 'navbar')); _WidgetManager._RegisterWidget('_BlogView', new _WidgetInfo('Blog1', 'main')); </script>Don Carloshttp://www.blogger.com/profile/04730135461159300754noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2267716371389977902.post-30761378929922437422008-12-29T17:13:00.000-08:002008-12-29T17:26:18.952-08:00Pendapatan Sambilan<p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">Kisah kehidupan baru ku bermula apabila aku dan suami ku telah<br />berpindah ke sebuah taman perumahan separuh mewah iaitu di Taman Maluri<br />Ini terjadi apabila suami ku telah mendapat kerja tetap di sebuah<br />syarikat swasta dan berhasrat untuk cuba hidup berusaha tanpa<br />bergantung lagi dengan keluarga.</span></p> <p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">Di taman perumahan itu, kedudukan rumah kami adalah di kawasan yang<br />agak hujung dari deritan blok-blok bangunan perumahan itu. Keadaan<br />sunyi di kawasan perumahan baru ini telah menimbulkan keadaan tenteram<br />kepada kami berdua. Maklumlah berjiran dengan pelbagai bangsa dan<br />budaya terutamanya jiran di sebelah kiri dan kanan rumah kami adalah<br />bangsa Cina yang berada dari yang kami nampak kerana kereta mereka yang<br />serba mewah. Dalam seminggu pun susah kami nak bertegur sapa kerana<br />mereka sibuk dengan pekerjaan masing-masing.</span></p> <p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">Berbalik kepada diri ku pula, aku seorang wanita melayu yang berumur<br />baru 25 tahun. Tinggi ku lebih kurang 165cm dan berbadan yang agak<br />menarik iaitu potongan badan 36,26,38 yang menjadikan aku menjadi<br />perhatian lelaki yang mempunyai mata-mata yang jalang terhadap badan<br />ku. Namun itu dapat ku tutupi dengan pakaian ku yang sentiasa berbaju<br />kurung dan memakai tudung apabila setiap kali keluar rumah. Namun kami<br />masih lagi merancang belum mahukan anak buat masa itu disebabkan niat<br />kami untuk mengukuhkan kedudukan ekonomi dahulu dan aku telah disyorkan<br />oleh suami ku untuk mengambil jarum suntikan merancang supaya tidak<br />mengandung.</span></p> <p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">Setelah sebulan tinggal di perumahan tersebut kami telah mula<br />membeli barangan perabot dengan cara ansuran.. Begitu juga pelbagai<br />barangan elektrik yang lain seperti tv, peti ais, mesin basuh dan<br />sebagainya. Gaji suami ku masih lagi cukup untuk membayar semua<br />hutang-hutang tersebut. Namun beberapa bulan selepas itu kedudukan<br />ekonomi kami menjadi goyah sedikit disebabkan syarikat tempat kerja<br />suami ku telah mengalami kerugian dan telah membuang beberapa orang<br />pekerja.. Nasib baik suami ku tidak tersenarai pembuangan tersebut<br />tetapi cuma diturunkan gajinya. Aku telah menyuarakan hasrat kepada<br />suami ku untuk mencuba nasib dalam jualan langsung iaitu pergi rumah ke<br />rumah dalam kawasan perumahan tersebut. Bahkan waktu kerja suami ku<br />yang pergi pagi dan balik pada waktu malam kerana terpaksa overtime<br />telah memberi ruang kepada ku untuk berniaga mencari duit lebih. Malah<br />tengah hari pun suami ku takkan pulang ke rumah dan hanya berbekal<br />makanan yang ku buatkan padanya setiap pagi.</span></p> <p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">Pada suatu hari di waktu petang, aku telah mencuba nasib pergi ke<br />blok perumahan sebelah kiri yang terletak agak jauh beberapa blok dari<br />rumah ku. Jam di tangan menunjukkan pukul 5.15 petang. Di dalam hati ku<br />berkata masih ada banyak masa lagi untuk menyambut suami ku pulang yang<br />kebiasaannya balik sekitar jam 10:00 atau 11:00 malam. Di luar pintu<br />pagar rumah yang terletak di hujung sekali itu telah terbuka luas. Ku<br />lihat ada dua buah kereta mewah. Aku pun memberanikan diri untuk masuk<br />ke dalam pagar untuk memberi salam dengan lebih dekat lagi. Aku sangka<br />rumah ini ada dua keluarga yang tinggal. Pasti mereka akan termakan<br />ayat-ayat pujukan yang telah ku sediakan untuk memujuk mereka membeli<br />barangan yang ku jual sama ada secara tunai atau hutang bulanan.<br />“Assalammualaikummmâ€, suara lembut ku kedengaran berkumandang di<br />depan pintu rumah itu. Waalaikumusalam, kedengaran suara garau<br />seorang lelaki.</span></p> <p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">Tidak lama selepas itu ada seorang lelaki yang berbadan tegap tanpa<br />baju cuma berseluar pendek membuka pintu. Aku tersentak sedikit melihat<br />rupanya yang handsome dan bulu dadanya yang agak lebat dan telah<br />menimbulkan keadaan seram sejuk di badan ku. Namun keadaan itu tetap<br />dapat ku elakkan dengan memberikan senyuman yang agak menawan. Lalu<br />lelaki itu pun bertanya kepada ku tujuan ku itu dan menerangkan bahawa<br />dia tinggal bujang di sana. Boleh saya masuk sekejap? A'ah, kata ku<br />seperti mengharapkan sesuatu.</span></p> <p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">Lelaki itu pun mempelawa aku duduk di kerusi sofa di ruang tamu. Dia<br />memperkenalkan namanya <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Azman</a>. Aku pun membuka beberapa kataloq barangan<br />dengan tambahan ayat-ayat manis kepadanya untuk memujuk dia membeli.<br />Dia meminta untuk membuatkan aku air minuman walaupun aku membantah.<br />Sebenarnya tekak ku memang kering ketika itu kerana penat dan asyik<br />bercakap dari tadi. Sebelum ke dapur lelaki itu telah singgah ke dalam<br />bilik seperti mengambil sesuatu dan selepas itu barulah dia ke dapur<br />membuatkan aku minuman oren. Rupanya lelaki itu telah membangunkan<br />kawannya yang sedang tidur untuk meminta pil khayal dan menyuruh dia<br />bersedia dengan kamera digitalnya untuk satu projek dan<br />memerintahkannya jangan keluar bilik dulu sehingga dia memanggil.</span></p> <p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">Silalah minum puan, kata <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Azman</a> mempelawa ku merasa minuman yang<br />dibuatnya. Untuk mengambil hati lelaki itu aku pun minum air oren itu<br />tanpa menyedari bahawa ianya telah dicampur dengan pil khayal tersebut<br />yang akan membawa padah dan permulaan detik hitam kepada diri ku.<br />Dengan beberapa kali teguk saja terus habis segelas dan lelaki itu<br />telah mengisikan lagi segelas air oren yang ada di jag tanpa menunggu<br />lama gelas ku kosong. Lalu aku menyambung lagi promosi barang-barang ku<br />itu. Tangan ku seperti menarik untuk meminum lagi segelas air yang<br />telah dituang itu hingga habis. Mungkin itu adalah kesan dari pil<br />khayal yang dicampurkan di dalam minuman oren tadi.</span></p> <p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">Aku sempat melihat jam di tangan ku menunjukkan pukul 6:00 petang.<br />Tidak lama kemudian penglihatan ku seperti berbayang-bayang dan gelas<br />yang ku pegang seperti ada dua. Ku lihat <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Azman</a> seperti mengukir<br />senyuman kepada ku. Tapi rasa kepala ku cukup berat untuk membalas<br />senyumannya. Mula-mula gelas yang ku pegang pun jatuh ke sofa tempat ku<br />duduk. Tangan ku seperti tidak lagi mampu ku angkat. Badan ku terasa<br />berat dan tidak lama selepas itu aku pun jatuh terbaring di sofa<br />separuh sedar. Kedengaran selepas itu suara <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Azman</a> yang bersuara garau<br />itu memanggil kawannya yang berada di dalam bilik tadi yang telah siap<br />sedia dengan kameranya. Razak! Razak! keluarlah cepat. Kita dah<br />dapat mangsa ni, <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Azman</a> bersuara.</span></p> <p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">Razak telah pun mula merakam keadaan ku yang tengah khayal terbaring<br />di atas sofa sambil tangan ku seperti meronta-ronta memegang tudung<br />kepala ku. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Azman</a> tanpa berlengah terus mengucup bibir ku dengan<br />rakusnya sekali. Mulanya aku melawan kucupannya. Tapi lama kelamaan aku<br />pula seperti bertindak membalas kucupan rakusnya itu walaupun hati ku<br />tidak berniat untuk membuat perkara itu. Tangan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Azman</a> terus liar<br />meramas buah dada ku yang kental dari luar baju kurung ku. Dari sebelah<br />buah dada ku ke sebelah dada ku habis di ramasnya seperti mencari<br />sesuatu barang yang hilang tenggelam di pasir. Buah dada ku pula<br />seperti disuruh terus saja tegang kerana terangsang dengan<br />sentuhan-sentuhan tersebut.. Walaupun hakikatnya aku memang sukakan<br />keadaan sex yang ganas. Tetapi tidak dapat diberikan oleh diri suami ku<br />yang selalu kepenatan bila pulang dari kerja dan kadang kala sampai<br />seminggu langsung tidak memberi nafkah batin kepada ku. Aku pula ketika<br />ini tiada dapat melawan lelaki yang sasa itu dan hanya bertindak<br />menurut saja kemahuannya kerana terlalu hayal dengan minuman yang<br />diberikan tadi. Aku merasakan lebih baik bekerjasama dengan mereka dan<br />mendapat sama kenikmatan daripada melawan mereka yang ternyata aku<br />sendiri pun tidak mampu melawannya.</span></p> <p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">Razak melarang <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Azman</a> supaya daripada membuka tudung ku sehingga<br />projek mereka ini selesai.. Baju kurung ku terus saja dilucutkan dengan<br />ganasnya dan telah menampakkan ke dua buah gunung ku yang telah mekar<br />indah dengan tegangnya seperti terkeluar pada bra saiz 34a yang ku<br />pakai. Inilah petua rahsia ku agar buah dada ku sentiasa tegang dengan<br />memakai bra yang bersaiz lebih kecil dari buah dada ku yang bersaiz 36<br />itu. Lelaki sasa itu kemudian menurunkan bra ku ke bawah buah dada ku.<br />Maka ketika itulah terpecahlah rahsia kewanitaan ku yang selama ini ku<br />simpan hanya untuk suami ku saja seorang. Keadaan ini menjadikan buah<br />dada ku menjadi lebih tegang lagi. Seperti bayi kehausan, <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Azman</a> terus<br />menghisap kedua-dua belah puting buah dada ku dan aku pula merasa<br />kenikmatan yang sungguh sedap yang tidak dapat ku rasakan sebelum ini<br />bersama suami ku.</span></p> <p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">Aku dapat rasakan badan ku menjadi kejang dan seluar dalam ku mula<br />basah dengan air nikmat hingga aku terjerit kecil menahan kerakusan<br />hisapan dan gigitan di puting susu ku itu. Kemudian <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Azman</a> telah<br />melucutkan seluar dalam ku. Keindahan puki ku yang tembam dengan<br />bulunya yang agak lebat itu mula semakin menarik nafsu <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Azman</a>.. Si Razak<br />pula tak henti-henti terus merakamkan detik-detik tersebut. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Azman</a> tanpa<br />berlengah terus menukar sasarannya ke atas kelentit ku. Dia<br />menggetel-getel kelentit ku itu dengan lembut sekali. Ini menjadikan<br />nafsu ku semakin meningkat lagi. Kemudian <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Azman</a> terus mengisap kelentit<br />ku dengan manjanya. Sesekali dia mengigit manja, punggung ku pasti akan<br />terangkat menahan kenikmatan tersebut. Dalam separuh sedar itu aku<br />bersuara meminta <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Azman</a> memasukkan balaknya yang dari tadi sudah tegang<br />memuncak. Fuck me please, fuck me now <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Azman</a>, rayu ku menahan<br />kesedapan.</span></p> <p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Azman</a> terus membuka seluar pendeknya yang tanpa berseluar dalam itu.<br />Aku terkejut melihat balaknya yang panjangnya 8 inci dan besarnya 3<br />inci itu. Kepala balaknya juga merah seperti cendawan tumbuh mekar<br />selepas hujan. Badan ku direbahkan di kerusi sofa itu dan kedua belah<br />kaki ku terkangkang hingga hampir mencecah ke dua buah dada ku yang<br />tegang itu. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Azman</a> terus mengeselkan kepala balaknya ke alur bibir puki<br />ku. Dia mula menekan kepala balaknya masuk ke lubang puki ku yang<br />sempit itu. Walaupun puki ku sudah banyak dibasahi oleh air nikmat ku,<br />namun balaknya masih agak sukar untuk menembusi puki ku. Maklumlah<br />masih sempit lagi. Ini kerana balak suami ku yang agak kecil dan cuma 4<br />inci panjangnya saja berbanding balak <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Azman</a>. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Azman</a> terus mencuba lagi<br />sedikit demi sedikit memasukkan balaknya. Aku rasa puki ku seperti<br />terbuka menerima kehadiran balak yang besar itu.</span></p> <p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Azman</a> menarik kembali balaknya yang baru separuh tenggelam di dalam<br />lubang nikmat ku itu. Kemudian dia menyorong kembali balaknya sehingga<br />hampir tenggelam mencecah ke bijinya. Dia mula menggayakan aksi sorong<br />tariknya dengan perlahan-lahan. Mulut ku pula tak henti-henti merenggek<br />bunyi kesedapan setiap kali balak <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Azman</a> disorong tarik. Laju lagi<br /><a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Azman</a>, akak nak terpancut lagi niiii. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Azman</a> pun terus melajukan<br />dayungannya hingga aku terpancut lagi buat kali kedua. Saat itu tidak<br />dipersiakan oleh Razak untuk terus merakamkan aksi-aksi kami yang<br />semakin hangat.</span></p> <p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">Kemudian aku disuruh membuat aksi menonggeng dan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Azman</a> membalun puki<br />ku dari belakang. Kemasukkan batangnya yang besar itu ku sambut dengan<br />kemutan puki ku bertalu-talu agar kami lebih merasa kenikmatan yang<br />teramat sangat. Kemutan demi kemutan dan puki ku yang amat ketat itu<br />menjadikan aksi sorong tarik <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Azman</a> semakin bertambah ganas. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Azman</a><br />seperti tahu kehendak nafsu ku yang berkehendakan persetubuhan secara<br />kasar selama ini.. Di dalam hati ku berkata, Inilah cara bersetubuh<br />yang keinginkan selama ini. Dan buat kali ketiga aku memancutkan air<br />nikmat ku lagi diiringi oleh hentakkan balak <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Azman</a> yang padu. Selesai<br />aku terpancut kali ketiga dan air nikmat ku masih lagi menitis-nitis<br />dari lubang puki ku, <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Azman</a> terus menukar lagi aksi kami. Kali ini dia<br />duduk di sofa dan aku duduk mencangkung di atas balaknya. Dengan segera<br /><a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Azman</a> menarik punggung ku rapat ke balaknya. Aku terjerit kecil menahan<br />tujahan itu.</span></p><p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">arhhhh, arghhhh, "Fuck me like a slut" Mulut ku tak<br />henti-henti melafazkan ayat kenikmatan hasil balak <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Azman</a> yang<br />mengetatkan lubang puki ku itu. Punggung ku terus turun naik turun naik<br />ke atas balak <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Azman</a>. Kali ini aku pula yang melajukan ayunan punggong<br />ku ketika ku rasakan air nikmat ku hendak terpancut lagi. Sebanyak dua<br />kali lagi puki terpancut dengan aksi begini hinggakan membasahi balak<br /><a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Azman</a>. Titisan-titisan air nikmat ku ini pasti dirakam oleh Razak.<br />Namun tudung dikepala ku masih lagi tidak disuruh tanggalkan oleh<br />Razak. Part beginilah yang dikehendaki olehnya yang mahukan seorang<br />wanita bertudung tengah duduk berdayung dan terpancut nikmat di atas<br />balak lelaki.</span></p> <p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">Setelah hampir sejam membuat aksi-aksi persetubuhan ini, akhirnya<br /><a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Azman</a> membaringkan semula aku di sofa itu. Kini kaki ku di kangkangkan<br />seluas-luasnya. Balaknya terus ditujah ke dalam puki ku. Ku rasa <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Azman</a><br />semakin hampir kepada kemuncak pancutanya. Dinding puki semakin merasa<br />geselan demi geselan dari balaknya itu. Kemutan puki ku juga semakin<br />rancak yang menandakan aku juga hendak terpancut lagi. Tujahan-tujahan<br />keras dan bertenaga dari <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Azman</a> tidak dapat ku bendung lagi. Razak<br />sempat mengarahkan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Azman</a> memancutkan ke muka ku kerana katanya lebih<br />cantik lagi kerana aku masih memakai tudung itu untuk dirakamkan. Dalam<br />beberapa kali sorong tarik yang padu dari balak <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Azman</a> itu, aku telah<br />terpancut lagi air nikmat ku yang sungguh sedap itu. Dan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Azman</a> juga<br />mencabut balaknya dari puki ku lalu ditujukan ke muka ku dan akhirnya<br />lebih sepuluh kali ledakkan air maninya terpancut keseluruh muka ku<br />hingga membasahi separuh tepi tudung dekat muka ku itu. Sehingga habis<br />hingga ke akhir aliran air maninya juga dilapkan dengan menggunakan<br />tudung ku.</span></p> <p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">Aku berasa sungguh puas persetubuhan ku kali ini walaupun hati ku<br />berasa takut diketahui oleh suami ku keadaan tudung ku yang basah<br />dengan air mani <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Azman</a> yang banyak tadi. Pening kepala ku pun<br />beransur-ansur hilang kesan aksi-aksi kami itu tadi. Melihat aku yang<br />telah sedar sepenuhnya, si Razak telah menggugut aku dengan pita<br />rakaman yang telah dirakamnya tadi supaya aku merahsiakan perkara ini.<br />Jika tidak dia akan menyebarkan pita rakaman itu seluruh kawasan<br />perumahan tersebut. Aku pun bersetuju kerana takut diketahui perbuatan<br />ku ini oleh suami ku dan kepada kenalan ku di seluruh taman perumahan<br />tersebut. Pasti akan membawa sesuatu bencana kepada diri ku kata ku<br />dalam hati jika tidak memberi kerjasama kepada mereka. Mereka berjanji<br />tidak akan menyebarkan pita tersebut dan akan menyimpannya sebagai<br />koleksi peribadi mereka dan aku pula disuruh berjanji akan terus<br />melayan mereka apabila diperlukan.</span></p> <p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">Setelah persetujuan dicapai, si Razak menceritakan bahawa dia adalah<br />seorang producer wayang-wayang lucah dan bekerjasama dengan salah satu<br />syarikat wayang lucah di Amerika. Si <a href="http://portalskandal.blogspot.com/">Azman</a> itu pula adalah salah<br />seorang pelakon lelakinya. Kemudian aku dibawa naik ke tingkat atas<br />rumah tersebut untuk melihat sendiri bilik studio yang baru siap<br />dibina. Ada tiga buah bilik sederhana yang telah dihias indah dan<br />sebuah bilik yang luas dan besar yang masing-masing telah lengkap<br />dengan lampu studio untuk rakaman.</span></p> <p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">Razak menawarkan aku berlakon di sana dan aku akan mendapat banyak<br />balak yang akan memuaskan nafsu ganas bersetubuh ku itu. Dia juga<br />berjanji akan memberikan aku bayaran yang tinggi iaitu RM10,000.00 bagi<br />sebuah filem yang akan dihasilkan jika menerimanya. Dan filem tersebut<br />hanya akan dipasarkan di Amerika dan Eropah sahaja. Aku menjadi serba<br />salah dibuatnya. Aku perlu memikirkan risikonya jika aku enggan<br />menerima tawaran tersebut. Jika enggan aku takut pita rakaman tadi akan<br />di hebohkan, suami ku pula pasti akan menceraikan ku dan semua jiran<br />perumahan akan memandang serong kepada ku. Tetapi jika aku menerimanya,<br />aku akan dapat wang ganjaran yang lumayan, juga dapat banyak balak yang<br />pasti akan memuaskan puki ku dan gelora nafsu ku yang selama ini ku<br />pendam.</span></p> <p style="font-family: arial;"><span style="font-size:100%;">Aku pun akhirnya bersetuju dengan syarat-syarat tersebut dan yang<br />pasti suami ku tidak akan tahu akan hal ini. Kami akhirnya<br />menandatangani satu kontrak perjanjian tersebut bersama-sama tanda<br />persetujuan mutlak. Yang pasti aku diberitahu bahawa imej ku memakai<br />tudung semasa lakonan itu nanti mesti dikekalkan untuk menghasilkan<br />filem-filem yang sangat panas dan hebat.</span></p>Don Carloshttp://www.blogger.com/profile/04730135461159300754noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2267716371389977902.post-77555585187454882132008-12-29T16:43:00.000-08:002008-12-29T17:03:41.571-08:00Salmah Kembali Menyundal<div id="contactDetails" class="nomap" style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;"><br /></span></div><span style=";font-family:arial;font-size:100%;" ><br /></span><p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Berapa” Tanya <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> kepada penjual ayam.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Sepuluh ringgit saja” jawab taukeh ayam.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> menghulurkan duit sepuluh ringgit dan berlalu dengan<br />membimbit beg plastik yang berisi ayam. Ketika berpusing , <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a><br />terlanggar seseorang lalu terjatuh plastik ayamnya. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> tunduk<br />mengambil ayamnya di atas simen market. Pada ketika yang sama seorang<br />lelaki turut tunduk untuk menolongnya memungut beg plastiknya.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Maafkan saya” sapa lelaki tersebut. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> mengangkat mukanya.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Abang Din” Sahut <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a>.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">Lelaki tu cuma tersenyum. Mereka sama-sama berdiri.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Abang dari mana ni?” Tanya <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a>.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Miri kita berbual ditempat lain” Lelaki berkenaan berpusing dan diikuti oleh <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a>.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">Fikiran <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> bercelaru. Abang Din yang sedang diikutinya ini<br />adalah bekas “pengurus”nya semasa “bekerja” di ibu kota dulu.<br />“Kontrak”nya semasa dia bekerja dulu,dia akan dibenarkan berhenti<br />bekerja setelah berumur 35 tahun dan sekarang <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> sudah berumur 38<br />tahun. Bererti dia telah berhenti bekerja dengan Abang Din 3 tahun<br />dulu. Mereka sampai di warong makan dan memilih untuk duduk di bawah<br />payong yang terjauh daripada orang lain. Abang Din terus tersenyum<br />merenung <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> yang duduk di hadapannya.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Macam mana abang Din boleh sampai ke sini?” Tanya <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a>.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;"><br /></span> </p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Kau masih cantik macam dulu jugak <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a>…… kau buat apa sekarang?” Tanya abang Din.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Biasalah bang ..balik kampung kena kerja cara kampung. Mah menjahit<br />baju di rumah. Cara Kampung bang…nak cari rezeki yang halal” Abang Din<br />cuma tersenyum.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Udahlah Mah ,jangan cakap fasal halal haram… kita ni nak hidup.<br />Abang datang ni pun fasal cari makan juga ini….Mah pun tahu kan.”</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Mah tahu bang….. lapan tahun bang… Mah kerja dengan abang” Suasana senyap seketika.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Kau dah kawin ke Mah” <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> cuma senyum sinis.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Siapa nakkan Mah ni bang…Mah pun tak berani nak terima kalau ada<br />orang minat pun…Mah takut orang tahu kerja Mah dulu tu…kut-kut ada<br />antara mereka yang pernah melanggan Mah dulu. Rioh sekampung”</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Takkan ada kat dalam kampung ni”</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;"><br /></span> </p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Mana tahu bang…..Mah sendiri pun mana ingat siapa yang melanggan<br />Mah atau tidak….. Kadang-kadang Mah rasa macam kenal saja, apatah lagi<br />kalau orang tu asyik senyum kat Mah”</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Apa kata kalau hari ini kau ikut aku ke Bandar” Pintas Abang Din.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Buat apa bang…abang nak suruh Mah buat kerja tu lagi ke?”</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Tidaklah gitu…. Abangkan manusia yang pegang pada janji…Ha… abang<br />dah lepaskan kau dulu… maka lepaslah tapi kali ini anggaplah kita ada<br />hubungan sosial saja bukan urusniaga.” <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> bermenung seketika.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Kita ke rumah Mah dululah bang…kat rumah mah tu pun bukannya ada orang…. biar Mah tukar baju dan hantar ayam ni dulu”</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Elok juga lain kali boleh aku ke rumah kau pulak”Jawab abang Din sambil bangun.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">Dia meninggalkan wang di atas meja sebagai bayaran minuman yang mereka minum.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Hah Dol kau pun ada?” tanya <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> pada Dol yang sedang menanti di kereta.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Hai Kak …lama tak jumpa” <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> masuk dalam kereta di tempat duduk belakang.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“kau kerja dengan abang Din lagi” Tanya <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> kepada Dol.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Alah Kak……. Abang Din ni baik…dia jaga saya dari kecik lagi..lagi<br />pun saya dapat apa yang saya suka kalau kerja dengan abang Din<br />ni..heh……” sambil tergelak. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> fahamlah tu apa yang dia suka tu.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">Perempuan lah apa lagi. Sekarang ni budak Dol ni merupakan orang<br />kanan Abang Din lah..Body-guard sesuai dengan badannya yang besar dan<br />sasa. Abang Din cuma tersengeh.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Arah mana kak?”tanya Dol.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Kau jalan terus..sampai simpang sana kau belok kiri”</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">Kereta proton Perdana menderu menyusuk ke dalam kampung. Melalui<br />kawasan sawah dan dusun. Rumah di sini masih lagi jauh-jauh antara satu<br />sama lain. Dengan berlatar belakangkan banjaran bukit, kawasan<br />perkampungan ini sungguh tenang.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Masuklah bang…Dol….”</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> terus ke dapur menyimpan ayam yang dibelinya ke dalam peti<br />ais lalu terus menuangkan air teh sejuk yang sedia ada dalam peti ais<br />ke dalam gelas lalu di bawa keluar. Abang Din berdiri dipintu memerhati<br />keadaan sekeliling kampung. Memang rumah <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> ni jauh dari rumah<br />orang. Dol duduk bersandar di sofa. Mata Dol tajam menerjah ke dalam<br />bukaan baju <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> yang menyerlahkan sebahagian dari buah dadanya<br />apabila <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> menghidangkan air.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Akak ni masih cantik macam dulu” Puji Dol.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Aku pun kata begitu jugak tadi… kadang kala menyesal aku lepaskan dia dulu….. hilang perigi mas aku”</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Abang dengan Dol ni sama saja…kalau nakkan barang orang tu asyik<br />memuji sajalah tu. Mah rasa perkataan abang dengan Dol ni sama saja<br />untuk semua ayam abang yang kat bandar tu… jemput minum bang” Sambil<br />melabuhkan ponggongnya yang bulat ke atas sofa.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">Abang Din turut duduk di sofa dan Dol menghirup air yang dihidangkan.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Yang abang beria-ia mengajak Mah ke bandar tu buat apa?” Sambil meletakkan gelas minuman Abang Din bersandar semula.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Aku sebenarnya rindukan kau ni….bila aku berjumpa dengan kau tadi”</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Maksud abang… abang nak pakai Mah?”</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Aku tahu kau memang cepat faham….hah…..” sambil tergelak.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“A.. a.. kak…. Dol pun rindukan akak”</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> faham benar mengenai nafsu serakah manusia berdua ini.<br />Sebenarnya dia sendiri pun macam terpanggil apabila bertembung dengan<br />abang Din tadi. Memang dah tiga tahun dia tidak merasa balak sejak<br />“bersara” dari perkhidmatannya dengan Abang Din.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Tak payahlah ke bandar bang….. kat sini saja lah” sambut Imah.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">Bulat mata Abang Din dan Dol.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Boleh ke Mah?” tanya Abang Din.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Abang nak sekarang ke?” tanya <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a>.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Kalau boleh apa salahnya…adik aku dalam seluar ni pun rasa macam garang je ni”</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Dah gian lah tu” Gurau <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> sambil bangun berjalan ke pintu.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">Sampai di pintu dia menoleh ke arah Dol.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Dol masukkan kereta ke belakang rumah” Pinta <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a>.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">Dol bergegas bangun dan turun tangga. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> terus memerhati dipintu.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Abang tak nak mandi dulu ke?” tanya <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> lagi.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Lepas nantilah mandi” Abang Din dah mula membuka bajunya.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Lamanya si Dol ” <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> bagaikan tak sabar.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">Tiba-tiba Dol menjengah di sisi rumah</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Hah bawak kasut tu naik ke dalam” Dol mengikut dan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> masih memerhati ke sekitar jalan ke rumahnya.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">Memang lengang tidak kelihatan seorang manusia pun yang ada. Setelah<br />puas hatinya yang tidak ada orang yang akan datang ke rumahnya <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a><br />menutup pintu rumah. Apabila dia menoleh ke belakang sudah bersedia dua<br />lelaki yang dulunya sentiasa menjamah tubuhnya tak tentu masa dalam<br />keadaan semula jadi tanpa seurat benang lagi.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Emm cepatnya” Sambil memegang tangan lelaki berdua tu ke dalam bilik.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">Esah mengayuh basikalnya perlahan-lahan di atas batas padi. Bimbang<br />takut terjatuh pula ke dalam sawah yang kebetulan sedang penuh dengan<br />air dan padi yang baru di tanam. Janda muda ni membimbit beg plastik<br />yang berisi kain yang baru dibelinya di bandar. Dia perlu ke rumah<br /><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> untuk menjahit baju dengan cepat memandangkan dua hari lagi dia<br />akan menghadiri kenduri kawannya di kampung sebelah. Kalau dia terjatuh<br />bererti habislah kotor kain yang baru dibelinya tu.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Auhhhhhhh bangggg nikmatnyaaaaaaa!!!!!!”Keluh <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a>.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">Balak Abang Din menikam tenggelam dalam cipap <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> yang tidak<br />pernah diterokai sesiapa dalam masa 3 tahun ini. Rindu dan giannya pada<br />balak lelaki tidak terkata lagi.Kalau dulu semasa dia menyundal dapat<br />merasakan berbagai jenis balak berkali-kali dalam sehari tetapi selepas<br />balik ke kampung perigi cipapnya menjadi kering kontang terbiar tidak<br />diusik sesiapa. Abang Din mula menyorong tarik dengan tenang. Sebagai<br />bapak ayam dia cukup mahir untuk memuaskan nafsu perempuan. Dia tahu<br />walaupun perempuan yang dijaganya mendapat balak daripada pelanggannya<br />setiap hari tetapi mereka tetap menanti balaknya untuk mendapatkan<br />kepuasan sebenar dalam seks. Kebanyakan pelanggan mementingkan diri<br />sendiri,mereka mementingkan kepuasan diri dan hanya menggunakan sahaja<br />perempuan yang meraka sewa tanpa mengambil kira kepuasan pasangannya.<br />Bagi kebanyakan pelanggan, perempuan yang mereka sewa hanyalah alat<br />untuk memuaskan nafsu mereka bukan untuk keseronokan bersama.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">Esah menyorong basikalnya masuk ke lorong rumah <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a>. Hatinya<br />terasa keciwa apabila melihat pintu rumah <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> tertutup, namun<br />apabila melihat tingkapnya terbuka dia gagahkan hati untuk mencuba,<br />kalau-kalau <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> ada di dapur. Sabaik sahaja hampir dengan tangga<br />Esah membuka mulut untuk memberi salam.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Yeahhhhh banggg kuat lagiiiiiiiiii……Mah nak sampaiiiiii nieeee…… ahh.. ahhhh…. ahhhh……. aughhhhh!!!!!!”</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">Esah tidak jadi memanggil. Mulutnya ternganga. Darahnya berderau.<br />Lututnya lemah. Dia tahu bunyi tu. Dia boleh banyangkan apa yang <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a><br />sedang lakukan. Dia giankan bunyi tu. Dah dua tahun dia bercerai dengan<br />suaminya yang merengkok di penjara kerana dadah. Esah melangkah<br />perlahan mencari akal. Dia melihat keliling. Tak ada orang. Dia pergi<br />ke bawah rumah <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a>. Memang bunyi <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> mengerang menjadi-jadi.<br />Bunyi katil berenjut juga menjadi-jadi. Dia merasakan cipapnya<br />terangsang. Dia mencari lobang untuk diintainya.Tiada.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Ah!!!! Ah!!!!! Ahhhhh!!!!! Aaaaaaaah!!!!!! pancut bang……Mah tahan<br />nie……… biar sampai sama-sama haaahhhhhhhhhh auhhh!!!! yeah!!!!<br />yeahhhh!! yeahhhh!!!!!!!!!!” suara <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> meninggi.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">Esah terus melilau,bagai kucing jatuh anak mencari lobang untuk<br />diintainya ke dalam bilik <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a>. Masih juga tidak berjaya. Kemdian<br />terlintas satu jalan untuk dicubanya. Dia melangkah ke dapur. Dia<br />perasan ada sebuah kereta besar di hadapan pintu dapur. Perlahan-lahan<br />dia membuka pintu dapur. Perasaannya lega apabila mendapati pintu itu<br />tidak berkunci. Dia membukanya dan terus menutupnya kembali. Diletaknya<br />plastik kain di atas meja makan,dia berjengket-jengket menuju ke bilik<br />tidur <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a>. Di hadapan pintu bilik kelihatan bersepah pakaian lelaki<br />dan pakaian <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> sendiri. Bagaikan seorang mata-mata gelap yang ingin<br />menangkap seorang penjenayah dia mendekatkan mata ke pintu bilik yang<br />terbuka luas. Kelihatan seorang lelaki yang berkulit hitam manis sedang<br />menunjah balaknya yang besar panjang dengan lajunya ke cipap <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a><br />yang sedang mengangkang lebar dengan lututnya yang berlipat rapat<br />hampir ke dadanya. Dari kedudukannya Esah dapat melihat balak hitam<br />telah pun terpalit dengan cecair putih keluar dan masuh cipap <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a>.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Ye banggggggggggg sekaranggggggg!!!!!!!!!” jerit <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a>.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">Ketika itu Esah melihat cecair mani memancut keluar dari cipap<br /><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> setiap kali balak hitam itu di tarik keluar.Melimpah dan meleleh<br />turun melalui salur ke bawah duburnya dan membentuk satu tompokan di<br />atas cadar biru laut. Henjutan lelaki tu berhenti selepas beberapa<br />ketika. Sekali lagi air mani membuak keluar apabila balak hitam itu<br />dicabut keluar. Cipap <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> ternganga buat seketika dan air mani terus<br />melelah. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> meluruskan kakinya dan terus terkangkang lebar. Lelaki<br />berkulit hitam itu bangkit. Kelihatan peluh yang bermanik di<br />belakangnya meleleh turun ke ponggong. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> kelihatan menarik nafas<br />panjang-panjang. Buah dadanya yang menggunung dan mukanya kelihatan<br />berminyak dengan peluh. Rambutnya kelihatan tidak menentu. Wajahnya<br />mencerminkan kepuasan yang tidak terhingga.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">Tanpa di duga kelihatan lelaki lain yang berkulit cerah melangkah<br />dari sudut yang tidak dapat dilihat oleh Esah sebelum ini. Pastinya<br />lelaki ini tadi duduk di kerusi solek yang terlindung dari padangan<br />Esah. Lelaki hitam tadi pula hilang dari pandangan… tentunya duduk di<br />kerusi solak yang diduduki oleh lelaki yang berkulit cerah ni. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a><br />kelihatan tersenyum apabila lelaki berkulit cerah melutut naik ke atas<br />katil diantara dua pahanya. Mata Esah bagaikan terbeliak melihat balak<br />orang ini,jauh lebih besar daripada lelaki tadi. Hampir sembilan inci<br />agaknya. Bukan sahaja panjang tetapi besar pula. Kelihatan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a><br />menarik bucu cadar dan mengelap cipapnya yang kelihatan banyak cecair<br />di situ. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> menggenggam balak yang bakal diterimanya. Emmm<br />kelihatan cukup segenggam penuh.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Makin besar si Dol ni bang berbanding dulu” Komen <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a>.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Dia kuat makan…latihan juga cukup..”j awab lelaki tadi dari tempat duduknya.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Aughhh!!!” Terkeluar suara <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> apabila balak besar itu terus meneroka cipapnya yang licin sampai ke pangkal.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Ohhh…… ketatnya Kak” Keluh lelaki berkulit cerah.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> terus mengangkat lututnya sekali lagi.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Henjut Dol..henjut biar akak puas”</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">Dol mula menghenjut. Kelihatan cecair yang ada dalam cipap <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a><br />terus meleleh keluar setiap kali Dol menarik balaknya keluar. Esah<br />merasakan cipapnya juga mengeluarkan cecair. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> dah pancut<br />berkali-kali menyebabkan Esah yang mengendapnya juga tak tahan lagi.<br />Dia mula membuka ikatan kain sarong yang dipakainya lalu melangkah ke<br />dalam bilik <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a>. Abang Din terkejut pada mulanya tetapi melihat<br />perempuan yang separuh bogel melangkah masuk dia terus berdiri dan<br />menyambut tangan perempuan itu lalu dibawanya ke katil.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Kak, Esah tak tahan lagi kak” <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> juga turut terkejut namun dia<br />mengukir senyum sambil menganggukkan kepala kepada Abang Din menandakan<br />OK.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">Abang Din membuka baju-T Esah dan seterusnya pakaian dalam.<br />Kelihatan seluar dalam merah jambu yang dipakainya basah di antara dua<br />pahanya. Esah terus berbaring di sebelah <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> dan Abang Din terus<br />mendatanginya.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Ouuuuuuhhhhhh!!!!!! Kak ….nikmatnyaaaaa!!!!!!” Balak Abang Din terus rapat sampai ke pangkal.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">Suara <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> dan Esah bersahut-sahutan hingga ke tangah hari. Mereka<br />bergilir, mereka bertukar, mereka mencari kepuasan demi kepuasan.<br />Selepas terlelap tengah hari itu, Esah dan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> masuk dapur memasak<br />ala kadar. Selepas makan mereka sambung lagi hingga ke petang. Esah<br />sampai ke rumah hampir senja.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">Dua hari kemudian kelihatan Esah dengan baju baru yang dijahit oleh<br /><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> menaiki Proton Perdana menuju ke ibu kota. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> melambaikan<br />tangan. Esah membalasnya. Umur Esah baru 28 tahun bererti dia akan<br />berkhidmat untuk Abang Din sebagai ayam dagingnya selama 7 tahun lagi.<br />Tak tahu berapa banyak balak yang akan dirasainya dan sebanyak mana<br />pula air mani yang akan ditadahnya. Misi Abang Din masuk kampung<br />mencari ayam baru nampaknya berjaya. Esah yang kehausan selama ini akan<br />terubat kekosongan itu. Dan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a>……… hanya menanti ketibaan Abang Din<br />dan Dol sekali sekala menjenguknya di kampung. Mengisi periginya yang<br />sentiasa kontang. Mungkin…… kalau ada jodoh dia juga akan mencari<br />sorang suami buat teman hidup dikala tua.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">Selepas tiga empat tahun, tidak seorang pun pelanggannya akan<br />mengingati wajahnya lagi. Mereka semua mementingkan diri sendiri dan<br />manusia memang mudah lupa.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Bila kau balik Esah?” Tanya <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a>.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Semalam kak” Jawab Esah yang kelihatan ceria dengan blaus warna perang dan seluar slek kemas. Rambutnya kini di potong pendek.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Seronok kerja dengan Abang Din?” tanya <span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span> lagi sambil menuangkan air dari teko ke dalam cawan.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Biasalah kak, akak pun tahu kerja ni, kadang kala seronok dan<br />kadang kala mengecewakan tetapi terpaksa tunjuk seronok jugak…nak ambil<br />hati pelanggan”</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Jemput minum Sah” Pelawa <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a>.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Kau tak kena orientasi ke Sah?” tanya <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> lagi.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">Hampir terbelahak Esah apabila mendengar pertanyaan tu.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“kena kak..teruk Esah dibuatnya… Esah rasa macam jalan tak betul dua tiga hari” <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> tersengeh mendengar cerita Esah.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">Dia faham benar, kalau bekerja dengan Abang Din, setiap ayam<br />jagaannya akan melalui orientasi tertentu. Dia masih ingat lagi, ketika<br />dia mula tiba di ibu kota dulu, Abang Din mengurungnya dalam bilik<br />beberapa hari. Ketika itu dia hanya digunakan oleh Abang Din seorang<br />sahaja. Siang malam, tak tentu masa. Masa tu <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> merasakan bagai<br />sedang berbulan madu sahaja. Tetapi pada satu malam tiba-tiba sahaja<br />dia didatangi oleh lima lelaki dari berbagai bangsa. Walau pun dia<br />telah mengetahui tentang kerjanya dari rakan-rakan yang lain tetapi dia<br />sebenarnya tidak menjangkakan akan didatangi oleh lelaki berbagai<br />bangsa lima orang dalam satu masa. Mahu tak mahu dia terpaksa melayan<br />mereka habis-habisan sampai pagi. Leguh kangkangnya tidak usah nak<br />cerita. Apabila menjelang pagi, tubuhnya menjadi kain buruk, lembek tak<br />bermaya. Cipapnya melekit dan sentiasa melelehkan mani yang dipancutkan<br />ke dalamnya bertubi-tubi. Masa tulah dia kenal balak kulup, hitam<br />cerah, besar kecik, lama sekejap. Perkara yang paling menyakitkannya<br />ialah apabila benggali yang ada bersamanya malam tu melunyai bontotnya<br />berkali-kali, malahan dia yang terakhir meninggalkan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> pada pagi<br />itu dengan rodokan bontot yang paling power sekali yang dialaminya.<br />Apabila Abang Din masuk biliknya <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> masih tertiarap dengan mani<br />meleleh dari lubang duburnya bercampur dengan mani lain yang terus<br />meleleh dari cipapnya di bawah ke atas tilam.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Kau kena berapa orang Sah” tanya <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> lagi.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">Esah cuma mengangkat tangan dengan menunjukkan enam jari. Emmm enam orang lah tu. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> cuma tersenyum.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Sekarang ni kau dah pandai melayan pelanggan lah ni?”</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Alah Kak… ayam baru… ramailah pelanggan…. cuti ni pun Abang Din tak<br />bagi cuti panjang. Esok saya dah kena balik, nanti rugi perniagaan”</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Kumpulkan harta Sah… tapi jaga kesihatan…. jangan lupa untuk makan<br />makjun ke …. air akar kayu ke… semua tu membantu menyegarkan tubuh<br />badan…. pelanggan suka… kita pun sihat”</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Abang Din pun pesan jugak.. malahan dia pun turut perkenalkan saya dengan pembekal ubat-ubatan tu”</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">Jauh di sebuah rumah di kaki bukit kelihatan dua lelaki separuh umur sedang berbual di laman rumah lama yang tersergam besar.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Aku rasa dah sampai masanya aku kahwin semula” Sani menghembuskan asap rokok ke udara.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Apahal pulak … tiba-tiba nak kawin ni” Tanya Kassim sambil meletakkan akhbar di atas meja kopi dihadapannya.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Aku rasa aku tak mahu lagi ke bandar setiap kali aku nak lepaskan<br />gian pada perempuan. Lagi pun anak lelaki aku pun dah besar-besar<br />belaka kecuali Jiman saja yang masih sekolah. Itu pun setahun dua lagi<br />berangkatlah dia ke mana-mana tu. Masa tu tinggal aku sorang-sorang”</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Elok juga cadangan kau tu.. ada calon ke ?”</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Kau ingat tak pagi tu…perempuan yang aku tunjukkan pada kau tu…”</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Yang mana satu?”</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Alah masa kat pasar tu… dia sedang beli ayam kemudian dia terlanggar dengan seorang lelaki”</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Ahhhh ye… aku ingat… tapi aku ingat wajah dia tu macam biasa aku tengoklah… tapi di mana ye?”</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Dia tu duduk di hujung baruh sana, baru balik ke kampung ni…. dia tu tukang jahit… janda”</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Emmm… kalau yang tu… kira OK… solid juga.. aku pun berkenan”</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Maaf sikit… kalau kau nak cari yang lain… Esah tu pun janda juga… solid juga.. hah kau ambil lah dia”</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Esah dekat tali air tu?”</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Ahah… Esah mana lagi yang janda dalam kampung… kan dah dua tahun<br />dia bercerai sebab suaminya masuk penjara kerana dadah.. aku pasti dia<br />tu tengah gian lelaki habis punya”</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Hummmh kalau Esah tu… mana ada kat kampung ni lagi…… dah hampir sebulan berhijrah ke bandar…. aku dengar kerja kilang ke apa”</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Sapa nama perempuan tu?”</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Mengikut Pak Mat yang jaga kebun aku tu… namanya <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a>.”</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“<a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a>…. emmmm aku rasa pernah jumpa…. ”</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">Kassim terus berfikir seorang diri. Memang mereka berdua kaki<br />perempuan. Kalau giankan perempuan mereka akan ke bandar melanggan mana<br />yang patut. Namun aktiviti mereka ni tidak diketahui oleh anak-anak<br />mereka. Kassim dan Sani dah sepuluh tahun menduda dan nampaknya mereka<br />seronok dengan cara begitu sehinggalah Sani mengemukakan idea barunya<br />untuk berkahwin. Dua bulan kemudian <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> berkahwin juga dengan Sani.<br />Kassim kecewa sebab dia pasti <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> ni kira OK, Dia perasan yang<br /><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> ni cantik dan solid juga. Kecewa sebab tidak terfikir untuk<br />mendapatkan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> lebih awal dari Sani, namun dia merasakan pernah<br />berjumpa dengan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> nie. Walau pun begitu dia berharap kawan baiknya<br />ini tetap bahagia dengan isteri barunya.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">Perkahwinan ini diadakan secara ringkas. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> hendakkan bagitu dan<br />Sani pun setuju begitu. Malah anak mereka yang bekerja di bandar Dee<br />dan Jee hanya diberitahu melalui talipon sahaja. Malam pertama <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a><br />dan Sani kecoh sikit. Malam tu hujan lebat. Jiman yang sepatutnya di<br />bawa oleh Kassim untuk ke bandar tidak dapat pergi. Kassim dan Jiman<br />terperap saja di rumah. Sani yang berharap untuk meriah dengan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a><br />terpaksa kawal keadaan. Jiman sebenarnya faham benar perkara yang akan<br />berlaku pada malam tu. Kebetulan biliknya sebagai anak yang paling<br />bongsu adalah bersebelahan dengan bilik ayahnya. Kasim yang tidur di<br />bilik tamu agak hampir dengan dapur dan jauh sedikit dari bilik Sani.<br />Namun Kassim juga tahu dan ingin lihat kelakuan kawan baiknya dengan<br />isteri barunya.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">Malam tu <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> juga berdebar-debar untuk berhadapan dengan suami<br />barunya. Dah lama dia tak berdebar bila berhadapan dengan orang lelaki<br />tetapi kali ini dia berdebar pulak. Sani tidak menutup lampu bilik<br />tidurnya dan dia nampaknya tidak bersungguh-sungguh untuk menjamah<br /><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a>.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Kenapa tak tutup lampu bang?” tanya <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a>.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Biarkanlah mah, abang suka dalam cerah gini” tangannya mula membuka baju tidur <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a>.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Kan Kassim dan Jiman ada kat luar tu” Bisik <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> lagi namun dia terus membiarkan Suaminya membuka pakaiannya.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Malam ni special untuk dia orang” Jelas Sani.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Special?” <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> hairan.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Ehemm biar dia orang intai kalau dia orang mahu… abang suka kalau kerja kita ni diintai orang.”</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Peliklah abang ni”</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">Tangan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> mula membelai dada Sani. Jiman di bilik sebelah cuma<br />memasang telinga. Air hujan yang lebat menyebabkan satu perkara pun<br />tidak dapat didengarinya. Dia memadamkan lampu biliknya. Dia dah sedia<br />lubang di dinding antara biliknya dengan bilik ayahnya. Bukan lubang<br />baru, tapi kalau dia hendak turun rumah … biasanya dia intai dulu<br />ayahnya ada atau tidak dalam bilik. Nampaknya lobang tu dah menjadi<br />makin berfaedah pulak. Kalau tak dapat dengar … dapat tonton lebih baik.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">Sani mula menjilat cipap isterinya. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> membuka kangkangnya<br />sambil tangannya membelai kepala suaminya. Ah lamanya dia tidak merasa<br />belaian sedemikian. Kassim juga gelisah. Dia kenal benar rakannya Sani.<br />Rakus dengan perempuan. Dahlah dua bulan mereka tidak ke bandar. Sejak<br />berangan nak kawin dulu Sani tak mahu ke bandar lagi. Dia benar-benar<br />kepinginkan tubuh <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a>. Nah malam ni <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> dah jadi miliknya. Tentu<br />berasap ni. Sambil terlentang dia memikirkan banyak perkara. Pertama<br />sekarang ni kawan kaki perempuan dia dah berubah tak mahu hidup liar<br />lagi, kedua dia masih memikirkan tentang <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a>… siapa perempuan ni<br />sebab macam dia biasa benar tetapi tidak dapat dipastikan di mana dia<br />pernah jumpa dan ketiga, bagaimana dia nak intai kawannya malam ni.<br />Sani mula terlentang membiarkan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> urus balaknya yang mengembang.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Besarnya bang… keras lagi” komen <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a>.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">Sani bangga dengan senjata yang dianugerahkan kepadanya. Dengan<br />senjata itu setiap perempuan yang ditidurinya puas dengan pemberiannya.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Ohhhh emmm” keluhnya apabila <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> mula menyonyot kepala balaknya yang berkilat.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">Tangannya membelai bahu <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a>, jarinya menggosok-gosok tanda bulat<br />merah dibahu itu. Dia ingat benar tanda tu. Tanda kelahiran itu dia<br />tidak akan lupa. Dia tahu siapa <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a>. Sejak terpandang wajah <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a><br />hari tu dia terus teringat akan tanda merah tu. Empat atau lima tahun<br />dulu dia pernah menyewa perkhidmatan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a>. Dia bawa balik ke rumah<br />sewaannya di satu perumahan mewah di bandar raya. Bayarannya mahal<br />tetapi berbaloi. Satu hari suntuk dia dan Kassim tidak kemana-mana.<br />Mereka berdua menggiliri <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> sampai pagi esoknya dan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> melayan<br />mereka dengan tidak pernah menunjukkan tanda keletihan. Dia amat puas<br />dengan layanan itu. Tidak pernah dia menikmati layanan perempuan<br />sebagaimana yang dilayan oleh <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a>. Kerana itu dia ingat <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a><br />sampai bila-bila. Namus selepas pada itu dia tidak lagi berkesempatan<br />untuk ke bandaraya dan kalau ke sana pun dia tidak lagi berjumpa dengan<br /><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> sehinggalah dua bulan lalu di pasar pagi itu.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Mah abang dah tak tahan ni” Keluh Sani.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> naik ke atas suaminya sambil memegang balaknya yang tegang dan kembang.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Pusingan ni biar Mah mula dulu” sambil menurunkan tubuhnya ke atas<br />balak suaminya yang terpacak menanti. Cipapnya membuka untuk menerima<br />kepala balak yang berkilat.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Ohhhh banggg” Keluh <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a>.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">Tangan Sani memegang kiri dan kanan pinggang <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a>. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a><br />membiarkan balak suaminya terendam seketika sambil digerakkan otot<br />dalaman dengan usaha kemutan yang bertenaga. Matanya tepat ke mata<br />suaminya sambil mengukir senyum.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“OK ke bang” tanya <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a>.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Barang Mah best…” Tangannya mula membelai buah dada <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> yang bulat besar dan masih lagi tegang putih melepak.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Asalkan abang suka, Mah rasa bahagia bang” Sani menarik isterinya<br />supaya bertiarap di atas tubuhnya sambil mengucup bibir mungil<br />isterinya. Balaknya membengkok ke atas besar tersumbat dalam cipap<br />ketat isterinya. Mata Jiman terbeliak melihat ponggong putih ibu<br />tirinya dengan balak ayahnya penuh tersumbat dalam lubang cipap yang<br />dihiasi bulu hitam di kiri dan kanan bukaannya. Perlahan-lahan Jiman<br />membuka kain yang di pakainya. Sambil tunduk melihat balaknya sendiri,<br />dia juga merasa bangga kerana balaknya juga tidak kurang besarnya dari<br />balak ayahnya. Mestinya kesan baka yang turun kepadanya. Perlahan-lahan<br />Jiman mengurut bakanya yang sememangnya sedang sakit kerana tarlalu<br />tegang dengan cecair pelincir sudah pun meleleh keluar dari hujungnya.<br />Apabila Jiman melekatkan matanya ke lubang semula <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> telah pun<br />menonggang balak ayahnya. Jelas kelihatan balak ayahnya keluar masuk<br />dengan ibu tirinya menegak dan melentik belakangnya sambil menghenjut.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">Kassim gelisah lagi. Dia keluar dari biliknya dan berjalan ke pintu<br />bilik sahabatnya. Hujan diluar kian reda, bunyi bising timpaan hujan ke<br />atas atap rumah makin perlahan. Apabila dia sampai sahaja ke pintu<br />bilik telinganya telah menangkap bunyi suara <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> yang mengerang dan<br />mengeluh.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Mah nak sampai ni bang…. Yeah!!!! Yeah !!!!!! emmmmmahhhhhhhhhh!!!!!!!!”</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">Kassim mendekatkan matanya ke lubang kunci. Jelas kelihatan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a><br />sedang naik turun di atas tubuh Sani. Pandangan dari sisi menampakkan<br />seluruh tubuh <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a>. Buah dada yang yang bulat dan tegang, ponggongnya<br />yang melentik dan perutnya yang rata. Kassim dapat melihat tubuh <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a><br />yang semakin laju henjutannya dan kepalanya kian melentik ke belakang.<br />Namun dia tidak dapat melihat balak kawanya dan cipap <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a>.<br />Perlahan-lahan Kassim juga meramas balaknya sendiri yang keras macam<br />paku terlekat di dinding dari atas kain pelikat yang dipakainya.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Ahhhhhh!!!!!!!!!!!! Banggggggggg!!!!!!!!!!!” suara <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> bagaikan menjerit.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">Mata Kassim terus kembali semula ke lubang kunci. Kelihatan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a><br />tertiarap diatas badan Sani. Mereka berkucupan dan tiba-tiba mata<br />Kassim membuka luas. Dia dapat melihat tanda merah di bahu <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a>. Dia<br />ingat siapa <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> sebenarnya dengan jelas sekarang. Tiba-tiba<br />tangannya meramas balaknya dengan kuat dan air maninya tiba-tiba<br />terpancut di dalam kain pelikat dengan derasnya. Das demi das. Dia<br />menggigit bibir takut terkeluar sebarang bunyi dari mulutnya sendiri.<br />Sekali lagi dia merapatkan mata ke lobang kunci. Kelihatan Sani menaiki<br />tubuh <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> dan mula menghenjut. Perlahan-lahan Kassim berundur dengan<br />kainnya basah melekit dengan maninya sendiri.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">Malam bagi Sani masih awal, dia boleh berjuang sampai lima atau enam<br />kali dalam satu malam tetapi bagi Kassim tiada gunanya dia menunggu di<br />lubang kunci. Langkahnya membawanya ke bilik tidurnya. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a>…. dia<br />ingat benar sekarang. Dibilik sebelah bilik pengantin Jiman juga dah<br />tak berdaya untuk berdiri. Dia dah pancut dua kali ke dinding. Dengan<br />hujan yang telah berhenti biar fantasinya mengambil alih pandangannya.<br />Dia berbaring di atas katil bujangnya dengan ulikan suara erangan dan<br />keluhan ibu tirinya yang cantik sedang berjuang lautan asmara dengan<br />ayahnya yang perkasa.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Bang kita tutup lampu bang” cadang <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a>.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Biarlah <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a>….. abang suka tengok wajah ayu <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a>”</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Ohhhh banggggg……..hayun bang hayunnnn Mah tahan nieee”</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">Malam terus merangkak berlalu namun bagi <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> dan Sani semua itu<br />tak penting lagi. Mereka terus belayar dari satu pelabuhan ke satu<br />pelabuhan lain.. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> kelemasan.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">Selepas makan pagi tadi suaminya dan Kassim menariknya ke dalam<br />bilik dan sekali lagi mereka melunyai tubuhnya. Bergilir-gilir dan<br />setiap rongga yang ada pada tubuhnya digunakan sepenuhnya sehingga<br />masing-masing tidak berdaya lagi. Perlahan-lahan dia menolak tubuh<br />Kasim yang hampir terlena di atas tubuhnya ke tepi. Di sebelahnya,<br />kelihatan suaminya turut tertidur. Terlentok macam anak kecil. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a><br />terlentang dengan kangkangnya masih luas. Merenung ke siling rumah.<br />Sebentar kemudian terdengar Kassim juga berdengkur. Matanya juga turut<br />merasa berat, maklumlah dia juga tidak cukup tidur sejak malam tadi.<br />Malam pertamanya dengan suami barunya ini Sani. Pagi pulak selepas<br />Jiman ke sekolah, dia masih lagi melayan kehendak suaminya yang turut<br />mahu dia melayan sahabat karibnya, abang Kasim. Kebingungan dengan<br />kehendak suaminya yang menyerahkan tubuhnya kepada orang lain pada hari<br />kedua perkahwinannya menyebabkan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> hanyut dengan pemikirannya dan<br />terus terlena.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">Jiman menaiki motosikalnya melintasi batas padi. Jalan ini jarang<br />dia lalui sebab sempit dan tidak melalui kawasan kedai. Dia selalunya<br />lepak seketika di kedai dengan Jusoh dan Komis atau Maniam sambil minum<br />atau merokok dalam kedai makan Mamak Hameed. Disitu kawasan yang<br />selamat dari pandangan dan Mamak Hameed pun sporting tidak tegur kalau<br />dia merokok. Kalau kedai Joyah ke atau kedai Ketua Kampung, mampus dia<br />kena marah oleh bapanya sebab mereka akan melaporkan perbuatan<br />merokoknya kepada bapa. Bukanlah ketagih sangat merokok tu tapi saja<br />ikut perangai kawan. Saja suka-suka. Tak merokok pun tak mati. Keluar<br />dari jalan atas batas padi dia tiba di kawasan rumah Mak Usu yang<br />kelihatan kosong dan tertutup. Dia berhentikan motosikalnya memerhati<br />rumah tersebut. Sekarang Mak Usu dah jadi Mak tirinya. Pernah juga<br />sebelum ni dia melihat Mak Usu semasa dia berulang alik balik dari<br />sekolah namun dia tak pernah tengur. Memang Mak Usu cantik menyebabkan<br />dia tidak puas untuk terus merenung tubuhnya kalau berselisih dalam<br />perjalanan atau ketika dia sedang menyapu halaman namun dia tidak ada<br />keperluan untuk bertegur sapa. Mak Usu pun baru setahun dua ni saja<br />duduk di rumahnya di kampung ni. Dalam memerhati rumah tersebut<br />kedengaran bunyi bising di kawasan belakang rumah. Jiman pun menongkat<br />motornya dan terus berkejar ke belakang rumah. Dia lihat Seman, budak<br />penagih sedang cuba membuka pintu dapur rumah.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Oi kau buat apa tu hah Seman” jerkah Jiman.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">Seman terkejut dan terus melarikan diri. Jiman tersenyum. Nasib baik<br />dia ada kalau tidak habis rumah Mak Usu. Tidak ramai budak menagih di<br />kampungnya tetapi Seman adalah salah seorang yang terjerumus dilembah<br />hitam ini. Dia selalunya bergabung dengan budak kampung seberang. Bodoh<br />punya kerja. Perlahan-lahan Jiman menghidupkan motorsikalnya dan menuju<br />pulang. Perutnya pun dah keroncong. Apabila sampai ke rumah Jiman<br />menongkat motorsikalnya di bawah pokok manggis. Dia lihat seluruh<br />kawasan rumahnya lengang macam tak ada orang, namun kereta bapanya dan<br />Pakcik Kasim masih di bawah rumah. Tidak mahu mengganggu dia masuk ikut<br />pintu dapur. Dia faham benar bapa dan Mak Usunya tu orang baru. Entah<br />apa yang sedang dibuatnya, Jiman bukan tak tahu. Bukan tak syok tapi<br />takut mereka segan pulak. Jiman letak beg di atas almari dapur dan<br />terus membuka saji. Emm masih ada nasi goreng. Melangkah di peti ais<br />untuk mengambil minuman kakinya tersepak kain yang bersepah. Dia<br />mengeleng kepala melihat kain pelekat dan baju tidur Mak Usu bersepah<br />di lantai. Jiman memungutnya dan menyangkutnya di kerusi. Dia terus<br />mengambil sebotol air dari peti ais dan diletakkannya di meja. Dia<br />melangkah ke singki. Tiba-tiba dia merasa kakinya melekit. Dia melihat<br />tapak kakinya basah dan licin. Dia petik gosok dengan hujung jari<br />telunjuknya dan dibawa ke hidung. Sah bau air mani. Sekali lagi dia<br />mengelengkan kepala. Sah Mak Usunya kena tala di singki. Jiman senyum<br />bersendirian. Waktu nak duduk sekali lagi dia ternampak tompokan air<br />mani di atas kerusi yang hampir nak kering. Sekali lagi dia menyiasat<br />dengan jarinya. Sah. Berjalan ke singki sekali lagi membasuh tangan dia<br />duduk di meja dan makan. Dah tak tahan lapar. Selesai makan nanti dia<br />terus ke bilik. Kalau ada rezeki dia dapat intai Mak Usu dengan bapa<br />tengah projek lagi.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> tersedar apabila merasakan buah dadanya dihisap orang. Perlahan-lahan dia membuka matanya.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Emmm…Abang Kasim tak puas lagi ke? Aughhh ganaslah abang nie”</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> menepuk bahu Kasim yang menggigit piting buah dadanya. Ketika<br />itu Sani turut terjaga. Perlahan-lahan dia bangun dan bersandar ke<br />kepala katil.. Mencapai kotak rokok di atas meja lalu menyalakan<br />sebatang dan menyedutnya perlahan-lahan. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> menyedari suaminya<br />sudah bangun mula membelai balak suminya yang kini benar-benar hampir<br />dengan mukanya. Merocoh balak suaminya dengan lembut menyebabkan balak<br />suaminya cepat menegang.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Sani…boleh aku dulu?” tanya Kasim. sambil mengambil kedudukan antara paha <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a>. Sani cuma tersenyum.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Silakan, hari ini kau tetamu aku”</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> mula menjilat kepala balak suaminya. Kasim menekan kepala balaknya ke cipap <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a>.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Ohhhhhh emmmm” Keluh <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> sambil terus menghisap balak<br />suaminya.dan ponggongnya menyuakan cipapnya ke atas sedikit bagi<br />membolehkan balak Kasim terus rapat ke dalam.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Ahhhhhhh ehhemmmmmmmmmmpphhhhh”</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">Jiman mendengar suara Mak Usunya apabila dia menghampiri biliknya.<br />Jalannya tiba-tiba menjadi perlahan. Dia membuka pintu biliknya, masuk<br />dan menutupnya kembali dengan perlahan. Keinginannya untuk segera ke<br />lubang intaiannya cukup tinggi. Jarak dari pintu ke tepi dinding<br />bagaikan terlalu jauh. Berjengket-jengket dia dan akhirnya sampai jua<br />ke lubang idamannya.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Emm best ” Jiman bercakap seorang diri.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">Jelas ibu tirinya sedang mengangkang menahan untuk bapanya. Oppps<br />bukan, Jiman hampir tak percaya apa yang dilihatnya. Bukan bapaknya<br />yang menyetubuhi ibu tirinya tapi Pak Cik Kasim. Macam mana boleh<br />terjadi nie.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Tekan banggg Kasimmmm tekan dalammm yeahhhh Mah dah dekat nie”</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">Kelihatan ibu tirinya mengayak ponggongnya melawan setiap tusukan balak Pak Cik Kasim.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Oh Mak Usu curang pada bapa” fikir Jiman.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">Bagaimana bapanya yang tegas boleh tak ada di rumah ketika ni.<br />Fikiran Jiman celaru. Rasa tak sanggup dia nak lihat kejadian<br />disebelah. Mak Usu yang baik padanya kini curang pada bapanya. Namun<br />begitu keinginan Jiman untuk menonton adegan ghairah terus menarik<br />matanya untuk terus mengintai. Tiba-tiba dia lihat di penjuru pandangan<br />sekonyong-konyong tubuh bapanya yang juga dalam keadaan bogel dengan<br />balaknya yang besar panjang mencanak keras naik ke katil. Bulat mata<br />Jiman. Perasaan marah pada Mak Usu dah bertukar menjadi ghairah yang<br />amat sangat. Bukan Mak Usu curang, tapi dalam pengetahuan bapa rupanya.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Aghhhhhhhhhhhhhhh!!!!!!!!!” Jerit mak Usu.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">Mata Jiman kembali ke dalam bilik bapanya. Kelihatan Mak Usu<br />mengelepar dan melentik-lentik badannya. Pak Cik Kasim yang kelihatan<br />berminyak berpeluh tertiarap di atas badan Mak Usu yang juga kelihatan<br />berpeluh dan tercungap-cungap. Perlahan-lahan Jiman menurunkan zip<br />seluarnya. Dengan sedikit kepayahan akhirnya dia berupaya mengeluarkan<br />balaknya yang keras menegang.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Ohhhh abangggg emmmm”</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">Mata Jiman beralih ke lubang sekodingnya sekali lagi. Kali ini<br />bapanya pula yang menghenjut Mak Usu. Bunyi pap !pap !pap nya begitu<br />jelas mungkin kerana cipap Mak Usu dah becak dek air mani Pak Cik<br />Kasim. Kelihatan Pak Cik Kasim bangun dan berjalan keluar bilik.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Hayun bang, henjut biar mah pancut lagiii emmmyeahhh lagi bang…. lagiiiiiiii” Mak Usunya mula mengayak ponggongnya sekali lagi.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">Perlahan-lahan Jiman mula merocoh balaknya. Kasim ke bilik air<br />membersihkan badannya. Dia rasa tidak bermaya sekali. Empat kali dia<br />henjut <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> pagi ini. Puas sungguh. Lama dia mandi. Apabila dia<br />keluar kelihatan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> berkemban dengan tuala bersandar di luar bilik<br />air. Rambutnya kelihatan kusut masai. Keliling matanya kelihatan lebam<br />sedikit.. kurang tidurlah tu. Apabila Kasim hendak mengusiknya <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a><br />memberikan isyarat bahawa Jiman ada di biliknya. Kasim terus berlalu<br />masuk kebiliknya. Jiman terlentang di atas katilnya. Dia sekali lagi<br />pancut air maninya ke dinding tepat ketika bapanya mencut dalam cipap<br />ibu tirinya. Fikirannya mula ligat berfikir. Dia mesti cari akal. Kalau<br />Pak Kasim dapat ibu tirinya.. dia pun mesti dapat jugak</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Mulai hari ini kau jangan datang lagi ke rumah aku ni” Kata Sani pada Kasim.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">Kasim tercengang. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> juga tercengang. Jiman mendengar dari dalam bilik.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Biar betul ni Sani” Balas Kasim.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Aku serious ni” Terus Sani</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Kau jangan datang lagi sehingga kau kawin dan bawa isteri kau kemari.” Kasim menganggukkan kepalanya.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">Baru dia faham. <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> juga faham yang suaminya nak merasa cipap<br />isteri Kasim pulak setelah dia menyerahkan cipapnya kepada Kasim. Lama<br />Kasim bermenung, sesekali dia merenung wajah Sani dan sesekali beralih<br />kepada wajah <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a>.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Baiklah Sani, aku akan cuba, aku tahu susah aku nak dapat isteri<br />macam <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> ni dan aku nak ucapkan terima kasih kepada kau dan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a><br />kerana menjadi rakan karib aku dari dulu hingga sekarang” Kasim bangun<br />dan bersalam dengan Sani</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Aku harap kau berdua bahagia” Sambil mencium pipi <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a>.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">Hampir senja itu kelihatan kereta Kasim keluar dari kampung tu.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Esok abang akan ke bandar uruskan hal perniagaan, mungkin lusa baru<br />abang balik. Mah duduklah dengan Jiman” Sambil berpegang tangan mereka<br />beredar dari pintu setelah kereta Kasim jauh meninggalkan halaman<br />rumah. Jiman yang berada di ruang tangga yang turut menghantar Pak Cik<br />Kasim berlalu turut mendengar rancangan bapanya dan Jiman juga ada<br />rancangan tersendiri.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Pak boleh tak esok Mak Usu pergi tengok rumahnya sebab tadi Seman<br />anak Pak Abu tu sedang mencungkil pintu dapur, nasib baik Jiman lalu<br />kalau tidak harus rumah tu dah dicerobohinya” Sani berhenti daripada<br />berjalan ke dalam bilik dan menoleh ke arah anak bongsunya itu dan<br />berpandangan dengan <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a>.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Elok juga, tapi Jiman kenalah temankan… boleh?” Sani senyum sambil terus memimpin isterinya masuk ke bilik.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">Jiman juga tersenyum. Sayup-sayup kedengan muazzin melaungkan azam<br />menandakan masukkanya waktu maghrib dan pada ketika itu juga <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a><br />mengeluh dan mengerang menerima tujahan daripada suaminya yang entah<br />kali keberapa hari tu.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">“Ye bangggg uhh uhh uhhhh uhhh emmmm” Suara <a href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span class="__mozilla-findbar-search" style="padding: 0pt; background-color: yellow; color: black; display: inline; font-size: inherit;">Salmah</span></a> diiringi oleh bunyi katil.</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">Jiman sekali lagi ke lobang ajaibnya dan tangannya secara automatik membelai zakarnya. Hayun Pak…..Jiman nak pancut bersama….</span></p> <p style="font-family:verdana;"><span style="font-size:100%;">Habis…</span></p> <span style=";font-family:arial;font-size:100%;" ><br /></span>Don Carloshttp://www.blogger.com/profile/04730135461159300754noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2267716371389977902.post-33592026666184166492008-12-18T18:23:00.000-08:002008-12-25T22:42:40.918-08:00Cikgu Suraya - Episode 4<span style="font-size:85%;"><span style="font-family:verdana;">Aku baringkan dia atas katil, sambil terus memberikan kucupan demi kucupan. Kali ini aku tak lama mencium payudara </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family:verdana;"> sebab aku nak sasarkan mulut aku ke cipapnya. Aku turunkan ciuman aku ke bawah, kemaluannya masih kering. Aku terus mencium kemaluannya itu dengan lembut. Terangkat punggungnya menahan kenikmatan itu. Cipapnya aku jilat, aku jelirkan lidah dan menusuk ke dalam lubangnya. Dia mendesis keenakan sambil menggeliat manja. Biji kelentitnya aku hisap, aku jilat semahunya. Cipap </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span style="">Cikgu Suraya</span></a><span style="font-family:verdana;"> mulai basah, aku tak peduli, aku terus jilat dan hisap sambil tangan menggentel-gentel puting teteknya. Tiba-tiba, sedang tengah sedap menjilat, </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family:verdana;"> meraung dengan tubuhnya terangkat. Serentak dengan itu juga habis mulutku basah dengan simbahan air dari dalam cipapnya. </span><st1:city style="font-family: verdana;" st="on"><st1:place st="on">Ada</st1:place></st1:city><span style="font-family:verdana;"> yang termasuk mulut sikit, rasanya agak payau, masin pun ada. Aku berhenti dan lapkan mulut aku yang basah dek air mani dia. Rupa-rupanya </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family:verdana;"> klimaks. Aku mainkan dengan jari aje le lubang cipap itu.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">Entah macam mana, timbul nafsu untuk menjilat air cipap dia lagi. Aku terus membenamkam muka ke situ dan mula menjilat lurah yang basah berair itu. Lama-lama rasa sedap pulak, habis aku jilat, aku hisap cipapnya. </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family:verdana;"> hanya merintih manja sambil meliukkan tubuhnya. Semasa aku menghisap kelentitnya, aku mainkan lubang cipapnya dengan jari. Tiba-tiba sekali lagi dia terkejang kepuasan, dan kali kedua jugalah air cipapnya menerjah ke dalam mulutku.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">Aku biarkan aje. Dengan mulut yang basah dengan air maninya, aku cium mulut dia. Air maninya bersebati dengan air liurnya apabila aku membiarkan lidahku dihisap. </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a> menjilat air maninya sendiri tanpa mengetahuinya. Bila sudah habis air mani di mulutku dia sedut, aku mula melepaskan layar. Tubuhnya aku tindih, dengan sauh di halakan ke lubuk yang dalam. Dan dilepaskan layar maka jatuhlah sauh ke dalam lubuk yang selama ini hanya dilabuhkan oleh sebuah kapal dan seorang nakhoda sahaja. Kini, kapal lain datang bersama nakhoda muda yang terpaksa berhempas pulas melawan badai mengarungi lautan berahi untuk sampai di pulau impian bersama-sama. Perjuangan kali ini lebih lama, dan mencabar kerana masing-masing tidak mahu mengalah awal. Pelbagai aksi dilakukan untuk sampai ke puncak kejayaan. Tubuh <a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family:verdana;"> aku lanyak dalam pelbagai posisi, dan dia pula memberikan kerjasama yang padu kepada ku dalam menempuhi gelombang. Akhirnya, selepas berhempas pulas, kami tiba juga di pulau impian dengan kejayaan bersama, serentak dengan terjahan padu air hikmat dengan jeritan manja si puteri meraung kepuasan. Kami terdampar keletihan setelah penat belayar.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">Terkulai </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family:verdana;"> di dalam dakapan aku. Kali ini lebih selesa sebab buat atas tilam yang empuk. Banyak aksi boleh dibuat. Kami terlentang kepenatan, dengan peluh memercik membasahi tubuh dan cadar. Air maniku meleleh keluar buat kali kedua dari lubang yang sama. </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family:verdana;"> mendakap badanku sambil jejarinya membelai kemaluanku yang terkulai basah itu. Dimainkannya, seperti baby mendapat anak patung. Aku biarkan sambil mengucup dahinya tanda terima kasih. Kami tidak bersuara, letih.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">Sempat juga aku mengalih pandangan ke arah katil anaknya, kelihatan masih lena dibuai mimpi. Aku risau juga takut dia terjaga kerana jeritan dan raungan kepuasan ibunya yang berhempas pulas melawan badai samudera bersama nakhoda muda yang tidak dikenalinya.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">Tubuh kami terasa tidak bermaya, rasa nak angkat kaki pun tak larat. Lemah segala sendi dan urat dalam badan. Hanya suara rintihan manja sahaja yang mampu dikeluarkan dari anak tekak dalam kedinginan hujan yang masih lagi mencurah.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">"Terima kasih cikgu" aku mengucup dahinya. Dia tersenyum. Kepuasan nampak terpancar di wajahnya.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">"Hang hebat la Amir" sahutnya.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">"Hebat apa?"</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">"Ya la, dua kali dalam sejam"</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">"First time" balasku ringkas.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">"Tak pernah cikgu rasa puas macam ni" jelasnya jujur.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">"Tak pernah?" tanyaku kehairanan.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">Dia mengangguk perlahan. "Cikgu tak pernah pancut dulu"</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">"Suami cikgu buat apa?"</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">"Dia masuk aje le sampai dia keluar air" sambungnya. "Bila sudah keluar, dia letih, terus tertidur. Cikgu nak lagi masa tu"</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">"Cikgu mintak la" saranku.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">"Dia tak larat sudah"</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">"Dalam seminggu berapa kali cikgu buat" tanya ku mengorek rahsia mereka suami isteri.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">"Sekali, kadang-kadang langsung tak dapat"</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">"Apasal?"</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">"Dia balik dekat nak malam, letih. Tak larat lagi nak buat tu"</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">"Ohh.. " aku menganguk macam le faham.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">"Bila last sekali cikgu buat?" pancingku lagi.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">"Err.. Dua minggu lepas" jawabnya yakin.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">"Dua minggu cikgu tak dapat?" sambungku terkejut. </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family:verdana;"> hanya menganggukkan kepala mengiyakannya.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">"Patutlah </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family:verdana;"> tak berapa nak marah masa mula-mula aku nak jamah tubuhnya" bentak hatiku. "Dia nak juga rupa-rupanya"</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">Hampir setengah jam kami berbual dalam keadaan berpelukan dan bertelanjang di atas katil itu. Segala hal rumah tangganya aku tanya, dijawabnya dengan jujur. Semua hal yang berkaitan diceritakannya, termasuklah jeritan batinnya yang dahagakan belaian dari suami yang tidak dikecapinya. Suaminya terlalu sibuk dengan kerjaya hingga mengabaikan nafkah batin si isteri. Memang bodoh suami </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family:verdana;"> sebab tidak menggunakan sepenuhnya tubuh yang menjadi idaman setiap lelaki yang memandang itu. Nasib aku baik sebab dapat menikmati tubuh itu dan seterusnya menyelesaikan masalah jeritan batinnya.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">Aku semakin bangga apabila dengan jujur </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family:verdana;"> mengakui yang aku berjaya memberikan kepuasan kepada dirinya, batinnya kini tidak lagi bergejolak. Raungannya kini tidak lagi tidak dipenuhi, </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family:verdana;"> sudah dapat apa yang batinnya inginkan selama ini, walaupun bukan daripada suaminya sendiri, tetapi dengan anak muridnya, yang muda 10 tahun tetapi gagah bak berusia 30 tahun.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">Desiran hujan makin kurang, titisannya semakin perlahan, menunjukkan tanda-tanda hendak berhenti. Kami bangun dan memerhati ke luar jendela. Seperti di suruh, </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a> mengenakan kembali pakaian tidurnya lalu terus ke dapur. Aku menanti di bilik itu. Tak lama kemudian, dia masuk dan menyerahkan pakaian aku yang hampir kering. Setelah mengenakan pakaian, aku ke ruang tamu dan minta diri untuk pulang memandangkan hujan sudah berhenti. <a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family:verdana;"> mengiringi aku ke pintu. Sekali lagi aku mengucapkan terima kasih atas segala layanannya. </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family:verdana;"> juga berterima kasih kerana telah membantunya. Aku capai basikal, buka pintu pagar dan terus kayuh menuju ke rumah. Tak kelihatan pun jiran-jiran </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a> di halaman rumah, maklumlah hujan, lagipun sekarang waktu makan tengah hari.<br /><br /><span style="font-family:verdana;">Sesampai di rumah, aku mandi. Di bilik, kelihatan kesan gigit di leherku. Ah, sudah. Malulah aku nanti. Aku tekad kalau tak hilang menjelang esok, aku tak nak ke sekolah.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">Pagi esoknya, tiada kesan gigitan pada leherku. Aku ke sekolah seperti biasa bersama adik-adikku yang lain. Mereka perempuan, sekolah lain. Di sekolah, bila bertembung dengan </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family:verdana;"> yang berbaju kurung, aku senyum</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">Dan mengucapkan selamat, buat macam tak ada apa-apa yang berlaku antara kami. </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family:verdana;"> pun buat macam biasa aje, walaupun di hati kami masing-masing tahu apa yang telah terjadi sewaktu hujan lebat semalam. Dalam kelas, dia mengajar</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">Seperti biasa. Aku pun buat selamba aje, nanti member syak pulak.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">Selama sebulan lebih selepas kejadian itu, kami masih buat tak tahu aje. Tak pernah ceritakan hal itu. Kalau kami bertemu pun, tentang hal pelajaran. Aku yang baru first time dapat, sudah rasa ketagih. Terasa nak lagi menjamah tubuh perempuan, sudah tak larat nak melancap aje. Pada suatu hari, kalau tak silap hari Selasa, aku berjumpanya di bilik guru. Waktu tu, bilik guru agak lengang, aku memberanikan diri minta nak lagi menjamah kenikmatan tubuhnya. Pada mulanya </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family:verdana;"> agak keberatan mengizinkan buat kali kedua, tetapi setelah mendesak dan memujuknya, dia mulai lembut. </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family:verdana;"> setuju, tapi dia akan beritahu aku bila. Aku kata cepat sikit sebab sudah tak tahan lagi. Kalau line clear, dia akan memberitahu aku. Aku gembira dengan penjelasan itu.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">Tiga hari selepas itu, </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family:verdana;"> memanggil aku ke bilik guru. Dia meminta aku ke rumahnya malam hari Isnin. Dia memberitahu bahawa suami akan out-station ke Johor selama dua hari. Aku janji akan datang.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">Aku setuju, tapi bagaimana aku nak bagi tahu mak ayah aku yang aku akan bermalam di luar. Aku cakap, aku tidur rumah kawan, sebab nak study dan terus ke sekolah esoknya. Mereka benarkan. Tiba malam yang dijanjikan, lebih kurang pukul 8.00, aku tiba. </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a> menyambutku dengan senyuman. Anaknya yang bermain-main dengan permainannya terhenti melihat aku masuk. Selepas diamati, dia kembali semula bermain. Nasib baik anak <a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a> kecil lagi, kalau tak tak tahu lah. Malam itu, kami tidur bersama di bilik seperti sepasang suami isteri.<br /><br /><span style="font-family:verdana;">Persetubuhan kami malam itu memang menarik, seperti sekian lama tidak merasanya. Aku melepaskan rindu dendam ke seluruh bahagian tubuhnya. </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family:verdana;"> kini tidak lagi malu-malu meminta dipenuhi hajatnya jika diinginkan. Kalau tak silap, malam tu kami bertarung 4 kali. Yang last sekali, waktu dinihari, dan kami tertidur. Sedar-sedar, pukul 8.00 lebih apabila anaknya menangis. Kami sudah lewat ke sekolah, </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family:verdana;"> menelefon dan menyatakan dia sakit. Aku pun sudah malas nak ke sekolah. Selepas memujuk anaknya, memberikan susu, dia tidurkan semula anaknya itu. Kami bersarapan dengan makanan yang disediakannya.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">Kemudian, kami mandi bersama, bertelanjang dan berasmara di dalam bilik mandi. Di sinilah, aku minta aku nak pancutkan air ke dalam mulutnya. </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family:verdana;"> setuju, setelah puas batang aku menyusuri lembah, di saat hendak melepaskan titisan terakhir, aku minta </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a> duduk dan aku halakan senjata aku ke sasaran, dan terus menembak ke lohong yang terbuka luas. Penuh mulut <a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family:verdana;"> dengan air mani aku. </span><st1:city style="font-family: verdana;" st="on"><st1:place st="on">Ada</st1:place></st1:city><span style="font-family:verdana;"> setitis dua yang tertelan, yang lain diluahkan kembali. Aku menghalakan batang masuk ke dalam mulutnya, dia terpaksa menerima dan mula menghisap batang aku yang masih berlinang dengan sisa air mani yang ada. Kami terus mandi dan membersihkan badan.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">Anaknya telah lama dibuai mimpi, kami berdua berehat di ruang tamu sambil mendengar radio. Kami berbual tentang hal peribadi masing-masing. Sesekali air nescafe panas yang dihidangkan oleh </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family:verdana;"> aku hirup. Aku memberitahu yang aku tak pernah ada awek bila ditanya, dan aku juga berasa bangga kerana dapat merasai nikmat perhubungan antara lelaki dan perempuan lebih awal. Sambil berbual, aku mengusap dan meramas lembut buah dada cikgu ku yang berada di sebelah. Aku juga bertanya tentang suaminya, adakah dia syak atau terasa perubahan semasa berasmara bersama. </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family:verdana;"> menjelaskan bahawa dia buat macam biasa, waktu berasmara pun macam biasa. </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family:verdana;"> tidak pernah menghisap kemaluan suaminya sebab suaminya tak mahu, begitu juga kemaluannya tidak pernah dijilat. Jadi, akulah orang pertama menjilat kemaluannya dan kemaluan akulah yang pertama masuk ke dalam mulut </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family:verdana;">. </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family:verdana;"> kata yang dia seronok apabila kemaluannya dijilat, dihisap dan dimainkan dengan mulut. Sebab itulah, </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family:verdana;"> tidak keberatan mengulum kemaluan aku. Kami ketawa kecil mengenangkan aksi-aksi ghairah yang pernah dilakukan.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">Jam menunjukkan pukul 10 lebih. </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family:verdana;"> bangun menuju ke biliknya, aku mengekori. Di bilik, dia menjengok keadaan anaknya yang sedang lena. Perlahan-lahan aku memeluknya dari belakang. Tangan ku, aku lengkarkan ke pinggangnya yang ramping sambil mulut mengucup lembut lehernya. Sesekali tanganku meramas buah dadanya yang kian menegang. Aku memalingkan tubuhnya, kami berdakapan sambil berkucupan bibir. Tubuhnya aku labuhkan ke atas katil sambil menggomol mesra. Pakaiannya aku lucutkan, begitu juga denganku. Mudah dilucutkan sebab masing-masing menghendakkannya. Entah kali ke berapa, mulutku penuh lagi dengan air maninya sebelum kemaluanku meneroka lurah keramat itu. Kali ini aksi kami makin ganas. Tubuhnya yang kecil itu aku tindih semahunya.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">Akhir sekali, muntahan cecair pekatku tidak dilepaskan di dalam, tetapi di mulutnya. Air maniku memenuhi mulutnya apabila aku lepaskan di situ. Dia menerimanya dengan rela sambil menjilat-jilat sisa yang meleleh keluar, sambil batang kemaluanku</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">Dikulumnya menjilat sisa-sisa yang masih ada. Aku tersenyum melihat lidahnya yang menjilat-jilat itu seperti mendapat sesuatu makanan yang lazat. Dia juga turut tersenyum melihat aku. Setelah habis di telannya. Aku mula menyarungkan kembali pakaian. </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a> duduk bersandar, masih berbogel.<br /><br /><span style="font-family:verdana;">"Sedap?" tanya ku sambil menjilat bibir.</span><br /><br /><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family:verdana;"> mengangguk faham. Dia kemudian menyarungkan pakaian tidur lalu menemankan aku hingga ke pintu. Setelah</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">Selesai, aku minta diri untuk pulang ke rumah, takut nanti jirannya nampak. Dia melepas aku dengan berat hati. Aku balik, emak ayah tak ada, yang ada orang gaji. Aku bagi tahu yang aku sakit dan terus ke bilik. Tidur.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">Begitulah kisah aku berasmara dengan guru matematiku yang sehingga kini masih menjadi kenangan, walaupun lebih 10 tahun aku meninggalkan sekolah dan negeri itu untuk berkerja di KL. Waktu aku tingkatan 6 Rendah, </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family:verdana;"> bertukar ke Johor. Selama waktu itu, banyak kali kami melakukan hubungan seks. Sebelum berpindah, </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family:verdana;"> mengandung, aku sempat juga tanya anak siapa, dia tidak menjawab tapi tersenyum memandangku. Aku mengerti, itu adalah hasil daripada benih yang aku taburkan berkali-kali. Selepas itu, aku tak pernah bertemu atau dengar kisahnya.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">Setelah 3 tahun di KL, aku dapat cerita tak rasmi yang </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family:verdana;"> kini mengajar di KL. Kalau betul, aku </span><st1:country-region style="font-family: verdana;" st="on"><st1:place st="on">cuba</st1:place></st1:country-region><span style="font-family:verdana;"> nak mencari walaupun kini usianya lebih kurang 38 tahun. Sehingga kini, aku masih belum menemuinya..<br /><br /><br />END</span><o:p style="font-family: verdana;"></o:p></span><p style="font-family: verdana;"></p>Don Carloshttp://www.blogger.com/profile/04730135461159300754noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2267716371389977902.post-28014386977090689712008-12-18T18:12:00.000-08:002008-12-25T22:58:34.809-08:00Cikgu Suraya - Episode 3<span style="font-size:85%;"><span style="font-family: verdana;">Terpukau mata aku bila bertatapan dengan teteknya yang putih kemerahan yang tadi hanya mampu aku lihat dari jauh saja. Aku renung dan gentel-gentelkan puting teteknya sambil mulut mencium dan menjilat yang sebelah lagi. Suara desisan </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/"><span style="">Cikgu Suraya</span></a><span style="font-family: verdana;"> makin manja, makin ghairah aku dengar. Habis kedua-dua belah teteknya aku jilat, aku hisap semahunya, putingnya aku jilat, aku gigit mesra dengan diikuti rangkulan yang erat dilakukan oleh Terpukau mata aku bila bertatapan dengan teteknya yang putih kemerahan yang tadi hanya mampu aku lihat dari jauh saja. Aku renung dan gentel-gentelkan puting teteknya sambil mulut mencium dan menjilat yang sebelah lagi. Suara desisan </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family: verdana;"> ke kepalaku.</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">Sambil mengulum puting teteknya, aku membuka T Shirt yang aku pakai tadi lalu campakkan ke bawah. Aku tak berbaju, begitu jua </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family: verdana;">, kedua-dua kami hanya berkain pelikat dan berkain batik sahaja. Suasana dingin terasa oleh desiran hujan di luar, namun kehangatan tubuh </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family: verdana;"> membangkitkan nafsu ghairah kami. Aku terus memeluk </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family: verdana;"> erat-erat sambil berkucupan mulut. Buah dadanya terasa hangat bergesel dengan dadaku. Inilah perasaan yang sukar digambar, berpelukan dengan perempuan dalam keadaan tidak berbaju, teteknya yang pejal menekan-nekan dadaku ke kiri-dan ke kanan mengikut alunan nafsu.</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">Setelah agak lama berkucupan berpelukan, aku baringkan </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family: verdana;"> ke atas sofa itu. Dia merelakannya. Aku menatap sekujur tubuh yang separuh bogel di depan mata. Aku bangun berdiri, </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family: verdana;"> hanya memandang sayu melihat aku melucutkan kain pelihat dan bertelanjang di hadapannya. Kemaluan yang sudah mencanak itu memerlukan sesuatu untuk dijinakkan. Aku duduk kembali di sisinya, terus membelai buah dadanya yang menegang itu. Aku kembali mengulum puting teteknya, sambil tangan kananku menuruni ke arah lembah lalu menerokanya mencari puncak keberahian wanita yang begitu dipelihara. Segitiga emas milik </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family: verdana;"> akan aku terokai, aku mula mengusap dan menggosok di rekahan bawah lembah itu. Terangkat-angkat punggung </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family: verdana;"> menahan keenakan dan kenikmatan yang sukar digambarkan oleh kata-kata. Yang kedengaran hanyalah rintihan dan desisan manja lagi mempesonakan.</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">"Mmmpphhmm.. Aaahh.. "</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">Aku mula meleraikan simpulan kain batiknya, dengan lembut aku menarik kain itu ke bawah, lalu terus melucutkan terus dari tubuhnya. Segitiga emasnya hanya ditutupi secebis kain berwarna hitam yang mesti aku lucutkan juga. Aku usapkan kemaluannya dari luar, terasa basah dan melekit pada hujung lurah yang subur itu. Pahanya aku raba dan usap sambil lidah kini menjilat dan mencium pusatnya. Terliuk-lentok badan </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family: verdana;"> diperlakukan begitu. Kedua tanganku memegang seluar dalamnya dan mula melurutkan ke bawah, aku tarik dengan punggung </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family: verdana;"> diangkatnya sedikit, dan terlucutlah benteng terakhir yang ada pada tubuh badan </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family: verdana;">. Aku tak lepaskan peluang menatap sekujur tubuh lemah yang tidak dibaluti seurat benangpun, yang sangat diingini oleh setiap insan bergelar lelaki, yang berada di depan mata minta dijamah. Kelihatan cipapnya berair dikelilingi bulu-bulu nipis berjaga rapi. Aku sentuh cipapnya, terangkat tubuhnya menahan keenakan. Aku sentuh lagi dan menggeselkan jari-jari aku melewati lurah itu, suara mengerang mengiringi liuk-lentok tubuhnya. Kelentitnya</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">Aku mainkan, aku gentelkan hinggakan suara yang dilepaskan kali ini agak kuat dengan badan terangkat kekejangan. Terasa basah jari aku waktu tu, aku tak tahu apa yang jadi masa tu, tapi sekarang baru aku tahu yang </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><br /><br /><span style="font-family: verdana;">Aku ingat aku nak jilat macam cerita Blue, tapi tak jadi sebab cipap </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><br /><br /><span style="font-family: verdana;">Terasa hujung kote aku berlaga dengan bulu dan air mazi yang membasahi lurah keramat itu. Setelah mendapatkan kedudukan yang selesa, aku pegang kote dan halakan ke lubang cipapnya. Seperti dirancang, </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family: verdana;"> membuka dan meluaskan kangkangnya sedikit. Setelah berada di hujung muara, aku pun labuhkan tongkat nakhoda aku ke dalam lautan berahi perlahan-lahan, diikuti dengan desisian dan raungan kami berdua bersilih ganti mengiringi terbenamnya tongkat ke dalam lurah di lautan..</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">"Aaarrghh.. Mmm.. "</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">Aku tekankan sampai pangkal kemaluan dan biarkan sekejap, sebab terasa macam nak terpancut. Aku mencium leher dan mulutnya berulang kali. Bila keadaan sudah agak OK, aku mula mendayung, atas bawah slow and steady. Kenikmatan pada waktu itu adalah sangat best, susah nak cakap, tak dapat nak bagi tahu macam mana bestnya sewaktu kote menerjah masuk ke dalam lubang cipap, kemudian memainkan atas dan bawah berulang kali. Kali pertama aku buat tu, terasa macam nak menjerit, punya la seronok. </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family: verdana;"> tak apa le, sebab dia pernah buat sudah, dengan laki dia.</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">Aku sorong tarik kemaluan aku dengan diiringi suara mengerang yang agak kuat sambil melihat panorama di bawah, indah, cukup indah melihatkan kote masuk dan keluar dari lubang cipap, dengan bunyi yang cukup menawan. </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family: verdana;"> sudah hampir menjerit suara mengerangnya, dan aku rasa macam sudah nak terkeluar, sudah macam gunung berapi nak muntahkan lavanya, aku lajukan lagi dan sekuat-kuat hati aku tusukkan sedalam yang boleh ke dasar lubang cipapnya diikuti dengan jeritan </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family: verdana;"> yang nyaring, terpancutlah air mani aku jauh ke dasar cipapnya.</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">Aku buka mata dan melihat mata </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family: verdana;"> terkatup dengan dadanya naik turun dengan cepat, ada titisan peluh di dadanya. Begitu juga badan aku, terasa peluh meleleh di belakang. Kote aku makin berada dalam lubang keramatnya, makin lembik akibat muntahan yang padu tadi. Aku kucup dahi </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family: verdana;">, dia membukakan mata, senyum memandangku. Aku membalasnya dengan mengucup mesra bibirnya. Akhirnya aku landing atas tubuhnya di atas sofa itu, dengan kepala aku kuletakkan atas dadanya. Terdengar bunyi degupan jantung yang kencang di dada </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family: verdana;">, cikgu yang mengajar aku matematik di sekolah.</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">Setelah beberapa minit, aku bangun dan mengeluarkan kote dari dalam lubang cipapnya. Kelihatan saki baki air maniku meleleh keluar melalui lubang cipapnya yang terkemut-kemut menahan kesedapan. Aku capai tisu di tepi meja, lantas aku lapkan air mani yang meleleh itu. </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family: verdana;"> hanya memandang sambil melemparkan senyuman mesra ke arah ku. Kote aku yang masih basah, aku biarkan kering sendiri. Aku duduk bersila di atas carpet dengan mengadap memandang arahnya. Kepala aku hampir dengan kepala </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family: verdana;"> yang masih lagi terbaring atas sofa itu. Aku meramas dan menggentel-gentel puting teteknya. </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><br /><br /><span style="font-family: verdana;">Membiarkan sahaja sambil tangannya membelai rambutku. Terasa macam suami isteri pulak.</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">"Terima kasih cikgu" bisikku lembut. </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family: verdana;"> mengangguk senyum.</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">Agak lama juga kami berkeadaan begitu sementara menantikan tenaga pulih kembali, sehingga jantung berdegup dengan normal. Kemudian, </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family: verdana;"> adalah igauan setiap lelaki yang memandang. Aku, aku dapat menikmati tubuh yang menggiurkan itu. Jika selama ini aku lihat </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family: verdana;"> berbaju penuh, hari ini, aku melihatnya tanpa pakaian, mengamati seni tubuhnya, setiap lengkuk, lurah dan denai, semuanya aku alami dengan pemandangan yang mempesonakan, malah dapat merasai kenikmatan yang ada pada tubuh itu. Aku bahagia. Aku puas sangat puas dengan apa yang berlaku tadi. Aku tersenyum sendirian..</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">Sedang aku mengelamun, aku dikejutkan dengan bunyi dentuman petir yang kuat. Aku teringatkan </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family: verdana;">. Jam sudah menunjukkan 12.00 tengah hari. Rupa-rupanya hampir setengah jam aku mengelamun. Aku bangun dan menuju ke arah bilik Cikgu</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">Suraya. Aku ketuk pintu dan terus masuk. Kelihatan </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family: verdana;"> telah berpakaian tidur sedang menyikat rambutnya.</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">"Nak apa Amir?" tanyanya lembut.</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">"Saja je. Boring kat luar" jawabku ringkas sambil duduk di birai katil memandang </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a> menyisir rambutnya. Di hujung bilik, kelihatan katil kecil yang di dalamnya sedang tidur anak perempuan <a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family: verdana;"> dengan nyenyaknya. Bunyi dentuman petir seperti tidak diendahkan, dia tidur macam tiada apa yang berlaku.</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">"Terima kasih cikgu" kataku.</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">"Terima kasih apa?"</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">"Tadi. Sebab bagi peluang kat saya rasa"</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">"Ohh.. Tapi jangan bagi tahu orang lain tahu"</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">"Janji" balasku.</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">Aku teruskan memerhatinya mendandan. Haruman minyak wangi menusuk hidung bila </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family: verdana;"> menyemburkan ke badannya.</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">"Cikgu, kenapa cikgu tak marah"</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">"Marah apa?"</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">"Iya le, mula-mula cikgu larang, cikgu tolak saya, lepas tu.. "</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">"Lepas tu cikgu biarkan </span><st1:state style="font-family: verdana;" st="on"><st1:place st="on">kan</st1:place></st1:state><span style="font-family: verdana;">?" sambungnya.</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">"Haa.. " jawabku. "Apasal"</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">"Kalau cikgu lawan pun tak guna, hang mesti dapat juga </span><st1:state style="font-family: verdana;" st="on"><st1:place st="on">kan</st1:place></st1:state><span style="font-family: verdana;">?"</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">"Belum tentu" jawabku.</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">"Mesti punya le. Cikgu mana larat nak lawan. Jadi lebih baik cikgu biarkan dan bagi kerjasama kat hang. Dua-dua dapat rasa" jelasnya.</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">"Cikgu tak menyesal ke?" tanyaku ingin kepastian.</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">"Kalau sudah rela, nak menyesal buat apa" jelasnya lagi. "Lagi pun, bukan Amir rogol saya, Amir minta elok-elok, saya cikgu bagilah. Lagi pun Amir sudah tengok. Lainlah kalau Amir masuk rumah cikgu, serang cikgu dan rogol cikgu, yang tu cikgu boleh report polis. Amir boleh masuk penjara"</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">"Habis, cikgu nak report la ni?" tanyaku berseloroh.</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">"Report buat apa, Amir bukan pecah masuk, cikgu yang suruh Amir masuk. Cikgu juga yang benarkan Amir buat dengan cikgu. "</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">"Kalau suami cikgu tahu?"</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">"La ni siapa yang tahu?" tanya Sikgu Suraya. "Kita aje </span><st1:state style="font-family: verdana;" st="on"><st1:place st="on">kan</st1:place></st1:state><span style="font-family: verdana;">?" aku mengangguk.</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">"Jadi, janganlah bagi tahu orang lain" aku angguk lagi tanda faham. Jelasnya sambil menuju ke arah katil anaknya sambil membelainya dengan penuh kasih sayang seorang ibu. Kemudian, </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family: verdana;"> terus duduk di sebelahku.</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">"Wanginya.. " sapaku manja. </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family: verdana;"> mencubit paha ku. "Cikgu.. Nak lagi"</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">"Nak apa"</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">"Buat"</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">"Tadi </span><st1:state style="font-family: verdana;" st="on"><st1:place st="on">kan</st1:place></st1:state><span style="font-family: verdana;"> sudah buat"</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">"Tak puas lagi"</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">"Aii.. Takkan tak puas. Suami cikgu dapat sekali terus tidur, hang nak lagi?"</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">"Nak le, bukan selalu dapat peluang macam ni. Lagi pun tadi saya tak sempat nak jilat cipap cikgu. Cikgu pun tak pegang pun kote saya. Saya nak merasa juga orang perempuan pegang kote" terang aku jujur.</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">"Jilat, nak tiru cerita Blue la tu" balasnya tersenyum.</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">Aku angguk membalas senyumannya. Kemaluan aku kembali mencanak, tenaga sudah pulih. Aku pegang tangan </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family: verdana;"> dan meletakkan atas batang kemaluan aku yang mencanak itu. </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family: verdana;"> seperti faham melurutkan batang aku yang ada dalam kain itu. Aku biarkan sahaja, sedap rasanya. Lepas tu, aku berdiri dan melondehkan kain. Aku berbogel berdiri di hadapan Sikgu Suraya. Dia hanya tersenyum memandangku. Perlahan-lahan, kemaluan aku yang menegang itu dipegangnya, dibelai dan diusap atas bawah. Syoknya tak terkira, selalu jari sendiri yang buat macam tu, tapi hari ini jari jemari lembut seorang wanita cantik yang melakukannya. Aku mendesis sedap. Aku berharaplah yang </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family: verdana;"> sudah tahu keinginan aku. Diciumnya hujung kemaluan aku, dan hujung lidahnya dimainkan di lubang koteku. Aku terasa nyilu, tapi sedap. Perlahan-lahan </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family: verdana;"> hisap sampai ke pangkal sambil tangannya meramas-ramas telur zakarku. Di saat itu, aku rasakan kesedapan yang lain dari yang tadi. Aku biarkan </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family: verdana;"> menghisap semahunya, aku biarkan dia menjilat seluruh batang kemaluanku, telurku, aku biarkan sebab sedap sangat rasanya.</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">Setelah itu, aku pegang bahunya. Dia berdiri memandang dengan penuh kesayuan. Aku pegang dan kuis rambut yang terjuntai di bahu. Perlahan-lahan aku lucutkan baju tidurnya ke bawah, dia tidak memakai pakaian dalam. Terserlahlah tubuh </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family: verdana;"> yang bertelanjang di hadapanku. Aku lengkarkan tangan di pinggang dan mula mendakapnya lembut. Kami berpelukan dan bertautan bibir sambil jari-jemari meraba dan menggosok seluruh badan. Sekarang baru aku berpeluang merangkul tubuh yang kecil molek dengan pinggang yang ramping ini puas-puas. Pinggangnya kecil sahaja. Aku dakap dan aku ramas punggungnya sambil melaga-lagakan kote aku ke perutnya. Sungguh sedap dapat berpelukan sambil berdiri begini. </span></span><span style="font-family: verdana;font-size:85%;" > </span><span style="font-size:85%;"><span style="font-family: verdana;">ke kepalaku.</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">Sambil mengulum puting teteknya, aku membuka T Shirt yang aku pakai tadi lalu campakkan ke bawah. Aku tak berbaju, begitu jua </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family: verdana;">, kedua-dua kami hanya berkain pelikat dan berkain batik sahaja. Suasana dingin terasa oleh desiran hujan di luar, namun kehangatan tubuh </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family: verdana;"> membangkitkan nafsu ghairah kami. Aku terus memeluk </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family: verdana;"> erat-erat sambil berkucupan mulut. Buah dadanya terasa hangat bergesel dengan dadaku. Inilah perasaan yang sukar digambar, berpelukan dengan perempuan dalam keadaan tidak berbaju, teteknya yang pejal menekan-nekan dadaku ke kiri-dan ke kanan mengikut alunan nafsu.</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">Setelah agak lama berkucupan berpelukan, aku baringkan </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family: verdana;"> ke atas sofa itu. Dia merelakannya. Aku menatap sekujur tubuh yang separuh bogel di depan mata. Aku bangun berdiri, </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family: verdana;"> hanya memandang sayu melihat aku melucutkan kain pelihat dan bertelanjang di hadapannya. Kemaluan yang sudah mencanak itu memerlukan sesuatu untuk dijinakkan. Aku duduk kembali di sisinya, terus membelai buah dadanya yang menegang itu. Aku kembali mengulum puting teteknya, sambil tangan kananku menuruni ke arah lembah lalu menerokanya mencari puncak keberahian wanita yang begitu dipelihara. Segitiga emas milik </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family: verdana;"> akan aku terokai, aku mula mengusap dan menggosok di rekahan bawah lembah itu. Terangkat-angkat punggung </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family: verdana;"> menahan keenakan dan kenikmatan yang sukar digambarkan oleh kata-kata. Yang kedengaran hanyalah rintihan dan desisan manja lagi mempesonakan.</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">"Mmmpphhmm.. Aaahh.. "</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">Aku mula meleraikan simpulan kain batiknya, dengan lembut aku menarik kain itu ke bawah, lalu terus melucutkan terus dari tubuhnya. Segitiga emasnya hanya ditutupi secebis kain berwarna hitam yang mesti aku lucutkan juga. Aku usapkan kemaluannya dari luar, terasa basah dan melekit pada hujung lurah yang subur itu. Pahanya aku raba dan usap sambil lidah kini menjilat dan mencium pusatnya. Terliuk-lentok badan </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family: verdana;"> diperlakukan begitu. Kedua tanganku memegang seluar dalamnya dan mula melurutkan ke bawah, aku tarik dengan punggung </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family: verdana;"> diangkatnya sedikit, dan terlucutlah benteng terakhir yang ada pada tubuh badan </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family: verdana;">. Aku tak lepaskan peluang menatap sekujur tubuh lemah yang tidak dibaluti seurat benangpun, yang sangat diingini oleh setiap insan bergelar lelaki, yang berada di depan mata minta dijamah. Kelihatan cipapnya berair dikelilingi bulu-bulu nipis berjaga rapi. Aku sentuh cipapnya, terangkat tubuhnya menahan keenakan. Aku sentuh lagi dan menggeselkan jari-jari aku melewati lurah itu, suara mengerang mengiringi liuk-lentok tubuhnya. Kelentitnya</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">Aku mainkan, aku gentelkan hinggakan suara yang dilepaskan kali ini agak kuat dengan badan terangkat kekejangan. Terasa basah jari aku waktu tu, aku tak tahu apa yang jadi masa tu, tapi sekarang baru aku tahu yang </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><br /><br /><span style="font-family: verdana;">Aku ingat aku nak jilat macam cerita Blue, tapi tak jadi sebab cipap </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><br /><br /><span style="font-family: verdana;">Terasa hujung kote aku berlaga dengan bulu dan air mazi yang membasahi lurah keramat itu. Setelah mendapatkan kedudukan yang selesa, aku pegang kote dan halakan ke lubang cipapnya. Seperti dirancang, </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family: verdana;"> membuka dan meluaskan kangkangnya sedikit. Setelah berada di hujung muara, aku pun labuhkan tongkat nakhoda aku ke dalam lautan berahi perlahan-lahan, diikuti dengan desisian dan raungan kami berdua bersilih ganti mengiringi terbenamnya tongkat ke dalam lurah di lautan..</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">"Aaarrghh.. Mmm.. "</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">Aku tekankan sampai pangkal kemaluan dan biarkan sekejap, sebab terasa macam nak terpancut. Aku mencium leher dan mulutnya berulang kali. Bila keadaan sudah agak OK, aku mula mendayung, atas bawah slow and steady. Kenikmatan pada waktu itu adalah sangat best, susah nak cakap, tak dapat nak bagi tahu macam mana bestnya sewaktu kote menerjah masuk ke dalam lubang cipap, kemudian memainkan atas dan bawah berulang kali. Kali pertama aku buat tu, terasa macam nak menjerit, punya la seronok. </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family: verdana;"> tak apa le, sebab dia pernah buat sudah, dengan laki dia.</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">Aku sorong tarik kemaluan aku dengan diiringi suara mengerang yang agak kuat sambil melihat panorama di bawah, indah, cukup indah melihatkan kote masuk dan keluar dari lubang cipap, dengan bunyi yang cukup menawan. </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family: verdana;"> sudah hampir menjerit suara mengerangnya, dan aku rasa macam sudah nak terkeluar, sudah macam gunung berapi nak muntahkan lavanya, aku lajukan lagi dan sekuat-kuat hati aku tusukkan sedalam yang boleh ke dasar lubang cipapnya diikuti dengan jeritan </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family: verdana;"> yang nyaring, terpancutlah air mani aku jauh ke dasar cipapnya.</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">Aku buka mata dan melihat mata </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family: verdana;"> terkatup dengan dadanya naik turun dengan cepat, ada titisan peluh di dadanya. Begitu juga badan aku, terasa peluh meleleh di belakang. Kote aku makin berada dalam lubang keramatnya, makin lembik akibat muntahan yang padu tadi. Aku kucup dahi </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family: verdana;">, dia membukakan mata, senyum memandangku. Aku membalasnya dengan mengucup mesra bibirnya. Akhirnya aku landing atas tubuhnya di atas sofa itu, dengan kepala aku kuletakkan atas dadanya. Terdengar bunyi degupan jantung yang kencang di dada </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family: verdana;">, cikgu yang mengajar aku matematik di sekolah.</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">Setelah beberapa minit, aku bangun dan mengeluarkan kote dari dalam lubang cipapnya. Kelihatan saki baki air maniku meleleh keluar melalui lubang cipapnya yang terkemut-kemut menahan kesedapan. Aku capai tisu di tepi meja, lantas aku lapkan air mani yang meleleh itu. </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family: verdana;"> hanya memandang sambil melemparkan senyuman mesra ke arah ku. Kote aku yang masih basah, aku biarkan kering sendiri. Aku duduk bersila di atas carpet dengan mengadap memandang arahnya. Kepala aku hampir dengan kepala </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family: verdana;"> yang masih lagi terbaring atas sofa itu. Aku meramas dan menggentel-gentel puting teteknya. </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><br /><br /><span style="font-family: verdana;">Membiarkan sahaja sambil tangannya membelai rambutku. Terasa macam suami isteri pulak.</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">"Terima kasih cikgu" bisikku lembut. </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family: verdana;"> mengangguk senyum.</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">Agak lama juga kami berkeadaan begitu sementara menantikan tenaga pulih kembali, sehingga jantung berdegup dengan normal. Kemudian, </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family: verdana;"> adalah igauan setiap lelaki yang memandang. Aku, aku dapat menikmati tubuh yang menggiurkan itu. Jika selama ini aku lihat </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family: verdana;"> berbaju penuh, hari ini, aku melihatnya tanpa pakaian, mengamati seni tubuhnya, setiap lengkuk, lurah dan denai, semuanya aku alami dengan pemandangan yang mempesonakan, malah dapat merasai kenikmatan yang ada pada tubuh itu. Aku bahagia. Aku puas sangat puas dengan apa yang berlaku tadi. Aku tersenyum sendirian..</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">Sedang aku mengelamun, aku dikejutkan dengan bunyi dentuman petir yang kuat. Aku teringatkan </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family: verdana;">. Jam sudah menunjukkan 12.00 tengah hari. Rupa-rupanya hampir setengah jam aku mengelamun. Aku bangun dan menuju ke arah bilik Cikgu</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">Suraya. Aku ketuk pintu dan terus masuk. Kelihatan </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family: verdana;"> telah berpakaian tidur sedang menyikat rambutnya.</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">"Nak apa Amir?" tanyanya lembut.</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">"Saja je. Boring kat luar" jawabku ringkas sambil duduk di birai katil memandang </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a> menyisir rambutnya. Di hujung bilik, kelihatan katil kecil yang di dalamnya sedang tidur anak perempuan <a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family: verdana;"> dengan nyenyaknya. Bunyi dentuman petir seperti tidak diendahkan, dia tidur macam tiada apa yang berlaku.</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">"Terima kasih cikgu" kataku.</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">"Terima kasih apa?"</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">"Tadi. Sebab bagi peluang kat saya rasa"</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">"Ohh.. Tapi jangan bagi tahu orang lain tahu"</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">"Janji" balasku.</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">Aku teruskan memerhatinya mendandan. Haruman minyak wangi menusuk hidung bila </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family: verdana;"> menyemburkan ke badannya.</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">"Cikgu, kenapa cikgu tak marah"</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">"Marah apa?"</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">"Iya le, mula-mula cikgu larang, cikgu tolak saya, lepas tu.. "</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">"Lepas tu cikgu biarkan </span><st1:state style="font-family: verdana;" st="on"><st1:place st="on">kan</st1:place></st1:state><span style="font-family: verdana;">?" sambungnya.</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">"Haa.. " jawabku. "Apasal"</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">"Kalau cikgu lawan pun tak guna, hang mesti dapat juga </span><st1:state style="font-family: verdana;" st="on"><st1:place st="on">kan</st1:place></st1:state><span style="font-family: verdana;">?"</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">"Belum tentu" jawabku.</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">"Mesti punya le. Cikgu mana larat nak lawan. Jadi lebih baik cikgu biarkan dan bagi kerjasama kat hang. Dua-dua dapat rasa" jelasnya.</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">"Cikgu tak menyesal ke?" tanyaku ingin kepastian.</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">"Kalau sudah rela, nak menyesal buat apa" jelasnya lagi. "Lagi pun, bukan Amir rogol saya, Amir minta elok-elok, saya cikgu bagilah. Lagi pun Amir sudah tengok. Lainlah kalau Amir masuk rumah cikgu, serang cikgu dan rogol cikgu, yang tu cikgu boleh report polis. Amir boleh masuk penjara"</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">"Habis, cikgu nak report la ni?" tanyaku berseloroh.</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">"Report buat apa, Amir bukan pecah masuk, cikgu yang suruh Amir masuk. Cikgu juga yang benarkan Amir buat dengan cikgu. "</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">"Kalau suami cikgu tahu?"</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">"La ni siapa yang tahu?" tanya Sikgu Suraya. "Kita aje </span><st1:state style="font-family: verdana;" st="on"><st1:place st="on">kan</st1:place></st1:state><span style="font-family: verdana;">?" aku mengangguk.</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">"Jadi, janganlah bagi tahu orang lain" aku angguk lagi tanda faham. Jelasnya sambil menuju ke arah katil anaknya sambil membelainya dengan penuh kasih sayang seorang ibu. Kemudian, </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family: verdana;"> terus duduk di sebelahku.</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">"Wanginya.. " sapaku manja. </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family: verdana;"> mencubit paha ku. "Cikgu.. Nak lagi"</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">"Nak apa"</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">"Buat"</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">"Tadi </span><st1:state style="font-family: verdana;" st="on"><st1:place st="on">kan</st1:place></st1:state><span style="font-family: verdana;"> sudah buat"</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">"Tak puas lagi"</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">"Aii.. Takkan tak puas. Suami cikgu dapat sekali terus tidur, hang nak lagi?"</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">"Nak le, bukan selalu dapat peluang macam ni. Lagi pun tadi saya tak sempat nak jilat cipap cikgu. Cikgu pun tak pegang pun kote saya. Saya nak merasa juga orang perempuan pegang kote" terang aku jujur.</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">"Jilat, nak tiru cerita Blue la tu" balasnya tersenyum.</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">Aku angguk membalas senyumannya. Kemaluan aku kembali mencanak, tenaga sudah pulih. Aku pegang tangan </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family: verdana;"> dan meletakkan atas batang kemaluan aku yang mencanak itu. </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family: verdana;"> seperti faham melurutkan batang aku yang ada dalam kain itu. Aku biarkan sahaja, sedap rasanya. Lepas tu, aku berdiri dan melondehkan kain. Aku berbogel berdiri di hadapan Sikgu Suraya. Dia hanya tersenyum memandangku. Perlahan-lahan, kemaluan aku yang menegang itu dipegangnya, dibelai dan diusap atas bawah. Syoknya tak terkira, selalu jari sendiri yang buat macam tu, tapi hari ini jari jemari lembut seorang wanita cantik yang melakukannya. Aku mendesis sedap. Aku berharaplah yang </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family: verdana;"> sudah tahu keinginan aku. Diciumnya hujung kemaluan aku, dan hujung lidahnya dimainkan di lubang koteku. Aku terasa nyilu, tapi sedap. Perlahan-lahan </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family: verdana;"> hisap sampai ke pangkal sambil tangannya meramas-ramas telur zakarku. Di saat itu, aku rasakan kesedapan yang lain dari yang tadi. Aku biarkan </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family: verdana;"> menghisap semahunya, aku biarkan dia menjilat seluruh batang kemaluanku, telurku, aku biarkan sebab sedap sangat rasanya.</span><br /><br /><span style="font-family: verdana;">Setelah itu, aku pegang bahunya. Dia berdiri memandang dengan penuh kesayuan. Aku pegang dan kuis rambut yang terjuntai di bahu. Perlahan-lahan aku lucutkan baju tidurnya ke bawah, dia tidak memakai pakaian dalam. Terserlahlah tubuh </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family: verdana;"> yang bertelanjang di hadapanku. Aku lengkarkan tangan di pinggang dan mula mendakapnya lembut. Kami berpelukan dan bertautan bibir sambil jari-jemari meraba dan menggosok seluruh badan. Sekarang baru aku berpeluang merangkul tubuh yang kecil molek dengan pinggang yang ramping ini puas-puas. Pinggangnya kecil sahaja. Aku dakap dan aku ramas punggungnya sambil melaga-lagakan kote aku ke perutnya. Sungguh sedap dapat berpelukan sambil berdiri begini. makin manja, makin ghairah aku dengar. Habis kedua-dua belah teteknya aku jilat, aku hisap semahunya, putingnya aku jilat, aku gigit mesra dengan diikuti rangkulan yang erat dilakukan oleh sudah klimaks. sudah berair, sudah basah. Aku terus menghempapkan tubuh aku ke atas tubuhnya dengan lembut sambil mencium wajahnya. Kemaluan aku bergesel dengan kemaluannya. memeluk erat pinggangku semasa berdayung, punggungnya bergerak atas bawah mengikuti rentak dayungan. Sesekali dia menggoyang-goyangkan punggungnya membantu dayungan aku, terasa kenikmatan yang tiada tolok bandingnya. Aku lajukan dayungan, makin laju dengan suara yang makin kuat, bingkas bangun mencapai pakaiannya berlalu ke dalam bilik. Jam menunjukkan pukul 11.30 pagi. Hujan masih belum berhenti, tak ada tanda-tanda nak berhenti. Aku sarungkan semula kain pelikat, baju tak pakai lagi. Masih letih. Aku duduk bersandar di sofa mengenangkan peristiwa sebentar tadi. Fikiranku menerawang. Inilah tuah badan. Apa yang diidamkan selama ini sudah pun dapat, cikgu yang selama ini hanya hadir dalam khayalan telah dapat di alam nyata. Berasmara dengan akan menghisap dan mengulum batang aku. Memang membuka mulut dan dimasukkan batang kemaluan aku ke dalam mulutnya. Terasa kehangatan air liurnya membasahi batang yang setengah berada dalam mulutnya. Dihisapnya kote aku, dikulumnya ke atas dan ke bawah. Terasa nak tercabut aje masa tu. Aku pegang dan ramas rambutnya yang baru disikat tadi. Aku tolakkan kote aku jauh ke dalam mulutnya, terasa hujung kote aku berlaga dengan anak tekaknya. sudah klimaks. sudah berair, sudah basah. Aku terus menghempapkan tubuh aku ke atas tubuhnya dengan lembut sambil mencium wajahnya. Kemaluan aku bergesel dengan kemaluannya. memeluk erat pinggangku semasa berdayung, punggungnya bergerak atas bawah mengikuti rentak dayungan. Sesekali dia menggoyang-goyangkan punggungnya membantu dayungan aku, terasa kenikmatan yang tiada tolok bandingnya. Aku lajukan dayungan, makin laju dengan suara yang makin kuat, bingkas bangun mencapai pakaiannya berlalu ke dalam bilik. Jam menunjukkan pukul 11.30 pagi. Hujan masih belum berhenti, tak ada tanda-tanda nak berhenti. Aku sarungkan semula kain pelikat, baju tak pakai lagi. Masih letih. Aku duduk bersandar di sofa mengenangkan peristiwa sebentar tadi. Fikiranku menerawang. Inilah tuah badan. Apa yang diidamkan selama ini sudah pun dapat, cikgu yang selama ini hanya hadir dalam khayalan telah dapat di alam nyata. Berasmara dengan akan menghisap dan mengulum batang aku. Memang membuka mulut dan dimasukkan batang kemaluan aku ke dalam mulutnya. Terasa kehangatan air liurnya membasahi batang yang setengah berada dalam mulutnya. Dihisapnya kote aku, dikulumnya ke atas dan ke bawah. Terasa nak tercabut aje masa tu. Aku pegang dan ramas rambutnya yang baru disikat tadi. Aku tolakkan kote aku jauh ke dalam mulutnya, terasa hujung kote aku berlaga dengan anak tekaknya. </span></span><p style="font-family: verdana;font-family:verdana;" class="MsoNormal"><span style="font-size:85%;"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/2008/12/cikgu-suraya-episode-4.html"><br /></a></span></p><p style="font-family: verdana;font-family:verdana;" class="MsoNormal"><span style="font-size:85%;"><a href="http://portalskandal.blogspot.com/2008/12/cikgu-suraya-episode-4.html">Bersambung di Episode 4</a><br /></span></p>Don Carloshttp://www.blogger.com/profile/04730135461159300754noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2267716371389977902.post-55528087612796079332008-12-18T17:57:00.000-08:002008-12-25T22:57:43.407-08:00Cikgu Suraya - Episode 2<span style="font-size:85%;"><span style="font-family:verdana;">Aku cekalkan hati, pergi ke arah pintu dan mula mengintai </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family:verdana;"> yang ada kat dalam, tengah buat apa, aku pun tak tahu. Fulamak, berderau darah aku, macam nak tercabut jantung rasanya melihatkan </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><br /><br /><span style="font-family:verdana;">Biliknya. Serta merta kemaluan aku mencanak. Aku hanya dapat melihat bahagian belakangnya sahaja, daripada hujung rambut sampailah ke tumit, semuanya jelas di penglihatan. </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family:verdana;"> sedang mengelap rambutnya yang basah. Inilah pertama kali aku melihat perempuan berbogel secara live, selalu tengok video aje. Terpaku aku di muka pintu melihatkan bentuk badan </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family:verdana;"> yang seksi, pinggang ramping, punggung yang montok serta kulit yang cerah sedang mengelap rambutnya. Terasa saja hendak diterkamkan cikgu matematik aku itu, tapi aku takut dituduh mencabul pulak nanti, tak ke naya.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">Perlakuan </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family:verdana;"> terus memukau mata ku. Kadangkala, tuala itu di halakan ke celahan kangkangnya, lalu dilapkan. Kemuadian tuala itu dicampakkan ke atas katil. Secara tak disedari, </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family:verdana;"> memusingkan badannya ke arah pintu, tempat aku berdiri, mengendap, untuk membuka pintu almari dan terpandanglah sekujur tubuh tanpa seurat benang pun yang hanya selama ini menjadi khayalanku sahaja. Buah dada </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family:verdana;"> yang menonjol segar kemerah-merahan itu sempat aku perhatikan, begitu juga dengan segitiga emas miliknya yang dijaga rapi dengan bulu yang tersusun kemas, semuanya sempat aku lihat. Di kala itu juga, </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><br /><br /><span style="font-family:verdana;">"Hei!!" sergahnya. Lalu menutupkan bahagian tubuhnya dengan kain yang sempat dicapai dari almari.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">Aku terkejut, terus lari meninggalkan tempat itu. Aku terus ke bilik air. Aku diam di situ hingga kemaluan aku mengedur, sebelum kencing. Mana boleh kencing masa kemaluan tengah keras.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">Selepas selesai, perlahan-lahan aku keluar, aku dapati pintu biliknya bertutup rapat. Mungkin </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family:verdana;"> ada kat dalam lagi. Malu kut, aku pun malu bila dapat tahu dia tahu aku mengendapnya. Aku terus ke ruang tamu semula. Hajat hati aku nak terus balik, redah hujan, takut </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family:verdana;"> marah sebab mengendap dia tadi. Tapi, baju seluar aku ada kat dia, tak kering lagi. Aku tak tahu mana dia letak, kalau tahu aku ambil dan terus blah. Nak tak nak, aku duduklah di situ menantikan segala kemungkinan.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">Tak lama kemudian, </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family:verdana;"> pun datang. Dia berkain batik dengan kemeja lengan pendek. Wajahnya tak senyum, tak pula menampakkan tanda nak marah. Dia duduk depan aku, sempat juga aku mengerling ke arah pangkal buah dadanya yang putih itu. Dia merenung tepat ke arah mataku. Aku takut, lalu mengalihkan pandangan.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">"Amir!" tegurnya dengan nada yang agak tinggi. Aku menoleh menantikan ayat yang akan keluar dari mulut yang kecil berbibir munggil itu.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">"sudah lama Amir ada kat pintu tu?"</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">"Minta maaf cikgu" balasku lemah, tunduk mengakui kesalahan.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">"Saya tanya, sudah lama ke Amir tengok cikgu masa dalam bilik tadi?" dia mengulangi semula soalan itu.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">"Lama le juga"</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">"Amir nampak le apa yang cikgu buat?" aku mengangguk lemah.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">"Maafkan saya cikgu"</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">"Amir.. Amir.. Kenapalah Amir mengendap cikgu?" nada suara </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family:verdana;"> kembali lembut.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">"Saya tak sengaja, bukan nak mengendap, tapi pintu tu yang tak rapat.. "</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">"Salah cikgu juga sebab tak tutup pintu tadi" balasnya.</span><br /><br /><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family:verdana;"> macam tak marah aje, aku pandang wajahnya yang ayu itu, terpancar kejernihan di wajahnya. Aku hanya mampu tersengih aje bila dia senyum sambil menggelengkan kepalanya.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">"Kenapa Amir nampak pucat?"</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">"Takut, takut cikgu marah"</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">"Tak adalah, cikgu tak marah. Cikgu yang salah, bukan Amir. Kalau siapapun dapat peluang macam tu, mesti tengok juga </span><st1:state style="font-family: verdana;" st="on"><st1:place st="on">kan</st1:place></st1:state><span style="font-family:verdana;">?" jelasnya.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">Aku menganggukkan kepala sambil tersenyum. Tak sangka </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family:verdana;"> begitu sporting, walaupun dalam kes begini, yang melibatkan maruah.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">"Aaa, seronok le tu" katanya sambil menjuihkan bibir. Aku ketawa kecil mengenangkan peristiwa yang berlaku tadi.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">Sesungguhnya aku seronok sangat sebab dapat tengok </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family:verdana;"> bertelanjang bulat, kemaluan aku menegang dalam kain membayangkan tubuh montok </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family:verdana;"> yang tidak dibaluti seurat benang tadi. Cepat-cepat aku cover dengan meletakkan bantal kecil ke atas kemaluanku bila melihatkan </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family:verdana;"> terpandang ke arah situ.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">"Hai, tak turun lagi?" perlinya manja. Aku menjadi malu, tak senang duduk. Aku tak mampu lagi untuk berkata-kata bila diperlu sebegitu. Agak lama suasana hening menyelubungi ruang tamu rumah teres setingkat yang dihias indah itu.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">"Cikgu" aku mula bersuara. "Best le"</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">"Apa yang best"</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">"First time tengok"</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">"Tengok apa"</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">"Perempuan telanjang"</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">"Heh.. Tak senonoh betullah hang ni"</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">"Betul, cikgu tengok ni" kata aku sambil mengalihkan bantal dari perutku. Terjonggollah batang kemaluan aku ditutupi kain pelihat suaminya. "Tak nak dia turun lagi" sambungku sambil menunjukkan ke arah tonjolan di bawah pusatku yang beralaskan kain pelikat suaminya.</span><br /><br /><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family:verdana;"> tergamam dengan tindakan aku, namun matanya terpaku di tonjolan pada kain pelihat yang aku pakai.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">"Hei! Sopanlah sikit" tegurnya.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">Aku membiarkan kemaluan aku mencanak dalam kain, aku tak tutup, aku biarkan aje ia tersembul. Aku biarkan aje </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family:verdana;"> menatapnya. Tapi </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family:verdana;"> berasa malu, matanya dilarikan ke arah lain, sesekali ekor matanya menjeling ke arah tonjolan itu.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">"Cikgu" sambung aku lagi. Dia merenung menantikan kata-kata yang lain, sesekali dikerlingkan ke bawah.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">"Cikgu tahu tak, cikgulah orang yang paling cantik kat sekolah kita"</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">"Mana ada" balasnya manja malu-malu.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">"Betul. Semua kawan saya cakap macam tu. Cikgu lelaki pun cakap macam tu"</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">"Alah, bohonglah"</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">"Betul, tak tipu"</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">"Apa buktinya"</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">"Buktinya, tadi. Saya sudah tengok macam mana lawanya cikgu masa cikgu tak pakai baju tadi. Itulah buktinya. " Jawabku dengan berani.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">Aku sangkakan dia akan marah, tapi </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family:verdana;"> diam, dia tunduk malu. Melihatkan responnya itu, aku semakin berani mengucapkan kata-kata yang lebih daring.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">"Badan cikgu kecil molek. Kulit cerah. Pinggang ramping, punggung montok.. "</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">"Ah, sudah, sudah" dia memotong cakap ku. Kelihatan mukanya merah menahan malu, tapi aku tak peduli, aku teruskan.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">"Punggung cikgu saya nampak pejal, montok. Itu dari belakang. Masa cikgu paling ke depan, fulamakk, cipap cikgu yang cantik tu buat batang saya macam nak patah. payudara cikgu saya rasa macam nak hisap aje, sedap nampak. " sambungku melihatkan keadaan </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family:verdana;"> yang tak membantah, dia masih lagi tertunduk malu.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">Masa aku cakap ni, kote aku jangan cakap lah, macam nak tercabut, punya le tegang tak tahu nak cakap. </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family:verdana;"> masih lagi tunduk membisu, perlahan-lahan aku bangun menghampiri dan duduk di sebelah kirinya. Aku rasa dia sedar, tapi dia buat dono aje. Aku depangkan tangan dan memegang belakang badannya, sambil berkata..</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">"Rilek le cikgu, saya main-main aje"</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">Dia terkejut bila aku pegang badannya. Lalu dia goyangkan badan, aku pun turunkan semula tangan aku itu. Aku masih lagi di sebelahnya, bahu kamu berlaga, peha kami juga bergeseran. Hujan makin lebat, tiba-tiba kedengaran bunyi petir yang agak kuat. </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family:verdana;"> terkejut lantas dengan spontan dia memeluk ku. Aku pun terkejut, turut mendakap kepalanya yang berada di dadaku. Sempat juga aku belai rambutnya. Entah macam mana dia tersedar, "Sori" katanya ringkas lalu membetulkan kedudukan. Aku melepaskan tangan yang melengkari badannya, wajahnya aku pandang, </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family:verdana;"> menoleh ke arah ku, lepas tu dia kembali diam tunduk ke bawah.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">Syok juga aku rasa tadi, mula-mula dapat tengok, lepas tu dapat peluk kejap. Puas, aku puas walaupun setakat itu. Entah macam mana nak dijadikan cerita, petir berdentum lagi, kali ini lebih kuat, bunyi macam dekat-dekat sini aje. Terperanjatkan bunyi yang lebih dahsyat itu, sekali lagi </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family:verdana;"> berpaling dan memeluk tubuhku. Aku tak lepas peluang terus memeluknya kembali. Aku lengkarkan tangan kiri ke pinggangnya yang ramping dan tangan kanan membelai rambut dan kepalanya. Kali ini aku rapatkan badan aku ke arahnya, terasa buah dadanya yang pejal menekan-nekan dadaku.</span><br /><br /><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family:verdana;"> mendongakkan kepalanya menatap wajahku. Aku masih tak lepaskan dia daripada rangkulan, belakang badannya aku usap dari rambut sampai ke pinggang. Dia merenung seolah-olah meminta aku melepaskannya, tapi aku merenung tepat ke dalam anak matanya. Mata kami bertembung, perlahan-lahan aku rapatkan muka aku ke arah mukanya, bibir aku, aku halakan ke bibirnya yang munggil dan separuh terbuka itu. Makin rapat, dan semakin hampir menyentuh bibirnya, dan bersentuhanlah bibir aku dengan bibir cikgu yang mengajar aku matematik itu. Belumpun sempat aku nak mencium bibirnya, baru kena, </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><br /><br /><span style="font-family:verdana;">Aku degil, aku tak lepaskankan dia, peluang mana nak datang banyak kali. Aku tarik dia lagi rapat. Terkejut </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family:verdana;"> dengan tindakan aku..</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">"Amir.. Tak nak le" </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family:verdana;"> membantah sambil meronta lemah. Aku tak peduli, aku eratkan lagi pelukan aku, dada kami bertemu, terasa ombak dadanya turun naik dengan nafas yang agak kencang.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">"Please cikgu.. " rayuku.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">"Tak nak le, cikgu ni isteri orang" rontanya lagi.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">"Rilek le cikgu, pleassee.. " balasku lagi sambil mencium lehernya dengan lembut. Sempat juga aku menjilat cuping telinganya.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">"Ja.. Ja.. Ngan.. Lah.. " bantahnya lagi dengan suara yang tersekat-sekat. Dia memalingkan mukanya kiri dan kanan mengelakkan ciuman aku. Aku terus mencium lehernya sambil mengeratkan pelukan, takut terlepas pulak.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">"A.. A.. Mirr.. Ja.. " belum sempat </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family:verdana;"> menghabiskan katanya, bibir aku bertaut pada bibirnya, kali ini aku cium sekuat-kuat hati.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">"Mmmpphh.. Mmmpphh.. " </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family:verdana;"> tidak bersuara lagi apabila mulutnya dikucup.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">Dia meronta makin kuat. Aku terus mencium dan mengucup bibir dan mulutnya sambil tangan kiri menggosok ke seluruh bahagian belakang badan manakala tangan kananku memegang kepalanya agar kucupan aku tidak putus dari mulutnya. Kadang kala, punggungnya yang pejal itu aku ramas, aku picit semahunya.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">Agak lama mulut aku bertaut di bibirnya, hinggakan rontaannya makin lemah, suaranya tidak lagi berbunyi, lama-kelamaan tiada lagi rontaan, sebaliknya tangan </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family:verdana;"> memeluk erat leher aku. Aku terasakan bibirnya mula membalas ciuman aku. Apa lagi, aku pun mula menciumnya dengan penuh mesra dan kelembutan, dia membalas sambil mengeratkan pelukannya. Terasa akan lidahnya dijulurkan, aku menyambut lalu menghisap lidahnya, berselang selilah kami berhisap lidah. Pada waktu itu, hanya kedengaran bunyi air hujan yang mencurah membasahi bumi dan bunyi kucupan mulut kami berdua.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">Agak lama kami berkucupan, bertautan bibir dan lidah sambil berpelukan mesra. Kemudian, </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><br /><br /><span style="font-family:verdana;">"Mmm.. "</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">Kami bertentang mata, tangan masih lagi dilengkarkan, badan masih lagi rapat, nafas makin kencang, nafsu makin berahi, kemaluan aku makin menegang. Renungan matanya yang redup itu bagaikan meminta sesuatu, lantas aku halakan sekali lagi</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">Bibirku ke bibirnya. Kami saling berkucupan mesra, sesekali ciuman dilarikan ke arah leher yang putih itu, aku cium, aku gigit dan aku jilat batang lehernya. </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family:verdana;"> hanya menggeliat kegelian diperlakukan sedemikian..</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">"Ooohh.. A.. Mirr.. " suara manjanya menerjah ke dalam lubang telingaku.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">Sambil berciuman itu, tangan kananku, aku larikan ke arah depan, buah dadanya aku pegang, aku ramas lembut. Terasa ketegangan buah dadanya, pejal, montok. Sedang </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family:verdana;"> hanya mendesis menahan keenakan yang dikecapinya. Ciuman aku</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">Larikan pula ke pangkal dadanya yang putih itu. Aku cium ke seluruh permukaan pangkal dadanya, baju kemejanya aku tarikkan sedikit ke bawah, hingga menampakkan coli warna hitam yang dipakainya. Kepala dan rambut aku diramas dan dipeluk erat oleh </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family:verdana;"> bila dadanya aku cium dan teteknya aku ramas.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">"Aaahh.. Mmmpphh.. " rintihannya membangkitkan nafsu aku.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">Aku semakin berani, butang baju kemejanya aku buka satu persatu semasa aku mencium dan mengucup wajahnya. Mulut kami bertautan lagi, sedang jemari aku sibuk menanggalkan butang kemejanya, dan akhirnya habis butang aku buka, dan perlahan-lahan sambil mencium mulutnya, aku melucutkan kemejanya ke belakang. Seperti dalam filem, </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a> meluruskan tangan agar kemeja itu dapat dilucutkan dari tubuhnya. Kini, bahagian atas tubuh <a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family:verdana;"> hanya berbalut coli saja. Aku leraikan ciuman mulut lalu mencium pangkal buah dada di atas colinya. Aku cium, aku jilat seluruh pangkal buah dadanya sambil meramas-ramas. Suara rintihan Cikgu Sura makin kuat apabila aku memicit puting payudara yang ada dalam coli. </span><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><a style="font-family: verdana;" href="http://portalskandal.blogspot.com/">Cikgu Suraya</a><span style="font-family:verdana;">. Jumpa, dan aku terus lucutkan kancing itu. Perlahan-lahan aku menarik turun coli hitamnya ke bawah dan terus campakkan ke atas sofa. sedang berbogel di dalam terpandang arah pintu dan nampak aku sedang melihatnya, dan.. memalingkan mukanya sambil tangan menolak badanku minta agar dilepaskan. meleraikan tautan itu diikuti dengusan berahi.. merangkul erat dan meramas-ramas rambutku. Sambil mencium dan meramas buah dadanya, aku lengkarkan tangan ke belakang dan mula mencari kancing penyangkuk coli yang dipakai.<br /><a href="http://portalskandal.blogspot.com/2008/12/cikgu-suraya-episode-3.html"><br /></a><a href="http://portalskandal.blogspot.com/2008/12/cikgu-suraya-episode-3.html">Bersambung di Episode 3</a><br /></span></span><p style="font-family: verdana;"></p>Don Carloshttp://www.blogger.com/profile/04730135461159300754noreply@blogger.com0